Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEBUDAYAAN PANGAN DAERAH

“Jenis-Jenis Makanan Khas Wakatobi”

OLEH KELOMPOK 6 :
NILUH SUAR NINGSIH (Q1A118038)
NUR AMALIA RAHMI ( Q1A119064)
NUR LAILA (Q1A119086)
LADI HARLONI ( Q1A119078)
RINI ILMAYANTI ( Q1A119054)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta

taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Jenia-Jenis Makanan Khas Suku Wakatobi” ini

dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan

didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kep. yang telah membimbing dan

memberikan tugas ini

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan

edukasi mengenai Jenis-jenis Makanan Khas Suku Wakatobi Selain itu makalah ini nantinya

diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai Bahan dan Cara Pembuatannya. Namun,

tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan

dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk

kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Saya juga

yakin bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari

pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya

Penulis

Kendari, Maret 2020


Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 1

 A. Latar Belakang …………………………………………..1


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2

 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 3

 A. Makanan pokok…………………………………… 3
 B. Makanan Pendamping…………………………………….. 3

 C. Makanan Penutup………………………………………. 4

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 5

 A. Simpulan …………………………………………………… 5
 B. Saran ………………………………………………………… 5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia yang harus dipenuhi agar bisa
bertahan hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan menunjang berbagai aktivitas industri yang juga ditunjukan untuk melengkapi kebutuhan
sehari-hari manusia.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air , baik diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Jenis pangan terdiri dari pangan segar dan pangan olahan. Pangan segar adalah pangan yang
diperoleh dari alam secara langsung, misalnya sayur-sayuran, ikan, dll.

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu meningkat seiring


perkembangan zaman dan masuknya budaya asing ke Indonesia mengakibatkan munculnya
berbagai macam makanan baru sehingga makanan lokal yang bersifat tradisional semakin
ditinggalkan oleh masyarakat.

Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki berbagai kuliner khas disetiap daerah-
daerahnya, tetapi masih kebanyakan makanan khas tersebut masih sangat tradisional.
Perkembangan zaman menyebabkan banyak dari masyarakat indonesia mulai meninggalkan
budaya pangan daerahnya. Hal tersebut terjadi juga di daerah Sulawesi Tenggara dengan
berbagai suku seperti suku Tolaki, suku muna, suku Muna, suku Buton, dan suku Wakatobi

Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang mempunyai kekayaan sumber daya
alam yang sangat potensial , sudah sewajarnya harus mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi
masyarakatnya, karena pangan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan Hankam. Meskipun
swasembada beras pernah di capai pada tahun 1984, namun dengan adanya gangguan iklim dan
perubahan orientasi pembangunan ekonomi , maka Indonesia menjadi pengimpor beras,
termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara, untuk pemenuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral (Taslim, 2018).

Wakatobi adalah salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan
keindahan terumbu karangnya. Selain keindahan bawah lautnya yang bisa dinikmati , Wakatobi
juga memiliki beragam jenis kekayaan lainnya mulai dari kebiasaan adat, tarian adat, dan mash
banyak lainnya termasuk makanan khasnya seperti kambalu, kima/kerang mutiara dan epu-epu.

Makalah ini akan dibahas tentang yaitu, jenis-jensi makanan khas wakatobi dan bahan
serta cara pembuatan makanan khas wakatobi

B. Rumusan masalah

Makalah ini memiliki rumusan masalah, seperti sebagai berikut:

1. Apa jenis-jenis makanan khas Wakatobi ?


2. Bagaimana bahan dan cara pembuatan makanan khas Wakatobi ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari penyusunan makalah jenis-jenis makan khas Wakatobi adalah sebagai
berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan khas suku Wakatobi.


2. Mahasiswa dapat menentukan bahan dan cara pembuatan makanan khas suku
Wakatobi.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kambalu

Gambar 1. Kambalu

Makanan kuliner yang satu ini merupakan masakan khas wakatobi yang terbuat dari
umbi-umbian.Umumnya kambalu di sajikan sebagai pengganti nasi.

Kambalu adalah salah satu kuliner khas wakatobi yang biasanya dimakan sebagai
pengganti nasi.Kambalu merupakan makanan yang terbuat dari talas yang dibungkus
menggunakan daun kelapa muda.

