Anda di halaman 1dari 80

TRADISI NAKETI (INTROSPEKSI) UNTUK MENYEMBUHKAN

PENYAKIT PADA MASYARAKAT DI DESA MNELALETE


KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN
TIMOR TENGAH SELATAN

SKRIPSI

OLEH:

AGRENI RISA TAEK


NIM: 1701070116

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KUPANG, 2021
i
ii
MOTO

“Menjadi pribadi berkualitas yang mampu menyikapi perubahan melalui iman,


amal dan ilmu”

Agreni Risa Taek

iii
PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan sukacita skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber dari segala Ilmu Pengetahuan.
2. Ayah Marthinus Taek dan Ibu Yumina L. Gawalu yang telah mendoakan,
melahirkan, membesarkan, mendidik, membimbing, dan menyekolahkan
penulis hingga berhasil menyelesaikan studi pada jenjang Perguruan Tinggi.
3. Saudara-saudari penulis: kakak Jefri Taek, kakak Yuven Taek, adik Sonya
Taek, adik Ayu Taek, adik Sesi Taek, serta ponaan penulis Aghan Bontea.
Terima kasih untuk doa dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis
serta memberikan yang terbaik dalam menantikan keberhasilan penulis.
4. Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana, Kupang.
5. Saudara-saudari seperjuangan Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa
Cendana Kupang angkatan Tahun 2017.
6. Almamater tercinta Jurusan/Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat, cinta kasih, dan berkat yang diberikan kepada penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul Tradisi
Naketi (Introspeksi) Untuk Meyembuhkan Penyakit Pada Masyarakat Di Desa
Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
dengan kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga atas bantuan yang diberikan selama penulisan skripsi ini. Oleh
Karena itu ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Prof. Ir. Fredrik Lukas Benu, M.Si., Ph.D., selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
2. Dr. Malkisedek Taneo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Nusa Cendana.
3. Dr. Dorcas Langgar, M.Pd selaku Pembimbing I yang sudah membimbing,
dan selalu memberikan arahan, motivasi, berbagi pengetahuan selama proses
perkuliahan maupun pada penyelesaian penulisan skripsi.
4. Dr. Leonard Lobo, M.Kes, selaku Pembimbing II yang sudah membimbing,
dan selalu memberikan arahan, motivasi, berbagi pengetahuan baik selama
kuliah maupun pada penyelesaian penulisan skripsi.
5. Staf Dosen pengajar:Drs. Semuel Sabat, M.Si, Drs., SH., M.Si., Dr. Acry
Deodatus, MA, Dr. Petrus Ly, M.Si, Drs. Soleman Bully M.Si, Dr. Dorcas
Langgar, M.Pd, Meryana M. Doko, S.H., M.Pd, Dorkas A. Kalle, S.Pd.,
M.Pd, Daud Y. Nassa, S.Pd., M.Pd, Drs. Hendrikus Pous, M.Si, Drs. Semuel
Sabat, M.Si, dan Dr. Leonard Lobo, M.Kes, Anif Istianah, S.Pd.,M.Pd, Maria
Lufransiya, S.Pd.,M.Pd, Nelson Bastian Nope, SH.,MH, Makarius Erwin
Bria, S.Pd.,M.Pd terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama penulis
menempuh pendidikan S1 di Jurusan/Prodi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa
Cendana Kupang.
6. Gubernur Nusa Tenggara Timur (cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Timur),
Bapak Drs. Marsianus Jawa, M.Si yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
7. Bupati Timor Tengah Selatan (cq. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Timor Tengah Selatan), Bapak Musa S. Benu, SH yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

v
8. Camat Amanuban Barat, Bapak Jasen H. Fallo, S.I.P yang telah mengijinkan
penulis untuk mengadakan penelitian di Desa Mnelalete Kecamatan
Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan.
9. Bapak Ismael Tefnay selaku Kepala Desa Mnelalete beserta para informan
yang telah bersedia menerima penulis dan dapat memberikan informasi
kepada penulis selama mengadakan penelitian.
10. Ayah Marthinus Taek dan Ibu Yumina L. Gawalu yang telah mengasuh,
mendidik, membesarkan, membiayai serta senantiasa mendoakan dan
mendambakan keberhasilan penulis.
11. Saudara-saudari penulis: kakak Jefri Taek, kakak Yuven Taek, adik Sonya
Taek, adik Ayu Taek, adik Sesi Taek, serta ponaan penulis Aghan Bontea.
Terimakasih untuk doa,  motivasi,  dan dukungan baik moril maupun materi
yang diberikan kepada penulis.
12. Seluruh keluarga Besar Taek-Gawalu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang selalu memberikan doa dan dukungan serta menantikan
keberhasilan penulis.
13. Teman-teman seangkatan tahun 2017 Yoli Nomeni, Agatha Leghu, Santi
Maro, Novi Malmau, Lusclarita Seja Tiro, Tini Nimunuho, Nona Thaal,
Helmin Daton, Lestari Lay, Yelli Lengari, Marni Twelu dan teman-teman
lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang dalam keadaan dan
situasi apapun, telah bersama-sama dengan penulis membantu dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
14. Jackson Luan yang dalam situasi dan kondisi apapun selalu memberikan
motivasi kepada penulis dalam menyelesiakan penulisan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan dukungan material maupun moril
bagi penulis.

Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis menyadari


bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun
dari semua pihak.
Kupang, Juni 2021
Penulis

Agreni Risa Taek

vi
ABSTRAK

Taek, Agreni R. 2021. Tradisi Naketi (Introspeksi) Untuk Menyembuhkan Penyakit


Pada Masyarakat Di Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor
Tengah Selatan (Dr. Dorcas Langgar, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Dr. Leonard
Lobo, M.Kes sebagai Pembimbing II).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan alasan dan praktek
Kepercayaan Naketi (Introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat
masih dipertahankan oleh masyarakat desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu meneliti suatu
objek dengan menghimpun, menggambarkan dan menganalisis data dan fakta serta
menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif maka hal-hal di atas dapat dianalisis secara mendalam. Peneliti
menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kepercayaan Naketi (Introspeksi)
untuk menyembuhkan penyakit merupakan sebuah kepercayaan asli atoin meto
(Orang Timor) yang dibawa sejak ada di dunia ini, pelaksanaan Naketi memiliki
peran yang sangat penting dalam menyelesaikan konflik penyebab sakit penyakit
yang terjadi dalam masyarakat. Naketi dipercaya sebagai jalan keluar yang ditempuh
masyarakat yang berkonflik agar keluar dari persoalan yang mereka hadapi.
Kepercayaan Naketi telah diwariskan oleh para leluhur dan telah menjadi kewajiban
masyarakat penganut kepercayaan tersebut untuk tetap menjaga dan melestarikannya.
Kepercayaan Naketi mengajarkan tentang arti kebersamaan dan kerukunan antara satu
dengan yang lain. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat harus
ikut serta dalam menjaga dan melestarikan keaslian tradisi Naketi, dan bagi
pemerintah Desa diharapkan untuk mensosialisasikan agar membiasakan diri untuk
memeriksakan diri pada petugas kesehatan karena tidak semua penyakit disebabkan
oleh dosa.
Kata Kunci: naketi, penyakit

vii
ABSTRACT

Taek, Agreni R. 2021. Naketi's tradition (Introspection) To Cure Disease On Society


