Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN 2

“SENSIBLE HEAT GAIN DAN LATEN HEAT GAIN”

Disusun oleh :

Ivan Pratama Adi Putra (17051010052)

FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Sensible Heat Gain dan Latent Heat Gain

Fungsi Pendingin udara adalah :

1. membuang kalor dari dalam ruangan keluar ruangan agar jumlah kalor tidak
berlebihan, untuk mencapai keseimbangan dan kenyamanan termal.
2. Menciptakan ruang yang nyaman (termal, bau, kesehatan) dengan mengontrol
temperatur, kelembaban, pergerakan dan kebersihankualitas udara.

Banyak orang mengetahui kegunaan air conditioner, namun hanya sedikit yang


mengetahui cara kerjanya. Pada prinsipnya sistem air conditioner bekerja mirip dengan proses
pendidihan sepanci air di atas kompor dimana pada sistem air conditioner juga terjadi proses
pendidihan cairan “refrigerant ” didalam evaporator Coil.

Tentu saja semua orang tahu bahwa air yang mendidih didalam panci dalam kondisi
“panas” namun refrigerant yang mendidih didalam evaporator air conditioning dalam kondisi
“dingin”. Mungkin kita bertanya-tanya kenapa cairan refrigerant yang mendidih dapat bersuhu
dingin? Memahami suatu cairan yang mendidih pada suhu dingin sepertinya cukup
membingungkan namun pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari lebih dalam kenapa
hal tersebut dapat terjadi.

Kondisi yang dianggap “dingin” sebenarnya tidaklah ada. Suatu kondisi dikatakan dingin
pada dasarnya karena dibuangnya panas dari suatu zat. Panci yang berisi air mendidih dan air
conditioner adalah peralatan sederhana untuk membuang panas.

Dasar semua sistem air conditioning adalah proses pemindahan panas dari suatu obyek
yang lebih panas menuju obyek yang lebih dingin. Secara teori, suhu terendah yang paling dingin
adalah -273° C (belum ada yang pernah mencapai suhu tersebut) dan segala sesuatu diatas suhu
ini dikatakan masih mengandung panas. Pada proses pendinginan, panas dalam obyek yang
hendak didinginkan kemudian dialirkan ke benda lain. Tiga metode perpindahan panas yang
umum adalah:

 Konduksi, pemindahan panas melalui benda padat.


 Konveksi, pemindahan panas melalui zat seperti air, uap atau udara.
 Radiasi, pemindahan panas melalui gelombang atau cahaya.

Pengukuran Panas
Panas diukur berdasarkan intensitas dan jumlahnya. Jika sebuah panci yang berisi air
ditempatkan diatas kompor maka secara perlahan air akan menjadi semakin panas hingga
akhirnya mendidih. Saat sebuah termometer dimasukkan ke dalam air, maka suhu air tersebut
dapat diketahui . Suhu yang ditunjukkan oleh termometer tersebut merupakan intensitas panas
dan bukan jumlah panas yang ada.

Satuan untuk mengukur jumlah panas adalah kalori. Satu kalori adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1° celcius. Satuan ini disebut small
kalori atau gram kalori. Kilogram kalori lebih sering digunakan. Satu kilogram kalori merupakan
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kilogram air sebesar 1° C.

Satuan SI (Sistem Internasional) untuk pengukuran jumlah panas atau energi adalah
kilojoule. 1 kilojoule sama dengan sekitar 4,19 kilogram kalori.

Satuan untuk mengukur jumlah panas pada sistem imperial disebut dengan British
Thermal Unit, disingkat BTU. Satu BTU didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur 1 pound air sebesar 1°F (473.6 ml air sebesar 0.55°C).

Jumlah panas dapat dianalogikan dengan mengibaratkan panas sebagai tetesan zat
pewarna merah. Setiap tetesan warna dianggap setara dengan 1 kalori atau 1 kilojoule. Jika satu
tetes ditambahkan pada segelas air, air akan berubah warna menjadi sedikit merah muda. Dua
tetes akan mengubah warna air menjadi kemerahan. Lebih banyak tetesan yang ditambahkan
akan menambah warna merah dalam air. Dengan cara yang sama, menambahkan sejumlah kalori
kedalam air akan meningkatkan suhunya.
JENIS PANAS

Panas dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:

 Sensible heat.
 Latent heat.

