DOSEN PENGAMPU:
Eddy Nashrullah, S.T., M.T
NIP. 199107082022031005
Disusun Oleh:
KELOMPOK V
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat,
dan kelancaran-Nya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Optimasi Pada Pengembangan Sumber Daya Air Dalam
Pengendalian Banjir Dan Kekeringan”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Sumber
Daya Air di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Feknik pada Universitas
Lambung Mangkurat. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Eddy Nashrullah, S.T., M.T. selaku dosen pengampu dan
kepada semua teman kelompok yang telah aktif berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, demi kesempurnaan laporan lengkap ini. Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi
mereka yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air dan penanggulangan
banjir serta kekeringan.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Perkembangan Sumber Daya Air..............................................................3
2.2. Potensi Sumber Daya Air di Indonesia......................................................3
2.3. Kondisi Sumber Daya Air di Indonesia.....................................................6
2.4. Pemanfaatan Sumber Daya Air Banjir dan Kekeringan...........................7
2.5. Tantangan Dalam Melakukan Penyediaan Air Baku................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
3.2. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
lainnya. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik
antar sumber daya alam terutama vegetasi, tanah dan air dengan sumber daya
manusia di Daerah Aliran Sungai dan segala aktivitasnta untuk mendapatkan
manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi kepentingan pembangunan dan
kelestarian ekosistem DAS.
Air yang berada di bumi melalui siklus hidrologi berproses menjadi air di
dalam tanah dan aliran permukaan, perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai
(DAS) sangat berpengaruh terhadap keberadaan air tanah dan air permukaan. Air
yang terpengaruh oleh kondisi DAS dalam isu kondisi DAS kritis, cenderung
berakibat menjadi lebih dominannya air hujan menjadi aliran permukaan
dibandingkan yang dapat masuk ke dalam tanah. Kondisi tersebut secara umum
berakibat pada kondisi air permukaan yang terlalu banyak di masa penghujan
menjadi banjir, dan menjadi kekurangan air pada musim kering.
Berkenaan dengan hal tersebut perlu di adakannya kegiatan pengabdian
masyarakat terkait pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut sehinggan
masyarakat tidak mengalami kekeringan dan banjir.
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana langkah yang tepat yang dapat diambil dalam melakukan
pengendalian banjir dan kekeringan sebagai tujuan guna melakukan optimalisasi
pada perkembangan Sumber Daya Air (SDA) di era sekarang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tabel 2.1 Potensi Cekungan Air Tanah
Cekungan
No. Pulau Jumlah Luas (km2) Volume (Juta m3)
1 Sumatera 65 270,656 109,926
2 Jawa 80 80,936 41,334
3 Kalimantan 22 209,971 68,473
4 Bali 8 4,381 1,598
5 Nusa Tenggara 47 41,425 10,139
6 Sulawesi 91 37,768 20,244
7 Maluku 68 25,830 13,174
8 Papua 16 52,662 43,400
Total 397 723,629 308,288
Sumber: Status Lingkungan Hidup Indonesia 2008, Kementerian Lingkungan Hidup.
Indonesia memiliki lebih dari 5.590 sungai yang sebagian besar di
antaranya memiliki kapasitas tampung yang kurang memadai sehingga tidak
bisa terhindar dari bencana alam banjir, Sungai-sungai di Indonesia tersebut
dikelompokkan menjadi 133 Wilayah Sungai (WS) yang terdiri dari 13 WS
kewenangan kabupaten, 51 WS kewenangan propinsi, dan 69 WS pusat
yang berlokasi di lintas propinsi, lintas negara, dan sungai strategis nasional.
Jika dilihat lebih dalam dari aspek hidrologisnya, kondisi sungai-sungai
induk sangat bervariasi dari kondisi baik, sedang hingga buruk sebagaimana
dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam Tabel 2.2 di bawah
ini:
Tabel 2.2 Volume Sungai dan Kondisi Hidrologisbeberapa Sungai Tahun
2006
Provinsi/ Luas DAS Volume Kondisi
Induk Lokasi
Sungai (km2) (106 m3) Hidrologis
Sumatera Utara
Barimun Seroja, Labuhan Batu 6.781,00 5.606,00 Baik
Bingei Binjai, Langkat 1.621,30 789,30 Baik
Asahan Asahan, Pulau Rakyat, Pulau Raja 4.669,40 2.355,00 Baik
Sumatera Barat
Batang
Lima Puluh Koto, Payahkumbuh 1.421,00 1.705,00 Buruk
Kuantan
Riau
S. Rokan Lubuk Bendahara, Kampar 4.848,00 4.383,00 Sedang
S. Siak Pantai Cermin, Siak Hulu, Kampar 1.716,00 1.966,00 Baik
Batang
Kampar Lipat Kain, Kampar 3.431,00 6.017,00 Baik
Batang Lbk Ambacang, Kuantan
7.464,00 6.767,00 Sedang
Kuantan
Jambi
S.
