Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH IPA DASAR

KONSEP SUHU DAN KALOR

RUANG LINGKUP SUHU DAN KALOR

Dosen Pengampu : Dra.Elfayeti.MP

M Taufik Rahmadi,M.sc

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nina Mayura Rangkuty 3211131007

ZAINAH 3212131007

Sri Arfina Sari 3212331001

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul KONSEP SUHU DAN KALOR , RUANG
LINGKUP SUHU DAN KALOR

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang IPA
DASAR . Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan berkat segala usaha kita. Amin.

Medan, 31 Agustus 2021

Penulis

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB 1 ...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A.KONSEP SUHU DAN KALOR...............................................................................................5

B. RUANG LINGKUP SUHU DAN KALOR ..............................................................................11

BAB III..................................................................................................................................19

PENUTUP.............................................................................................................................19

Kesimpulan..........................................................................................................................19

SARAN..................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Pada siang hari yang panas maupun malam hari yang dingin, tubuh kalian perlu dijaga supaya
tetap nyaman. Untuk menjaga tubuh supaya tetap nyaman, seringkali memerlukan beberapa alat
bantu. Pada siang hari yang panas, kalian memakai pakaian tipis sehingga rasa panas menjadi
berkurang. Untuk mempercepat proses pendinginan tubuh, mungkin kalian minum air dingin serta
duduk di dekat kipas angin. Pada malam hari yang dingin, kalian memakai jaket serta mengkonsumsi
minuman hangat supaya badan tetap hangat. Konsep-konsep fisika yang akan kalian pelajari dalam
bab ini akan membantu kalian dalam memahami cara menjaga suhu tubuh.
Pertama-tama kalian akan mempelajari pengertian suhu, skala suhu, dan cara pengukurannya.
Selanjutnya, kalian akan mempelajari pengertian kalor. Pengetahuan tentang kalor sangat berguna
untuk menjelaskan perpindahan kalor yang disebabkan oleh perbedaan suhu.

4
BAB 2
Pembahasan
1.1 Konsep Suhu Dan Kalor
A.Suhu
Pada siang hari ketika matahari bersinar terang, biasanya udara terasa panas.
Sebaliknya, pada malam hari udara terasa dingin. Bagaimanakah kalian mengetahui
perbedaan rasa panas pada siang hari dan dingin pada malam hari? Ketika kalian
menyentuh secangkir kopi panas, tangan terasa panas. Sebaliknya, ketika kalian
menyentuh segelas es jeruk tangan terasa dingin. Bagaimanakah cara membedakan rasa
panasnya kopi dan dinginnya es? Ya, dengan perasaan. Akan tetapi, perasaan tidak
dapat menjelaskan perbedaan panas dan dingin dengan teliti. Untuk mengetahui
perbedaan panas dan dinginnya benda, diperlukan alat ukur.
suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnyaenergi kinetik
translasi rata-rata molekul dalam sistem gas ; suhu diukurdengan menggunakan
termometer (kamus kimia : balai putaka : 2002). suhu menunjukkan derajatpanasbenda.
mudahnya, semakin tinggisuhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. secara
mikroskopis,suhu menunjukkanenergiyang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam
suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentukperpindahan maupun
gerakan di tempat berupagetaran. makin tingginyaenergi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut.
suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panasdinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yangtinggi, sedangkan benda yang
dingin memiliki suhu yang rendah.pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik
rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul sebuah benda. sebagai contoh, ketika kita
memanaskan sebuah besi ataualumanium maka akan terjadi proses pemuaian
pada besi tersebut. ketikakita mendinginkan air sampai pada suhu dibawah nol
derajat maka airtersebut akan membeku. sifat-sifat benda yang bisa berubah
akibatadanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.termometer
Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide kualitatif tentang “panas” dan
“dingin” yang didasarkan atas indera perasa. Suatu benda yang rasanya panas pada
umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada benda yang dingin. Jadi, suhu
merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Dapatkah kalian menentukan suhu benda hanya dengan sentuhan atau
perasaan? Ketika kalian menyentuh dua zat cair dengan tangan, misalnya bejana berisi
air hangat dan bejana berisi campuran air dan es, berdasarkan perasaan kalian dapat
menentukan benda yang suhunya lebih tinggi. Air yang suhunya lebih tinggi adalah air
yang terasa lebih panas. Akan tetapi, karena hanya dengan perasaan, kalian tidak dapat
menentukan suhu benda dengan tepat.
Suhu itu bukan hanya panas,hangat,dan dingin saja,tapi ada juga skala khusus
sebagai berikut :

