Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIKA DASAR II

BADAI MATAHARI

DISUSUN
NAMA
NIM

OLEH :

: FARESA DHARMAWAN
1501247

JURUSAN S1- TEKNIK PERMINYAKAN


KONSENTRASI TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis tentang Badai
Matahari.
Dalam upaya penulisan karya tulis ini tidak sedikit hambatan yang saya
alami, namun kebesaran-Nya dan bantuan atau dorongan dari berbagai pihak
sehingga

hambatan-hambatan

tersebut

dapat

diatasi.

Untuk

itu

penulis

mengucapkan terima kasih kepada :


:
1.

Allah SWT

2.

Ibu Irma Andrianti S.pd Selaku dosen mata kuliah fisika dasar II

3.

Orang tua saya yang telah membantu baik moril maupun materi

4.

Rekan-rekan saya yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis

ini
Penulis menyadari bahwa karya tulis yang dibuat ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis dapat
meningkatkan kualitas penulisan. Akhir kata saya berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan semoga kita semua berada didalam
lindungan-Nya dan selalu mendapatkan ridho Allah SWT.

Balikpapan, 22 Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................i
KATA PENGANTAR....................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN............................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................2
1.3 Pembatasan Masalah........................................2
1.4 Tujuan Penulisan................................................3

BAB II

ISI..............................................................4
2.1 Pengertian Badai Matahari................................4
2.2 Proses Terjadinya Badai Matahari......................5
2.3 Dampak Badai Matahari....................................7

BAB III PENUTUP....................................................10


3.1.................................................................Kesimpulan 10
3.2.................................................................Kritik dan Saran
................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Masalah


Matahari adalah sebuah bintang, yaitu bola plasma panas yang
ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari, terjadi reaksi nuklir (fusi)
yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi
tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam
jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi
yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu:
zona radiatif, zona konventif, dan bagian atmosfer Matahari, yang terdiri dari
fotosfer, kromosfer, dan korona. Dan badai matahari adalah peristiwa yang
berkaitan dengan bagian atmosfer Matahari tersebut
Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang
mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi
yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar. Tarikan
gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona
yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus menerus,
partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa.
Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri
dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya,
sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang
bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.
Dari hasil penelitian para ilmuwan tampak bahwa makin tinggi
aktivitas matahari, yang ditunjukkan dengan makin banyaknya bintik, makin
besar pula iradiasi matahari, dan sebaliknya. Padahal bintik matahari ini
merupakan penghalang aliran panas dari lapisan di bawahnya, sehingga
mestinya radiasi yang terpancar makin kecil. Karena hal yang terjadi adalah
sebaliknya, maka mestinya aliran panas ini dialihkan ke tempat lain dan
muncul di daerah-daerah yang temperaturnya menjadi lebih tinggi. Fotometri
daerah aktif yang dilakukan oleh ilmuwan Hirayama dan Okamoto tidak
berhasil melakukan pencarian daerah-daerah ini di sekitar bintik matahari.
Bila aktivitas matahari dikaitkan dengan fluks magnetik, maka sebenarnya
ada dua tampakan di permukaan matahari yang berbeda. Dari titik pandang

fisika matahari, fluks magnetik muncul dalam dua struktur yang berbeda,
satu gelap dan satunya lagi terang, dengan kerapatan fluks yang berbeda
pula. Tampakan gelap disebut sebagai sunspot, seperti yang telah disinggung
sebelumnya,

sedangkan

tampakan

terang

disebut

sebagai

fakula.

Berlawanan dengan bintik matahari, fakula adalah tampakan terang yang


berhubungan dengan medan magnetik di matahari. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa bahwa pada umumnya luas fakula yang teramati lebih
besar dari pada luas total bintik matahari. Satuan luasnya adalah sepersejuta
hemisfer (permukaan) matahari.
Ini yang menyebabkan iradiasi matahari makin tinggi walaupun jumlah
bintik matahari yang muncul makin banyak. Disebutkan juga bahwa defisit
energi oleh bintik matahari ternyata lebih kecil dari pada ekses energi yang
diberikan oleh fakula. Oleh sebab itu makin banyak bintik yang muncul,
iradiasi matahari juga lebih tinggi. Secara fisis proses pemindahan energi ini
masih belum diketahui secara pasti, apakah ada selang waktu antara emisi
energi

oleh

bintik

dan

fakula.