At Silvan Mnelalete Amanuban's district Regency West South Central Timor (Dr.
Dorcas Langgar, M. Pd as Advisor I and Dr. Leonard Lobo M.Kes as Advisor II).
To the effect of observational it is subject to be describe reason and trust
practice Naketi (Introspection) to cure disease on society is still to be kept by
Mnelalete's village society Amanuban's district Regency West south central timor.
This research utilize kualitatif's descriptive method which is analyzes an
object with menghimpun, figure and menganalisis is data and fact and gleaning from
in one's line research. By use of kualitatif's descriptive method therefore things upon
that dianalisis can exhaustively. Researcher utilizes observation tech, interview and
studi documents.
Result of this research menunjukan is trusty Naketi (Introspection) to cure
disease constitutes one original trust atoin meto (Person Timor) one that is taken in
since is at this the world, performing Naketi having role that momentously deep
solve cause conflict takes ill happening disease deep society. Naketi trusted as way
out that sailed through by society that gets that conflict issue of problem that their
dealing. Trust Naketi was inheritted by ancestors and have become trusty adherent
society liabilities that for regular looks after and keep up it. Trust Naketi teach about
togetherness and reconciliation mean among one by another one. Recommendation of
this research is that society shall go along deep looks after and keep up tradition
authenticity Naketi , and divides Village government be expected to
mensosialisasikan that inures self for memeriksakan self on health officer because is
not all diseased because of sin.
Key word: naketi, disease

viii
DAFTAR ISI

MOTO.........................................................................................................................i
PERSEMBAHAN......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................................v
ABSTRACT...............................................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................6
BAB II KAJIAN EMPIRIK, KONSEP, KERANGKA BERPIKIR.....................8
A. Kajian Empirik.................................................................................................8
B. Konsep............................................................................................................15
1. Tradisi Naketi.............................................................................................15
2. Menyembuhkan Penyakit...........................................................................18
C. Kerangka Berpikir..........................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................24
A. Metode Penelitian............................................................................................24
B. Lokasi Penelitian............................................................................................25
C. Subjek Penelitian............................................................................................25
D. Sumber Data...................................................................................................26
E. TeknikPengumpulanData...............................................................................27
F. Teknik Analisis Data......................................................................................28
G. Teknik Pengujian dan Keabsahan Data..........................................................29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................................30
B. Hasil Penelitian...............................................................................................35
C. Pembahasan ...................................................................................................41
BAB V PENUTUP....................................................................................................47
A. Kesimpulan.....................................................................................................47
B. Saran...............................................................................................................48
REFERENSI.............................................................................................................50
LAMPIRAN..............................................................................................................53

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian..................................................................................11


Tabel 4.1 Jumlah Penduduk.......................................................................................31
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Agama...........................................32
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan.........................................33
Tabel 4.4 Aparat Desa Mnelalete...............................................................................34
Tabel 4.5 Deskripsi/Simpulan Hasil wawancara........................................................37
Tabel 4.6 Resume Hasil Analisis Penelitian..............................................................39
Tabel 4.7 Hasil Penelitian..........................................................................................46

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I :Riwayat Peneliti...............................................................................53


Lampiran II :Daftar Nama-nama Informan...........................................................54
Lampiran III :Pedoman Wawancara.......................................................................55
Lampiran IV :Foto – Foto Penelitian.....................................................................57
Lampiran V :Peta Administrasi Lokasi Peneitian..................................................61

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 :Bagan Kerangka Berpikir...................................................................21

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia

yang berkembang dan dinamis secara turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah

masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi

pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari kaitan budaya setempat.

Pengobatan tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar

ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu

Sosrokusumo (1989) dalam Rahayu (2006:245). Khususnya masyarakat atoin

Meto di Desa Mnelalete mengalami perubahan-perubahan tetapi unsur budaya

tradisional masih tetap dipertahankan.

Pada masyarakat yang masih memegang teguh dan menjunjung tinggi

adat istiadat maka kepercayaan-kepercayaan tradisional biasanya dilakukan

melalui upacara adat (sumpah adat) maupun tanpa melalui upacara adat

(pengakuan dosa) hal tersebut masih terus dipelihara dan dilestarikan karena

dianggap bernilai dan berharga, serta penting untuk menghadapi suatu masalah

tertentu. Setiap masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan hidup serta kebiasaan-kebiasaan sosial juga dapat dijadikan

1
sebagai pranata sosial untuk mengintrospeksi diri. Hal ini terlihat pada tradisi

adat istiadat yang masih berlaku di masyarakat atoin Meto misalnya tradisi

Naketi sebagai upaya penyembuhan penyakit.

Perlu diingat bahwa tidak semua jenis penyakit diupayakan

penyembuhannya dengan cara Naketi. Penyakit-penyakit yang dipandang perlu

untuk Naketi adalah penyakit-penyakit yang menyebabkan penderitanya

memiliki ciri-ciri tidak dapat makan, tidur atau berteriak karena kesakitan selama

berjam-jam, sudah berobat secara medis tetapi tidak memperoleh kesembuhan.

Perlu diingat juga bahwa Naketi tidak dapat dilakukan bagi penyakit-penyakit

seperti sakit kepala karena kena hujan, panas terik atau kurang istirahat, kaki

terantuk sampai berdarah, kaki luka karena ditikam duri dan sejenis yang lain.

Singkatnya Naketi dapat dilakukan apabila dipandang perlu karena diduga

penyakit itu akan membahayakan penderita atau sebaliknya.

Menurut pandangan atoin Meto dosa yang dibuat oleh seseorang, orang

tua kandung atau kakek dan nenek dapat mengakibatkan penyakit atau suatu

kegagalan bagi orang yang bersangkutan. Berdasarkan persepsi di atas mereka

masih menggunakan tradisi Naketi sebagai suatu pendekatan untuk

menyembuhkan penyakit karena berdasarkan asumsi yang ada yaitu bahwa

berobat secara medis tidak akan menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh

dosa. Alasan-alasan yang mendukung asumsi diatas diberikan contoh-contoh

sebagai berikut. Ada orang sakit yang pergi ke rumah sakit dan berobat dengan

obat yang berkasiat tinggi guna segera memperoleh kesembuhan tetapi tidak

2
sembuh. Sesudah itu ia berusaha dengan cara Naketi dan langsung memperoleh

kesembuhan. Naketi bertujuan untuk menyelidiki atau mengoreksi dosa apakah

yang menyebabkan seseorang sakit atau mengalami sesuatu kegagalan dalam

usaha atau perjuangannya menurut pandangan sebagai atoin Meto. Usaha Naketi

sebagai suatu upaya untuk menyembuhkan penyakit menurut tradisi dilakukan

dengan cara bercakap-cakap. Percakapan yang dimaksud bersifat menyelidiki

oleh karena itu sering diajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

kejahatan atau dosa yang pernah dilakukan.

Naketi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada orang sakit

biasanya dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok marga atau keluarga,

Sakan (2015:4).

Di samping itu, Naketi juga dapat dilakukan oleh orang-orang khusus

termasuk (pendeta) mereka tidak langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tetapi langsung memberitahukan/menyebutkan dosa tertentu yang menyebabkan

seseorang menderita sakit. Orang sakit itu tinggal mengaku atau menerima

kesalahan tersebut sebagai dosa penyebab penyakit.

Jika dosa yang disebutkan benar dan diakui maka orang sakit tersebut

akan sembuh dan sebaliknya dosa yang disebutkan benar tetapi tidak mengaku

tidak akan sembuh atau mengaku namun tidak benar dosa yang disebutkan tidak

akan sembuh pula. Setelah mengaku dan sembuh harus diadakan suatu upacara

atau doa sesuai saran orang-orang khusus termasuk (pendeta). menurut

pengalaman bila tidak melakukan upacara atau doa yang disarankan maka

3
penyakit yang pernah dialami akan kumat kembali dan kadang-kadang berakibat

resiko kematian. Banyak kasus Naketi tidak ada biayanya tetapi gratis,

berdasarkan asumsi untuk menolong orang lain yang sakit.

Perkembangan tradisi Naketi pada saat ini banyak dipengaruhi oleh

perkembangan agama kristen yang selalu meyoroti dosa dan akibatnya. Masalah-

masalah seperti di atas yang dialami oleh manusia sehingga manusia berusaha

untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan Naketi.