5
a. Skala Celcius
Andrea Celcius seorang sarjana kebangsaan swedia yang menemukan system
skala suhu celcius. Skala celcius dibuat berdasarkan pada titik beku air pada 0o C dan
titik didih air 100oC.
b. Skala Kelvin
Skala Kelvin ditemukan oleh Lord William Thompson Kelvin, ia menetapkan apa
yang disbut 0o mutlak (0o Kelvin). Nol mutlak ini adalah suhu ketika partikel berhenti
bergerak sehingga tidak ada panas yang terdeteksi karena kalor yang ada sebanding
dengan energi kinetic yang diperlukan partikel. Suhu mutlak (0oK) kalau dikonveksi ke
celcius menjadi -273,15oC. Titik beku air 273oK dan titk beku air 373oK.
c. Skala Reamur
Nama reamur diambil dari nama René Antoine Ferchault de Reaumur. Reamur
mengusulkan suhu titik beku air pada suhu 0oC dan titik didihnya 80oC.
d. Skala FahrenheitSkala Fahrenheit banyakdigunakan diamerikaserikat.
Skala ini ditemukan oleh ilmuan Jerman Bernama Gabriel Fahrenheit. Skala Fahrenheit
menggunakan campuran antara es dan garam dengan titik beku air bernilai 32oF dan
titik didihnya 212oF.

B. Kalor

Apakah yang dimaksud dengan kalor? Untuk menjelaskan pengertian kalor,


perhatikan kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendok
dimasukkan ke dalam secangkir kopi panas, sendok menjadi hangat dan kopi panasnya
menjadi berkurang. Hal ini karena kalor mengalir dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke
sendok (suhu lebih rendah). Apabila secangkir kopi panas itu dibiarkan di atas meja,
lama-kelamaan kopi panas itu akan menjadi dingin dengan sendirinya. Hal ini karena
kalor mengalir dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih
dingin). Kalor berhenti mengalir apabila suhu kopi panas sama dengan suhu
lingkungannya. Jadi, apabila dua benda bersentuhan secara alamiah kalor berpindah
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Kalor akan
berhenti berpindah apabila suhu kedua benda itu sama. Dapatkah kalian memberikan
beberapa contoh yang menunjukkan perpindahan kalor secara alamiah?

Kalor adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke bendalain secara
konduksi,perolakan dan penyinaran. (kamus kimia ; 2002). sampai pada pertengahan
abad 18, orang masih menyamakanpengertian suhu dan kalor. baru pada tahun 1760,
joseph blackmembedakan kedua pengertian ini. suhu adalah sesuatu yang diukur
padatermometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda yang panas ke
benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal. pada tahun 1798, seorang ilmuwan
amerika, benjamin thompson menyasingkan definisi kalor sebagai fluida kalorik. ia yang

6
merupakan seorang anggota militer mengamati bahwa ketika meriam menembakkan
peluru, ada kalor yang dihasilkan pada meriam. berdasarkan pengamatannya, thompson
menyimpulkan bahwa kalor bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang
dilakukan oleh kerja mekanismisalkan gesekan. satu kalori didefinisikan sebagai
banyaknya kalor yangdiperlukan untuk menaikkan suhu a