Pada saat puncak aktivitas tersebut, bintik matahari meningkat jumlahnya


akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang
antar planet. Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi
tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga
meningkat sehingga terjadi badai matahari.

2 Rumusan Masalah
Adapun makalah ini membahas tentang :
1. Apa itu badai matahari ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya badai matahari
3. Apa saja dampak dari badai matahari terhadap bumi dan kehidupannya

3 Pembatasan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.

Untuk mengetahui apa itu badai matahari.

2.

Untuk mengetahui mekanisme terjadinya badai matahari.

3.

Untuk mengetahui dampak badai matahari terhadap bumi dan kehidupannya.

4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Bagi Penulis
Karya tulis ini disusun untuk menyelesaikan UAS yang diberikan dosen dalam
mata kuliah fisika dasar 2. Selain itu, bagi diri kami pribadi karya tulis ini juga
diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi
mahasiswa.
Bagi Pembaca
Karya tulis ini dimaksudkan untuk membahas badai matahari dan menambah
ilmu

pengetahuan

mengenai

badai

matahari

pengetahuan ini akan berguna bagi pembaca

BAB II
ISI
1. Pengertian Badai Matahari

yang

dimana

diharapkan

Gambar 5: Badai matahari


Badai

matahari

adalah

kejadian

event

dimana

aktivitas

Matahari

berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung
dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan
terjadinya badai matahari.
Menurut laporan website Inggris New Scientist, maksud dari badai matahari
atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak
kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki
periode aktivitas badai matahari.
Sedangkan masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan
terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan
besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom
atom Hiroshima.

2. Proses Terjadinya Badai Matahari

Diagram Proses Terjadinya Badai Matahari


Salah satu indikator aktivitas matahari adalah munculnya bintik-bintik hitam
di permukaan matahari yang disebut sebagai bintik matahari atau sunspot. Bintik
matahari adalah suatu daerah di fotosfer matahari yang mempunyai temperatur
lebih rendah dari pada sekelilingnya sehingga tampak gelap. Banyaknya bintik
matahari menunjukkan tingkat keaktifan matahari. Makin banyak bintik yang
muncul menandakan bahwa matahari makin aktif. Walaupun para ahli tidak
mengetahui

persis

penyebab

Sun-

Spot,

dapat

dipercaya

bahwa

mereka

dibangkitkan oleh medan magnetik yang sangat besar yang berasal dari dalam
matahari. Para ahli juga tidak mengetahui mengapa dapat terjadi medan magnet
dekat pusat matahari itu berubah secara siklus atau berulang. Medan magnetik
matahari dibangkitkan di bagian dalam matahari, di lapisan tachocline. Medan
magnetik terbentuk akibat aliran ion dan elektron yang bermuatan. Siklus bintik
juga merupakan akibat dari medan magnetik matahari yang berubah. Medan
magnetik

yang

berhubungan

dengan

Sun-Spot

mempunyai

kecenderungan

memegang partikel dan gas sekelilingnya yang menyebabkan pergerakan melingkar


yang relatip stabil, yang sangat jauh berbeda dengan gerak gejolak gas-gas di
bagian lain dari permukaan matahari. Akibat pergerakan yang relatip stabil ini
temperatur Sun-Spot lebih rendah dari pada temperatur sekelilingnya sehingga
membuat Sun-Spot kelihatan lebih gelap dibanding bagian tenang di matahari.
Medan magnet pada sunspot menghalangi konveksi, sehingga transport energi
secara konvektif dari bagian dalam matahari menjadi terhalang.
Medan

magnetik

dan

gas

gas

yang

terionisasi

berinteraksi

untuk

membangkitkan daerah aktif matahari. Medan magnetik yang sangat kuat


menyebabkan aliran gas difotosfir menyebabkan noda matahari. Tampak gelap
yang telihat pada bintik hitam matahari disebabkan karena energi yang ada di
sunspot itu tidak bisa dilepaskan. Karena kuatnya medan magnet pula, badai
matahari akan berhembus dari daerah sunspot tersebut. Makin banyak bintik-bintik
hitam di matahari, makin besar pula potensi terjadinya badai matahari.
Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan
sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir
untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu

di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air
di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.
Dari hasil penelitian para ilmuwan tampak bahwa makin tinggi aktivitas
matahari, yang ditunjukkan dengan makin banyaknya bintik, makin besar pula
iradiasi

matahari,

dan

sebaliknya.

