Anda di halaman 1dari 37

Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Di bagian ini
kita akan mempelajari interferensi antar dua gelombang cahaya kohern.

Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi
destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180o.
Sedangkan interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
sefase atau beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat
diamati pada pola interferensi yang terjadi.

Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan
interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber
cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan celah ganda
untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern.

1. Percobaan Fresnel

Gambar 8. Diagram eksperimen interferensi Fresnel. Bayangan sumber cahaya monokromatis S0


oleh kedua cermin (S1 dan S2) berlaku sebagai 2 sumber cahaya kohern yang pola
interferensinya ditangkap oleh layar.

Pada gambar diatas, sumber cahaya monokromatis S0 ditempatkan di depan dua cermin datar
yang dirangkai membentuk sudut tertentu. Bayangan sumber cahaya S0 oleh kedua cermin, yaitu
S1dan S2 berlaku sebagai pasangan cahaya kohern yang berinterferensi. Pola interferensi cahaya
S1dan S2ditangkap oleh layar.

Jika terjadi interferensi konstruktif, pada layar akan terlihat pola terang. Jika terjadi interferensi
destruktif, pada kayar akan terlihat pola gelap.

2. Interferensi celah ganda Young


Pada eksperimen Young, dua sumber cahaya kohern diperoleh dari cahaya monokromatis yang
dilewatkan dua celah. Kedua berkas cahaya kohern itu akan bergabung membentuk pola-pola
interferensi.

Gambar 9. Skema eksperimen Young

Inteferensi maksimum (konstruktif) yang ditandai pola terang akan terjadi jika kedua berkas
gelombang fasenya sama. Ingat kembali bentuk sinusoidal fungsi gelombang berjalan pada
grafik simpangan (y) versus jarak tempuh (x). Dua gelombang sama fasenya jika selisih jarak
kedua gelombang adalah nol atau kelipatan bulat dari panjang gelombangnya.

Gambar 10. Selisih lintasan kedua berkas adalah d sin θ

Berdasarkan gambar di atas, selisih lintasan antara berkas S1dan d sin θ, dengan d adalah jarak
antara dua celah.

Jadi interferensi maksimum (garis terang) terjadi jika

d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …

Pada perhitungan garis terang menggunakan rumus di atas, nilai n = 0 untuk terang pusat, n = 1
untuk terang garis terang pertama, n = 2 untuk garis terang kedua, dan seterusnya.
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika selisih lintasan kedua sinar merupakan kelipatan
ganjil dari setengah panjang gelombang. Diperoleh,

d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n =1, 2, 3, …

Pada perhitungan garis gelap menggunakan rumus di atas, n = 1 untuk terang garis gelap
pertama, n = 2 untuk garis gelap kedua, dan seterusnya. Tidak ada nilai n = 0 untuk perhitungan
garis gelap menggunakan rumus di atas.

3. Interferensi pada lapisan tipis


Interferensi dapat terjadi pada lapisan tipis seperti lapisan sabun dan lapisan minyak. Jika
seberkas cahaya mengenai lapisan tipis sabun atau minyak, sebagian berkas cahaya dipantulkan
dan sebagian lagi dibiaskan kemudian dipantulkan lagi. Gabungan berkas pantulan langsung dan
berkas pantulan setelah dibiaskan ini membentul pola interferensi.

Gambar 11. Interferensi cahaya pada lapisan tipis

Seberkas cahaya jatuh ke permukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas langsung
dipantulkan oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi dibiaskan dulu ke
dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan kembali ke udara (sinar b).

Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai medium yang indeks biasnya lebih
tinggi akan mengalami pembalikan fase (fasenya berubah 180o), sedangkan sinar pantul dari
medium yang indeks biasnya lebih kecil tidak mengalami perubahan fase. Jadi, sinar a
mengalami perubahan fase 180o, sedangkan sinar b tidak mengalami perubahan fase. Selisih
lintasan antara a dan b adalah 2d cos r.

Oleh karena sinar b mengalami pembalikan fase, interferensi konstruktif akan terjadi jika selisih
lintasan kedua sinar sama dengan kelipatan bulat dari setengah panjang gelombang (λ). Panjang
gelombang yang dimaksud di sini adalah panjang gelombang cahay pada lapisan tipis, bukan
panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat ditentukan dengan rumus:

λ = λ0/n.

Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika


2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, …

dengan m = orde interferensi.

interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika

2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, …

4. Cincin Newton
Fenomena cincin Newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh pemantulan cahaya
di antara dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa cembung) dan permukaan datar yang
berdekatan. Ketika diamati menggunakan sinar monokromatis akan terlihat rangkaian pola
konsentris (sepusat) berselang-seling antara pola terang dan pola gelap.

Jika diamati dengan cahaya putih (polikromatis), terbentuk pola cincin dengan warna-warni
pelangi karena cahaya dengan berbagai panjang gelombang berinterferensi pada ketebalan
lapisan yang berbeda. Cincin terang terjadi akibat interferensi destruktif.

Gambar 12. Pola cincin newton hasil interferensi

Cincin di bagian luar lebih rapat dibandingkan di bagian dalam. Dengan R adalah jari-jari
kelengkungan lensa, dan panjang gelombang cahaya dalam kaca adalah λ, radius cincin terang
ke-n, yaitu rn dapat dihitung dengan rumus

dengan m = 1, 2, 3, … adalah nomor urut cincin terang.

Sedangkan radius cincin gelap ke-n, yaitu rn dapat dihitung dengan rumus
dengan m = 1, 2, 3, … adalah nomor urut cincin gelap.

Perlu diingat bahwa panjang gelombang λ pada persamaan di atas adalah panjang gelombang
cahaya dalam kaca (lensa) yang dapat dinyatakan dengan: λ = λ0/r, di mana λ0 adalah panjang
gelombang cahaya di udara dan n adalah indeks bias kaca (lensa)

https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-3/optik-fisis/d-interferensi-cahaya/

Interferensi Cahaya
Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang

menimbulkan pola gelombang yang baru.

Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut.

Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.
Syarat Interferensi Cahaya :

Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya mempunyai beda
fase,frekuensi dan amplitude sama)

Thomas Young, seorang ahli fisika membuat dua sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang
dijatukan pada dua buah celah sempit.

Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit, sehingga cahaya yang melewati kedua
celah itu, merupakan dua sumbeer cahaya baru
Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap.

Secara matematika rumus untuk mendapatkan pola terang dan gelap Sbb:

S1 = Sumber cahaya

S2 dan S3, dua sumber cahaya baru., d = jarak antar dua sumber c

θ= sudut belok, a=l = jarak antara dua sumber terhadap layar


Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila :

atau

Keterangan :
P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)
l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m=bilangan (1,2,3…dst)
l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)

Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika

atau

https://tienkartina.wordpress.com/2010/08/21/interferensi-cahaya/

Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang
cahaya dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang kamu lihat dalam
gelembung sabun, spektrum warna oval, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung.
Di sebagian area pola interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit
dan lembah saling menguatkan, membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar
fase, dengan bukit dan lembah yang berlawanan, membentuk daerah yang suram.
Terdapat berbagai variasi cara untuk memperagakan interferensi, pada bagian daerah
yang terang maupun daerah suram, dan perbedaan warna menggambarkan perbedaan
panjang gelombang cahaya.

Interferensi menghasilkan gelombang yang berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi)
gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi gelombang yang lebih besar. Ketika
bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang bertemu, gelombang
saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.
http:\\fisika interferensi gelombang.htm
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua
sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).
Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua
bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber
koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi koostruktif =
maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum).

Rumus percobaan Young dan Fresnel untuk celah ganda (dua celah) adalah sama,
yaitu:

terang (maks)

gelap (min)

p = jarak terang/gelap ke pusat


d = jarak dua celah terdekat
l = jarak sumber-layar
m = orde = 1,2,3, .........
l = panjang gelombang cahaya

Jarak antara 2 garis yang berdekatan (terang ke terang atau gelap ke gelap) adalah l,
sehingga

Untuk difraksi dan interferensi pada celah tunggal (satu celah) rumusnya menjadi:

terang (maks)

gelap (min)
http:\\Optika\interference\0331 Fis-3-2d.htm

Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Agar interferensi
cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu harus bersifat
koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang cahaya
tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya tetap.

Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua
gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi
saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang
teramati pada layar.

Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat


destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah
sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan
percobaan/eksperimen oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan
Fresnell.

1. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda


Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling
berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya
yang koheren.

Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan


memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun
hampir membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber
cahaya.
Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang
cahaya yang koheren. Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah
tersebut diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap
dan terang.

Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap
adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada
selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.

2. Interferensi pada Selaput Tipis


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang
terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika
terkena cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari
pada selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air.

http:\www.wikipedia\Optika\interference\interferensi-cahaya 2.htm

Interferensi cahaya merupakan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang
menghasilkan suatu intensitas radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing
komponen radiasi gelombangnya. Interferensi menghasilkan suatu pola interferensi
terang-gelap-terang-gelap. Secara prinsip interferensi merupakan proses superposisi
gelombang / cahaya. Intensitas medan di suatu titik merupakan jumlah medan-medan
yang bersuperposisi.
Interferensi cahaya merupakan perpaduan atau lebih sumber cahaya sehingga
menghasilkan keadaan yang lebih terang (interferensi maksimum) dan keadaan yang
gelap (interferensi minimum).syarat terjadinya interferensi cahaya adalah cahaya yang
koheren.
Ketika kedua gelombang yang berpadu sefase (beda fase= 0, 2?, 4?,… atau beda
lintasan = 0, ?, 2?, 3?, …) terjadi interferensi konstruktif (saling
menguatkan).gelombang resultan memiliki amplitude maksimum.ketika kedua
gelombang yang berpadu berlawanan fase (beda fase = ?, 3?, 5?, … atau beda
lintasan = 1/2?, 3/2?, 5/2?,….) terjadi inetrferensi destruktif (saling
melemahkan).gelombang resultan memiliki amplitude napatkan garis nol. Interferensi
yang menguatkan akan menghasilkan pola terang dan interferensi saling melemahkan
akan menghasilkan pola gelap. Pada interferensi maksimum pada layar didapatkan
garis terang apabila beda jalan cahaya antara celah merupakan bilangan genap dari
setengah panjang gelombang, sedangakan interferensi minimum pada layar didapatkan
garis gelap apabila beda jalan antara kedua berkas cahaya merupakan bilangan ganjil
dari setengah panjang gelombang.

Interferensi dari Amplitudo


Interferensi ini terjadi karena gelombang cahaya atau sinar terefleksi dan terefraksi
pada batas antara 2 media yang berbeda indeks biasnya. Sinar datang terefleksi dan
terrefraksi komponennya dari pemisahan gelombang dan melalui perbedaan lintasan
optik. Gelombang-gelombang tersebut berinterferensi ketika berkombinasi
(superposisi).
Pertama kita mempertimbangkan efek interferensi yang dihasilkan dari pembagian
amplitudo. Pada gambar 2.4 sebuah sinar monokromatik dengan panjang gelombang ?
di udara datang dengan sudut i pada bidang paralel lempengan suatu material dengan
tebal t dan indeks bias n > 1. sinar tersebut mengalami pantulan parsial dan pembiasan
pada bagian atas permukaan. Sebagian pembiasan cahaya dipantulkan dari bagian
permukaan bawah dan muncul paralel ke pemantulan pertama dengan beda fase
ditemukan dari perbedaan panjang lintasan optis yang dilalui pada material. Sinar
paralel ini bertemu dan berinterferensi pada keadaan tak terbatas tetapi mereka
mungkin dibawa menuju fokus dengan lensa.

Interferensi merupakan gejala superposisi gelombang.

Interferensi konstruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai fasa yang sama
sedangkan interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang mempunyai beda fasa
sebesar π.
Beda fasa dua gelombang yang bersuperposisi di suatu tempat dapat terjadi karena
perbedaan jarak tempuhnya meskipun pada sumbernya keduanya sefasa.

Bila beda fasa dua gelombang di suatu tempat terjadi karena perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka
Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus di suatu tempat,
maka sumber-sumber. gelombangnya harus menghasilkan gelombang yang koheren.
Dua gelombang dikatakan koheren jika beda fasanya tetap.

Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip


superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi konstruktif dan
destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya.

Interferensi celah ganda (percobaan Young)

Untuk menghasilkan dua gelombang yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber
cahaya monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit.

Kedua celah S1 dan S2 masing-masing bertindak sebagai sumber yang koheren. Pola
interferensi konstruktif-destruktif yang bergantian dapat diamati pada layar.
Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang
menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar. Penentuan posisi
terang-gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar dari celah
sangat besar (dibandingkan jarak antara kedua celah). Dengan anggapan ini, maka
kedua berkas dapat dianggap sejajar.

Jika kedua berkas dianggap sejajar, maka beda panjang lintasan keduanya adalah

Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di layar


terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan
kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang
Sedangkan interferensi minimum (interferensi destruktif) yang menghasilkan pola gelap
terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang adalah

Misalkan bentuk gelombang dari sumber 1 di suatu posisi pada layar adalah
E1=Acos(ωt) sedangkan akibat gelombang dari sumber 2 adalah E2=Acos(ωt + ϕ).

Plot intensitas pola interferensi dua celah


Interferensi lapisan tipis

Cahaya monokromatik yang dikenakan pada suatu permukaan lapisan tipis


dapat menunjukkan fenomena interferensi. Hal ini terjadi karena ada beda
fasa antara berkas cahaya yang langsung dipantulkan (berkas 1) dengan cahaya yang
mengalami pembiasan lebih dulu (berkas 2).

Perbedaan fasa antara berkas 1 dan 2 disebabkan adanya beda panjang lintasan dan
juga karena pembalikan fasa saat gelombang dipantulkan oleh
medium yang lebih rapat. Analoginya seperti gelombang tali
Gelombang yang menjalar dari suatu medium menuju medium yang lebih rapat akan
mengalami pemantulan oleh medium yang lebih rapat dan mengalami perubahan fasa
sebesar π. Sedangkan gelombang yang menjalar dari suatu medium menuju medium
yang kurang rapat tidak mengalami perubahan fasa.

Misalkan fasa berkas gelombang datang adalah ϕ, maka berkas gelombang 1


mempunyai fasa yang berubah karena adanya pemantulan dari medium yang kurang
rapat (n1) ke medium yang lebih rapat (n2).

Fasa gelombang 1 adalah ϕ1 = π + ϕ

Sedangkan berkas gelombang 2 fasanya berubah karena adanya perbedaan lintasan


tempuh. Jika θ ≈ 0, maka beda panjang lintasan yang ditempuh
berkas gelombang 2 dibandingkan berkas gelombang 1 adalah 2t. Beda panjang
lintasan ini menimbulkan beda fasa sebesar
Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi jika beda fasa total tersebut sama dengan
bilangan bulat dikalikan dengan 2π.

Interferensi minimum (destruktif) terjadi jika beda fasa total sama dengan setengah
bilangan bulat dikalikan dengan 2π.

Interferensi merupakan perpaduan/interaksi dua atau lebih gelombang cahaya dapat


menghasilkan suatu pola yang teratur terang-gelap. Intererensi adalah hasil kerja sama
dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan
menimbulkan fenomena fisikyang dapat diamati.

Ketika dua gelombang yang koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan
teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar. Jarak tempuh cahaya yang
melalui dua celah sempit mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang
menghasilkan pola interferensi.

Interferensi Maksimum (Konstruktif):


Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase),
yaitu jika selisih lintasannya sama dengan nol atau bilangan bulat kali panjang
gelombang λ
d sin θ = m λ; m = 0, 1, 2 ……….
Bilangan m disebut orde terang . Untuk m = 0 disebut terang pusat, m = 1 disebut
terang ke-1 dst.
Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d), maka
sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dengan demikian :
pd/l = m λ
dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

Interferensi Minimum (Destruktif):


Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gelombang 180 derajad, yaitu jika
selisih lintasannya sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang gelombang λ
d sin θ = (m – ½ )λ; m = 1, 2, 3 …………
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke 0. Untuk m = 1 disebut gelap ke-1
dst.
Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka:
pd/l = (m – ½ )λ
dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Jarak antara dua garis terang yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap
berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka :
Δp d = λ l

Interferensi Dua Berkas (Film Dielektrik)


