Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KULIAH : GELOMBANG DAN OPTIK

SYARAT INTERFERENSI, EKSPERIMEN YOUNG, DAN SLIT GANDA

OLEH :

KELOMPOK : 6 (ENAM)

KELAS : FISIKA DIK-B 2015

NAMA : DINDA MELANI NIM: 4151121018

ELGITA BR TARIGAN NIM: 4153121017

INDAH NURFIANI NIM: 4152121022

DOSEN PENGAMPUH : Dr. WAWAN BUNAWAN, M.Pd, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

1. Syarat Terjadinya Interferensi Cahaya


Pada (gelombang mekanik), telah kita ketahui bahwa dua gelombang dapat melalui
satu titik yang sama tanpa saling mempengaruhi. Kedua gelombang gelombang itu memiliki
efek gabungan yang diperoleh dengan menjumlahkan simpangannya. Interferensi adalah
paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang
terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang
resultan memiliki amplitudo maksimum.

Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi
destruktif (saling melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang
dengan menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua
gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan
jelas

Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah gabungan dari


berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Di lain pihak, warna pada gelombang
sabun, lapisan minyak, warna bulu burung merah, dan burung kalibri bukan disebabkan oleh
pembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar yang
dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling
menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada
dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka
interferensinya sulit diamati. Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan:

(1) Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.

(2) Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang
(random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat.

Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau
gelombang bunyi.

Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:

(1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi
yang sama.

(2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude (simpangan maksimum) yang hampir
sama. Jika tidak interferensi yang dihasilan kurang kontras.
Bagaimana cara menghasilkan pasangan sumber cahaya yang koheren?

Cahaya dari dua lampu yang berbeda tidak mungkin koheren sehingga sehingga tidak
dapat menghasilkan interferensi dengan pola teratur. Dua gelombang cahaya yang koheren
hanya dapat diperoleh jika kita menggunakan satu sumber cahaya, kemudian membaginya
menjadi dua sumber cahaya. Prinsip seperti ini yang digunakan oleh Fresnel dan Thomas
Young untuk memperoleh dua sumber cahaya koheren. Perbedaan keduanya hanya terdapat
pada cara yang digunakan untuk membagi satu sumber cahaya menjadi dua sumber cahaya.

Untuk menghasilkan dua sumber cahaya koheren, Young menggunakan sebuah lubang kecil
(pinhole) dan dua celah sempit yang berdekatan, seperti ditunjukkan pada gambar 1(a) di
bawah ini.

Gambar (1) Kiri: percobaan celah ganda Young, Kanan: Pola Interferensi berupa pita-pita
terang dan gelap yang ditangkap oleh layar

Cahaya datang pada layar pertama yang diberi celah S 0 menuju layar kedua yang
diberi celah S1 dan S2. Gelombang cahaya yang ke luar dari S1 dan S2 berasal dari satu sumber
cahaya (S0) sehingga kedua celah ini berlaku sebagai pasangan sumber cahaya koheren.

Cahaya dari sumber S1 dan S2 menghasilkan interferensi dengan pola teratur pada
layar. Pola interferensi terdiri atas pita-pita terang dan gelap yang silih berganti, gambar 1(b).
Pola garis terang (pita terang) terjadi jika cahaya dari kedua celah mengalami interferensi
maksimum (konkruktif). Sedangkan garis gelap (pita gelap) terjadi jika cahaya dari kedua
celah mengalami interefrensi minimum (deskruktif).
Untuk menghasilkan dua sumber cahaya koheren, Fresnel menggunakan dua buah
cermin datar yang diletakkan sedemikian rupa sehingga permukaan kedua cermin membentuk
sudut hamper 1800 (lihat gambar 2). Suatu sumber cahaya monokromatik dipancarkan
melalui celah S. Sinar ini kemudian dipantulkan cermin I membentuk bayangan maya S 1,
dan dipantulkan oleh cermin II membentuk bayangan maya S 2. Sumber cahaya S1 dan S2
berasal dari satu sumber cahaya (yaitu S) sehingga keduanya merupakan sumber cahaya yang
koheren.