Padahal

bintik

matahari

ini

merupakan

penghalang aliran panas dari lapisan di bawahnya, sehingga mestinya radiasi yang
terpancar makin kecil. Karena hal yang terjadi adalah sebaliknya, maka mestinya
aliran panas ini dialihkan ke tempat lain dan muncul di daerah-daerah yang
temperaturnya menjadi lebih tinggi. Fotometri daerah aktif yang dilakukan oleh
ilmuwan Hirayama dan Okamoto tidak berhasil melakukan pencarian daerah-daerah
ini di sekitar bintik matahari. Bila aktivitas matahari dikaitkan dengan fluks
magnetik, maka sebenarnya ada dua tampakan di permukaan matahari yang
berbeda. Dari titik pandang fisika matahari, fluks magnetik muncul dalam dua
struktur yang berbeda, satu gelap dan satunya lagi terang, dengan kerapatan fluks
yang berbeda pula. Tampakan gelap disebut sebagai sunspot, seperti yang telah
disinggung sebelumnya, sedangkan tampakan terang disebut sebagai fakula.
Berlawanan
berhubungan

dengan bintik matahari,


dengan

medan

fakula adalah

magnetik

di

tampakan

matahari.

terang

Sebuah

yang

penelitian

menyebutkan bahwa pada umumnya luas fakula yang teramati lebih besar dari
pada luas total bintik matahari. Satuan luasnya adalah sepersejuta hemisfer
(permukaan) matahari.
Fakula ini yang menyebabkan iradiasi matahari makin tinggi walaupun jumlah
bintik matahari yang muncul makin banyak. Disebutkan juga bahwa defisit energi
oleh bintik matahari ternyata lebih kecil dari pada ekses energi yang diberikan oleh
fakula. Oleh sebab itu makin banyak bintik yang muncul, iradiasi matahari juga
lebih tinggi. Secara fisis proses pemindahan energi ini masih belum diketahui secara
pasti, apakah ada selang waktu antara emisi energi oleh bintik dan fakula.
Pada saat puncak aktivitas tersebut, bintik matahari meningkat jumlahnya
akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar
planet. Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan
emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat sehingga
terjadi badai matahari. Pelontaran partikel disebabkan oleh garis-garis gaya

magnetik matahari yang tidak teratur. Badai Matahari terjadi ketika muncul flare
dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari
yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Pada
umumnya flare terjadi di daerah aktif di matahari, yaitu di sekitar bintik matahari.
Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang
terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran
oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir
serta kondisi atmosfir netral. Ledakan ini dapat menyebabkan timbulnya awan masif
yang sangat panas sering disebut sebagai CME (Coronal Mass Ejection). Timbulnya
awan masif ini menyemburkan medan magnetik yang amat sangat tinggi. Pada saat
bintik ini muncul, maka bisa dipastikan bahwa aktivitas medan magnetik menjadi
sangat tinggi dan efeknya dapat mencapai bumi. Fenomena ini dapat muncul
dengan pola 11 tahun sekali, dan CME dapat menyembur dengan kecepatan hingga
jutaan mil per jam. Berdasarkan perhitungan para ahli, waktu agar partikel partikel
tersebut mencapai bumi adalah sekitar 5 hari dari waktu kejadian. Partikel itu
sendiri tidak dapat dengan mudah untuk memasuki permukaan bumi, hal ini
dikarenakan bumi masih memiliki lapisan magnetosfer yang berlapis lapis,
sehingga partikel ini hanya dapat masuk melalui celah kecil di kutub utara dan
kutub selatan. Jika partikel itu masuk ke bumi maka ia akan terionisasi di atmosfer
dan membentuk tirai cahaya raksasa yang warna-warni dan dikenal sebagai aurora.
Memang sangat indah bentuknya, namun efek yang ditimbulkan sangat besar.