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga membuat beranekaragam


tanaman dapat tumbuh dengan subur di indonesia. Talas terdiri dari banyak jenis dan warna dan
daging umbinya bervariasi, yaitu putih, kuning muda, kuning atau oranye, merah, coklat, dan
ungu.

Talas merupakan tumbuhan yang 85% bagaiannya dapat dimakan, karena mengandung
sumber karbohidrat, lemak, dan protein. Selain iti talas, talas juga mengandung beberapa unsur
vitamin dan mineral sehingga dapat dijadikan bahan obat-obatan (Anonim, 2011)
Berikut ini cara dan proses pembuatan kambalu:

BAHAN-BAHAN

 Talas atau keladi yang telah dihaluskan


 Santan
 Minyak
 Bawang goreng
 Daun kelapa muda,untuk membungkus

CARA MEMBUAT

1. Campurkan keladi yang telah dihaluskan dengan santan,minyak dan bawang goreng
kemudian aduk rata.
2. Siapakan daun kelapa muda,olesi dengan minyak agar tidak lengket.
3. Masukkan adonan kedalam daun kelapa muda,lalu ikat.lakukan proses pembungkusan
hingga adonan habis terbungkus.
4. Masukkan kambolu kedalam air mendidih.masak selama 30 menit hingga 1
jam,sampai daun kelapa berubah warna menjadi coklat
5.

2. Kima atau Kerang Mutiara

Gambar 2. Kima atau Kerang Mutiara.

Beraneka ragam hasil laut yang ada di Wakatobi cukup membuat siapa saja yang
berkunjung ketempat ini tergiur dengan kulinernya. Bagi pencinta seafood disarankan untuk
mencoba makanan khas yang satu ini yaitu kima. Kima merupakan salah satu makanan khas
Wakatobi yaitu salah satu jenis kerang laut yang memiliki daging yang cukup nikmat.
Kima biasanya disajikan dalam bentuk olahan mentah, dengan cara cukup dengan
menambahkan perasan jeruk nipis. Daging kima yang cukup nikmat disajikan dalam bentuk
olahan mentah yang kemudian dicampur dengan perasan jeruk nipis tujuannya untuk
menghilangkan aroma amis yang terdapat pada kima, setelah iti kima siap untuk dinikmati.

Selain disajikan dalam bentuk olahan mentah, daging kima juga dapat disajikan dalam
bentuk olahan yang telah dimasak. Salah satu jenis olahan kima yang disajikan dalam bentuk
olahan yang telah dimasak yaitu tumis kerang.

3. Epu-epu

Gambar 3. Epu-epu

Epu-epu adalah salah satu hidangan asal wakatobi.Sajian yang dibuat dari tepung ketan
yang diisi dengan kelapa muda dan gula merah kemudian digoreng hingga matang.

Berikut ini cara dan proses pembuatannya:

BAHAN-BAHAN

 Kelapa muda diparut kasar


 Gula merah disisir halus
 Air
 Tepung ketan
 Garam
 Air hangat
 Minyak goreng
CARA MEMASAK EPU-EPU

1. Masak kelapa parut ,gula merah, air dan garam sampai kering.Sisihkan.
2. Aduk tepung ketan dan garam dengan air hangat sampai kalis
3. Ambil sedikit adonan ,pipihkan beri isi kelapa rekakatkan ujungnya bentuk oval panjang
4. Goreng sampai kekuningan dengan api sedang.