Menurut Sabat (2003:36), Naketi adalah suatu pendekatan budaya untuk

memecahkan bermacam-macam masalah sosial yang dihadapi. Meskipun dalam

era globalisasi sekarang ini, atoin Meto masih memegang teguh kebiasaan ini.

Naketi penting bagi atoin Meto untuk mencari sebab-sebab timbulnya bencana

atau bahaya ataupun malapetaka tertentu yang menimpah mereka.

Tradisi ini sudah lama dikenal dan dipraktekan sejak dahulu sampai saat

ini dan telah terbukti kebenarannya bagi orang yang bersedia Naketi sungguh-

sungguh dengan melakukan kewajiban-kewajiban tertentu. Misalnya mengaku

bersalah, meminta maaf kepada orang lain jika pernah berbuat sesuatu kesalahan

yang merugikan atau menyakiti hati orang lain.

Keinginan untuk mengharmoniskan hubungan-hubungan sosial yang baik

memang diharapkan oleh semua masyarakat karena dapat menjamin integrasi

sosial masyarakat. Oleh karena itu bila terjadi hal-hal yang berada diluar

kemampuan manusia untuk mengatasi bencana, kecelakaan dan sakit selalu

4
dicari jalan untuk mengatasinya dengan Naketi sehingga penulis terdorong untuk

melakukan penelitian dengan judul :

“Tradisi Naketi (Introspeksi) Untuk Meyembuhkan Penyakit Pada Masyarakat

Di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah

Selatan.”

B. Rumusan Masalah

Merujuk dari latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengapa tradisi Naketi (introspeksi) masih dilaksanakan dalam

menyembuhkan penyakit oleh atoin Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan

Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

2. Bagaimana pelaksanaan tradisi Naketi (introspeksi) oleh atoin Meto di Desa

Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini :

1. Mendeskripsikan alasan Naketi (introspeksi) digunakan dalam

menyembuhkan penyakit oleh masyarakat di Desa Mnelalete, Kecamatan

Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

5
2. Mendeskripsikan pelaksanaan Naketi (introspeksi) oleh atoin Meto yang

terjadi di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor

Tengah Selatan.

D. Manfaat Penilitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

memperkaya wawasan konsep praktek dan peran Naketi (introspeksi) dalam

penyembuhan penyakit pada atoin Meto.

2 Manfaat praktis

a) Bagi jurusan PPKn

Penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai referensi tambahan bagi

mahasiswa jurusan PPKn dan input bagi Almamater Universitas Nusa

Cendana.

b) Bagi Kecamatan Amanuban Barat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada

generasi penerus bangsa dalam menghargai kebudayaan dan tradisi

Naketi di Desa Mnelalete.

c) Bagi Peneliti

6
Penelitian ini sangat bermanfaat dalam rangka penulisan skripsi sebagai

tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana khususnya

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

d) Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang lain yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut.

7
BAB II

KAJIAN EMPIRIK, KONSEP DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Empirik

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya

sehingga menjadi suatu tolak ukur dari sebuah penelitian yang baru yang

menjelaskan hal yang berpengaruh atau mempunyai hubungan maupun tidak.

Judul penelitian ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Ada beberapa

penelitian yang mirip dengan penelitian ini, yang dapat dijadikan sumber kajian

pustaka antara lain :

Taopan (2008:13), “Peran Naketi Dalam Merehabilitasi Hubungan-


hubungan Sosial Pada Masyarakat Atoin Meto Di Desa Kolbano Kecamatan
Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan.” Yang menjadi masalah ialah
bagaimana peran naketi dalam merehabilitasi hubungan-hubungan sosial pada
masyarakat Atoin Meto di Desa Kolbano Kecamatan Kolbano. Tujuannya untuk
mendeskripsikan /menggambarkan peran naketi dalam merehabilitasi hubungan-
hubungan sosial antar warga masyarakat, serta menggambarkan proses
penyelesaian konflik sosial di antara warga masyarakat melalui naketi. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan penelitian
kepustakaan. Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan naketi memiliki peran
yang sangat penting dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dalam
masyarakat. Naketi sebagai jalan keluar yang terbaik untuk menolong
masyarakat agar dapat keluar dari persoalan yang mereka hadapi. Naketi terdiri
dari empat bentuk yaitu: naketi karena sakit penyakit, tidak punya keturunan,
tidak berhasil dalam studi an naketi yang disebabkan karena konflik. Masyarakat
menyadari bahwa peran naketi sebagai sarana untuk membangun solidaritas
sosial (kebersamaan sosial), sarana untuk membangun integritas sosial
(keserasian sosial), dan sebagai sarana untuk dapat membina kembali hubungan-
hubungan sosial di antara masyarakat.

8
Persamaan peneliti terdahulu dan peneliti sekarang adalah sama-sama

melakukan penelitian tentang naketi sebagai jalan keluar untuk menolong

masyarakat agar dapat keluar dari persoalan. Perbedaan dalam penelitian ini

adalah peneliti terdahulu memfokuskan penelitian tentang peran Naketi dalam

merehabilitasi hubungan-hubungan sosial pada masyarakat atoin Meto di Desa

Kolbano sedangkan peneliti sekarang memfokuskan penelitian tentang tradisi

Naketi (introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di Desa

Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Setiawan (2018:86), “Pengobatan Tradisional Di Desa Lemahabang


Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon” masalah dalam penelitian
ini adalah kurangnya sumber pengetahuan pengobatan tradisional dan penyebab
penyakit serta pengobatan tradisional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali sumber pengetahuan dan
jenis pengobatan tradisional di lokasi penelitian. Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan objek yang bersifat fenomenologis yang
dilakukan melalui observasi tidak terkontrol. Teknik analisis dipilah dalam
sebuah tabel kuantitatif namun dengan penjelasan kualitatif.
Hasil penelitian berupa garis keturunan dan keingintahuan menjadi latar
belakang penyembuh dalam memperoleh pengetahuan pengobatan tradisional.
Rasa percaya terhadap cara pengobatan, ikhlas, dan memasrahkan diri pada sang
pencipta menjadi unsur utama yang harus dimiliki pasien dan penyembuh untuk
mengobati penyakit yang sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat.

Persamaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang ini adalah sama-

sama melakukan penelitian mengenai pengobatan tradisional. Perbedaan peneliti

terdahulu dengan peneliti sekarang adalah peneliti terdahulu menfokuskan

penelitian tentang pengobatan tradisional di Desa Lemahabang Kulon sedangkan

peneliti sekarang menfokuskan penetian tentang tradisi Naketi (introspeksi)

9
untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di Desa Mnelalete, Kecamatan

Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Sakan (2015:4), “Tinjauan Kritis terhadap Relasi yang Tercipta dalam