Batanghari Batang Hari, Jambu 8.704,00 51.091,00 Baik
4
Sumatera Selatan
S. Musi Sungai Rotan, Gelumpang, Muara
Enim 6.990,00 7.974,00 Baik
Lampung
Way Seputih Buyut Udik, Lampung Tengah 1.648,00 584,40 Buruk
Way Pujo Rahayu, Gedong
1.696,00 1.275,00 Buruk
Sekampung Tataan,Lampung Selatan
Jawa Barat
S.Cimanuk Kertasemaya, Indramayu 3.305,00 7.195,00 Baik
Jawa Tengah
S. Pemali Brebes, Brebes 1.250,00 1.937,00 Buruk
S. B. Solo Jebres, Jebres, Surakarta 3.206,70 2.510,00 Buruk
S. Serayu Kedunguter, Banyumas, Banyumas 2.631,30 3.479,00 Sedang
D I Yogyakarta
S. Progo Duwet, Kalibawang, Kulon Progo 1.712,30 1.205,20 Buruk
Jawa
Timur
B. Solo Lamongan 17.300,00 9.056,00 Baik
Banten
S. Cisadane Sukasari, Babakan, Tangerang 1.146,00 2.645,00 Buruk
S. Ciujung Cidoro Lebak, Rangkasbitung, 1.363,90 1.646,00
Lebak Buruk
Kalimantan Barat
S. Kapuas Manggu, Ngabang, Pontianak 3.710,00 9.498,00 Baik
Kalimantan Tengah
S. Barito Dusun Tengah, Barito Selatan 1.531,00 237,80 Buruk
S. Kapuas Kapuas, Kapuas 4.741,00 14.766,00 Sedang
S. Kahayan Kurun, Gunung Mas 5.591,00 11.535,00 Baik
S. Katingan Kasongan, Barito 4.741,00 32.732,00 Sedang
S. Mentaya Mentaya, Kotawaringin Timur 4.765,90 8.019,00 Baik
S. Arut, Kotawaringin 1.968,00
Lamandau 3.676,00 Buruk
Sulawesi Tengah
S. Palu Palu Selatan, Palu 3.062,00 910,20 Sedang
Sulawesi Selatan
S.
Rongkong Ampana,. Sadang, Luwu 1.030,00 1.001,00 Sedang
S. Cinranae Madukeling, Sengkang, Wajo 6.437,00 3.583,00 Buruk
S. Walanae Mong, Mario Riwano, Soppeng 2.680,00 2.095,00 Buruk
S. Sadang Kabere, Cendana, Enrekang 5.760,00 2.756,00 Sedang
Sulawesi Tenggara
L. Roraya Lainea, Konawe Selatan 1.747,00 482,50 Buruk
Sumber : (Kementerian Lingkungan Hidup, 2009)
6
Fenomena ini telah menyebabkan turunnya kemampuan DAS untuk
menyimpan air di musim kemarau sehingga frekuensi dan besaran banjir makin
meningkat, demikian juga sedimentasi makin tinggi yang menyakibatkan
pendangkalan di waduk dan sungai sehingga menurunkan daya tampung dan
pengalirannya. Diprediksi dari perbandingan aliran maksimum dan minimum
sungai-sungai yang sudah jauh melampaui batas normalnya. Keadaan ini
diperparah oleh degradasi dasar sungai akibat penambangan bahan galian
golongan C di berbagai sungai yang telah menyebabkan kerusakan struktur dan
fungsi prasarana dan sarana di sepanjang sungai. (Kementerian PPN/Bappenas,
Infrastruktur Indonesia, 2003)
8
embung difungsikan juga sebagai penyedia cadangan air dan pengendali banjir.
Embung terdiri dari tubuh embung, sistem penampung air, system pengelak
banjir, sistem pengambilan air. Material pembentuk tubuh embung, dapat dipilih
berupa urugan tanah atau pasangan batu kali, atau beton. Pemilihan material
tersebut dilakukan dengan pertimbangan: keberadaan material, dan lebar sungai.
