11.1 Suhu
Kata suhu sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada suhu berapa air
mendidih? Pada suhu berapa yang digunakan untuk memanggang kue? Pada suhu berapa
dikatakan orang mengalami sakit demam? Jadi, apa sebenarnya definisi suhu? Suhu didefinisikan
sebagai derajat panas atau dinginnya dari suatu benda. Ketika sebuah benda dikatakan panas,
maka benda tersebut memiliki derajat lebih tinggi daripada benda yang dikatakan dingin. Artinya
benda dengan derajat panas yang lebih tinggi memiliki suhu yang tinggi, sementara benda yang
dengan derajat panas yang lebih rendah memiliki suhu yang rendah.
Dalam kehidupan sehari-hari, panas atau dinginnya suatu benda bisa dirasakan dengan indera
perasa yakni tangan. Akan tetapi, indera perasa bukan pengukur tingkat panas yang baik. Benda
yang tingkat panasnya sama, ketika di ukur menggunakan tangan kanan kemungkinan akan
dirasakan berbeda ketika di ukur menggunakan tangan kiri. Jadi, ukuran tingkat panas suatu
benda dengan menggunakan panca indera tidak dapat digunakan sebagai acuan. Suhu benda
harus diukur secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur suhu yakni termometer
Untuk dapat mengkuantisasikan hasil pengukuran suhu dengan menggunakan termometer maka
diperlukan angka-angka dan skala-skala tertentu. Penetapan skala yang terpenting adalah
penetapan titik tetap bawah dan titik tetap atas sebagai titik acuan pembuatan skala-skala dalam
termometer. Penetapan titik tetap bawah sebuah termometer pada umumnya dipilih titik beku
air murni pada tekanan normal, yaitu suhu campuran antara es dan air murni pada tekanan 1
atm. Sementara, penetapan titik tetap atas ditentukan berdasarkan titik didih air murni, yaitu
suhu ketika air murni mendidih pada tekanan 1 atm. Dengan demikian, titik tetap bawah
dinamakan titik beku dan titik tetap atas dinamakan titik didih.
Skala termometer dasar yang digunakan beberapa belahan dunia adalah Celcius. Skala Celcius
merupakan penghargaan untuk seorang ahli Astronom yang bernama Ander Celcius (1701 –
1744). Ander Celcius merupakan orang pertama yang menyatakan skala 100ᵒ diantara titik beku
dan titik didih. Angka 0 ketika air dalam kondisi membeku, dan angka 100 ketika air mendidih.
Skala 100 antara keadaan air beku dan air yang mendidih dinamakan derajat. Di United States,
angka 32 merupakan besar suhu ketika air membeku dan pada angka 212 air mendidih. Skala
termometer yang mereka gunakan merupakan Fahrenheit. Nama Fahrenheit berasal dari nama
ahli fisika Jerman yakni G.D. Fahrenheit (1686 – 1736). Selain Celcius dan Fahrenheit terdapat
skala termometer lain yang bisa digunakan, yaitu Reamur dan Kelvin.
Skala termometer Celcius dan Reamur menentapkan titik beku 00C dan 00R, sedangkan
Fahrenheit menetapkan titik beku pada skala 320F. Titik didih dari skala Celcius ditetapkan pada
1000C, untuk Reamur titik didih ditetapkan pada suhu 80 0R, dan titik didih untuk Farenheit
ditetapkan pada suhu 2120F. Pada skala Kelvin, titik beku ketiga skala termometer ini bersesuaian
dengan skala 273 K dan titik didihnya bersesuaian dengan 373 K. Khusus untuk skala Kelvin, titik
beku skala termometernya tidak berdasarkan titik beku air, namun berdasarkan pada ukuran
energi kinetik rata-rata molekul suatu benda. Pada skala Kelvin, nol Kelvin tanpa derajat
dinamakan nol mutlak, artinya tidak ada suhu-suhu di bawah nol mutlak. Kelvin dinamakan skala
suhu mutlak atau skala suhu absolut. Dengan demikian, Kelvin menjadi standar Satuan
Internasional (SI) untuk besaran pokok suhu. Ilustrasi yang menggambarkan perbandingan
masing-masing skala termometer ditunjukkan pada Gambar 11.2.
Gambar 11.2. Titik tetap bawah dan titik tetap atas pada beberapa skala suhu (Sumber:
https://www.pinterpandai.com/rumus-termometer-celcius-fahrenheit-reaumur-kelvin/ )
Dalam penggunaan matematika penulisan perbandingan skala dapat ditulis seperti berikut
Gambar 11.3. Celah pada sambungan jembatan dan rel kereta untuk menjaga terjadinya pemuaian pada
siang hari (Sumber: http://anistazahara.blogspot.com/ )
Pemuaian yang terjadi pada zat padat bergantung pada jenis zat padat, karena setiap zat padat
memiliki kemampuan memuai yang berbeda. Kemampuan zat padat dalam memuai dipengaruhi
oleh besar koefisien muai panjang beberapa zat padat. Beberapa koefisien muai panjang benda
ditunjukkan pada Tabel 11.1.