Gambar 2. Percobaan Cermin Fresnel

Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. (a) tidak terjadi interferensi, (b) terjadi interferensi

Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya koheren sehingga dapat menghasilkan pola
interferensi adalah :
(1) Sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu
celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.

(2) Dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan
saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan
(pada interferensi lapisan tipis).

(3) Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.

1.1. Interferensi Maksimum

Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi
interferensi maksimum dan terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini
akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu apabila
keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat yang sama
selama osilasi pada saat yang sama.

Gambar 4. Sudut sangat kecil sehingga sin = =


p / l.

Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan persamaan:

n. = d.sin (1)

Karena l >> d, maka sudut sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan sin = tan = p / l

Jadi, persamaan (1) dapat dituliskan menjadi:

n. = d (p / l)
n. = pd / l (2)

dengan:

p = jarak garis terang dari pusat terang

d = jarak kedua sumber

l = jarak layar ke sumber cahaya

= panjang gelombang

n = orde atau nomor terang (n = 0, 1, 2, ...)

1.2. Interferensi Minimum

Interferensi maksimum terjadi jika dua gelombang bertemu dan saling menguatkan.
Namun, jika dua gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi
interferensi minimum, sehingga terbentuk pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua
gelombang yang tidak sefase. Jarak garis gelap ke-n dari pusat terang adalah:

(n-(1/2)) = d.sin (3)

Bilangan n menyatakan orde atau nomor gelap, yang besarnya n = 1, 2, 3,... Untuk n = 1
disebut minimum orde ke-1.

Mengingat:

sin = p / l

maka persamaan (3) menjadi:

(n-(1/2)) = d. (p / l) (4)

dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang. Pada interferensi celah ganda, jarak dua
garis terang yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap yang berurutan. Dengan
mengunakan persamaan (2) diperoleh:

(pd / l) = n (5)
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan ikatakan nilai n
=1, sehingga jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua garis gelap berurutan
dapat diperoleh dengan persamaan:

(pd / l) = (6)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang ditimbulkan oleh
interferensi cahaya. Sebagai contoh timbulnya garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan
tipis minyak tanah yang tumpah di permukaan air, warna-warni yang terlihat pada gelembung
sabun yang mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-warni pada cakram padat
(compact disc).

Gambar 5. Timbulnya warna-warni pada compact disk menunjukkan adanya interferensi.


2.1 Percobaan Young

Thomas Young adalah seorang ahli fisika yang melakukan interferensi gelombang
cahaya dan juga membuktikan bahwa cahaya mempunyai sifat gelombang. Young pertama
kali melakukan percobaan interferensi cahaya pada tahun 1801 yang menggunakan satu
sumber cahaya untuk memperoleh cahaya yang seragam (sefase dan monokromatik) sehingga
panjang gelombang dan frekuensinya tetap. Lebar celahnya cukup kecil untuk melakukan
percobaan dengan berbagai spektrum gelombang cahaya.

Gambar 1: interferensi cahaya pada celah ganda

Gambar 2: pembentukan pita terang (T) dan pita gelap (G) dan penampakan layar dari depan
Susunan pita dan pita gelap hanya dapat terjadi ketika gelombang-gelombang dari
sumber gelombang melalui interferensi konstruktif (salling menguatkan) dan destruktif
(saling menghilangkan) pada layar. Interferensi adalah superposisi dua buah gelombang atau
lebih. Interferensi dapat terjadi pada gelombang mekanis atau gelombang cahaya. Interferensi
dapat terjadi pada gelombang yang memiliki fase, amplitudo berbeda, tetapi pada percobaan
Young interferensi terjadi pada gelombang cahaya yang memiliki frekuensi, amplitudo, fase
yang sama atau disebut koheren.

2.2 Interferensi celah ganda oleh Young

Prinsip kerja dari interferometer Young ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut.