Praktek Naketi Atoni Pah Meto di GMIT Maranatha Soe” Yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ialah proses menyelesaikan berbagai
permasalahan dilakukan dengan menyelidiki bersama penyebab dari masalah
yang dialamai ketika proses naketi ini dilakukan maka penyebab dari setiap
masalah yang muncul dalam kehidupan Atoni Pah Meto adalah permasalahan
relasi masalah yang dihadapi haruslah diselesaikan agar kehidupan Atoni Pah
Meto bisa berjalan dengan baik oleh karena itu relasi yang menjadi penyebab
munculnya sebuah masalah haruslah diperbaiki melalui proses Naketi.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui praktek naketi yang
terjadi di GMIT Maranatha Soe dengan melihat relasi yang terjalin di dalamnya.
Metodologi penelitian adalah metodologi penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Untuk menganalisis data maka
menggunakan model analisis interpretasi data ini dilakukan untuk memperoleh
data yang terstruktur dan bermakna. Oleh karena itu mengorganisir hasil atau
data yang diperoleh dengan cara berusaha melihat akan hasil penelitian yang
sesuai dan tidak. Dilanjutkan degan pengkategorian dengan cara mengelompokan
hasil penelitian. Tahap berikutnya adalah membuat laporan untuk
mendeskripsikan data dan hasil analisisnya.
Hasil penelitian ditemukan bahwa relasi dalam Naketi belum
menunjukkan relasi yang terbuka, setara dan partisipatif karena dilandasi oleh
motifasi yang berbeda, oleh karena itu praktek naketi perlu untuk membangun
kembali penghayatan terhadap relasi yang ada didalamnya dengan melihat pada
keterbukaan, kesetaraan dan partisipasi.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama melakukan proses dan

praktek naketi. Perbedaan antara peneliti yang akan melakukan penelitian dan

peneliti terdahulu adalah peneliti terdahulu melakukan penelitian tinjauan kritis

terhadap relasi yang tercipta dalam praktek Naketi Atoni Pah Meto di GMIT

Maranatha Soe. Sedangkan peneliti sekarang melakukan penelitian mengenai

tradisi Naketi (introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di

Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

10
Lesmana (2018:31), “Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung
Kota Tarakan : Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan”. Yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui kearifan lokal bidang
kesehatan khususnya pengobatan tradisional pada masyarakat tidung yang ada di
kota Tarakan. Pendekatan penelitian yang dipakai yaitu kualitatif dengan
rancangan penelitian Deskriptif. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengambilan sampel secara porposive sampling, serta teknik
pengambilan data secara In-depth interview.
Hasil penelitian ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Tidung
bidang kesehatan khususnya pengobatan tradisional pada pasien dewasa
menggunakan tiga pendekatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya yakni: menggunakan tindakan/herbal/ramuan, pendekatan doa/baca-
baca (supranatural) dan pendekatan gabungan dua metode tersebut. Masyarakat
Tidung masih aktif menggunakan pendekatan pengobatan tersebut dan ketika
tidak berhasil mengatasi masalah kesehatannya maka mereka akan meminta
tenaga kesehatan.

Persamaan peneliti terdahulu dan peneliti sekarang ialah sama-sama

meneliti tentang pengobatan tradisional. Perbedaan peneliti sekarang dan peneliti

terdahulu adalah peneliti terdahulu meneliti mengenai Pengobatan Tradisional

Pada Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang

Kesehatan, peneliti sekarang memfokuskan penelitian tentang tradisi Naketi

(introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di Desa Mnelalete,

Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Saputra (2012:12), “Sistem pengobatan tradisional pada masyarakat


Nagari Sikucur kecamatan V koto kampung dalam Kab.Padang Pariaman”.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini ialah kepercayaan-kepercayaan
terhadap tahyul-tahyul atau hal-hal yang gaib, sangat erat sekali dengan
kehidupan masyarakatnya, diantaranya adalah masih mempercayai penyakit itu
timbul disebabkan oleh adanya makhluk halus yang marah kepada manusia
karena telah mengusik ketenanan makhluk halus, dan mengakibatkan
kepercayaan tersebut dengan penyakit yang di derita. Adapun cara-cara
pengobatan atau teknik-teknik yang dilakukan dukun. Seorang dokter melakukan
pengobatannya dengan menggunakan metode ilmiah dan modern, sedangkan
seorang dukun menyelenggarakannya dengan cara non-ilmiah dan tradisional.

11
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis-jenis
penyakit, faktor penyebab penyakit, dan teknik pengobatan tradisional dalam
mengobati penyakit di Negeri Sikuncur Kecamatan V Koto Kampung Dalam
Pariaman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi alamiah dan wawancara. Analisis data berupa
proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah
terkumpul.
Hasil yang di dapatkan dari penelitian tersebut ialah masyarakat di Nagari
Sikucur menganggap bahwa faktor penyebab penyakit adalah lingkungan serta
kondisi alam yang tidak baik dan juga disebabkan oleh kemarahan makhluk-
makhluk halus. Teknik pengobatan yang dilakukan dukun dalam mengobati
penyakit ada dua macam, yaitu : pertama, penobatan yang dilakukan dari dalam,
maksudnya dengan memakan atau meminum macam-macam ramuan. Kedua,
penobatan yang dilakukan dari luar, maksudnya mengusapkan atau mengoleskan
ramuan kesekujur tubuh penderita.

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengobatan

tradisional. Perbedaan peneliti sekarang dan peneliti terdahulu adalah peneliti

terdahulu memfokuskan penelitiannya pada sistem pengobatan tradisional pada

masyarakat, sedangkan peneliti sekarang memfokuskan penelitian tentang tradisi

Naketi (introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di Desa

Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Merujuk dari uraian tersebut, maka persamaan dan perbedaannya dengan

peneliti sekarang terdapat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 perbedaan


No Peneliti/tahun Tujuan Persamaan Perbedaan Ket
/judul
1. Yanny E. 1. Untuk sama-sama peneliti terdahulu Skripsi
Taopan/2008/ mendeskripsikan melakukan memfokuskan
Peran naketi atau penelitian penelitian tentang
dalam menggambarkan/ tentang naketi peran naketi
merehabilitasi menggambarkan sebagai jalan dalam
hubungan- peran naketi keluar untuk merehabilitasi
hubungan dalam menolong hubungan-
sosial pada merehabilitasi masyarakat agar hubungan sosial
masyarakat hubungan- dapat keluar dari pada masyarakat

12
desa kolbano hubungan sosial persoalan. Atoin Meto di
kecamatan antar warga Desa Kolbano
kolbano masyarakat sedangkan
kabupaten 2. peneliti sekarang
timor tengah menggambarkan memfokuskan
selatan. proses penelitian tentang
penyelesaian tradisi Naketi
konflik sosial di (introspeksi)
antara warga untuk
masyarakat menyembuhkan
melalui naketi. penyakit menurut
Atoin Meto di
Desa Mnelalete
Kecamatan
Amanuban barat
Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
2. Irvan untuk menggali sama-sama Peneliti terdahulu Jurnal
Setiawan/ sumber melakukan menfokuskan
2018/ pengetahuan penelitian penelitian tentang
Pengobatan dan jenis mengenai pengobatan
tradisional di pengobatan pengobatan tradisional di
desa tradisional di tradisional. Desa Lemahabang
Lemahabang lokasi Kulon sedangkan
kulon, Kec. penelitian. peneliti sekarang
Lemahabang, menfokuskan
Kab. Cirebon. penetian tentang
tradisi Naketi
(introspeksi)
untuk
menyembuhkan
penyakit menurut
Atoin Meto di
Desa Mnelalete
Kecamatan
Amanuban barat
Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
3. Efrayin 1. Untuk sama-sama Peneliti terdahulu Tesis
Sakan/2015/ mengetahui melakukan melakukan
Tinjauan kritis praktek naketi proses dan penelitian tinjauan
terhadap relasi yang terjadi di praktek naketi. kritis terhadap
yang tercipta GMIT relasi yang
dalam praktek Maranatha Soe tercipta dalam
naketi Atoni dengan melihat praktek naketi
Pah Meto di relasi yang Atoni Pah Meto di
GMIT terjadi di GMIT Maranatha
Maranatha dalamnya Soe. Sedangkan
Soe. 2. diharapkan peneliti sekarang
dapat melakukan
memberikan penelitian

