Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HIDROLOGi

( Morfometri Daerah Aliran Sungai )

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Drs. Nahor Manahat Smanungkali, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Nama : Elvidia Sibuea ()
Fanni Grasella Purba ()
M. Rizky Pratama Ginting (3213131039)
Rahma Khairani ()
Ulina Najwa Furqona ()
Kelas : E 2021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Dalam menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah
Hidrologi, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Nahor
Simanungkalit, M.Si. selaku dosen pengampu yang telah menugaskan dan memberikan
prosedur penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan, baik materi maupun pemikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya semogakami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Stabat, April 2022

Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Morfometri Daerah Aliran Sungai.........................................................................2
2.2 Bentuk Daerah Aliran Sungai................................................................................3
2.3 Luas Daerah Aliran Sungai....................................................................................4
2.4 Pola Dearah Aliran Sungai....................................................................................4
2.5 Kerapatan Alur Sungai..........................................................................................6
2.6 Kemiringan Lahan Atau Hidrolis Daerah Aliran Sungai......................................7
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan
dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan
analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan,
1998).
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait
dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses
pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter  tersebut adalah
luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien
kecuraman sungai.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dapat dikaji dalam pokok materi pembahasan tentang
Morfometri Daerah Aliran Sungai yaitu:
1. Bentuk Daerah Aliran Sungai
2. Luas Darah Aliran Sungai
3. Pola Daerah Aliran Sungai
4. Kerapatan Alur Sungai
5. Kemiringan Lahan Hidrolis Daerah Aliran Sungai

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah hidrologi ini yaitu agar dapat menambah
wawasan pembaca dan juga penulis tentang komponen komponen pada Morfometri
Daerah Aliran Sungai.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan
dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan
analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan,
1998).
2.1 Morfometri Daerah Aliran Sungai
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait
dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses
pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter  tersebut adalah
luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien
kecuraman sungai.
Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage
basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran
sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai
bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu
drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut.
oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut
catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah
daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan yang
ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off). (Mulyo, 2004).
Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah yang
dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan
mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau
merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-
biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber
daya alam. (Suripin, 2001).
Menurut I Made Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas
Indonesia; Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi, yang airnya
mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh. Sebuah pulau

2
selamanya terbagi habis ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai. Antara DAS yang satu
dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka bumi berbentuk
punggungan yang disebut stream devide atau batas daerah aliran (garis pemisah DAS).
Bila suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan disebut stream devide range.
(Hallaf H.P., 2006).
Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif. keadaan yang dimaksud
untuk analisa aliran sungai antara lain meliputi:

2.2 Bentuk Daerah Aliran Sungai


Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai artipenting
dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan
terpusat aliran.
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS dapat
diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.
Rc = 4пA/P2
Ket : Rc = Basin circularity
A = Luas DAS (m2)
P = Keliling (m)
П = 3,14
Adapun karakteristik dari tiap Rbnya yaitu :
1). < 3 : kenaikan muka air banjir dengan cepat sedangkan penurunannya
berjalan cepat
2). 3-5 : kenaikan muka air banjir tidak terlalu cepat, edangkan penurunannya
berjalan tidak terlalu cepat juga (sedang)
3). > 5 : kenaikan muka air banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya
berjalan lambat (abnormal)
Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju
outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang
diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin
lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga
fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat diperkirakan

3
dengan menggunakan nilai nisbah memanjang ('elongation ratio'/Re)  dan kebulatan
('circularity ratio'/Rc). Macam-macam benntuk Daerah Aliran Sungai:
a) DAS Berbentuk Bulu Burung
DAS ini memiliki bentuk yang sempit dan memanjang, dimana anak-anak sunga
(sub-DAS) mengalir memanjang di sebalah kanan dan kiri sungai utama. Umumnya
memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung cukup lama karena suplai air datang
silih berganti dari masing-masing anak sungai.
b) DAS Berbentuk Radial
Sebaran aliran sungai membentuk seperi kipas atau nyaris lingkaran. Anak-anak
sungai (sub-DAS) mengalir dari segala penjuru DAS dan tetapi terkonsentrasi pada satu
titik secara radial, akibat dari bentuk DAS yang demikian. Debit banjir yang dihasilkan
umumnya akan sangat besar, dalam catatan, hujan terjadi merata dan bersamaan di
seluruh DAS tersebut.
c) DAS Berbentuk Paralel
Sebuah DAS yang tersusun dari percabangan dua sub-DAS yang cukup besar di
bagian hulu, tetapi menyatu di bagain hilirnya. Masing-masing sub-DAS tersebut dapat
memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ketika terjadi hujan di Kedua sub-DAS
tersebut secara bersamaan, maka akan berpotensi terjadi banjir yang relative besar

2.3 Luas Daerah Aliran Sungai


DAS merupakan tempat pengumpulan presipitasi ke suatu sistem sungai. Luas
daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta topografi.
Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan
membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas tersebut ditentukan
berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur
dengan alat planimeter.
Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungan luasnya.
adapun formula untuk perhitungan luas yaitu:
Luas = Jumlah kotak x (skala)2

2.4 Pola Dearah Aliran Sungai

4
Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran sungai
dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak sungai mengalir ke
dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu
tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam
DAS bersangkutan.
Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu:
a) Pola Trellis
Merupakan pola yang dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang
paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada
sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan
lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di
atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari
sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak
lurus terhadap induk sungainya.
b) Pola Rektanguler
Pola ini icirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah
anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus.
Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini
menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan
escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.
c) Pola Dendritik
yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar
dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan
sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting
sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada
daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen)
dengan penyebaran yang luas.
d) Pola Radial Sentripugal
Yaitu pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu
saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-
masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau
topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-

5
sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang
lain, ke segala arah
e) Pola Radial Sentripetal
Merupakan kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola
sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan
(basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air
danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi,
biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.
f) Pola Paralel
Merupakan pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini
menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera
memperlihatkan pola pengaliran parallel
g) Pola Annular
Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander.
Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada
stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-
lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan
lapisan batuan lembut.

2.5 Kerapatan Alur Sungai


Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak
sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
Dd = L/A
Ket : Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2)
L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A = Luas DAS (km2)
Adapun karakteristik dari nilai indek kerapatan sungai (Dd) yaitu:

6
2.6 Kemiringan Lahan Atau Hidrolis Daerah Aliran Sungai
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal
Ket :g = Gradien Sungai
J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m)
J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sjsajs
3.2 Saran
jkashh

8
DAFTAR PUSTAKA

Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA
UNM.
Makassar.
Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Nova.Bandung
Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Linsley RK, Kohler MA, Paulhus JLH. 1982. Hidrologi Untuk Insinyur.
Hermawan
Y, penerjemah; Sianipar Y, Haryadi E, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Terjemahan dari: Hydrology for Engieneers

Anda mungkin juga menyukai