Interaksi antara sendok dan kopi panas serta kopi panas dan lingkungannya
yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya merupakan perpindahan energi dari
satu benda ke benda lain. Perpindahan energi yang hanya terjadi karena perbedaan
suhu disebut aliran kalor atau perpindahan kalor. Pada peristiwa ini energi yang
dipindahkan berupa panas. Jadi, kesimpulannya, kalor adalah energi yang berpindah
dari satu benda ke benda lain karena adanya perbedaan suhu.
Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Jika kita memanaskan suatu zat maka jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu zat tersebut tergantung berapa jumlah massa air,zat,dan nilai kenaikan
suhu zat tersebut. Secara umum jika kita memanaskan suatu zat tertentu maka jumlah
kalor yang diperlukan akan sebanding dengan massa dan kenaikan suhunya. Jika suatu
zat massanya m maka untuk menaikkan suhunya sebesar ∆T diperluakan kalor sebesar
Q yaitu : Q ∞ m . ∆T …… (4.1)Dari
persamaan (4.1) ditunjukkan bahwa jenis zat sangat menentukan jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Ketergantungan jumlah yang diperlukan
untuk menaikkan suhu terhadap jenis zat disebut dengan istilah kalor jenis yang diberi
simbol dengan c.Kalor jenis (c) zat adalah kapasitas kalor per satuan massa zat
(merupakan karakteristik dari bahan zat tersebut) yaitu : atau Q = c .
m. ∆T …… (4.2)
Dengan :Q = jumlah kalor yang diberikan pada zat (kal atau j)
c = kalor jenis zat (kal/groC atau j/gr.oC)
m = massa zat (kg),
∆T = kenaikan suhu zat (oC atau K)

Satu kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 Kg
air sebesar 1oC. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama, misalnya 1 Kg)
memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebesar 1oC .
Secara umum,kalor jenis zat merupakan fungsi suhu zat tersebut meskipun variasinya
cukup kecil terhadap variasi suhu. Sebagai contoh, dalam rentang suhu 0oC – 100oC,
kalor jenis air berubah kurang dari 1% dari nilainya sebesar 1,00 cal/groC pada
15oC.Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu benda
tentu saja berada dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah kalor
yang diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas kalor dan
diberi simbol dengan C.Kapasitas kalor (C) zat didefinisikan sebagai nisbah
(perbandingan) antara kalor yang diberikan pada zat dengan kenaikan suhu diakibatkan
oleh pemberian kalor tersebut,yaitu :

7
Q = C ∆T …… (4.3)

Dengan : C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC) Q = jumlah
kalor yang diberikan pada zat (joule (J) atau kal) ∆T = perubahan suhu zat, (K atau
oC) Hubungan antara kapasitas kalor C dengan kalor jenis c suatu zat dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan (4.1) dan (4.2) sehingga diperoleh :
C = m.c ……. (4.4) Satuan kalor dalam system SI adalah joule atau J. Dalam hal-hal
tertentu satuan kalor sering antara joule dan kalori. Konversi satuan dari joule ke kalori
adalah :1 kalori = 4,18 joule atau 1 joule = 0,24 kalori