Efek interferensi juga dapat diamati pada lembaran tipis material dielektrik dengan
ketebalan dalam rentang nanometer – centimeter. Contoh : lapisan film di kacamata,
kaca helm, dan lain-lain.
Karena (AB) = (BC) = d/cos θ, maka :
Δ = 2 nf d cos θt
Interferensi maksimum terjadi jika beda fasenya = 2mπ, maka :
d cos θt = (2m + 1) λf/4 ; λf = λ0/nf
Interferensi minimun terjadi jika beda fasenya = (2m + 1)π, maka :
d cos θt = 2m λf/4 ; λf = λ0/nf

Interferensi pada Lapisan Sabun (Wedge Shaped Film)


Ketika cahaya dipantulkan dari buih sabun atau dari layar tipis dari minyak yang
mengambang dalam air terlihat bermacam-macam warna. Hal ini akibat pengaruh
inteferensi antara dua gelombang cahaya yang dipantulkan pada permukaan yang
berlawanan dari lapisan tipis larutan sabun atau minyak.

http://langitbirutina.blogspot.com/2011/11/interferensi-cahaya-fisika.html

Apakah cahaya itu?

Cahaya merupakan salah satu bentuk energi.Karena cahaya itulah kita dapat melihat benda-
benda di sekeliling kita termasuk diri kita sendiri.Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik, yang dapat merambat tanpa kehadiran medium. Secara perambatannya ia
merupakan gelombang transversal.
Karena ia merupakan gelombang, cahaya dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi),
polarisasi, didifraksi, interfrensi, dispersi.

Nah untuk saat ini kita akan membahas tentang interferensi , sebelumnya kita juga harus tau apa
sih arti dari interferensi ???

- Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang atau lebih (1)


Bagaimana interferensi terjadi ?

- Ketika perpaduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo
yang hampir sama yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang baru.
Apa saja jenis interferensi cahaya ?

1. Interferensi Celah (Percobaan Thomas Young 1801)


2. Interferensi pada Lapisan Tipis
3. Interferensi cincin newton
Jawaban diatas hanyalah jawaban singkat dari beberapa pertanyaan umum sebelum kita
mengetahui lebih dalam tentang interferensi.
1. Syarat Terjadi Interferensi Cahaya
Cahaya merupakan gelombang, yaitu lebih spesifiknya gelombang
elektromagnetik. Interferensi cahaya dapat terjadi apabila terdapat dua atau lebih berkas sinar
yang bergabung pada satu titik. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka penampakan
interferensinya akan sulit untuk diamati.
Interferensi akan terjadi apabila 4 syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:
1. Kedua gelombang cahaya haruslah koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
haruslah memiliki beda fasa yang selalu tetap.
2. Kedua sinar/ cahaya yang dipancarkan haruslah yang memiliki frekuensi yang sama.
3. Kedua gelombang cahaya haruslah memiliki amplitudo yang hampir sama.
4. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk cahaya
natural/alami.

2. Pengertian
Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda
fase konstan dan amplitudo yang hampir sama yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang
baru. Interferensi cahaya adalah penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang
menghasilkan suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi
gelombangnya.Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun
(interferensi konstruktif) jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang
terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak (interferensi
destruktif) jika beda fasenya adalah 180°, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.(gambar 1)

Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya
harus koheren.
Apa itu koheren ??
“Koherensi adalah salah satu sifat gelombang yang menunjukkan interferensi yang
sama antara fase dan penjalarannya.”. . .(1)

3. Jenis-jenis interferensi cahaya

1) Percobaan Interferensi oleh Frenell dan Young


Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, A.J.Fresnell dan Thomas Young
menggunakan sebuah lampu sebagai sumber cahaya.Dengan menggunakan sebuah sumber
cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber cahaya S1 dan S2 yang kohoren dari hasil pemantulan
dua cermin.Sinar monokromatis yang dipancarkan oleh sumber S, dipantulkan oleh cermin I dan
cermin II yang seolah-olah berfungsi sebagai sumber S1 dan S2. Sesungguhnya, S1 dan S2
merupakan bayangan oleh cermin I dan Cermin II (Gambar 2

Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh Fresnell, Young menggunakan


dua penghalang, yang pertama memiliki satu lubang kecil dan yang kedua dilengkapi dengan dua
lubang kecil. Dengan cara tersebut, Young memperoleh dua sumber cahaya (sekunder) koheren
yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis (Gambar 2.5). Pada layar tampak
pola garis-garis terang dann gelap.Pola garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya
dapat berinterferensi. Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua
celah tersebut.
Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis terang
dan garis-garis gelap pada layar yang silih berganti.Garis terang terjadi jika kedua sumber cahaya
mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi maksimum.Adapun garis gelap
terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi yang saling melemahkan atau
interferensi minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki amplitudo yang sama, maka pada
tempat-tempat terjadinya interferensi minimum, akan terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk
mengetahui lebih rinci tentang pola yang terbentuk dari interferensi dua celah, perhatikan
penurunan-penurunan interferensi dua celah berikut.