4.Soami

Gambar 4. Kasuami

Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ibu kota
Wangi-Wangi. Tanah yang tandus dan berbatu karang sangat tidak memungkinkan untuk
dijadikan kebun sayur, apalagi sawah.
Singkong adalah tanaman yang paling mungkin ditanam di tanah tandus ini, itupun
masyarakat mengakalinya dengan mengumpulkan daun-daun kering yang dicampurkan ke tanah
sebagai media tanamnya. Meski ada  kebun jagung di beberapa titik, itupun hanya di musim
tertentu saja. ditanam dan dihasilkan inilah akhirnya yang menjadi makanan pokok masyarakat
di Wakatobi. Kasuami adalah hasil olahan dari singkong atau ubi tadi. Setelah diparut atau
digiling, kemudian dikeringkan dengan menggunakan kain bersih.  Hasilnya akan menyerupai
tepung, tepung ini dijemur di panas matahari untuk mengurangi tingkat keasaman. Ini baru
proses pertama, selanjutnya tepung dicampur dengan kelapa atau apasaja (sesuka selera) 
dimasukkan ke dalam cetakan, dan dikukus selama 15 menit. Kemudian adonan yang sudah
matang dipukul-pukul agar lebih padat, sekaligus mengeluarkan udara dari dalam adonan.
Semakin kering Kasuami, semakin baik dan tahan lama atau tidak cepat basi. Jika membuatnya
dengan benar, kasuami bisa tahan hingga 14 hari. Sangat cocok sebagai bekal para nelayan yang
melaut atau perjalanan jauh. Kasoami memiliki arti makanan dari ubi kayu yang diolah dengan
uap panas (soa). Makanan ini dibuat dari tepung ubi kayu dan diolah menjadi gaplek dan
difermentasi.

Pangan ini merupakan simbol persaudaraan dan keakraban dikalangan masyarakat wakatobi.
Makanan yang biasanya dibentuk menyerupai kerucut ini dianggap menjadi makanan utama
dalam gelaran adat atau tradisi di dalam keluarga wakatobi . Posisinya bahkan bisa lebih penting
dari pada beras ataupun jagung.

Kasuami biasanya disajikan dengan berbagai lauk seperti ikan (baik goreng ataupun
berkuah), bisa juga disajikan dengan sayur pepaya muda, daun pepaya, atau bunga pepaya.
Sebagai pelengkap ditambahkan sambal tomat super pedas yang disebut Colo-colo yang isinya
adalah irisan cabe, bawang, tomat, dan perasan jeruk nipis.

Makanan khas masyarakat kepulauan Wakatobi ini berbahan baku utama dari singkong yang
diparut kemudian dikukus dan dibentuk seperti tumpeng atau gunungan dengan ukuran agak
kecil. Warnanya ada yang dibuat hitam agak keungu-unguan atau putih kekuning-kuningan,

Berikut ini cara dan proses pembuatan kasuami :

BAHAN-BAHAN

 Singkong

PROSES PEMBUATAN

 Kupas kulit ubi kayu lalu cuci hingga bersih kemudian diparut atau digiling dengan
mesin parutan layaknya kita memarut kelapa.
 Bungkus hasil gilingan dengan menggunakan kain atau karung yang bersih agar produk
parutan tetap higinis.

 Lakukan penindisan untuk mengurangi serta meniadakan kadar air ubi kayu. Biarkan
selama 1-3 jam hingga air benar-benar kering.
 Hancurkan produk menggunakan tangan dengan cara mengelus-ngelusnya. Saringlah ubi
kayu menggunakan saringan dari anyaman bambu dengan ukuran kira-kira 0.3 cm, hal
ini bertujuan untuk mempercepat proses pemasakan kasoami.

 Masukkan kedalam kulit kukusan berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman daun
kelapa. Lalu masukkan kedalam periuk kukusan untuk dikukus.

 Tunggu hingga partikel-partikel pr-oduk terebut menyatu  dan terasa kental jika ditusuk
yang menandakan kalau kasoami telah matang dan siap di hidangkan.

5.Kenta parende

Gambar 5. Ikan parende

Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara kaya akan hasil laut. Berbagai jenis ikan bisa
didapatkan di wilayah perairan wakatobi yang panjang. olahan ikan yang paling populer
adalah Parende. Pada dasarnya, parende merupakan sup ikan bumbu kuning.

Masyarakat wakatobi tak punya pakem khusus soal jenis ikan yang digunakan untuk
olahan parende. Biasanya yang digunakan adalah ikan pelagis. Sebutan pelagis mengacu
pada habitat ikan yang adalah di zona pelagik, laut lepas dengan kedalaman 0 sampai 200
meter, atau permukaan perairan. Biasanya ikan ini hidup bergerombol.

Contoh ikan pelagis antara lain cakalang, tongkol, dan tuna. Ada pula ikan pelagis kecil,
contohnya ikan kembung. Masyarakat Buton juga kerap menggunakan ikan kakap merah
untuk olahan parend
Bumbu dasar parende adalah belimbing wuluh, kunyit, bawang merah, tomat hijau atau
merah, bawang putih, jeruk nipis, cabe rawit, serai, daun salam, daun kemangi, dan
garam.