Kalor Laten dan Perubahan Wujud


Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan.
Marilah kita perhatikan perilaku suatu benda ketika dipanaskan. Apabila suatu zat
padat,misalnya es,dipanaskan,ia akan menyerap kalor dan berubah wujud menjadi zat
cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut melebur. Suhu dimana zat
mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Kejadian yang sebaliknya adalah
membeku,yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Suhu di mana zat
mengalami pembekuan disebut titik beku.Jika zat cair ini kita panaskan terus,ia akan
menguap dan berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud zat dari cair menjadi uap
(gas) disebut menguap. Pada peristiwa penguapan dibutuhkan kalor. Hal ini dapat kit
buktikan, ketika kita mencelupkan jari tanan kita ke dalam cairan spiritus atau alcohol.
Spiritus atau alcohol adalah zat cair yang mudah menguap, untuk melakukan penguapan
ini,spiritus atau alcohol menyerap panas dari jari kita,sehingga jari tangan kita terasa
dingin. Peristiwa lain yang memperlihatkan bahwa proses penguapan membutuhkan
kalor adalah mendidih. Menguap hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat
terjadi pada sembarang suhu,sedangkan mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair
dan hanya terjadi pada suhu tertentu yang disebut titik didih. Proses kebalikan dari
menguap adalah mengembun, yaitu perubahan wujud dari uap menjadi cair.Ketika
sedang berubah wujud,baik melebur, membeku, menguap dan mengembun, suhu tetap,
walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan demikian, ada sejumlah kalor
yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahaan wujud zat, tetapi tidak digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor semacan ini disebut kalor laten dan
disimbolkan dengan huruf L. Besar kalor ini ternyata bergantung juga pada jumlah zat
yang mengalami perubahan wujud (massa benda). Jadi,kalor laten adalah kalor yang
dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Dengan
demikian, dapat dirumuskan bahwa : atau Q = mL
Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten lebur dan biasanya disebut
dengan kalor lebur. Kalor lebur es Lf pada suhu dan tekanan normal sebesar 334 kJ/kg.
Kalor laten uap besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya disebut dengan
kalor uap. Kalor uap air Lv, pada suhu dan tekanan normal sebesar 2256 kJ/kg.2.4.Asas
Black

8
Sebagaimana kita ketahui, kalor adalah energy yang pindah dari benda yang
suhunya tinggi ke benda yang suhunya renda. Oleh karena itu, pengukuran kalor
menyangkut perpindahan energy. Energi adalah kekal, sehingga benda akan menerima
energy QT dengan besar yang sama. Apabila kita nyatakan dalam bentuk persamaan,
maka : QL = QTPersamaan tersebut menyatakan hokum
kekekalan energy pada pertukaran kalor dan selanjutnya disebut asas black, sebagai
penghargaan atas jasa ilmuwan Inggris bernama Joseph Black (1728-1799).Pengukuran
kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat, sebab jika kalor jenis
suatu zat sudah diketahui, maka kalor yang diserap atau dilepaskan dapat ditentukan
dengan mengukur perubahan suhu zat tersebut. Kemudian dengan menggunakan
persamaan Q = mc∆T,kalor dapat dihitung. Pada waktu menggunakan rumus ini harus
diingat bahwa suhu naik berarti zat menerima kalor dan suhu turun berarti zat
melepaskan kalor.Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dua zat yang suhunya
berbeda dicampurkan sehingga terjadi pertukaran kalor di antara kedua zat itu, sampai
suhu kedua zat itu sama. Bila kalor jenis salah satu zat diketahui, kalor jenis zat yang lain
dapat dihitung melalui penggunaan hokum kekekalan energy.2.5.Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari benda atau system bersuhu tinggi ke benda atau system
yang bersuhu rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari satu benda ke bnda lain,
yaitu konduksi, kenveksi, radiasi
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan zat
penghantar. Misalnya, pada batang logam yang dipanaskan salah satu ujungnya, maka
ujung batang yang lain akan ikut panas. Laju perpindahan kalor secara konduksi
bergantung pada panjang L, luas penampang A, konduktivitas termal k atau jenis bahan,
dan beda suhu∆T. Oleh karena itu,banyak kalor Q yang dapat berpindah selama waktu t
tertentu ditulis dengan persamaan berikut :
atau
Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor.
Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator mempunyai nilai k
kecil. Bahan yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai
manfaat dalam dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaannya.
Sebagai contoh, untuk memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuhkan kalor dari
api langsung ke makanan. Akan tetapi, dapat kita gunakan panic aluminium yang
gagangnya terbuat dari plastic tahan panas.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Pada
konveksi alami, pergerakan atau aliran energy kalor terjadi akibat perbedaan massa
jenis. Pada konveksi paksa, aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan
bantuan alat tertentu, misalnya dengan kipas angina tau blower. Konveksi alami terjadi
misalnya pada system ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran
asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system pendingin