3. Dampak Badai Matahari


1.

Dampaknya terhadap bumi


a. Perubahan iklim bumi dalam jangka panjang
Matahari membangkitkan energinya dipusatnya, dengan melakukan rekasi

nuklir, merubah inti hidrogen menjadi helium dan seterusnya, sehingga dapat
dikatakan sebagai laboratorium fisika yang sangat besar. Energi yang dibangkitkan
ini kemudaian akan dipancarkan keluar. Energi ini juga akan sampai di bumi, dan
akan sangat mempenaruhi lingkungan bumi. Perubahan iklim dalam jangka panjang
ditengarai juga merupakan akibat aktivitas matahari ini.

b.

Mengganggu komunikasi frekuensi radio dan navigasi berbasis satelit

Sejumlah partikel berenergi yang dilepaskan dari matahari, baik itu berupa
angin surya, lontaran massa korona (CME), maupun flare dapat mempengaruhi
lingkungan bumi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi yang
memanfaatkan lapisan ionosfer bumi, yaitu komunikasi radio frekuensi tinggi dan
navigasi berbasis satelit, juga akan terganggu, seperti gangguan telepon, siaran TV
yang memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM. Selain itu, navigasi pada sistem
penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio
gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.
c. Terjadinya aurora

Aurora
Aurora adalah adanya cahaya warna-warni di langit.
d.

Dapat memadamkan listrik

Sebelumnya

badai

matahari

pernah

terjadi.

Tahun

1980-an,

misalnya,

pembangkit listrik di Quebec, Kanada, padam akibat terpengaruh badai matahari.


Partikel matahari yang masuk ke bumi menyebabkan induksi pada trafo. Induksi,
atau peningkatan muatan listrik tiba-tiba, membakar trafo secara masif sehingga
jaringan listrik mati total.

2.

Dampaknya terhadap manusia


Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan

menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik
modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan
tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi
jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik,
juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia
juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. Transmisi
jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin
menyebabkan terhenti secara total. Dan ini hanya merupakan efek domino yang
pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan lalu lintas lumpuh,
komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa
berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin,
makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah
memperkirakan

bila

ada

intensitas

badai

matahari

kuat

mungkin

dapat

menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama
saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan
rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun.
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling
ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan
penanganan

limbah,

masalah

infrastruktur

logistik

supermarket,

masalah

pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada
listrik.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.

Badai Matahari akan terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection

(CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara
dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. CME adalah ledakan yang sangat
besar, yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.
Dari kedua hal itu, Badai Matahari dapat disimpulkan secara umum sebagai
kejadian semburan massa matahari masif yang terjadi di permukaan atmosfir
matahari.
2.

Salah satu gejala matahari adalah flare, dimana flare ini dapat menyebabkan

badai matahari yang sangat dahsyat dan apabila sampai ke bumi dapat merusak
sistem gelombang radio, perubahan iklim dalam waktu panjang, serta mengganggu
navigasi berbasis satelit.
3.

Terhadap manusia bumi badai matahari bisa memepengaruhi bahkan

merubah sistem kehidupan manusia.

2.

Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
pembaca

jika

terdapat

penyampaian makalah ini.

kekurangan

dan

kesalahan

dalam

penulisan

dan

DAFTAR PUSTAKA
Nuryadin, Atin. Badai Matahari. 31 Maret 2010.
http://www.semayangboy.com/2010/03/badai-matahari_31.html . Diakses pada
tanggal 22 Juni 2016

Simatupang, Ferry. Pembicaraan : Badai Matahari. 8 Maret 2010.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Badai_matahari. Diakses pada tanggal 22
Juni 2016

Tanjung, Asha Kumangat. Badai Matahari. 20 November 2013.


https://ashakamangatsemtu.wordpress.com/2013/11/20/bagaimana-terjadinyabadai-matahari/. Diakses pada tanggal 22 Juni 2016

Yufithria, Rahmi. Badai Matahari. 6 Februari 2011.


http://cipciphurarakurataka.blogspot.co.id/2011/02/badai-matahari.html . Diakses
pada tanggal 22 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai