Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH OSEANOGRAFI DAN SUMBER DAYA KELAUTAN

“TEORI PROSES PEMBENTUKAN LAUTAN DAN DARATAN”

Dosen Pengampu
Meilinda Suryani Harefa, S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 2
Nama : Henni Br Tambunan (3213331011)
Nina Mayura Rangkuty (3211131007)
Sri Arfina Sari (3212331001)
Kelas : Pendidikan Geografi E21

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan berkatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
mengenai Teori Proses Pembentukan Lautan dan Daratan. Makalah ini telah
kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya Makalah ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.

Perbaungan, 17 Februari 2022

Penulis
Kelompok 2

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Apa Itu Laut?...........................................................................................5
2.2 Teori Pembentukan Laut............................................................................5
2.3 Ciri – Ciri Air Laut........................................................................................9
2.4 Manfaat dari Adanya Laut........................................................................10
2.5 Apakah itu daratan?.................................................................................10
2.6 Proses Terjadinya Daratan.......................................................................10
2.7 Jenis-Jenis Daratan...................................................................................14
2. Dataran Rendah.....................................................................................14
BAB III.................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran.......................................................................................................15
BAB IV...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita ketahui bahwa 2/3 pelanet kita adalah lautan pembentukan lautan
berdasarkan teori laplace ( kabut)Proses terbentuknya laut berawal dari proses
pembentukan bumi dimana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun
yang lalu, karen pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang
mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar keluar dan
saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, salah satunya planet bumi,
karena pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid,
sehingga terjadi tabrakan. dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan
dashyat, akhirnya terbentuklah kawah kawah, dari kawah itulah mulai
terbentuk lautan. dan lebihnya adalah daratan yang dimana daratan Daratan
adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap “permanen” tidak tertutupi
oleh air laut. Daratan merupakan tempat hidup “habitat” bagi sebagian besar
makhluk hidup istilah darat lebih sering dipakai dalam kalangan awam,
sedangkan istilah daratan biasanya digunakan dengan batasan geografis. Bumi
mempunyai bentuk lingkaran dengan permukaan yang tidak rata. Perbedaan
ketinggian dari permukaan bumi terjadi karena adanya pengaruh tenaga
endogen “tenaga yang berasal dari dalam bumi” dan tenaga eksogen “tenaga
yang berasal dari luar bumi”. Pengaruh dari kedua tenaga ini akan membuat
terciptanya beberapa jenis Daratan. Namun, pada makalah ini yang akan
dibahas secara spesifik
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Pembentukan Laut?
Apa Manfaat Laut?
Dan Bagaimana Juga Proses Pembentukan Daratan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Oseanografi dan sumberdaya kelautan. Dan juga diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai “Teori Proses Pembentukan Lautan dan
Daratan pada makalah ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Laut?
Lautan merupakan kumpulan air asin yang sangat banyak dan
sangat luas di permukaan bumi. Laut adalah hubungan antara benua
dengan benua lain dan pulau dengan pulau lain. Laut adalah 2/3 dari
planet kita. Komposisi air laut adalah 96,5% air murni dan 3,5%
bahan lainnya seperti garam, zat organik dan partikel tidak larut.
2.2 Teori Pembentukan Laut
1. Proses pembentukan lautan berdasarkan teori laplace ( kabut)
Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi
dimana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen
pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang
mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar
keluar dan saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, salah satunya
planet bumi, karena pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga
menarik asteroid, sehingga terjadi tabrakan. dengan adanya tabrakan
yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya terbentuklah kawah-kawah,
dari kawah itulah mulai terbentuk lautan, di mana pada awalnya, karena
bumi di selimuti oleh kabut sehingga bumi mengalami pembekuan,
setelah tak lama kemudian debu yang menyelimuti bumi menghilang
dan sinar matahari dapat tembus, mengakibatkan terjadinya kondensasi
uap air yang ada, dan mulai turun hujan, hujan yang berlalu sangat lama
ini mengakibatkan kawah yang terbentuk tadi terisi oleh air.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada
diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi
dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit
mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk
menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan
sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan
bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses
pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa
ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Proses pembentukan lautan berdasarkan komet es
Bumi terbentuk dengan sedikit sekali air, atau tanpa air sama
sekali. Air di Bumi berasal dari komet yang menghujani bumi pada saat
awal pembentukan dan dari beberapa asteroid yang mengandung air