9
mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit tenaga nuklir.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan benda Ayang
bersentuhan, koefisien konveksi h, waktu t, dan benda suhu ∆T
Antara benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
= hA∆T atau Q = hAt∆T
Nilai h bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan yang bersentuhan
dengan fluida.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energy kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Energi matahari yang sampai ke Bumi terjadi secara radiasi atau
pancaran tanpa melalui zat perantara. Pada umumnya benda yang berpijar
memancarkan panas. Pancaran panas itu sebagian diserap oleh benda dan sebagian
dipantulkan . Permukaan hitam dan kusam adalah penyerap dan pemancar radiasi yang
baik, sedangkan permukaan putih dan mengkilap adalah penyerap dan pemancar radiasi
yang buruk. Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan
dinyatakan sebagai berikut. Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan
hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas
permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.
Secara matematis, laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan :
= σAT4
Dengan σ adalah konstanta. Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8
W/m2K4. Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan permukaan hitam
sempurna. Untuk stiap permukaan dengan emisivitas e (0 ≤ e ≤ 1), prsamaan tersbut
harus ditulis :
atau eσAT4 Emisivitas benda (e) menyatakan suatu
ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor suatu benda dibandingkan dengan
benda hitam sempurna dan besarnya bergantung pada sifat permukaan benda. Untuk
benda pemantul sempurna (penyerap paling buruk) nilai e = 0, sedang benda penyerap
sempurna sekaligus pemancar sempurna, yaitu benda hitam sempurna nilai e = 1.
Emisivitas tubuh manusia ±0,98. Radiasi banyak dimanfaatkan orang, dari yang
sederhana seperti api unggun dan pendiangan rumah (khususnya di Negara-negara yang
memiliki musim dingin), sampai pada yang agak kompleks seperti termos dan rumah
kaca.

1.2 Ruang Lingkup Suhu Dan Kalor

1. Termometer Zat Cair


Termometer zat cair yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah termometer yang bahan pengisinya zat cair, misalnya raksa. Pada umumnya zat
cair memiliki pemuaian yang tidak teratur. Misalnya, air apabila dipanaskan dari suhu

10
0oC – 4oC volumenya justru menyusut. Akan tetapi, raksa memiliki pemuaian yang
teratur.

2. Termometer Raksa
Termometer raksa adalah termometer yang bahan pengisinya adalah raksa.
Sebagai contoh termometer raksa adalah termometer skala Celsius. Gambar 4.1
menunjukkan termometer raksa yang digunakan di laboratorium. Bagaimanakah prinsip
kerja termometer ini? Raksa dalam termometer akan memuai apabila dipanaskan.
Pemuaian ini menyebabkan raksa mengisi pipa kapiler dan menunjuk pada skala tertentu.
Nah, skala yang ditunjukkan oleh termometer ini menunjukkan suhu benda yang diukur.

cannoninstrument.com

Beberapa keuntungan apabila raksa digunakan sebagai bahan pengisi termometer adalah
 raksa mengkilap dan tidak membasahi dinding kaca;
 raksa merupakan penghantar yang baik sehingga suhunya mudah menyesuaikan dengan
suhu benda yang diukur;
 pemuaiannya teratur;
 memiliki titik didih yang tinggi (357oC) sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu
tinggi; dan
 kalor jenisnya kecil sehingga dengan perubahan panas sedikit saja sudah cukup untuk
mengubah suhu.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah
 mahal,
 memiliki titik beku rendah (–39oC) sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu rendah, dan
 beracun, sehingga apabila termometer pecah dapat menyebabkan keracunan.

3. Termometer Alkohol
Alkohol juga dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer. Beberapa keuntungan
apabila alkohol digunakan sebagai bahan pengisi termometer adalah
 jika dibandingkan dengan raksa, alkohol lebih murah;
 pemuaiannya teratur; dan
 titik beku alkohol sangat rendah (–115oC) sehingga termometer alkohol dapat
digunakan untuk mengukur suhu rendah.