Langkah mengolahnya dimulai dengan memasak satu setengah liter air hingga mendidih,
dan memasukkan ikan kakap merah sekitar 500 gram yang dipotong enam. Masukkan
juga serai, daun salam, dan perasan jeruk nipis.

Jika ikan sudah matang masukkan tomat, bawang merah, daun kemangi, belimbing
wuluh, jeruk nipis, daun bawang, cabai rawit, garam, merica dan gula sesuai selera.

Ada pula yang memasak parende dengan tambahan bahan air gula asam dan minyak
kelapa. Dengan bahan ini, kuah yang ada di dalam wadah masak didiamkan hingga
mengering dan bumbunya mengendap di dalam ikan. Karenanya ikan parende juga bisa
diolah lagi menjadi ikan goreng.

6.Sanggara Banda

Gambar 6. Sanggara banda

Sanggara Banda ini yang jelas adalah salah satu kuliner Wakatobi yang rasanya manis.
Bahan dasarnya adalah terbuat dari singkong, dan didalamnya terdapat pisang rebus.
Sementara itu pada bagian luar ditaburi dengan parutan kelapa muda. Sanggara Banda
terbuat dari singkong dengan pisang rebus di dalamnya, kemudian ditaburi parutan kelapa
muda yang memberikan citarasa manis

BAHAN BAHAN

 2 buah singkong ukuran sedang


 5 buah pisang raja
 Gula pasir
 Kelapa parut
 Pandan Pasta
 Garam

CARA MEMBUAT:

 Parut ubi kayu (singkong) yang telah dipisahkan dari kulit luar dan terlebih dahulu dicuci
bersih.
 Tambahkan garam sedikit dan pandan pasta secukupnya, aduk rata hingga warna
singkong parut berubah menjadi hijau (bisa menggunakan pewarna apapun)

 Pisahkan pisang raja dari kulitnya kemudian belah pisang menjadi 2 bagian (pisang bisa
sesuai selera)

 Ambil secukupx adonan singkong parut tadi, pipihkan dan letakkan pisang dibagian
tengah adonan dan balurkan trus hingga seluruh bagian permukaan pisang tertutupi oleh
singkong parut

 Kukus selama kurang lebih 35-40 menit

 Sambil menunggu matang, ambil kelapa parut kemudian tambahkan gula pasir
secukupnya.
 Setelah 35-40 menit, angkat adonan dan baluri seluruh bagian adonan menggunakan
kelapaa parut yang telah dicampurkan gula pasir tadi.

 Sanggara bandang siap dihidangkan

7.luluta

Gambar 7. Luluta

Luluta,yang sudah turun temurun dibuat masyarakat kabupaten wakatobi,


provinsi Sulawesi tenggarah . salah satu makanan khas wakatobi yang bisa bertahan
cukup lama, adalah luluta. Di daerah lain di Indonesia, luluta di kenal dengan sebutan
nasi bambu atau lemang. Bahan dasar membuat luluta adalah beras putuh atau beras
kampong (beras merah), disesuaikan keinginan. Kemudian ptongan bambu hutan yang
berdiameter antara 6 cm hingga 8 cm dan daun pisang yang masih mudah.cara
membuatnya sangat sederhana. Beras yang akan di jadikan luluta harus bersih. Jadi
pertama-tama beras satu liter atau sesuai keinginan ditaruh dalam wadah baskom, lalu
dicuci dengan menggunakan air yang bersih pula.lakukan pencucian berkali kali sampai
betul-betul bersih. Setelah beras bersih, maka selanjutkan ditiriskan. Sambil menunggu,
bambu dipotong sesuai ukuran ruas. Ruas bambu bagian bawah jangan dipotong (jangan
dihilangkan). Sedangkan ruas bambu bagian atas dipotong, sebagai tempat memasukkan
beras.
Setelah ruas bambu dipoton, maka berikutnya bersihkan bagian dalam bambu.cuci
dengan air bagian dalam bambu,sehingga kotoran dalam bambu tidak ada yang
melekat.setelah bagian dalam bambu bersih,beras yang tadi ditiriskan bungkus dengan
daun pisang.besar bungkusan beras sesuai ukuran bambu yang dipakai.setelah bungkusan
beras selesai,masukan kedalam bambu yang sudah disiapkan.Kemudian bagian ujung
bambu ditutup rapat daun pisang.Setelah selesai,buat tempat sandaranpembakaran bambu
luluta dengan menggunakan kayu yang dapat bertahan lama terkena bara api.Biasanya
memakai kayu seukurang lengan orang dewasa yang baru dipotong.Buat bara api
ditempat sandaran bambu luluta