6
(hydrous asteroids). Hujan kosmik terus turun hingga saat ini,
mengandung 20-40 ton komet es yang menghujani Bumi tiap 3 detik.
Komet ini menambahkan 1 ince air dipermukaan bumi tiap 20.000
tahun. Ketika atmosfir dipenuhi air, hujan mulai turun. Dengan selang
waktu yang lama dan badai besar menimbulkan banjir terbesar di bumi,
lautan tak bertepi terbentuk. Saat langit akhirnya cerah, Bumi berubah
menjadi bola dunia penuh air dan disaat itulah diperkirakan kehidupan
mulai terjadi.
2. Teori Apungan Benua

Saat perkembangan pembuatan peta dunia pada awal tahun 1900-an,


seorang ahli meteorologi dari Jerman, Alfred Wegener mengemukakan sebuah
hipotesis tentang Apungan Benua (Hypothesis of Continental Drift). Dia
mengemukakan bahwa dulunya ada sebuah super-kontinen, disebut Pangaea,
yang pecah jutaan tahun yang lalu, kemudian benua-benua pecahannya
perlahan bergerak menuju posisinya saat ini dan masih terus bergerak
perlahan.

Bukti pertama yang diajukan oleh Wegener adalah adanya kesamaan


garis pantai antara Benua Amerika Selatan dengan Benua Afrika. Apabila kedua
benua tersebut disatukan, maka garis pantainya akan serasi satu sama lain.
Kemudian ia juga mengajukan bukti dokumentasi fosil Mesosaurus yang sejenis
dan hanya ditemukan di kedua sisi benua tersebut. Diyakini bahwa
Mesosaurus ini ketika hidupnya tidak akan dapat melintasi samudera yang luas
di antara kedua benua ini.

Sisa-sisa organisme yang ditemukan tampaknya menjadi bukti


menyatunya dua benua ini selama Masa Paleozoikum dan Awal Mesozoikum.
Lihat gambar di bawah ini.

Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudera.


Gambar di bawah menunjukkan jajaran pegunungan pada kedua sisi Samudera
Atlantik. Pegunungan Appalachia yang terpotong oleh pantai Newfoundland
serupa dengan jajaran pegunungan di Kepulauan Inggris dan Scandinavia
dalam hal struktur dan juga umurnya.

Bukti terakhir yang diajukan oleh Wegener, untuk mendukung


hipotesisnya, adalah iklim masa lampau (ancient climates). Ketika benua-benua
disusun menjadi satu untuk membentuk Pangaea, sisa dari material glasial
menyatu membentuk pola seperti hamparan es yang menutupi kutub bumi
kita hari ini. Lihat gambar di bawah ini.

7
3. Pergeseran Benua

Hipotesis Pergeseran Benua (bahasa Inggris: continental drift)


merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya
yang dituangkan dalam buku berjudul The Origin of Continent and Oceans
(1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung pada batuan
sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju
khatulistiwa dan juga ke arah barat.

Hipotesis utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang
disebut Pangaea (artinya “semua daratan”) yang dikelilingi oleh Panthalassa
(“semua lautan”). Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke
tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.

Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar


lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar
dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini terjadi.
Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja pada
bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu
menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum
dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya
berupa kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun,
tetap saja usaha Wegener sia-sia karena Wagener tidak mampu menjelaskan
dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral
bukan gaya vertikal.

4. TEORI KONVEKSI (CONVECTION THEORY)

HARRY H. HESS (1962) DALAM BUKUNYA: HISTORY OF THE OCEAN


BASIN. Aliran konveksi di dalam lapisan astenosfer yang kental, dimana
pengaruhnya sampei ke kerak bumi di atasnya, menyebabkan batuan kerak
bumi menjadi lunak. Gerak aliran ini menyebabkan permukaan bumi menjadi
tidak rata, aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid Oceanic
Ridge. Di puncak Mid Oceanic Ridge lava mengalir terus dari dalam kemudian
tersebar kedua sisinya dan membentuk kerak bumi baru.

5. TEORI PERGESERAN DASAR LAUT

ROBERT DIESZ MENGEMBANGKAN HIPOTESA HESS

8
Perkembangan penelitian topografi dasar laut membuktikan terjadinya
pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut kedua sisinya, dimana
makin jauh dari punggung dasar laut makin tua umurnya. Adanya gerakan yang
arahnya dari punggung dasar laut dapat dilihat dari contoh sebagai berikut:
MID ATLANTIC RIDGE, EAST PASIFIC RISE, ATLANTIC INDIAN RIDGE, PASIFIC
ATLANTIC RIDGE, MID OCEAN RIDGE ATAU PENAMPANG TENGAH SAMUDRA

6. Teori Tektonik Lempeng

Sepanjang tahun 1960-an, banyak penemuan teknologi yang kemudian


mendorong revisi Hipotesis Apungan Benua ini menjadi Teori Tektonik
Lempeng (Plate Tectonic Theory). Pada teori ini, dijelaskan bahwa permukaan
bumi dibentuk oleh kepingan-kepingan litosfer, yaitu lapisan padat dari kerak
bumi dan mantel bumi bagian atas, yang mengapung di atas astenosfer.
Astenosfer adalah lapisan plastis di bawah litosfer yang memiliki sifat seperti
fluid yang dapat mengalir.

Masing-masing kepingan litosfer ini disebut lempeng. Gambar di atas ini


menunjukkan batas-batas utama lempeng tektonik dan bagaimana mereka
saling berinteraksi satu sama lain. Gambar di samping menunjukkan
pergerakan relatif dan kenampakan yang berasosiasi dengan tiga tipe batas
lempeng.

Daerah timurlaut Afrika adalah contoh yang bagus untuk batas divergen.
Disini, magma yang keluar merekahkan lempeng litosfer. Ketika rekah pada
litosfer semakin melebar, batuan di atasnya runtuh dan membentuk zona
rekahan. Semakin melebar dan membentuk laut yang dangkal, seperti Laut
Merah.

Kemudian gambar dibawah ini adalah contoh yang bagus bagi benturan
antar lempeng benua. Benturan yang terus berlangsung antara India dan Asia,
yang dimulai sejak 45 juta tahun yang lalu, membentuk Pegunungan Himalaya.

Apabila benturan yang terjadi antara sesama lempeng benua akan


membentuk busur kepulauan vulkanik. Sedangkan bila benturan yang terjadi
antara lempeng benua dan lempeng samudera, akan membentuk busur
pegunungan vulkanik pada lempeng benua.

Sesar geser Mendonico yang menghubungkan zona penunjaman dan


zona pemekaran menyebabkan landas samudera yang dihasilkan di pematang

9
lempeng Juan De Fuca bergerak relatif ke selatan dan menyusup di bawah
Lempeng Amerika Utara.

2.3 Ciri – Ciri Air Laut


2.3.1 Rasa Air Laut
Tentu saja, kita semua tahu bahwa rasa air lautnya asin. Tetapi bisakah
Anda menjawab ketika ditanya mengapa air asin? Apa sebenarnya air asin,
adalah mineral dari daratan. Semua air yang mengalir di darat di sungai atau
danau, mengalir ke laut. Dalam perjalanan ke laut, air juga membawa mineral,
sehingga laut dipenuhi mineral. Permukaan laut yang sangat tinggi
menyebabkan penguapan yang kuat, tetapi mineral yang dibawa sebelumnya
tidak menguap. Sehingga garam mineral ini tetap ada dan tersebar di
permukaan lautan. Garam laut juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi
(panas) area laut, semakin asin airnya.