13
sebuah gambaran mengenai Tradisi
yang baru Naketi
tentang relasi (introspeksi)
melalui naketi untuk
yang terjadi di menyembuhkan
GMIT penyakit menurut
Maranatha Soe Atoin Meto di
Desa Mnelalete,
Kecamatan
Amanuban Barat,
Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
4. Hendy untuk sama-sama Peneliti terdahulu Jurnal
Lesmana/201 mengetahui meneliti tentang meneliti mengenai
8/ Pengobatan kearifan lokal pengobatan Pengobatan
tradisional bidang tradisional. Tradisional Pada
pada kesehatan Masyarakat
masyarakat khususnya Tidung Kota
Tidung kota pengobatan Tarakan : Study
Terakan : tradisional pada Kualitatif
study masyarakat Kearifan Lokal
kualitatif tidung yang ada Bidang
kearifan lokal di Kota Kesehatan,
bidang Tarakan. peneliti sekarang
kesehatan. memfokuskan
penelitian tentang
Tradisi Naketi
(introspeksi)
untuk
menyembuhkan
penyakit menurut
Atoin Meto di
Desa Mnelalete,
Kecamatan
Amanuban Barat,
Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
5. Doni mengidentifikasi sama-sama Peneliti terdahulu Skripsi
Saputra/2012/ dan meneliti tentang memfokuskan
Sistem mendeskripsikan pengobatan penelitiannya
pengobatan jenis-jenis tradisional. pada sistem
tradisional penyakit, faktor pengobatan
pada penyebab tradisional pada
masyarakat penyakit, dan masyarakat,
Nagari Sikucur teknik sedangkan
kecamatan V pengobatan peneliti sekarang
koto kampung tradisional dalam memfokuskan
dalam mengobati penelitian tentang
Kab.Padang penyakit di Tradisi Naketi
Pariaman. Nagari Sikucur (introspeksi)
Kecamatan V untuk

14
Koto Kampung menyembuhkan
Dalam Pariaman. penyakit menurut
Atoin Meto di
Desa Mnelalete,
Kecamatan
Amanuban Barat,
Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
Sumber :Jurnal,Skripsi dan Tesis

B. Konsep

1. Tradisi Naketi

Tradisi merupakan adat kebiasaan dari nenek moyang yang turun

temurun di mana hal tersebut masih dijalankan dalam masyarakat disebut

juga dengan kebiasaan yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus

menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat yang dilakukan

secara terus menerus seperti adat, budaya, kebiasaan dan juga kepercayaan.

Tradisi dalam arti yang sempit yaitu suatu warisan-warisan sosial khusus

yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan hidup di masa kini,

yang masih tetap kuat ikatannya dengan kehidupan masa kini. Hal yang

paling mendasar dari tradisi ialah adanya informasi yang diteruskan dari

generasi ke generasi berikutnya baik itu tertulis maupun lisan karena tanpa

adanya informasi, suatu tradisi dapat punah (Sudarsono 2009:505)

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai

15
kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai

wadah dan pendukungnya.

Melville J. Herskovits & Bronislaw Malinowski (1990:208) dalam

Soerjono, (1990:187) mengemukakan bahwa cultural determinism berarti

segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya

kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits

memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organic, karena

kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus

walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih

berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Coomans, (1978:73) mengatakan bahwa tradisi atau kebiasaan

merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses

dalam waktu lama dan dilakukan secara turun temurun dimulai dari nenek

moyang. Tradisi yang telah membudaya akan menjadi sumber dalam

berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. Tradisi dalam pengertian sederhana

adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari

kehidupan suatu kelompok masyarakat. Lebih lanjut menurut Soekanto,

tradisi merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang didalam bentuk

yang sama. (Soekanto, 1990:181).

Kata Naketi berasal dari istilah naket bahasa atoin Meto artinya
bersama-sama atau secara berdampingan. selanjutnya Naketi juga dapat
diartikan bersama-sama menyelidiki (introspeksi) dalam hal ini menyelidiki
dosa-dosa tertentu yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit
(Sabat, 2003:36)

16
Selanjutnya menurut Sabat, Naketi adalah upaya yang dilakukan
melalui percakapan, pembahasan maupun dialog di antara beberapa orang
dengan maksud untuk menolong atau menyelamatkan seseorang atau
beberapa orang yang ditimpa dengan malapetaka tertentu berupa sakit
penyakit yang parah, tidak memperoleh keturunan, melahirkan anak laki-laki
atau perempuan selalu meninggal, tidak memperoleh anak laki-laki atau
perempuan, tidak lulus ujian akhir sekolah beberapa kali, selalu mengalami
kegagalan, melamar pekerjaan berulang-ulang namun tidak pernah diterima.

Menurut kebiasaan atoin Meto, apabila ada seseorang yang

mengalami malapetaka, bencana, bahaya ataupun suatu kegagalan seperti

yang disebutkan di atas itu karena disebabkan oleh dosa sebagai perbuatan

melawan hukum Tuhan atau kehendak Allah dan melanggar kebiasaan-

kebiasaan yang berlaku sebagai adat istiadat yang biasanya membawa

akibat merugikan bagi orang-orang yang melanggarnya. Sehingga Naketi

adalah suatu pendekatan budaya untuk memecahkan bermacam-macam

masalah sosial yang dihadapi dengan melakukan pembicaraan atau

pendekatan suatu keluarga untuk dapat menyelesaikan suatu masalah yang

telah terjadi dengan adanya pembahasan dan pembicaraan antara

sekelompok orang maka masalah dapat diselesaikan dengan baik.

Berdasarkan definisi penulis dapat menyimpulkan bahwa tradisi

Naketi merupakan suatu kebiasaan orang Timor yang dilakukan sejak lama

dan telah menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat untuk

dapat keluar dari persoalan yang dihadapi.

17
2. Menyembuhkan Penyakit

Menyembuhkan (sembuh) memiliki arti dalam kelas verba atau kata

kerja sehingga menyembuhkan ialah suatu tindakan, keberadaan dan

pengalaman dalam mengobati supaya sembuh. karena setiap manusia pada

hakikatnya ingin terhindar dari gangguan apapun, salah satunya adalah

kondisi abnormalitas atau keadaan yang menyebabkan seseorang sakit.

Hidup sehat merupakan suatu jaminan untuk dapat bekerja dan memenuhi

kebutuhan. Sehat merupakan suatu keadaan yang sangat dibutuhkan semua

orang, jika seseorang berada dalam situasi sakit, maka ia akan mengalami

kendala-kendala dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Marimbi 2009:374).

Upaya seseorang untuk mendapatkan kesehatan merupakan suatu

pranata khusus yang terus dipelihara dan dikembangkan pada masa primitif,

pemahaman dan kepercayaan tentang kesehatan dipengaruhi budaya dan

peradaban primitif pula (Foster dan Anderson 1986:15). Budaya manusia

tentang kesehatan juga berkembang, lebih lanjut dijelaskan Foster dan

Anderson bahwa pemahaman masyarakat tentang kesehatan berpengaruh

terhadap tindakan yang dilakukannya.

Umumnya pengobatan dilakukan oleh orang yang ahli dalam

menanganinya, misalnya tenaga medis (dokter) atau penyembuh (dukun).

Dokter dan penyembuh adalah profesi yang amat dikenal masyarakat,

dimana mereka adalah sebagai pekerja-pekerja sosial yang

18
menyelenggarakan upaya penyembuhan seseorang dari penyakitnya, dengan

memakai cara-caranya sendiri (Saputra 2012:45).

Dalam sistem kepercayaan sehubungan dengan penyembuhan

penyakit, peranan dukun menjadi penting, menjadi penyembuh (dukun)

dapat diperoleh melalui belajar maupun dari keturunan (Geertz, 1981:117).

Dukun bukanlah hal yang baru di tengah-tengah masyarakat karena dukun

telah menjadi salah satu alternatif yang menjadi pilihan dalam penyembuhan

penyakit.

Setiap penyakit yang timbul dan membawa bahaya bagi seseorang

atau beberapa orang pasti ada penyebabnya. Terdapat banyak anggapan

mengenai sebab-sebab timbulnya suatu penyakit.