Ketersediaan material berpengaruh terhadap biaya konstruksi, sedangkan lebar
sungai berpengaruh terhadap kebutuhan lebar spillway. Sungai yang relative
sempit akan habis untuk alokasi spillway. Dengan demikian, akan lebih tepat jika
digunakan material pasangan batu kali atau beton.
Dalam perencanaan suatu embung/ bendungan, harus direncakan sistem
penyaluran kelebihan air ke hilir . Fungsi utama bangunan pelimpah (spillway)
pada sebuah waduk adalah untuk melepaskan kelebihan air atau air banjir yang
tidak dapat lagi ditampung oleh waduk. Spillway harus memiliki kapasitas untuk
mengalirkan banjir besar tanpa merusak bendungan ataupun bangunan-bangunan
pelengkap lainnya. Spillway juga harus mampu menjaga muka air waduk tetap di
bawah tinggi maksimum yang ditetapkan. Kapasitas sistem penyalur banjir
besarnya tergantung pada desain banjir rencana pelimpah itu, kapasitas pengaliran
dari bangunan pelepasan, dan simpanan yang tersedia.
Pemanenan air (water harvesting) adalah tindakan menampung air hujan dan
aliran permukaan untuk disalurkan ke tempat penampungan sementara dan atau
tetap (permanen) yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk mengairi tanaman
yang diusahakan pada saat diperlukan. Teknologi panen air selain berfungsi
menyediakan sumber air irigasi pada MK dapat pula berfungsi mengurangi banjir
pada MH. Panen air hujan dan aliran permukaan ditujukan untuk, menurunkan
volume aliran permukaan dan meningkatkan cadangan air tanah, meningkatkan
ketersediaan air tanaman terutama pada MK, dan mengurangi kecepatan aliran
permukaan sehingga daya kikis dan daya angkutnya menurun.
Teknologi pemanenan air sangat bermanfaat untuk lahan yang tidak
memiliki jaringan irigasi atau sumber air bawah permukaan tanah (groundwater).
Selain dapat dimanfaatkan untuk pengairan, air yang tertampung dapat juga
digunakan untuk pemeliharaan ikan, keperluan rumah tangga, dan minum ternak
terutama pada MK.
9
Penerapan teknologi pemanenan air dapat memberikan beberapa
keuntungan, antara lain meningkatkan ketersediaan air bagi manusia, tanaman dan
ternak, meningkatkan intensitas tanam, produksi, pendapatan petani, dan
produktivitas tenaga kerja petani, mengurangi dan mencegah bahaya banjir dan
sedimentasi, dan menampung hasil sedimentasi yang dapat dikembalikan ke lahan
usaha tani. Sedangkan kerugian dalam menerapkan teknologi ini adalah
memerlukan tenaga kerja dan biaya untuk pembangunan serta pemeliharaan rutin,
mengurangi luas lahan budi daya karena Sebagian digunakan untuk pembuatan
bangunan, dan memerlukan kerjasama di antara petani untuk pembuatan
bangunan dan saluran pembuangan air (SPA).
2.6 Pemanfaatan Sumberdaya Air, Banjir dan Kekeringan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Optimasi Sumberdaya Air dalam Pengendalian Banjir dan Kekeringan
Optimalisasi pemanfaatan air merupakan bagian penting dari pengelolaan sumber
daya air karena akan menentukan produktivitas air. Tahap awal optimalisasi
pemanfaatan sumber daya air dimulai dari bagian hulu DAS, air yang tersedia
dimanfaatkan dengan membangun infrastruktur air berupa dam parit yang
berfungsi menampung dan mendistribusikan air ke lahan pertanian melalui saluran
terbuka/tertutup. Air yang dialokasikan untuk lingkungan agar direncanakan
dengan tepat dan dikirimkan secara efektif dan adaptif, agar air dapat
berkontribusi untuk berbagai manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi.
3.1. Saran
Diharapkan agar setiap masyarakat dapat selalu menjaga lingkungan dan
dapat menerapkan semua anjuran yang telah diberikan pemerintah agar tercipta
lingkungan yang aman dari banjir dan kekeringan
12
DAFTAR PUSTAKA
Samekto, S., dan Ewin, S. W. (2016). Potensi Sumber Daya Air di Indonesia.
Conference Pape.
13