Persamaan gelombang cahaya dari S1 dan S2 di titik P pada layar, masing-masing kita
nyatakan dengan :

E1 r , t E0 . e i k . r 1 t 1 (1.1)

E2 r , t E0 . e i k . r 2 t 2 (1.2 )

Superposisi di titik P adalah :


E r , t E0 . e i k . r 1 t 1 e i k . r 2 t 2 (1.3)

Intensitasnya dapat kita tuliskan dengan mengingat bahwa:


2
I E

I E0
2
e
i k . r 1 t 1

e i k . r 2 t 2 e i k . r 1 t 1 e i k .r 2 t 2
I I 0 2 2 cos

I 2.I 0 1 cos (1.4)

dengan

k r1 r2 1 2

k.r (1.5)

Persamaan (1.4) dapat kita tuliskan dengan :

k .r
I 4.I 0 . cos 2 (1.6)
2 2

Untuk kasus kedua sumber fesenya sama, jadi 0 , maka persamaan (1.6) menjadi :

k .r
I 4.I 0 . cos 2
2

k .d .Sin
I 4.I 0 . cos 2
2

.d . y
I 4.I 0 . cos 2
.L

Intensitas maksimum 4I 0 terjadi bila :

.d . y
.n
.L

Intensitas minimum terjadi bila :

.d . y 2.n 1
. (1.9)
.L 2

Dengan n 0, 1,2, ... yang disebut dengan orde interferensi.

Jarak dua interferensi maksimum (atau dua intensitas minimum) yang berurutan adalah :

.L
y (1.10)
d

Dan jarak intensitas maksimum dan minimum adalah:


.L
y (1.11)
2.d
PERCOBAAN INTERFERENSI YOUNG

ALAT DAN BAHAN :

1. 3 buah penggaris (2 buah penggaris diberi garis gelap terang

PROSEDUR KERJA :

1. Menyediakan penggaris dengan ukuran 100 cm atau 1m sebanyak 3 buah.


2. Kedua dari penggaris dibor dengan ukuran disesuaikan dengan bautnya yaitu 12 cm.
3. Membuat plat kemudian dicat dengan menggunakan pilox hitam.
4. Menyediakan scotlet kemudian memotongnya dengan lebar 2 cm.
5. Scotlet ditempelkan pada dua penggaris yang dibor untuk membuat pola gelap terang.
6. Untuk memvariasi pola gelap terang maka Scotlet cukup dipotong dengan lebar yang lebih
besar atau sesuai dengan yang diinginkan

Gambar 3: gambar rangkaian

Setiap pola gelap terang tersebut merupakan satu panjang gelombang. Dan pola gelap
terang ini dapat diatur jaraknya sehingga dapat divariasi panjang gelombangnya.

Gambar 4: Posisi Penggantian Panjang Gelombang


Dengan menggabungkan antara kedua penggaris berpola pada pola yang sama yaitu gelap
gelap atau terang-terang maka akan didapatkan titik P. Yaitu titik pertemuan antara pola
gelap-gelap atau terang-terang. Maka dari pertemuan titik tersebut dapat ditentukan besarnya
Interferensi Young dan kemudian dapat dibandingkan dengan hasil perhitungan yang
didapatkan. Selain itu dari alat ini dapat dilakukan variasi dari panjang gelombang maupun
dari d. Dengan cara merubah-rubah atau menggeser penggaris tersebut.

Gambar 5: gambar pengambilan data

CARA KERJA ALAT :

1. Siapkan 3 buah penggaris sesuai dengan yang sudah dibuat.


2. Posisikan penggaris yang tidak ditutup oleh scotlet berwarna biru ditengah.
3. Masukkan kedua plat kedalam penggaris yang tidak ditutup oleh scotlet tadi dari ujung
skala 0 cm dan skala maksimum 100 cm atau di masukkan dari arah yang berlawanan.
4. Prosedur yang ketiga selesai maka letakkan penggaris tertutup scotlet diatas plat kemudian
kencangkan dengan menggunakan baut yang sudah disediakan agar tidak mudah
menggeser.
5. Atur posisi pengambilan data seperti yang sudah ada pada gambar 5
6. Kemudian ambil data yaitu berupa beberapa parameter d,p dan a akan tetapi diusahakan
agar teta () sekecil mungkin agar dapat digunakan untuk membuktikan persamaan
dp
m
a

diambil m sebagai orde yaitu 1

SOAL-SOAL

Soal 1 :
Dua celah yang berjarak 1 mm, disinari cahaya merah dengan panjang gelombang 6,5 10-7
m. Garis gelap terang dapat diamati pada layar yang berjarak 1 m dari celah. Hitunglah jarak
antara gelap ketiga dan terang pusat, serta jarak antara terang kedua dengan garis terang
keempat!