Kalor sebagai proses perpindahan energi memiliki satuan joule (J). Sementara, satuan kalor yang
digunakan dalam bidang gizi adalah kalori atau kilokalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas
yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram air hingga naik sebesar 1 0C. Satu kalori sama
dengan 4.184 J biasa dibulatkan menjadi 4.2 J. Dalam tubuh energi panas berasal dari makanan.
Energi panas dalam makanan diukur dalam kilokalori sering disingkat kkal atau Kal. Satu kalori
makanan sama dengan 1000 kalori. Kilokalori digunakan untuk makanan karena kalori terlalu
kecil untuk dipakai mengukur energi pada makanan. Zat gizi makanan mengandung energi kimia
yang apat diubah menjadi energi panas atau energi bentuk lain. Sebagian energi dalam tubuh
digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Pada suatu benda perpindahan kalor
terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada benda dapat
melalui tiga cara yakni konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi didefinisikan sebagai
perpindahan kalor melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel bahan yang
dipanaskan, biasanya terjadi pada zat padat. Perpindahan kalor secara konveksi biasanya terjadi
pada zat cair dan gas. Peristiwa konveksi yang sering ditemui adalah ketika mendidihkan air. Pada
saat air dipanaskan, mula-mula hanya bagian dasar saja yang panas kemudian semakin lama
maka permukaan air menjadi panas. Berpindahnya panas pada air yang sedang dipanaskan
dinakan konveksi. Perpindahan kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor dari satu
tempat ke tempat yang lain diikuti dengan gerak partikelnya. Perpindahan kalor melalui ruang
hampa atau perpindahan kalor tanpa memerlukan medium dinamakan sebagai radiasi. Selain
perpindahan kalor pada beberapa zat, perpindahan kalor terjadi pada proses pengeluaran kalor
dari tubuh ke lingkungan. Pengeluaran kalor dari tubuh ke lingkungan meliputi tiga proses yakni
pengeluaran kalor melalui radiasi, konveksi dan evaporasi.
Setiap benda berapapun suhunya akan memancarkan energy dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Secara umum energy yang dipancarkan oleh tubuh setara dengan suhu mutlak
pangkat empat (persamaan 11.2).
𝐸𝑟 = ∈ 𝐴 𝜎 𝑇 4 … (Persamaan 11.2)
Dengan E adalah kecepatan energy yang dipancarkan; ∈ adalah emisivitas bahan yang memiliki
rentang nilai 0 ≤∈≤ 1 nilai emisivitas dengan rentang nilai antara 0 sampai 1 dikarenakan
permukaan bukan pemancar energy yang sempurna; 𝜎 adalah konstanta Stefan-Boltzmann; dan
T adalah suhu mutlak. Selain memancarkan kalor, tubuh pun menerima energy dari benda-benda
di sekitarnya. Pada saat kondisi normal sekitar separuh energy dalam tubuh hilang melalui
radiasi, bahkan saat suhu tubuh disekitar tidak jauh lebih rendah dari pada suhu tubuh.
Tubuh kehilangan kalor melalui konveksi sekitar 25 kkal/jam saat suhu udara 25°C dan suhu kulit
34°C. Kalor sebesar 25 kkal menunjukkan bahwa tubuh kehilangan kalor sekitar 25% dari jumlah
kalor dalam tubuhnya. Kehilangan panas melalui konveksi lebih besar saat udara bergerak
daripada udara diam. Hal ini mendorong timbulnya konsep windchill. Suhu yang dirasakan
seseorang saat berangin lebih dingin daripada suhu yang terukur. Ramalan cuaca pada musim
dingin biasanya mengutip dua suhu, satu merupakan suhu actual sementara suhu yang ke dua
adalah suhu yang dipengaruhi efek udara yang disebut suhu windchill. Sebagai contoh, pada suhu
aktual sebesar - 20°C dan kecepatan angina 10 m/detik, maka efek pendinginan pada suhu tubuh
sama seperti pada suhu -40°C.
Metode pengeluaran kalor selanjutnya adalah melalui evaporasi (penguapan). Pengeluaran kalor
melalui evaporasi dapat dilihat dalam bentuk keringat pada tubuh yang sering keluar berlebih
saat musim panas. Pada kondisi normal jumlah kalor yang keluar melalui evaporasi adalah sekitar
7 kkal/jam. Sementara pada kondisi seseorang sedang berolahraga atau dalam kondisi cuaca
sangat panas, pengeluaran melalui kalor melalui evaporasi bisa mencapai sekitar 580 kkal/jam.
Pengeluaran yang sama terjadi pada jalan pernafasan dan paru-paru. Saat kita menghirup udara,
udara menjadi jenuh oleh air di paru. Air tambahan yang tedapat di udara saat ekspirasi
membawa keluar panas dalam jumlah yang sama seperti air tersebut menguap dari kulit dalam
bentuk keringat. Saat kita menghirup udara dingin, kita menghangatkan udara tersebut sampai
suhunya sama dengan suhu tubuh dan pada saat itu kita kehilangan kalor. Pada keadaan biasa,
pengeluaran kalor total melalui pernapasan adalah sekitar 14% dari pengeluaran panas tubuh.
9. ENERGI DAN USAHA
Energi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon yang berarti kerja. Jadi, energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan sesuatu yang penting
dalam kehidupan di alam, terutama bagi kehidupan manusia karena segala sesuatu yang kita
lakukan butuh energi. Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas bagian dari energi
mekanik yakni energi kinetik dan energi potensial.
Memalu paku
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑖 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ
𝑦𝑎𝑘𝑛𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛, = [𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ] + [𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛]
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖, 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ,
[ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ ]
∆𝑈 = ∆𝑄 − ∆𝑊 …. (Persamaan 12.3)
Dengan ∆𝑈 adalah perubahan simpanan energi, ∆𝑄 adalah panas yang diterima atau hilang, dan
∆𝑊 kerja yang dilakukan oleh tubuh. Berdarkan perjanjian bahwa ∆𝑄 positif jika tubuh
mendapat panas dan ∆𝑊 positif apabila tubuh melakukan kerja. Tubuh yang tidak bekerja maka
∆𝑊= 0 dan pada suhu kosntan umumnya akan kehilangan panas ke lingkungannya. Apabila suhu
lingkungan lebih rendah maka ∆𝑄 negatif dan ∆𝑈 negative yang menunjukkan penurunan
simpanan energy.
Tidak semua energi hasil oksidasi dapat digunakan oleh tubuh, karena sebagian hilang akibat
pembekaran tidak sempurna. Energi makanan yang tidak terbakar dikeluarkan dalam bentuk
feses, urin, dan gas usus. Energi yang tersisa dalam tubuh adalah energi yang dapat digunakan
dalam metabolisme. Tubuh biasanya cukup efisien dalam mengekstrasi energi dari makanan.
Misalnya, energi yang tersisa di feses normal hanyalah sekitar 5% dari energi total yang
terkandung dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh memiliki suhu konstan, maka
energi dalam makanan ditambah lemak tubuh membentuk energi yang dapat digunakan oleh
tubuh.
Dalam keadaan istirahat total, orang normal akan mengkonsumsi energi dengan kecepatan
sekitar 92 kkal/jam, atau 100 W. Tingkat konsumsi energi ini disebut sebagai laju metabolisme
basal. Laju metabolisme basal adalah jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan fungsi
tubuh minimal dalam keadaan istirahat.
Jika seseorang berjalan atau berlari pada permukaan datar dengan kecepatan konstan, maka
sebagian besar gaya bekerja dalam arah tegak lurus dengan gerakan. Tampaknya kerja eksternal
yang dilakukan sama dengan nol. Besar kerja eksternal nol dikarenakan tidak ada komponen gaya
yang sejajar dengan pergerakan. Namun otot tungkai melakukan kerja internal yang muncul
sebagai panas di otot dan menyebabkan peningkatan di suhunya. Panas tambahan pada otot ini
dihilangkan oleh aliran darah pada otot, konduksi ke kulit, dan oleh keringat.
Energi makanan total yang dikonsumsi dapat dihitung karena untuk setiap m 3 oksigen yang
dikonsumsi menghasilkan sekitar 20 kJ. Jika tubuh manusia dianggap sebagai mesin maka
efisiensi dapat ditentukan dengan persamaan 12.4.
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛
∈ = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 … (Persamaan 12.4)
Efisiensi biasanya paling rendah pada daya rendah tetapi dapat meningkat hingga 20% pada
orang yang terbiasa dalam aktifitas bersepeda dan mendayung. Hasil dari beberapa eksperimen
memperlihatkan bahwa bersepeda adalah salah satu aktivitas yang paling efisien. Untuk
pembalap sepeda yang terlatih, efisiensi mencapai 20% dengan produksi daya eksternal 370 W
dan laju metabolism 1850 W. Apabila pembalap tersebut berada di permukaan yang datar
dengan kecepatan tetap, maka tidak akan ada perubahan dalam energy potensial atau kinetic
dan daya yang dihasilkan akan digunakan untuk mengatasi resistensi angin dan gesekan ban.