Sensible Heat
Panas yang dapat diukur menggunakan thermometer disebut “sensible heat” atau panas yang
dapat dirasakan. Sensible heat adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 pound air dari 0°C (32°F) hingga 100°C (212°F) dengan jumlah 189.9 kJ atau 180
BTU.

Sensible Heat secara harfiah adalah panas yang bisa dirasakan. Ini adalah energi yang
bergerak dari satu sistem ke sistem lain yang mengubah suhu daripada mengubah fase-nya.
Misalnya, menghangatkan air daripada mencairkan es. Dengan kata lain, panaslah yang bisa
dirasakan berdiri di dekat api, atau berdiri di luar pada hari yang cerah. Sensible Heat berbeda
dengan Latent Heat (panas yang dibutuhkan untuk berubah dari satu bentuk materi ke yang lain,
yang tidak mengubah suhu), karena keduanya pada dasarnya berlawanan.

Sebagai contoh, dalam bentuk kondensasi sistem pendingin karena penghapusan Latent Heat,
dan refrigeran (cairan pendingin) mengubah suhu karena Sensible Heat. Kapasitas Sensible Heat
kemudian menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu sedangkan
kapasitas Latent Heat adalah kapasitas untuk menghilangkan kelembaban dari udara.

Latent Heat
Latent heat adalah panas yang tersembunyi. (“laten” adalah bahasa latin untuk
tersembunyi). Panas laten tidak dapat dirasakan dan tidak juga dapat diukur dengan sebuah
thermometer.

Panas laten dapat dijelaskan dengan cara memasukkan sebuah termometer ke dalam
sebuah balok es. Termometer membaca suhu 0°C (32°F). Biarkan balok es mencair dan
kumpulkan airnya pada sebuah tempat penampungan. Pada saat balok es diperiksa beberapa jam
kemudian, balok es tersebut berukuran lebih kecil karena sebagian sudah mencair. Namun
termometer tetap membaca suhu 0°C (32°F). Kemana perginya panas yang menyebabkan es
mencair? Ada yang menganggap bahwa panas yang ditambahkan terdapat dalam air dari es yang
mencair. Namun, ketika suhu air diperiksa setelah es mencair maka didapati suhu air hanya
sedikit lebih tinggi dari suhu es. Peningkatan suhu air yang relatif kecil bukan karena seluruh
panas telah diserap oleh es namun panas tersebut sudah dihabiskan untuk mengubah es dari
bentuk padat menjadi bentuk cair.

Semua benda padat akan menyerap panas dalam jumlah besar pada saat berubah dari bentuk
padat menjadi bentuk cair.

Air berubah menjadi es atau sebaliknya pada 0°C (32°F) sensible heat. Proses perubahan
dari es menjadi air atau air menjadi es disebut “latent heat of fusion“. Untuk mengubah 1 pound
es menjadi 1 pound air dibutuhkan 144 BTU latent heat diserap oleh es. Begitu juga sebaliknya,
untuk mengubah 1 pound air menjadi 1 pound es, 144 BTU latent heat dibuang dari air.

Air berubah menjadi uap atau uap berubah menjadi air pada suhu 100°C (212°F). Proses
mengubah air menjadi uap atau uap menjadi air memerlukan sejumlah panas yang disebut
”latent heat of vaporization“. Untuk mengubah 1 pound air menjadi uap dibutuhkan 970
BTU latent heat. Seperti halnya seluruh zat padat akan menyerap banyak panas ketika berubah
menjadi cair, cairan juga menyerap banyak panas untuk berubah menjadi gas.

Masukkan sedikit air dalam panci, tempatkan sebuah termometer raksa dalam air,
letakkan panci di atas api. Saat air memanas, nilai pembacaan termometer akan meningkat. Pada
tekanan atmosfir, air akan mendidih pada saat suhu termometer menunjukkan nilai sebesar
100°C (212°F) sensible heat. Jika nyala api diperbesar lagi maka air akan mendidih lebih cepat.
Namun, nilai pembacaan pada termometer tidak akan meningkat diatas 100°C (212°F). Apa yang
terjadi dengan panas tambahan dari nyala api yang diperbesar? Panas tambahan digunakan untuk
mengubah air dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Karena suhu air mendidih tidak meningkat
diatas 100°C (212°F), maka proses pendidihan dapat dikatakan merupakan proses pendinginan
secara alami karena banyaknya panas yang diserap tidak sebanding dengan peningkatan suhu
yang terjadi pada zat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai