Dosen Pembimbing :
Lukman Hidayat, Ir., MP
Disusun Oleh:
Meyza Yoanda Mujevi
E1G020040
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Hidrologi dalam
Daerah Aliran Sungai” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sumber Daya Alam Lingkungan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang model hidrologi
dalam daerah aliran sungai bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Bapak Lukman Hidayat, Ir., MP dan semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penulis.
Dalam makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat penulis nantikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian hidrologi.
1
1.3.2 Untuk mengetahui model-model hidrologi.
1.3.3 Untuk mengetahui terapan teknik modeling dalam hidrologi DAS.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana peran model hidrologi dalam pengelolaan DAS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pokok kajian hidrologi muthakir, khususnya dengan pemodelan hubungan hujan-limpasan
DAS (Bhayunagiri, 2016).
Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke waktu, molekul air
bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses fisik penguapan,
kondensasi, presipitasi, infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Dengan demikian,
air berjalan melalui fase yang berbeda, yaitu cair, padat, dan gas.
4
suatu sistem yang didasarkan pada urutan kejadian sebagai akibat perubahan waktu
dan menghasilkan suatu set data dalam jangka panjang dengan sifat yang sama pula.
Set data tersebut dapat dianalisa untuk memperoleh gambaran mengenai
kemungkinan urutan kejadian yang akan terjadi di masa datang, misalnya frekuensi
harapan dari debit air.
2.2.2 Model Probabilitas
Dalam model ini konsep frekuensi dan probabilitas memegang peranan penting
seperti halnya dalam model stokastik, namun dalam model ini tidak memperhitungkan
urutan kejadian. Misalnya kejadian diperlakukan sebagai time-independent dan
memperkirakan kejadian yang paling ekstrim berdasarkan karakteristik dari populasi
data yang tersedia.
2.2.3 Model Konseptual
Model Konseptual didasarkan pada keadaan yang sebenarnya dari sistem dengan
struktur yang lebih sederhana, misalnya penyederhanaan proses di dalam DAS dan
modelnya antara lain : (1) pendekatan model rasional, (2) pendekatan linear dan non
linear dari suatu reservoir, (3) kombinasi model rasional dan pendekatan reservoir.
2.2.4 Model Parametrik
Model ini umumnya digunakan untuk mendapatkan pernyataan matematik yang
mengungkapkan fungsi dari DAS yang akan dikonversi ke dalam input dan output
(black box models). Selanjutnya model tersebut akan menjadi lebih rumit apabila
ditambahkan parameterparameter DAS penting yang muncul kemudian jika
dibandingkan dengan respon yang berbeda dari DAS lain berdasarkan input yang
sama. Model parametrik akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
bagaimana sistem bekerja.
2.2.5 Model Deterministik
Model Deterministik adalah suatu model matematik yang hanya dapat menerima
peubah yang bebas dari variasi acak (random variation). Model ini didasarkan pada
struktur sebenarnya dari sistem dan kaidah fisika yang mengatur perilaku sistem
tersebut. Berdasarkan variable dan parameter input atau output maka model
deterministik dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu lumped dan terdistribusi
(distributed). Variabel atau parameter disebut lumped apabila besaran yang
diwakilinya tidak mempunyai variabilitas ruang, misalnya masukan yang berupa
hujan rata-rata DAS adalah masukan yang bersifat lumped. Sebaliknya, variabel dan
parameter yang distributed mengandung variabilitas ruang dan waktu. Pengertian
5
parameter adalah suatu besaran yang menandai suatu sistem hidrologi yang memiliki
nilai tetap, tidak tergantung pada waktu. Variabel adalah besaran yang menandai
suatu sistem yang dapat diukur dan memiliki nilai berbeda pada waktu berbeda.
6
dibahas dimuka dan dibataskan sebagai metoda sintesis sistem secara konseptual
(Bhayunagiri, 2016).