Ingat saat membakar luluta,tidak menggunakan api yang menyala diatas


kayu.Yang dibutuhkan membakar luluta hanya bara api.

Agar luluta terpanggang secara merata,maka bambu luluta dibolak balik.Untuk


mengetahui luluta sudah matang,dapat dilihat dari kulit luar bambu.Bila kulit bambu
yang sudah terkenal keras sudah terlihat sedikit hangus disengat bara api secara
merata,berarti luluta sudah matang.cepat ayau lambat luluta makan,sangat tergantung
kekuatan bara api,Bila bara api kuat,maka luluta cepat matangSetelah luluta
makan,angkat lalu diamkan sampai dingin.setelah dingin,maka bambu luluta
dibelah.Potong-potong luluta sesuai ukuran yang dikehendaki,Harus diatas piring,lalu
hidangkan.
Bagi masyarakat ingin mencoba membuat luluta,beras putih atau beras kampung
dapat diganti dengan beras ketan.Proses pembuatannya hampir sama Cuma yang
membedakan setelah dicuci,beras ketan yang direndam dengan air santan kelapa.
Sebelum dibungkus daun pisang diluluri minyak kelapa sedikit.Langkah
selanjutnya sama dengan penjelasan sebelumnya

8.Perangi
Bagi traveler yang sudah berkali-kali ke Wakatobi, perangi dianggap sebagai sashiminya Wakatobi.
Perangi diolah dari ikan karang mentah yang dipotong lalu dicincang hingga halus. Cincangan ikan
segar lalu dicampurkan dengan garam, jeruk nipis, dan paduan bumbu rempah lain. Biar makin
mantap, nikmati perangi bersama sepotong kasuami

9.karasi

Gambar 8. Karasi

Karasi adalah makanan cemilan Khas Wakatobi, yang bahan dasarnya dari tepung beras lalu
dibikin adonan dan dicetak lalu di goreng. Cara penyajianya, sangat enak dinikmati sambil
minum kopi  atau teh panas.

Karasi adalah salah satu jenis makanan khas Wakatobi. Masyarakat setempat membuatnya
sebagai cemilan dan biasa juga disajikan dalam berbagai acara adat.

Kabupaten Wakatobi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu
kota kabupaten ini terletak di Wangi-Wangi.
Selain rasanya yang nikmat, makanan khas dari Wakatobi ini dibuat dari bahan yang cukup
simple dengan teknik pembuatannya yang unik.

Pembuatan makanan yang satu ini juga cukup unik karena cetakan yang digunakan ketika
membuat karasi terbuat dari batok kelapa yang telah di bentuk dan diberikan lubang-lubang
kecil. Masyarakat Wakatobi khususnya ibu-ibu sangat pandai dan lihai dalam membuat makanan
khas yang satu ini

10. Tombole

Gambar 9. Tombole

Cara membuat tombole ini gampang, sedikit sulit, jadi tidak mudah. Mungkin butuh skill karena
pengerjaannya yang butuh tenaga. Poin pentingnya siapkan bahannya. Seperti berikut:

1. Singkong atau ubi kayu.

2. Daun pisang.

3. Bahan tambahan, seperti kelapa, gula (gula merah, gula pasir, sesuai selera), garam. Jika
perlu penyedap rasa. Wajib: bawang merah.