Pada Gambar 3 tampak bahwa lensa kolimator menghasilkan berkas sejajar. Kemudian,
berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah ganda sehingga S1 dan S2 dapat
dipandang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah keluar dari S1 dan S2, kedua
cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar. Selisih jarak yang ditempuhnya (S2A –
S1A) disebut beda lintasan.

..............................
dengan
d = jarak kedua celah (m)
m = orde (0, 1, 2, 3, dst)
λ = panjang gelombang (m)
θ = sudut
Kita dapat mengukur dan d, serta posisi dari pita-pita terang itu, sehingga eksperimen
ini menyediakan pengukuran langsung dari panjang gelombang (λ). Jarak antara pita-pita terang
yang berdekatan dalam pola itu sesuai dengan persamaan di atas, berbanding terbalik dengan
jarak d di antara celah-celah itu. Semakin berdekatan celah-celah tersebut, maka akan semakin
tersebarlah pola-pola interferensinya, begitu sebaliknya.

Persamaan ini hanya untuk sudut yang kecil saja. Dan persamaan ini hanya dapat
digunakan jika jarak dari celah-celah ke layar jauh lebih besar daripada pemisahan celah d dan
jika jauh lebih besar dari jarak dari pusat pola interferensi ke pita terang ke- .

2) Interferensi Cahaya Lapisan Tipis


Dalam keseharian Anda sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada
lapisan tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan
oli tersebut.Di samping itu, Anda tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi
gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni. Cahaya warna-
warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi
ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.

interferensi konstruktif diantara kedua gelombang yang direfleksikan itu (panjang lintasan
yang berbeda) terjadi di tempat berbeda untuk panjang gelombang (λ) yang berbeda pula
mengakibatkan adanya perbedaan fasa di antara kedua gelombang tersebut. Warna-warni
pelangimenunjukkan bahwa sinar matahari adalahgabungan dari berbagai macam warna dari
spektrum kasat mata. Dilain pihak, warna pada gelombang sabun, bukan disebabkan
olehpembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar yang
dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanyagejala interferensi ini bukti yang paling
menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang.(1)
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang dipantulkan oleh
lapisan bawah ditunjukkan pada (Gambar 6)
Peristiwa seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas menunjukkan cahaya yang
menyinari permukaan atas dari sebuah film tipis yang mempunyai ketebalan sebagian
direfleksikan di permukaan bagian atas. Cahaya yang ditransmisikan melalui permukaan atas,
sebagian didirefleksikan di pemukaan bagian bawah. Kedua gelombang yang direfleksikan itu
nantinya akan berkumpul di titik P yang berada di retina mata. Kedua gelombang tersebut
kemudian dapat berinterferensi secara konstruktif maupun destruktif (tergantung dari fasa yang
dimiliki kedua gelombang tersebut). Warna-warna yang berbeda pada pita warna menunjukkan
panjang gelombang yang berbeda-beda, sehingga untuk beberapa warna dapat mengalami
interferensi konstruktif dan sebagian lagi mengalami interferensi destruktif.
Dengan

n = indeks bias lapisan tipis

d = tebal lapisan

r = sudut bias

m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, …)

