PENDAHULUAN
Manfaat dari percobaan interferensi celah ganda ini yaitu, dapat mengamati
pola interferensi dan difraksi yang terbentuk ketika sebuah cahaya melewati
celah gandadan dapat membuktikan posisi minimum dalam pola interferensi
sesuai dengan posisi yang ada pada teori.
.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil percobaan Young yaitu terdapat serangkaian garis yang terang seperti
deret-deret cahaya terang. Hasil percobaan tersebut adalah fenomena
interferensi gelombang cahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan
membayangkan cahaya sebagai gelombang datar dengan panjang gelombang
tunggal (disebut monokromatik = eka warna = satu warna) dijatuhkan pada
kedua celah sempit yang berdekatan. Akibat difraksi (pelenturan cahaya saat
gelombang melewati suatu celah permukaan yang sempit), gelombang yang
meninggalkan kedua celah tersebut menyebar, sama seperti permukaan air
yang tenang lalu dilemparkan batu memunculkan gelombang- gelombang
yang menyebar dari titik asal jatuh batu (Eugene, 2002).
Menurut Hanifa (2015), pola interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar
berupa pola garis terang dangelap. Interferensi dapat terjadi akibat adanya
beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Jarak antara kedua celah jauh
lebih kecil dari pada jarak celah terhadap layar, maka beda lintasan pada titik
sembarang P adalah S2P – S1P= d sin θ. Jadi, Persamaan (1) dapat dituliskan
menjadi:
P = d sin θ (1)
4
berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada tempat yang
sama selama osilasi pada saat yang sama. Secara matematis Jarak garis terang
ke-n dari pusat terang dinyatakan dengan Persamaan (2):
n.λ = d.sin θ (2)
Ketika cahaya melewati celah yang sempit dan jarak ke layar lebih besar,
maka sudut θ sangat kecil, seperti pada Gambar 2.2, sehingga berlaku
p
pendekatan sinθ=tanθ=
l
5
Karena sinθ=tanθ= p/l, maka dapat dituliskan menjadi persamaan (5) :
p
(n-(1/2)) λ = d. (5)
l
Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis terang yang berurutan sama
dengan jarak dua garis gelap yang berurutan. Dengan mengunakan Persamaan
(3) diperoleh Persamaan (6):
∆ρ
=¿Δnλ
l
(6)
Dua garis terang maupun dua garis gelap berurutan dapat dikatakan nilai Δn
=1, sehingga jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua garis
gelap berurutan dapat diperoleh dengan Persamaan (7):
∆ρ
= λ (7)
l
6
BAB III
METODE PERCOBAAN
Universitas Tadulako
7
3.3 Prosedur Kerja
2. Menentukan jarak dari celah ke layar, catat bahwa jarak yang tepat diukur dari
garis tengah dari celah, Menentukan posisi layar, posisi celah, dan perbedaan
antara (jarak celah ke layar).
3. Memaatikan lampu ruangan dan menandai posisi maksimum dalam pola
interferensi pada layar.
4. Menyalakan lampu ruangan dan mengukur jarak urutan pertama (m = 1) dan
mengukur jarak antara urutan terang kedua (m = 2).
5. Membuat sketsa pola interferensi di millimeter blok.
6. Mengubah lebar celah ganda dengan lebar celah ganda yang sama 0,04 mm, tetepi
jarak pisah celah yang berbeda 0,50 mm dan membuat sketsa untuk pola
inteferensi.
7. Mengulangi perlakuan dengan lebar celah ganda yang lain yaitu lebar celah 0,08
mm dan jarak pisah celah 0,25 mm serta membuat sketsa untuk pola
interferensi .
BAB IV
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
633
0,9 1,9 0,8 1,3 47
Tabel 4.1.3 Data tunggal berulang untuk lebar celah 0,25 mm, jarak pisah 0,04 mm
No + m1 + m2 - m1(cm) - m2 (cm) D (mm) λ (cm)
(cm) (cm)
1 1,3 2,3 0,9 1,8 45 633
2 1,9 2,9 0,9 1,9 45 633
3 1,3 2,3 0,9 1,8 45 633
4 1,5 2,5 1 2 45 633
5 1,9 2,5 0,9 1,9 45 633
Tabel 4.1.4 Data tunggal berulang untuk lebar celah 0,25 mm, jarak pisah 0,08 mm
No + m1 + m2 - m1(cm) - m2 (cm) D (mm) λ (cm)
(cm) (cm)
9
1 0,9 1,3 0,6 1,1 45 633
2 0,9 1,3 0,7 1,1 45 633
3 0,8 1,2 0,6 1 45 633
4 0,7 1,2 0,4 1 45 633
5 1 1,4 0,8 1,2 45 633
4.2 Pembahasan
10
kedua gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama
dan pada fasenya tetap. Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati
dengan jelas jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua
gelombang cahaya berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka
akan menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua
gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat destruktif),
maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar (Alan, 1995).