11
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah
 membasahi dinding;
 titik didih alkohol sangat rendah (–78oC) sehingga pemakaiannya menjadi
terbatas; dan
 kalor jenisnya besar sehingga perlu perubahan panas yang besar untuk mengubah
suhu.

Mengapa air tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer? Ada beberapa alasan
sehingga air tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer:
 air membasahi dinding;
 pada kondisi normal air membeku pada suhu 0oC dan mendidih pada suhu 100oC
sehingga jangkauan pengukurannya menjadi sangat terbatas; dan
 air dipanaskan dari suhu 0oC – 4oC volumenya justru menyusut.

Ada beberapa termometer zat cair yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
kita hanya akan membahas tiga termometer saja, yaitu: termometer klinis, termometer dinding,
dan termometer maksimum minimum Six.

4. Termometer Klinis
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Oleh karena itu,
termometer ini sering disebut termometer suhu badan. Bagian-bagian dari termometer klinis
adalah tabung raksa, bagian yang menyempit, dan pipa kapiler (Gambar 4.2). Zat cair yang
digunakan untuk bahan pengisi termometer ini adalah raksa. Skala termometer klinis memiliki
jangkauan di atas dan di bawah suhu rata-rata tubuh manusia, yaitu 37oC. Suhu terendah tubuh
manusia tidak pernah kurang dari 35oC dan tidak pernah lebih dari 42oC sehingga skala
termometer klinis terletak antara 35oC dan 42oC.

Termometer yang telah dibicarakan di atas merupakan termometer klinis analog. Dalam
termometer analog, hasil pengukuran suhu dapat dibaca pada angka yang tertera pada
termometer. Di samping termometer analog, sekarang sudah ada termometer klinis digital
(Gambar 4.3). Dalam bentuk digital, hasil pengukuran langsung ditampilkan dalam bentuk
angka.

12
Untuk mengukur suhu badan, termometer klinis ditempatkan di bawah lidah atau dijepit pada
ketiak. Setelah beberapa saat, termometer diambil dan raksa dalam tabung menjadi dingin dan
menyusut. Dengan adanya bagian yang menyempit, raksa di dalam pipa kapiler tidak dapat
memasuki tabung dan tetap menunjukkan skala tertentu, misalnya 37oC.

5. Termometer Dinding
Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Sesuai dengan namanya,
termometer ini dipasang pada dinding ruangan. Skala termometer ini memiliki jangkauan suhu
yang dapat terjadi dalam ruang, misalnya –50oC sampai 50oC (Gambar 4.4).

6. Termometer Maksimum-Minimum Six


Termometer maksimum-minimum Six digunakan untuk mengukur suhu dalam rumah kaca,
yaitu bangunan yang digunakan untuk menanam tumbuh-tumbuhan sebagai bahan penelitian.
Pada umumnya suhu maksimum terjadi pada siang hari dan suhu minimum terjadi pada malam
hari.
Termometer ini ditemukan oleh James Six pada akhir abad ke-18. Termometer ini terdiri atas
tabung silinder A, tabung B, dan pipa U. Tabung silinder A yang berisi alkohol atau minyak
creasote dihubungkan dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U yang berisi raksa
(Gambar 4.5).
Termometer maksimum-minimum Six dilengkapi dengan dua skala, yaitu skala minimum
pada pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan. Jadi, suhu maksimum dan suhu minimum
dapat dibaca sesuai dengan tinggi kolom raksa pada masing-masing pipa.
Pada masing-masing permukaan raksa terdapat penunjuk baja yang dilengkapi dengan pegas
sebagai penahan. Jika suhu dalam rumah kaca naik, alkohol pada tabung silinder A memuai
sehingga mendesak raksa yang terdapat pada pipa kiri. Akibatnya, permukaan raksa pada pipa
kiri turun dan permukaan raksa pada pipa kanan naik. Penunjuk baja pada pipa kanan terdorong
ke atas dan menunjuk suhu maksimum.