Penyelesaian:

Diketahui:

d = 1 mm = 10-3 m

= 6,5 10-7 m

l=1m

Ditanya:

a. p = ... ?

b. p = ... ?

Pembahasan:

a. Jarak antara gelap ketiga dengan terang pusat

b. Jarak antara terang kedua dan terang keempat

Soal 2:

Cahaya monokromatik dari


suatu sumber mengenai
celah kembar dan
menghasilkan pola
interferensi dengan jarak
antara dua pola terdekat 0,25
cm., letak layar 100 cm dari
celah. Jika jarak celah 0,2 mm, maka panjang gelombang dari cahaya monokromatik tersebut
adalah

Jawab:

d .p / L = n

antara dua pola terdekat berarti n = 1

0,2 . 10-2 (0,25 . 10-2) / 1 = 1

= 5 . 10-7 m = 5000

Soal 3:

Sebuah cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 6000 datang hampir tegak lurus
pada permukaan lapisan tipis sabun. Ketebalan lapisan tipis sabun tersebut agar dapat
diperoleh terang maksimum pada cahaya yang dipantulkan adalah tipis sabun tersebut agar
dapat diperoleh terang maksimum pada cahaya yang dipantulkan adalah

Jawab:

Interferensi maksimum pada selaput tipis yang berada di udara terjadi bila memenuhi:

2nd cos r = (m 1/2)

Sinar hampir tegak lurus berarti r = 0, sehingga cos r = cos 0 = 1.

2nd = (m 1/2) atau d = (m 1/2) / 2n

n = indeks bias selaput = indeks bisa udara = 1

d = / 4 n = 6000 / 4 . 1 = 1500 = 0,15 m

Soal 4
Celah ganda yang berjarak 0,100 mm berada 1,20 m dari layar tampilan. Cahaya dengan
panjang gelombang =500 nm jatuh pada celah dari sumber yang jauh. Berapa jarak antar
interferensi terang pertama dan kedua pada layar?
Penyelesaian :
Interferensi terang (konstruktif orde pertama m=1)
m (1)(500 10 9 m)
sin 1 5, 00 10 3
d 1, 00 10 4 m
Ini merupakan sudut kecil, sehingga :

sin 1 1 tan 1 , dengan dalam satuan radian


Dengan demikian orde pertama akan muncul pada jarak:

p1 L1 (1, 20 m)(5,00 10-3 ) 6, 00 mm


Interferensi terang (konstruktif orde n=2)

2
p2 L1 L 12, 0 mm
d

P2
P
1

Jadi, jarak antara pusat maksimum interferensi terang adalah : (p2 - p1) = 6,00 mm

Soal 5
Pada percobaan Young digunakan sumber cahaya dengan panjang gelombang 5000 A. Pola
interferensi diamati pada layar yang berada 100 cm di belakang celah rangkap. Ternyata 20
pita menduduki 11 mm. Tentukan jarak celah!
Penyelesaian:
Ada 20 pita dalam 11 mm berarti jarak antara dua pita adalah:
11 11
p 0,58 mm
20 1 19
Lokasi pita terang dengan rumus :ke-m dicari

m l
Pm
d

Jarak dua pita terang berturut-turut dicari dengan mengambil pita terang ke-m dan pita
ke-(m+1):

(m 1)l ml l
p pm 1 pm
d d d

l 1 x 5000 x 10 10
d 0, 862 mm
p 5, 8 x 104

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Muhammad Khairu Rais. (http://adityamuhammadkhairurais.interferensi-young-


Jurusan-fisika-FMIPA-Universitas-Sebeles-Maret-Surakarta./html) (diakses pada tanggal 10
April 2017 pukul 13.15 WIB)

Giancoli C. Douglas.1998. Fisika Jilid II Edisi ke V. Jakarta: Erlangga

Noerdyah,Pramitha Surya. (http://NoerdyahPramithaSurya.eksperimen-young./html) (diakses


pada tanggal 10 April 2017 pukul 13.15 WIB)

Ramlan, Taufik. 2003. Gelombang dan Optik. Bandung : Jica

Anda mungkin juga menyukai