2.3.2 Kadar Air Laut


Seperti yang sudah dijelaskan, air laut terdiri dari 96,5% air murni dan 3,5%
komponen lainnya. Berikut adalah komposisi lengkap air laut, yaitu oksigen,
hidrogen, klor, natrium, magnesium, belerang, kalsium, kalium, brom, karbon,
nitrogen, fluor, strontium, boraks, dan silikon.

2.3.3 Pergerakan Air Laut


Air laut adalah massa zat yang mudah berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Sesuai namanya, pergerakan air laut adalah pergerakan air laut
yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti angin, perbedaan suhu, gempa
bumi dan sebagainya. Air laut dapat bergerak secara horizontal, vertikal, atau
melalui kombinasi gerakan horizontal dan vertikal yang disebut turbulensi. 

2.3.4 Pasang Untuk Air Laut


Pasang surut adalah perubahan permukaan laut yang terjadi secara berkala
karena pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari di Bumi. Pasang-surut
didasarkan pada hukum Newton, yaitu “Dua objek saling menarik dengan
magnitudo yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.”

10
2.4 Manfaat dari Adanya Laut
Tentu saja, laut memiliki banyak keuntungan sehingga kami akan mencoba
mengatakan beberapa poin tentang manfaat laut terbesar bagi manusia. Di
bawah ini adalah:

 Menyerap karbon dioksida


 Tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup yang bisa digunakan oleh
manusia
 Rute transportasi
 Climate Control Dunia
 Semburan minyak
 Energi
 Area rekreas

2.5 Apakah itu daratan?

Daratan adalah bagian permukaan bumi yang secara tetap “permanen”


tidak tertutupi oleh air laut. Daratan merupakan tempat hidup “habitat” bagi
sebagian besar makhluk hidup istilah darat lebih sering dipakai dalam kalangan
awam, sedangkan istilah daratan biasanya digunakan dengan batasan
geografis. Bumi mempunyai bentuk lingkaran dengan permukaan yang tidak
rata. Perbedaan ketinggian dari permukaan bumi terjadi karena adanya
pengaruh tenaga endogen “tenaga yang berasal dari dalam bumi” dan tenaga
eksogen “tenaga yang berasal dari luar bumi”. Pengaruh dari kedua tenaga ini
akan membuat terciptanya beberapa jenis daratan.

2.6 Proses Terjadinya Daratan

Proses terbentuknya daratan tidak lepas dari proses terbentuknya planet


bumi yang merupakan   salah satu benda langit yang terbentuk dari
awan/gas/asap langit kemudian bumi itu berupa bintang yang sangat kecil
karena proses tekanan antar material pembentuk yang mempunyai tekanan
(gravitasi) kearah memusat (Inti bumi) sehingga menimbulkan pijaran panas
memancar dilangit. Kemudian saat melewati beberapa proses benda langit
yang akhirnya diketahui bernama bumi (yang saat itu masih berupa bola pijar)
mulai mendingin (karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya jauh
dari sumber panas (matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari
dan menerima kualitas panas Matahari lebih rendah daripada planet yg lebih
dekat, sehingga lebih dulu mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar
(kulit) bumi membentuk dasar tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus

11
alam). Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah
keluar ke permukaan bumi (gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik
& tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu.
Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang
memancarkan meterial dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga
dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet
bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah
lempeng benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat,
masa jenis & kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi
(gravitasi bumi) menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi.
Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian besar terbentuk karena proses
siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada masa itu terjadi banjir gadang
berupa air bah yang menutupi permukaan planet bumi karena es mencair
dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi hampir ditutupi oleh
air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan telah mengikis
memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam jumlah sangat
besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa Pada akhirnya
relief lempengan daratan benua terbentuk, karena bergeser membentuk
pecahan benua.Daratan seperti yang kita kenal bentuknya seperti sekarang ini
kemungkinan untuk berubah lagi (secara extrim) sangat kecil karena bobot
lempengan tanah daratan benua sangat berat & tekanannya ke inti bumi
sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.

Teori Pembentukan Permukaan Bumi


Teori pembentukan permukaan bumi. Bumi merupakan planet tempat
tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Berbagai
teori konspirasi tentang bumi menyebutkan bahwa bumi memiliki beberapa
bagian atau lapisan mulai dari inti bumi hingga kerak bumi yang merupakan
lapisan terluarnya.

Kerak bumi yang merupakan lapisan terluar yang membentuk


permukaan bumi bentuknya berubah dari waktu ke waktu. Namun, proses
tersebut tidak bisa diamati atau diselidiki secara langsung, maka perlu suatu
metode dan pendekatan yang dapat menghasilkan suatu teori. Maka dari itu,
banyak ahli atau ilmuwan yang mengemukakan teori pembentukan permukaan
bumi.

12
Dalam perjalanannya, ada 6 teori pembentukan permukaan bumi yang
dikemukakan para ahli, diantaranya teori apungan benua, teori kontransi, teori
konveksi, teori pergeseran dasar laut, teori dua benua, dan teori lempeng
tektonik.

1. Teori Apungan benua

Teori apungan benua atau Continental Drift Theory yang dikemukakan


oleh Alfred Lothar Wegener. Ia berpendapat bahwa pada awalnya hanya
terdapat satu benua besar yaitu Pangea dan satu samudera yang disebut
Pathalasa. Namun, seiring berjalannya waktu, Pangea terpecah kemudian
mengalami pergerakan secara perlahan ke arah ekuator dan barat hingga
mencapai posisi sekarang. Pergerakan tersebut, dinilai akibat adanya rotasi
bumi sehingga terjadi pergerakan kearah ekuator serta gaya tarik bumi dan
bulan menyebabkan pergerakan kearah barat.

Wagner mendasarkan teorinya pada sejumlah bukti, seperti kesamaan


garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta
adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

2. Teori Kontraksi

Descrates adalah orang pertama yang mengungkapkan teori ini. Ia


berpendapat bahwa bumi mengalami penyusutan dan mengerut karena
adanya proses pendinginan. Proses ini mengakibatkan terbentuknya relief
berupa daratan, lembah, dan gunung. Teori kontraksi ini dianalogikan seperti
buah apel yang kulitnya akan mengerut jika bagian dalamnya mengering.

3. Teori Konveksi

Teori ini menjelaskan bahwa di dalam lapisan astenosfer terjadi aliran


konveksi ke arah lapisan kerak bumi. Teori ini dikemukakan oleh Harry H. Hess
ini menjelaskan bahwa konveksi membawa material berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (pematang tengah samudra).

13
Pada puncak mid oceanic ridge, lava terdorong keluar secara terus
menerus akibat arus konvensi kemudian menyebar ke kedua sisinya, membeku
dan membentuk lapisan kulit bumi baru menggantikan kulit bumi yang tua.
Aliran konveksi ini terjadi karena lapisan kerak bumi memiliki temperatur yang
jauh lebih rendah daripada lapisan di dalamnya sehingga massa dengan
temperatur tinggi mengalir ke daerah dengan temperatur yang rendah.

4. Teori Pergeseran Dasar Laut

Teori yang dikembangkan oleh Robert Diesz ini merupakan


pengembangan dari Teori Konveksi. Diesz menyelidiki umur sedimen dasar laut
dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya. Dalam penyelidikan tersebut,
ia menemukan bahwa semakin jauh dari punggung dasar laut, usia sedimen
semakin tua.

5. Teori Dua Benua

Teori dua benua dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B Taylor.
Mereka berpendapat bahwa pada mulanya terdapat dua benua besar yaitu
Laurasia di belahan bumi bagian utara dan Gondwana di belahan bumi bagian
selatan yang dipisahkan oleh Samudera Tethis.