13
Jika suhu dalam rumah kaca turun, alkohol pada tabung silinder A menyusut dan raksa pada
tabung B turun. Perlu diketahui, meskipun raksa pada tabung B turun tetapi posisi penunjuk baja
tetap tidak berubah. Ketika raksa pada tabung B turun, permukaan raksa pada tabung kiri naik
dan mendorong penunjuk baja sampai kedudukan tertentu. Kedudukan penunjuk baja pada
tabung kiri ini menunjukkan suhu minimum pada saat itu. Jadi, tinggi kolom raksa pada pipa kiri
menunjukkan suhu minimum dan tinggi kolom raksa pada pipa kanan menunjukkan suhu
maksimum. Untuk mengembalikan penunjuk baja supaya bersentuhan dengan permukaan raksa
digunakan magnet.

Pada saat mengukur suhu dengan menggunakan termometer, kalian harus memperhatikan
beberapa hal berikut ini.
 Ketika menggunakan termometer, suhu awal tidak perlu diatur terlebih dahulu. Misalnya,
suhu awal tidak perlu dibuat 0oC terlebih dahulu.
 Ketika mengukur suhu zat cair, ujung bawah termometer harus diletakkan di tengah-tengah
cairan. Ujung bawah termometer ini tidak boleh menyentuh dasar atau dinding bejana.
Ketika termometer diangkat dari cairan, suhu termometer akan segera berubah
menyesuaikan dengan suhu udara. Oleh karena itu, pembacaan termometer dilakukan ketika
termometer masih berada di dalam cairan.
 Untuk mengukur suhu tinggi, pastikan kalian menggunakan termometer yang dirancang
untuk mengukur suhu tinggi.
 Pada saat mengukur suhu, tangan tidak boleh bersentuhan langsung dengan termometer.
Untuk mengatasi masalah ini, termometer dapat dijepit dengan statif atau digantung dengan
benang melalui lubang yang ada pada ujung atas termometer.
 Termometer tidak boleh digunakan untuk mengaduk cairan.
 Dalam membaca skala termometer, posisi mata harus berada pada garis yang tegak lurus
terhadap posisi skala termometer. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan paralaks.

14
2. Termometer Lain
a. Termometer Bimetal
Termometer bimetal dibuat dari dua lempeng logam yang berbeda jenisnya.
Kedua logam ini direkatkan satu sama lain (Gambar 4.6a). Apabila lempeng bimatel
dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah salah satu logam. Jadi, lempeng bimetal
akan melengkung apabila suhunya berubah. Lempeng bimetal pada umumnya dibuat
bentuk spiral yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan jarum penunjuk (Gambar
4.6b). Akibat perubahan suhu, jarum penunjuk akan bergerak dan menunjukkan angka
tertentu.

b. Termometer Hambatan
Prinsip termometer hambatan (Gambar 4.7) adalah memanfaatkan perubahan
hambatan logam (platina) akibat perubahan suhu. Platina dililitkan pada mika dan
dimasukkan ke dalam gelas silika atau tabung perak yang tahan panas. Ujung-ujung
kawat platina dihubungkan dengan alat ukur hambatan, misalnya jembatan Wheatstone,
yang diletakkan di luar tabung. Prinsip jembatan Wheatstone akan kalian pelajari di
SMA.
Termometer hambatan memiliki ketelitian yang tinggi. Ketelitian pengukuran dapat
mencapai 0,0001oC. Jangkauan pengukuran sangat lebar, yaitu –250oC sampai dengan
1760oC. Termometer hambatan sering digunakan untuk mengukur suhu mesin mobil.