Pada dasarnya Tombole ini tidak dimasak, digoreng atau dikukus.jadi wajib tahu Bahwa
Tombole proses pematangannya menggunakan batu yang telah panas ( dibakar). Artinya tombole
ini dibakar dengan batu yang telah dibakar dalam tanah yang digalikan.

perlu dipersiapkan secara matang untuk tempat membakar tombole ini. Yaitu:

1. Mula-mula membuat galian tanah seukuran -/+ 1 meter atau disesuaikan,

2. Mengumpulkan batu seukuran 5x7, jumlah disesuaikan.

3. Daun pisang.

4. Kayu bakar.

Disamping mempersiapkan hal diatas, juga perlu dibuat tombolenya. Caranya seperti berikut:

1. Siapkan singkong atau ubi kayu.


2. Kupas kulitnya, cuci hingga bersih lalu parut agar halus

3. Selanjutnya, peras airnya atau dibuat menjadi kaopi atau opi (dalam istilah bahasa
Binongko).

Daun pisang ini digunakan sebagai pembungkus tombole. Bagaimana cara mempersiapkan,
seperti berikut:

1. Kumpulkan daun pisang yang bagus dan segar atau tidak layu lalu bersihkan. Pisahkan
dengan batang daunnya. Jumlah disesuaikan

2. Bagi atau iris daun pisang tersebut dalam dua ukuran, yaitu lebar -/+ 12 cm dan -/+ 3 cm.
atau ukuran disesuaikan.

11. Heloa sira

Gambar 10. Heloa sira

Heloa sira/ vangkara adalah masakan yang menggunakan kelapa sebagai salah satu bahan dasar,
heloa sira/vangkara bisa menggunakan sayur/ ikan/keong/ikan kering dll, pertama daging
kelapa yang setengah tua dibuka/diambil menggunakan alat tradisional yaitu kangkuru’a, setelah
itu kelapa direbus bersama air secukupnya setelah itu masukkan bahan sprti ikan/ sayur/ keong/
ikan kering dll, setelah itu tambahkan jeruk nipis/ belimbing sayur garam dan penyedap
secukupnya, khusus untuk sayur cukup garam dan penyedap saja, tunggu sampai ikan/ keong/
sayur sampai matang dan heloa sira pun siap disajikan.

12. Kukure
Gambar 11. Kukure

Jenis makanan khas ini terbuat dari bulu babi yang banyak ditemukan di perairan tepi pantai, dan
pastinya banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tenggara, khususnya Wakatobi.

Cara untuk mengolah makanan ini yaitu dengan mengumpulkan seluruh isi atau daging yang ada
pada bulu babi di dalam cangkang bulu babi yang telah dibersihkan sebelumnya, setelah seluruh
cangkang terisi dengan daging mentah dari bulu babi, maka dapat dikukus ataupun dibakar
dengan api kecil. Setelah itu, makanan pun siap untuk disajikan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari makalah jenis-jenis makanan khas suku Wakatobi

adalah makanan tradisional dari suku Wakatobi beraneka ragam dan memiliki ciri khas yang

berbeda disetiap olahan dan bahan-bahan yang gunakan. Selain itu, cara pengolahan juga

memiliki keunikan masing-masing.Berbagai makanan khas wakatobi juga memiliki cita rasa

yang yang lezat dan khas.

B. Saran

Kuliner atau makanan khas suku Wakatobi harus tetap dipertahankan dan dilestarikan agar

makanan tersebut tetap ada dan tidak akan terkikis dengan masuknya kebudayaan pangan luar
yang menyebabkan masyarakat suku Wakatobi meninggalkan pangan lokal yang menjadi ciri

khas dari daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kandungan Talas.http://Spentibafamily.Blogspot. Com//2011/04/ Kandungan
-Talas .hmtl. Akses Tanggal. 03 April 2019.
http://kueresep.com/masakan/epu-epu_107894.html
https://dapur-teh-enur.blogspot.com/2015/05/cara-membuat-kambalu-khas-wakatobi.html
https://www.google.com/search?
q=makanan+khas+wakatobi+kerang+mutiara&oq=makanan+khas+wakatobi+kerang+m
utiara&aqs=chrome..69i57.19884j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Taslim, N.2008. Makanan Tradisional Sulawesi Tenggara. Makasar pres. ISBN :979-18390-0-6.
https://www.wakatobimagz.id/2018/11/ikan-parende-yang-khas-dari-perairan.html
http://tradisionalindonesiafood.blogspot.com/2016/03/kasuami-sulawesi-tenggara.html
https://cookpad.com/id/resep/4832983-sanggara-bandang-simple

Anda mungkin juga menyukai