λ = panjang gelombang sinar

3) Interferensi Cincin Newton


Cincin Newton adalah fenomena terbentuknya cincin pelangi atau goresan-goresan
melingkar yang ditimbulkan proses pembiasan cahaya dari suatu lapisan tipis ke medium (kaca,
lensa lengkung) yang mengakibatkan perbedaan diameter goresan-goresan sehingga terbentuklah
cincin newton. (gambar 7)
Bila cahaya dijatuhkan pada susunan lensa plankonveks yang diletakkan diatas kaca, karena
diantara lensa dan kaca terdapat lapisan udara yang bertindak sebagai selaput tipis, cahaya
tersebut akan mengalami interferensi. Bila cahaya yang dijatuhkan berupa cahaya
monokromatik, maka di permukaan datar lensa plankonveks terlihat cincin gelap (minimum) dan
terang (maksimum). Tetapi bila yang dijatuhkan sinar polikromatik akan terlihat cincin
berwarna. Cincin yang terlihat ini dinamakan cincin Newton. Untuk menentukan gelap dan
terang digunakan rumus :

http://www.adjiebrotots.com/2015/12/gelombang-cahaya.html
4. APLIKASI INTERFERENSI CAHAYA
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna,
warni. Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna
warni.Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan
gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada
gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan
oleh pembiasan. Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang
dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling
menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang.Warna-warni terbentuk karena adanya
interferensi gelombang cahaya yang memasuki lapisan tipis sabun. Karena cahaya putih seperti
sinar matahari memiliki banyak panjang gelombang maka sinar yang masuk kedalam lapisan
sabun dan yang dipantulkan oleh lapisan sabun itu juga akan mengalami pembiasan dan
pemantulan yang tidak sama karena masing-masing panjang gelombang memiliki indeks bias
sendiri-sendiri. Lintasan yang dilalui masing-masing gelombang tidak sama. Sinar putih ini
mengalami dispersi atau penguraian warna dan terbentuklah cahaya berwarna-warni.Berwarna-
warni karena cahaya yang jatuh ke gelembung sabun dipantulkan dan dibiaskan secara tidak
merata karena indeks bias yang berbeda di tiap titik gelembung gara-gara tidak samanya
ketebalan gelembung sabun.

Apa yang terjadi dengan peristiwa itu ?


Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya interferensi
yaitu perpaduan dua gelombang cahaya yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air
sabun.Sinar datang (AB) jatuh pada selaput tipis dengan tebal lapaisan (d), oleh selaput akan
dibiaskan sinar (BC) dan dua sinar dipantulkan yaitu sinar (BD) dan EF, kedua sinar s1 dan s2
akan berinterferensi di retina mata, sehingga kita bisa melihat gelembung sabun berwarna warni,
seperti pada gambar berikut. Jika cahaya yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya
monokhromatik, maka pada gelembung sabun tidak akan terlihat warna pelangi, melainkan
warna terang dan gelap.
1. Contoh soal tentang interferensi cahaya

A. Interferensi young
1. Cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 5000 A melewati celah ganda yang terpisah
pada jarak 2 mm. Jika jarak celah layar 1 meter, tentukanlah jarak terang pusat dengan garis
terang orde ketiga pada layar.

2. Perhatikan diagram difraksi celah ganda berikut ini. Jika panjang gelombang berkas
cahaya 6000Å dan jarak antar celah 0,6 mm, tentukan jarak terang kedua dari terang pusat . . . .
B. Interferensi lapisan tipis

1. Tentukanlah tebal lapisan minimum yang dibutuhkan agar terjadi interferensi maksimum pada
sebuah lapisan tipis yang memiliki indeks bias 4/3 dengan menggunakan panjang gelombang
5.600.
2. Tentukanlah panjang gelombang sinar yang digunakan, jika terjadi interferensi minimum orde 2
pada lapisan di udaradengan ketebalan 103 nm, sudut bias 60°, dan indeks bias lapisan 1,5.
C. Contohsoalcincin newton

1. Pada cincin newton, jari-jari gelap pertama 1 mm. jari-jari lensa pada konveks 4m. maka
panjang gelombang cahaya yang digunakana dalah ?
2. Pada suatu percobaan interferensi cincin newton digunakan cahaya dengan panjang gelombang
λ=5700 A. Hasil pengamatan menunjukan jari-jari lingkaran gelap kesepuluh adalah 6 mm.
Hitunglah jari-jari kelengkungan lensa. . . .
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli,’ Fisika 2 ‘ , Penerbit Erlangga,edisi ke lima, Jakarta,2001
http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=48&Ite
mid=97
https://gurumuda.net/interferensi-cahaya-kisi-difraksi-contoh-soal-un.htm

Anda mungkin juga menyukai