Adapaun metode pada percobaan ini adalah menggunakan sebuah laser dioda
yang di arahkan pada kisi celah ganda dengan menggunakan lebar celah 0.04mm
jarak pisah 0.25mm, 0.04mm jarak pisah 0.50mm dan 0.08mm jarak pisah
0.25mm sehingga membentuk pola gelap dan terang pada layar. Hal ini
dilakukan dengan tujuan mengamati pola interferensi yang terjadi pada suatu
gelombang cahaya. Penggunaan lebar celah dimaksudkan agar pengamatan yang
dilakukan dapat member hasil yang menunjukkan pola interferensi sesuai dengan
teori.
Dari percobaan yang telah dilakukan adapun hasil yang diperoleh untuk nilai
lebar celah pada pola interferensi untuk celah 0.04 mm jarak pisah 0.25mm, 0.04
mm jarak pisah 0.50mm dan 0.08mm jarak pisah0.25, serta 0,008 mm jarak pisah
0,50mm sehingga membentuk pola gelap dan terang pada layar. Dari hasil
percobaan yang dilakukan diperoleh nilai lebar celah pada pola interferensi untuk
celah 0,04 mm dengan jarak pisah 0,25 mm untuk Cm = 1, m = 2 dan m = 3 pada
bagian atas secara berturut-turut pada pengukuran tunggal, tunggal berulang, dan
berulang-berulang secara rata –rata adalah 0,308 m, 0,030,m dan 0,509 m,
sedangkan nilai untuk m = 1, m = 2 dan m = 3 pada bagian bawah secara berturut-
turut pada pengukuran tunggal, tunggal berulang, dan berulang-berulang secara
rata – rata adalah 0,0293 m ,0,0306 m dan 0,0706m. Adapun nilai lebar celah
pada pola difraksi secara rata-rata pada bagian atas untuk m = 1, m= 2 dan m= 3
secara berturut- turut yaitu 0,035 m ,0,0353 m dan 0,4333 m adapun untuk pola
11
bagian bawah didapatkan nilai lebar celah sebesar 0,038 m, 0,037 m dan 0,047
0,025 mm dan 0,029 mm, sedangakan untuk pola bagian bawah didapatkan nilai
lebar celah yaitu 0,030 mm dan 0,031 mm.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, polah gelap terang yang terbentuk celah
ganda memiliki perbedaan pada jarak pisah pola terangnya, atau dapat dikatakan
bahwa ketika kedua cahaya tersebut menyatu maka pola gelap yang terbentuk
akan semakin mengecil. Hal ini disebabkan karena pola gelap terang yang
terbentuk pada gelombang cahaya pertama akan semakin dikuatkan oleh pola
gelap terang pada gelombang cahaya yang lainnya. Dengan demikian nampak
bahwa semakin banyak celah yang dilewati oleh suatu cahaya, maka jarak pisah
antara pola gelap akan semakin menyempit.
BAB V
PENUTUP
12
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Gejala interferensi yang terjadi pada gelombang cahaya adalah terjadinya
penggabungan gelombang cahaya sehinga terbentuk pola terang dan gelap.
Setiap gelombang melewati satu celah sempit akan terfokus ke layar
sehingga diperoleh pola interferensi yang berbentuk terang dan gelap yang
berganti-ganti. Pada beberapa wilayah, gelombang dari kedua celah saling
menguatkan kembali satu sama lain dan membentuk wilayah terang. Pada
wilayah lain gelombang saling melemahkan satu sama lain dan membentuk
sebuah wilayah gelap.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh interferensi pada pola
difraksi dengan lebar celah pada pola interferensi untuk celah 0.04mm jarak
pisah 0.25mm, 0.04mm jarak pisah 0.50mm dan 0.08mm jarak pisah 0.25,
serta 0,008 mm jarak pisah 0,50mm sehingga membentuk pola gelap dan
terang pada layar. Hasil perhitungan yang diperoleh lebar celah pada pola
interferensi untuk celah 0,04 mm dengan jarak pisah 0,25 mm untuk Cm = 1,
m = 2 dan m = 3 pada bagian atas secara berturut-turut pada pengukuran
tunggal, tunggal berulang, dan berulang-berulang secara rata –rata adalah
0,308 m, 0,030,m dan 0,509 m, sedangkan nilai untuk m = 1, m = 2 dan m
= 3 pada bagian bawah secara berturut-turut pada pengukuran tunggal,
tunggal berulang, dan berulang-berulang secara rata – rata adalah 0,0293 m ,
0,0306 m dan 0,0706m. Adapun nilai lebar celah pada pola difraksi secara
rata-rata pada bagian atas untuk m = 1, m= 2 dan m= 3 secara berturut- turut
yaitu 0,035 m ,0,0353 m dan 0,4333 m adapun untuk pola bagian bawah
didapatkan nilai lebar celah sebesar 0,038 m, 0,037 m dan 0,047 0,025 mm
dan 0,029 mm, sedangakan untuk pola bagian bawah didapatkan nilai lebar
celah yaitu 0,030 mm dan 0,031 mm.
13
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menentukan dan mengukur jarak pola
terang dan gelap dari titik terang pusat
14
DAFTAR PUSTAKA
15