Davamony (1995) dalam Sabat (2003:35) mengutarakan bahwa

terdapat penyakit-penyakit yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat

kodrat. Namun ia sendiri tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai

penyakit dengan sifat-sifat kodrat tersebut. Tetapi jenis penyakit lain

penyebabnya adalah tukang sihir karena para penyihir mewakili konspirasi

sangat besar yang melakukan kerja sama dengan makhluk-makhluk halus

untuk menyerang orang lain degan segala kejahatan yang sungguh-sungguh

membahayakan. Tukang-tukang sihir ada yang dapat berubah bentuk atau

menjelma sebagai anjing, tikus, kucing, ular dan burung hantu.

Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh penyihir dapat diobati

dan ditolong oleh dukun-dukun karena mereka mengetahui macam-macam

19
akar, kulit dan daun pohon-pohon tertentu sebagai obat mujarab bagi

penyakit karena sihir atau cara-cara lain misalnya dengan berdoa kepada

kekuatan-kekuatan gaib. Para peneliti dari pihak medis (kedokteran /

kesehatan) selalu menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh virus

misalnya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dapat

merusak sistem kekebalan tubuh manusia.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa, penyakit biasanya

disebabkan oleh tiga sebab sebagai berikut:

1. Rencana jahat dari orang lain

2. Dosa atau kesalahan

3. virus

Menurut Timmreck (2004:362) penyakit adalah suatu keadaan

dimana terdapat gangguan terhadap bentuk atau fungsi dari salah satu bagian

tubuh yang dapat membuat tubuh menjadi tidak bisa bekerja secara normal.

Sakit sudah menjadi bagian dari hidup setiap manusia. Tidak ada manusia

didunia ini yang tidak pernah sakit.

Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit ini dipengaruhi oleh unsur

pengalaman masa lalu, disamping itu juga dipengaruhi oleh unsur sosial

budaya. Jika masyarakat atau orang atau individu merasa bahwa penyakitnya

disebabkan oleh makhluk halus, maka dia akan memilih untuk berobat

kepada “orang pandai” yang dianggap mampu mengusir makhluk halus

20
tersebut dari tubuhnya sehingga penyakitnya akan hilang (Jordan, 1985 &

Sudarti, 1988; dalam Solita, 1993:27).

Para ahli medis sepakat bahwa penyakit (disease) diartikan sebagai

gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme. Sedangkan sakit (illness)

ialah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit,

ditandai dengan perasaan tidak enak badan. Secara objektif individu

terserang penyakit dan salah satu organ tubuh terganggu fungsinya, namun

dia tidak merasa sakit dan tetap menjalankan tugasnya sehari-hari.

Sebaliknya seseorang mungkin merasa sakit tetapi dari pemeriksaan medis

tidak diperoleh bukti bahwa dia sakit.

Koentjaraningrat (1984:19) menyatakan bahwa pada masyarakat ada

beberapa teori tradisional mengenai penyakit yang diyakini mereka

disebabkan oleh faktor personalistik dan naturalistik (Sianipar Alwisol &

Yusuf, 1992:198) sehingga yang tampak pertama-tama oleh masyarakat akan

pergi ke dokter, bila penyakitnya tidak sembuh maka masyarakat akan pergi

ke dukun.

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

menyembuhkan penyakit merupakan suatu keadaan dimana terdapat

gangguan pada tubuh manusia dan dapat membuat tubuh menjadi tidak bisa

bekerja secara normal. tindakan dalam proses pengobatan dapat dilakukan

oleh orang yang ahli dalam menangani misalnya tenaga medis dan dukun.

21
Karena sehat merupakan suatu keadaan yang dibutuhkan semua orang untuk

dapat beraktivitas.

C. Kerangka Berpikir

Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir

Tradisi Naketi menyembuhkan penyakit

D.
Alasan penerapannya Proses pelaksanaan
E.
1. Penyakit yang dirawat oleh 1. Dialog
F.
petugas medis berulangkali 2. Tanya-jawab
belum sembuh 3. Koreksi diri (introspeksi)
2.
G.
Dorongan pihak lain (atoin 4. Pengakuan dosa
Meto)
H. agar menerapkan tradisi 5. Doa pengakuan dan
Naketi
pengampunan
I.
3. Pengalaman menunjukkan
tradisi Naketi dapat
menyembuhkan penyakit

Penjelasan :
Uraian pada latar belakang terdahulu menunjukkan bahwa masyarakat

selalu menganggap budaya atau tradisi sebagai pegangan hidup yang diturunkan

dari generasi ke generasi, dalam menangani suatu masalah masyarakat secara

tradisional memiliki kebiasaan-kebiasaan untuk menyelesaikan persoalan hidup

dengan mengintrospeksi diri. Hal ini terlihat pada tradisi Naketi sebagai upaya

penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh dosa.

Tradisi Naketi dapat dilakukan apabila dipandang perlu dan sudah

membahayakan nyawa penderita. Karena Naketi betujuan untuk menyelidiki atau

22
mengoreksi dosa apa yang menyebabkan seseorang sakit maka dilakukan dengan

cara bercakap-cakap dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan oleh orang

awam atau ahli Naketi atau hamba Tuhan berhubungan dengan kejahatan atau

dosa yang pernah dilakukan. Setelah mengaku dan sembuh harus diadakan suatu

upacara atau doa sesuai saran ahli Naketi atau hamba Tuhan.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami memecahkan dan

mengantisipasi masalah, Sugiyono (2015:6)

Pada tahap ini penelitian bertujuan untuk menggambarkan objek dengan

apa adanya agar dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan proses Naketi hingga

dampaknya. Subjek yang dipilih berdasarkan beberapa kelompok diantaranya

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, pasien dan informan lainnya.

Merujuk dari tujuan penelitian diatas maka pendekatan kualitatif dengan

jenis deskriptif maupun pilihan yang tepat. Penelitian dimaksudkan untuk

menjelaskan berbagai fenomena atau karakteristik individu, situasi atau

kelompok tertentu secara sistematis dan akurat. Selanjutnya disampaikan oleh

Arikunto (2007:14) bahwa penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan

untuk mendapatkan gambaran keseluruhan objek penelitian secara akurat.

Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak hanya terbatas hanya sampai pada

pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data

24
tersebut selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang diteliti. Disamping itu, berbagai gagasan, sikap, dan nilai dari

sejumlah orang yang sedang diteliti dapat didalami dan dipahami sejauh mungkin

apalagi menyangkut pengalaman pribadi (Comic, Rhodes, & Yardley, 2003)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat,

Kabupaten Timor Tengah Selatan. alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi

tersebut karena:

1. Desa Mnelalete merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten

Timor Tengah Selatan yang masih mempertahankan kebudayaan atau adat

istiadat termasuk didalamnya tradisi Naketi tradisi ini tidak akan

ditinggalkan karena tradisi ini memiliki tujuan untuk dapat keluar dari

persoalan dengan introspeksi.

2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang tradisi Naketi untuk

menyembuhkan penyakit di Desa Mnelalete Kecamatan Amanuban Barat

Kabupaten Timor Tengah Selatan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat Desa Mnelalete. Dalam

memilih informan penulis memperhatikan hal-hal seperti kecakapan informan

dalam hal tradisi Naketi, kesediaan dan ketersediaan waktu informan untuk

25
diwawancarai. Jumlah informan dalam penelitian ini tidak ditentukan karena

pencarian informan dapat dihentikan manakala telah terjadi kesamaan informasi.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah tokoh Masyarakat, Tua Adat,

Tokoh Agama (Pendeta), dan orang sakit yang pernah sembuh penyakitnya

dengan tradisi Naketi untuk diwawancarai oleh peneliti.

D. Sumber Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut Moleong (2000:112) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.

Data primer didapatkan dari hasil wawancara yang dikumpulkan peneliti

selama melakukan penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang didapat dari tangan atau sumber lain yang

telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi, 2010:289).