Dari sasaran pengembangannya, model deterministik dapat sebagai model umum atau
model khas, dan menurut representasi parameternya, model dibedakan menjadi model lumped
dan model terdistribusi. Model umum akan mencoba mencakup semua proses utama dari
daur limpasan, sedang model khas dikembangkan terbatas untuk menjawab suatu masalah
tertentu. Beberapa model umum diantaranya adalah: model SSARR, Stanford Model IV,
model Dawdy-O’Donnell, model SCS, model Sacramento, model SHE, model TOPOG, dan
banyak lagi. Model khas misalnya model-model yang dikembangkan oleh HEC, dengan
HEC-1 yang luas digunakan (Bhayunagiri, 2016).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Hidrologi adalah suatu cabang ilmu geografi yang mempelajari dan mengkaji seputar
pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada di bumi.
3.1.2 model di dalam studi hidrologi atas dasar pendekatan pembentukan model, dapat
dipilah secara umum menjadi lima, yaitu : model stokastik, model probabilitas, model
konseptual, model parametrik, dan model deterministik.
3.1.3 Pengembangan model hidrologi berawal dari pemilihan kerangka dasar yang
membatasi proses-proses utama dari suatu daur limpasan dan saling hubungannya
dalam bentuk gugus persamaan matematik. Untuk mengenali model hidrologi dapat
dibayangkan spektrum mulai dari model mental yang melandasi tindakan para praktisi
lapang, meningkat ke model-model empirik sebagai abstraksi dari pengamatan;
sampai pada model stokhastik dan model-model deterministik
3.1.4 Model hidrologi hanya dapat memberikan gambaran sebagian dari sistem
sesungguhnya atau bahkan dapat menyimpang dari keadaan sebenarnya. Tujuan
utama dari pemodelan hidrologi adalah untuk menerangkan atau merepresentasikan
gejala hidrologi.
3.2 Saran
3.2.1 Sebaiknya tidak dilakukan lagi pembangunan untuk kegiatan yang mampu merusak
fungsi dari DAS dan agar dapat melakukan tindakan konservasi di kawasan sempadan
sungai DAS terkhusus di area sempadan yang digunakan untuk pemukiman sehingga
kelestarian DAS dapat dijaga keberlanjutannya.
3.2.2 Pemerintah perlu memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran pemanfaatan
DAS sebagai kawasan lindung.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bhayunagiri, Ida Bagus Putu. 2016. Teknik Modelling Hidrologi Daerah Aliran Sungai.
Universitas Udayana. Bali
Dasanto, B.D. 2000. Penuntun Praktikum Model Hidrologi Daerah Aliran Sungai. Makalah
Pelatihan Agroklimatologi. Jur. Geofisika dan Meteorologi, FMIPA-IPB Bekerjasama
Bagpro Peningkatan SDM Ditjen Dikti Depdiknas. Bogor, 14-26 Agustus 2000.
Harsoyo, Budi. 2010. Review Modeling Hidrologi Das Di Indonesia. Jurnal Sains &
Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 1, 2010: 41-47
Hidayat, Lukman, dkk. 2014. Penilaian Kinerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis
Model Hidrologi Elementer, Kasus: Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica.
AGRITECH, Vol. 34, No. 3, Agustus 2014
Hidayat, Lukman, dkk. 2016. Validasi Model Hidrologi SWAT di Daerah Tangkapan Air
Waduk Mrica. AGRITECH, Vol. 36, No. 4, November 2016
Hidayat, Y., 2001. Aplikasi Model ANSWERS dalam Mempredikasi Erosi dan Aliran
Permukaan di DTA Bodong Jaya dan DAS Way Besay Hulu, Lampung Barat. Tesis
Magister. Program Pascasarjana, IPB. Bogor.
Schumann, A.H., 1993. Development of conceptual semi -distributed hydrological models
and estimation of their parameters with the aid of GIS. Hydrol. Sci. J., 38(6): 519-528.