Kedua benua ini perlahan-lahan bergerak kea rah equator hingga


akhirnya terpecah menjadi benua kecil. Gondwana terpecah menjadi benua
Afrika, Australia, Amerika Selatan, dan sub Benua India. Sementara itu,
Laurasia terpecah menjadi Benua Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

6. Teori Lempeng Tektonik

Oleh banyak ahli, teori ini diyakini sebagai teori yang dapat
menerangkan proses dinamika bumi. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
F. Vibe dan D. Matthews pada tahun 1963 yang menjelaskan bahwa bumi
terdiri atas lempengan-lempengan yang bergerak dengan arah dan kecepatan
masing-masing. Ada lempeng yang bergerak saling mendekat dan saling
menjauh. Akibat pergerakan lempeng tektonik terbentuklah batasan-batasan
sebagai berikut :

14
Batasan Konvergen (Convergent Boundaries), adalah perbatasan
lempeng yang geraknya saling mendekat dari arah yang berlawanan. Pada
perbatasan ini lempeng saling bertubrukan sehingga terjadi patahan yang
mengakibatkan munculnya gunung apo dan palung laut. Contohnya,
pertemuan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di Indonesia sehingga
menghasilkan jalur gunung api di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Batasan Divergen (Divergent Boundaries), adalah perbatasan lempeng


yang bergerak dengan arah yang berlawanan atau saling menjauh. Dalam
batasan ini kedua lempeng tidak terpisah meskipun bergerak saling menjauh
karena di belakang setiap lempeng terbentuk kerak yang baru. Contohnya,
terbentuknya gunung api di punggung tengah Samudra Pasifik dan Benua
Afrika.

Batas Menggunting (Shear Boundaries), dalam batas menggunting kedua


perbatasan lempeng hanya saling bergesekan sehingga tidak terjadi
penambahan atau pengurangan luas permukaan. Contohnya, patahan San
Andreas di California.

2.7 Jenis-Jenis Daratan


Berdasarkan reliefnya “tinggi rendah permukaannya” maka daratan dapat
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Dataran Tinggi
Dataran tinggi ialah jenis daratan pada permukaan bumi yang tingginya
lebih dari 500 m diatas permukaan laut. Dataran tinggi terbentuk akibat
adanya proses erosi dan sedimentasi. Erosi ialah peristiwa pengikisan padatan
akibat transportasi angin, air, es, hujan, pengaruh gravitasi atau akibat
makhluk hidup.

2. Dataran Rendah
Dataran rendah ialah jenis daratan pada permukaan bumi yang berupa
hamparan luas tanah dengan tinggi kurang dari 200 m di atas permukaan laut.
Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun yang tidak termasuk kedalam
dataran tinggi. Suhu udara pada dataran rendah biasanya berkisar antara 23
derajat celcius sampai dengan 28 derajat celcius, suhu pada daerah dataran
rendah tidak terlalu dingin seperti pada dataran tinggi, tetapi juga tidak terlalu
panas.
15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi
dimana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen
pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang mengakibatkan,
bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar keluar dan saling tabrakan,
akhirnya terbentuklah planet, salah satunya planet bumi, karena pada saat itu
gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid, sehingga terjadi
tabrakan. dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya
terbentuklah kawah kawah, dari kawah itulah mulai terbentuk lautan.
Sedangkan Proses Pembentukan Daratan terjadi tekanan antar material
pembentuk yang mempunyai tekanan (gravitasi) kearah memusat (Inti bumi)
sehingga menimbulkan pijaran panas memancar dilangit. Kemudian saat
melewati beberapa proses benda langit yang akhirnya diketahui bernama bumi
(yang saat itu masih berupa bola pijar) Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak
dari inti bumi yang mengarah keluar ke permukaan bumi (gunung berapi) atau
membentuk aktivitas vulkanik & tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah
yang baru terbentuk itu.

3.2 Saran
Adapun saran kami dalam makalah ini yaitu Sebaiknya apa yang telah
kita pelajari bisa kita pahami dan bisa kita jadikan hasil pelajaran ini sebagai
jawaban apabla ada orang bertanya tentang ilmu yang dimiliki.

16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://herydictus.wordpress.com/2013/01/21/teori-pembentukan-laut/
#:~:text=Proses%20terbentuknya%20laut%20berawal%20dari
%20proses%20pembentukan%20bumi,mengakibatkan%20kawah
%20yang%20terbentuk%20tadi%20terisi%20oleh%20air

https://rumusbilangan.com/proses-terbentuknya-laut/

https://www.dosenpendidikan.co.id/daratan/

17

Anda mungkin juga menyukai