15
c. Termometer Gas
Prinsip termometer gas adalah pada volume tetap tekanan gas akan bertambah seiring
dengan perubahan suhu. Secara sederhana bentuk termometer gas seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.8. Termometer gas dapat mengukur suhu yang lebih teliti daripada termometer zat
cair. Termometer gas mampu mengukur suhu tinggi hingga 1500oC. Termometer gas helium
pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga –250oC.

d. Pyrometer Optik
Bagaimanakah cara mengukur suhu bara api? Apabila digunakan termometer zat cair,
pasti termometernya pecah. Untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, misalnya suhu tungku
peleburan baja, digunakan pyrometer optik (Gambar 4.9). Alat ini mengukur intensitas radiasi
yang dihasilkan oleh bahan yang berpendar. Berbeda dengan penggunaan termometer zat cair,
pyrometer optik tidak menyentuh benda yang diukur suhunya. Dengan demikian, pyrometer
optik dapat mengukur suhu benda yang sangat tinggi

Suhu pada alat penetas telur atau inkubator perlu diatur dan dipertahankan supaya nilai tetap.
Artinya, inkubator memerlukan alat untuk mengatur suhu. Alat ini dikenal dengan istilah
termostat. Bimetal merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai termostat. Gambar
ini menunjukkan prinsip kerja termostat. Apabila suhunya naik, kontak putus karena bimetal
melengkung ke atas. Sebaliknya, jika suhu turun kontak tersambung lagi sehingga arus mengalir
dan pemanasan berlangsung lagi. Proses ini berlangsung terus sehingga suhu dapat diatur pada
interval tertentu.

16
homepage.moc.com

C. Skala Termometer
Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap: titik lebur es
sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Seorang astronom Swedia,
Anders Celsius (1701-1744), adalah orang yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan
titik lebur es dan titik didih air. Sesuai dengan penemunya, termometer yang ditemukan oleh
Anders Celsius dinamakan termometer skala Celsius.

1. Termometer Skala Celsius


Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Untuk mengetahui suhu benda yang
diukur, termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada termometer dinamakan
kalibrasi. Bagaimanakah caranya? Kalian dapat mengkalibrasi termometer dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Menentukan Titik Tetap Bawah
Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang berisi es
murni. Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang ditandai dengan adanya air dalam
bejana. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi,
artinya suhu termometer sama dengan suhu es yang sedang melebur. Berilah tanda tepat
pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius,
titik tetap bawah ditulis 0oC.
b. Menentukan Titik Tetap Atas
Masukkan ujung bawah termometer ke dalam bejana yang berisi air murni. Panaskan air
sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu termometer sama dengan suhu air
mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi,
artinya suhu termometer sama dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada
permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik
tetap atas ditulis 100oC.
c. Membuat Pembagian Skala
Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak antara kedua
titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada termometer skala Celsius,
kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi, setiap bagian skala
menunjukkan suhu 1oC.
Pembagian skala ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka tambahan, baik di
bawah titik tetap bawah maupun di atas titik tetap atas. Angka-angka di bawah titik tetap
bawah diberi angka negatif, sedangkan angka-angka di atas titik tetap atas diberi angka
lebih dari 100oC. Termometer skal Celsius

17
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Suhu merupakan derajat panas sebuah benda yang ditunjukkan oleh besaran. Kalor merupakan salah
satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan panas atau suhu suatu benda. pemuaian
adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya
ukuran suatu benda karena menerima kalor.

Saran

Dari makalah diatas telah dipaparkan bahwa suhu dan kalor memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, maka dari itu marilah kita lebih meningkatkan pola belajar kita untuk

18
menambah wawasan bagi kita semua, karena belajar dapat membawa kita menjadi manusia yang
berilmu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Karyono. Palupi, Dwi Satya. Suharyanto.2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta : Pusat
Pembukuan NasionalSupiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta : PhiβetaZemansky,Sears. 1982.
Fisika untuk Universitas 1. Jakarta : Bina Cipta

20

Anda mungkin juga menyukai