Data sekunder yang didapatkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang

telah ada, dan dapat diperoleh dari laporan penelitian terdahulu

perpustakaan serta internet.

26
E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data pada saat penelitian penulis akan

menggunakan teknik-teknik yang lumrah dalam sebuah penelitian kualitatif,

diantaranya:

1. Wawancara mendalam (deep interview)

Bungin (2011:100-101) menjelaskan bahwa wawancara mendalam

bersifat terbuka.

Wawancara akan dapat dilakukan dengan baik manakalah telah terjadi

rapport atau hubungan yang baik antara penulis dengan subyek penelitian

(informan). Wawancara dilakukan dengan para tokoh seperti para tokoh

agama, para tua adat,tokoh masyarakat dan pasien serta dengan informan lain

yang tahu tradisi Naketi. Dengan demikian sebelum melakukan wawancara

peneliti berusaha menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di lokasi

penelitian. Peneliti mewawancarai para informan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah disiapkan. Dengan demikian maka dalam penelitian ini,

peneliti secara langsung melakukan wawancara dengan para informan yakni:

Yumina Ga Walu (49) sebagai tokoh masyarakat, Felpina Fa’ot (83) tua adat,

Nehemia Na’at (73) tokoh agama, Adolfina Sallu (38) pasien naketi yang

pernah sembuh.

2. Dokumentasi

27
Teknik menemukan beragam hal yang sesuai dengan kebutuhan

dengan cara mengkaji sumber data dalam bentuk tulisan maupun gambar-

gambar (Sutopo, 2006:81). Pada teknik dokumentasi, peneliti mengumpulkan

data dengan cara pengambilan gambar atau foto pada saat wawancara dengan

para informan atau narasumber serta dokumen lainnya mengenai penerapan

tradisi Naketi dalam menyembuhkan penyakit sebagai dokumen yang tidak

terlepas dari penelitian ini yang mendukung hasil wawancara. Peneliti

mendokumentasikan foto saat melakukan wawancara dengan para informan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif,

yang terdiri dari tiga tahap yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan rangkuman, memilih berbagai hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan hasil gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan

(Sugiyono, 2016:338).

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, data disajikan dalam bentuk

28
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori sehingga memudahkan untuk

dapat dipahami. Seperti yang di katakan (Sugiyono, 2016:341) data yang

terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah untuk dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan adalah temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek (Sugiyono, 2015:345). Dalam penelitian kualitatif diharapkan adanya

hal baru yang belum pernah ada sebelumnya.

G. Teknik Pengujian dan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah konsep yag penting

yang diperbaharui dari konsep kesasihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas)

(Moleong, 2000:171). Untuk memeriksa keabsahan data, dalam penelitian ini

digunakan empat kriteria yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan

(creadibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability) (Moleong, 2000:173).

29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitan

1. Letak

Desa Mnelalete terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan

tempatnya di Kecamatan Amanuban Barat. Jarak dari ibu kota Kabupaten

menuju ke Desa Mnelalete adalah 6 KM. Untuk menempuh perkampungan

Desa Mnelalete maka dapat melalui jalur Timor raya yaitu lewat Oekamusa

dengan jasa pengangkutan kendaraan beroda empat dan beroda dua.

Secara Astronomis Desa Mnelalete terletak antara 124⁰ 1’ 58,08” -

124⁰ 49’1,92” BT dan 9⁰ 29’ 4,09” - 10⁰ 10’ 14,80” LS. Secara geografis

Desa Mnelalete termasuk wilayah beriklim tropis dataran rendah dan

berbukit–bukit dengan ketinggian 500-1000 m dari permukaan laut dengan

suhu rata– rata 27⁰ - 29⁰ C. (Sumber data: kantor desa mnelalete 2020)

2. Luas Wilayah Desa

Luas wilayah Desa Mnelaete adalah 38 km2 dengan rincian lahan

basah (Sawah 25 Ha dan Lahan kering (Pertanian tadah hujan) 390 ha,

Kehutanan 180 Ha, Pemukiman 250 Ha, Jalan Desa 18 Km dan Pekuburan 5

Ha dengan batas-batas Desa sebagai berikut:

a. Bagian Timur berbatasan dengan Desa Nulle

30
b. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Tubuhue

c. Bagian Utara berbatasan dengan Kelurahan Kobekamusa.

d. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Nifukani. (Sumber Data: Kantor

Desa Mnelalete 2020)

3. Iklim

Desa Mnelalete beriklim tropis sebagaimana halnya dengan desa-desa

lain di Kabupaten Timor Tengah Selatan khususnya Kecamatan Amanuban

Barat dalam setahun terjadi dua musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan. Musim kemarau berlangsung pada bulan Mei hingga bulan Oktober

bahkan sampai tujuh bulan terjadi musim kemarau, sedangkan musim hujan

terjadi pada bulan November hingga bulan April, dengan suhu rata-rata 27⁰

C - 29⁰ C. (Sumber Data Primer).

4. Topografi

Wilayah Desa Mnelalete terdiri atas dataran rendah dan berbukit -

bukit. Hal ini dipengaruhi juga letaknya dilembah, dimana sulit untuk

dijangkau pada musim hujan. Kondisi tanah yang ada di wilayah Desa

Mnelalete kurang subur karena berada pada ketinggian 501-1000 m dari

permukaan laut dengan struktur tanah berwarna coklat, merah dan putih

disamping itu memiliki kemiringan 75⁰ sehingga digolongkan lahan kritis

karena termasuk tanah yang kritis maka rawan erosi. (Sumber Data

primer).

31
5. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Mnelalete adalah suku Timor yang sudah mendiami

wilayah tersebut sejak dahulu kala, disamping itu ada yang datang dari luar

Desa Mnelalete yang juga tergolong sebagai suku Timor. Jumlah Penduduk

Desa Mnelalete sebanyak 6.819 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak

3.409 orang dan perempuan 3.410 orang. Adapun jumlah penduduk masuk 0

orang, jumlah penduduk pindah 7 orang, jumlah penduduk lahir 12 orang,

dan jumlah penduduk meninggal 1 orang.

Keadaan penduduk di wilayah Desa Mnelalete sampai dengan keadaan

bulan November Tahun 2020 adalah 6.819 orang, yang dapat dirinci dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk


JumlahJiwa
No Nama Dusun Jumlah KK Total
Lak-laki Perempuan
1 Dusun A 519 1.213 1.203 2.416
2 Dusun B 428 1.338 1.351 2.689
3 Dusun C 372 858 856 1.714
Total 1.319 3.409 3.410 6.819
(Sumber Data : Kantor Desa Mnelalete 2020)

6. Jumlah penduduk berdasarkan agama

Agama merupakan salah satu modal dasar pembangunan karena lewat

agama dapat membina iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Masyarakat Desa Mnelalete menganut tiga (3) agama yaitu agama Kristen

Protestan, agama Kristen Katolik dan agama Islam. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

32
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Agama
No Agama Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persen (%)
Laki-laki Perempuan
1 Kristen Protestan 2.210 3.692 5.902 86,55%
2 Kristen Katolik 402 435 837 12,28%
3 Islam 39 41 80 1,17%
4 Hindu 0 0 0 0,00%
5 Budha 0 0 0 0,00%
TOTAL 6.819 100,00%

(Sumber Data : Kantor Desa Mnelalete 2020)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa

Mnelalete menganut agama Kristen Protestan, dengan jumlah penganut

5.902 jiwa (86,55%), agama Kristen Katolik dengan jumlah 837 jiwa

(12,28%), dan hanya sebagian kecil saja yang menganut agama Islam

dengan jumlah 80 jiwa (1,17%). Sedangkan penganut agama yang lainnya

belum ada.

7. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting. Dalam rangka meningkatkan

mutu dan sumber daya manusia (SDM) indonesia khususnya masyarakat di

Desa Mnelalete, maka salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah

adanya pemerataan pendidikan. Desa Mnelalete yang merupakan bagian dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia juga tidak ketinggalan dari sentuhan

pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tingkat pendidikan penduduk Desa Mnelalete yang paling banyak

adalah sedang sekolah SMA yakni sebanyak 1,224 orang atau 30,91%

sedangkan yang paling sedikit adalah Strata 1 (S1) yakni sebanyak 4 orang

33
atau 0,10%. Hal ini sangat dipengaruhi faktor ekonomi dan jangkauan sarana

pendidikan (sekolah) terlalu jauh maka banyak anak yang setelah tamat

SMA tidak mau melanjutkan pendidikannya lagi. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan


No. Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
1. Buta huruf murni 138 155 293 7,40%
2. Tidak tamat SD 98 37 135 3,41%
3. Tamat SD tapi tidak melanjutkan 36 45 81 2,05%
4. Tidak tamat SMP 47 32 79 1,99%
5. Tamat SMP tapi tidak melanjutkan 32 19 51 1,29%
6. Tidak tamat SMA 35 15 50 1,26%
7. Sedang sekolah PAUD 82 37 119 3,01%
8. Sedang sekolah TK 31 20 51 1,29%
9. Sedang sekolah SD 312 549 861 21,74%
10 Sedang sekolah SMP 296 716 1.012 25,56%
11. Sedang sekolah SMA 589 635 1.224 30,91%
12. Diploma 1 (D1) 0 0 0 0,00%
13. Diploma 2 (D2) 0 0 0 0,00%
14. Diploma 3 (D3) 0 0 0 0,00%
15. Strata 1 (S1) 2 2 4 0,10%
16. Strata 2 (S2) 0 0 0 0,00%
Jumlah 3.960 100,00%
(Sumber Data : Kantor Desa Mnelalete 2020)

8. Kelembagaan Desa

Desa Mnelalete dipimpin oleh seorang kepala desa dan dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang sekretaris desa, para kaur yang

membidangi bidang masing-masing dan juga para dusun sampai ke RT dan

RW, Jumlah Rukun Warga/Rukun Tetangga adalah 9 RW dan 27 RT.

34
Dalam rangka menyelenggarakan penyelenggaraan pemerintah,

pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di Desa Mnelalete dapat kami

sampaikan Stuktur Organisasi Pemerintah Desa Mnelalete sebagai berikut:

Tabel 4.4 Aparat Desa Mnelalete


No Jabatan Nama
.
1. Kepala desa Ismael Tefnay
2. Sekretaris desa Makhir E. Neonufa
3. Kepala seksi pemerintahan Alexander Maubanu
4. Kepala seksi pembangunan Jefri D. S. Neonufa
5. Kepala seksi pemberdayaan masyarakat Finsensiana Usvinit, S.Pt
6. Kepala urusan umum dan perencanaan Anaci Timo
7. Kepala urusan pembangunan Serli S. Neonufa, SE
8. Kepala urusan keuangan Delven L. Manao, S.Kom
9. Dusan A Milkha D. E. Tse, s.Pt
10. Dusan B Windi R. P. Alnabe
11. Dusun C Imanuel Nenomnanu
(Sumber Data : Kantor Desa Mnelalete 2020)

B. Hasil Penelitian

1. Alasan tradisi Naketi (introspeksi) masih dilaksanakan dalam

menyembuhkan penyakit oleh atoin Meto di Desa Mnelalete,

Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Dalam tradisi kebudayaan tentu kita harus mengetahui latar belakang

suatu tradisi kebudayaan yang masih dilestarikan oleh penganutnya yaitu

tradisi Naketi (introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada

masyarakat.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa

informan adalah sebagai berikut:

35
Wawancara dengan Gawalu (49) salah satu masyarakat dengan

pertanyaan apa itu Naketi dan mengapa Naketi masih dipertahankan hingga

sekarang ini ?

Naketi adalah kebiasaan suku orang Timor yang berhubungan atau


berkaitan erat dengan iman kepercayaan seseorang. Naketi merupakan suatu
cara mengingat kembali perbuatan-perbuatan yang pernah dibuat sebagai
kesalahan atau dosa yang mengakibatkan datangnya pencobaan berupa sakit
penyakit atau malapetaka yang dialami oleh seseorang. Naketi bertujuan
untuk mengingat kembali dosa atau kesalahan yang pernah dibuat oleh
nenek moyang, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Naketi juga sering
dipahami sebagai suatu tindakan untuk mengoreksi kembali perbuatan yang
dianggap salah baik pada diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Naketi
hanya dapat dilakukan pada saat diri sendiri, keluarga maupun orang lain
mendapat persoalan atau masalah. Naketi tidak bisa dijalankan bila
seseorang tidak mendapat masalah.
Tradisi ini sudah dikenal turun temurun dari nenek moyang kami dan
masih dijalankan karena ada rasa percaya dari kami sebagai atoin Meto yang
percaya akan tradisi Naketi. Hal ini sudah terbukti kebenarannya karena
orang yang bersedia Naketi dengan jujur dan sungguh-sungguh percaya akan
sembuh.

Wawancara dengan Fa’ot (83) salah satu tua adat dengan pertanyaan

apa itu Naketi dan mengapa Naketi masih dipertahankan hingga sekarang

ini?

Naketi itu artinya mengingat-ingat kembali kesalahan pada masa lalu.


Naketi terjadi karena ada suatu kendala antara seorang dengan orang lain
yang mengalami perselisihan atau salah paham sehingga hubungan
kekerabatan menjadi renggang selama berbulan-bulan sampai bertahun-
tahun akhirnya muncul cobaan-cobaan disitu mereka yang berselisih sadar
dan berkumpul kembali untuk menyelesaikan dengan cara Naketi.
Menurut tradisi orang Timor Naketi masih selalu dipakai karena
Naketi merupakan tradisi dari nenek moyang. Bagi saya Naketi sangat
berpengaruh dalam kehidupan orang Timor karena saya juga pernah Naketi
menyangkut hubungan saya dan orang tua maupun saya dengan anak-anak.
Saya juga pernah bergabung sebagai keluarga pendamping dalam proses
Naketi, alasan saya bergabung karena saya ingin tahu prosesnya seperti apa
dan bisa menyembuhkan sakit akibat perbuatan dimasa lalu.

36
Wawancara dengan Na’at (73) salah satu tokoh agama dengan

pertanyaan apa itu Naketi dan mengapa Naketi masih dipertahankan hingga

sekarang ini ?

Naketi itu masih berhubungan dengan firman Allah, itu


mengingatkan kita pada perbuatan masa lampau perbuatan kita yang tidak
sesuai dengan ajaran alkitab. Salah satu contoh dulu kita dipermandikan
dengan nama yang diberikan orang tua, tetapi ketika kita sudah hidup
bahagia sudah mencapai kesuksesan karena sudah mempunyai segalanya
penyangkalan terhadap orang tua muncul maka akan mendapat cobaan
berupa tantangan sakit penyakit.
Naketi masih dipertahankan karena Tuhan tidak menginginkan
manusia berlama-lama jatuh dalam dosa. Jaman sekarang ada hamba Tuhan,
lewat hamba-hamba Tuhan mereka biasanya tahu dan bisa membantu
keluarga untuk bisa Naketi. Dengan adanya hamba-hamba Tuhan kita berdoa
dan menemukan kesalahan pada masa lalu maka penyelesaian masalahnya
bisa diupayakan dengan Naketi untuk mengurangi dosa selama bertahun-
tahun dan tidak menjadi penyakit pada diri sendiri.

Wawancara dengan Sallu (38) salah satu pasien dengan pertanyaan

apa itu Naketi dan mengapa Naketi masih dipertahankan hingga sekarang

ini?

Naketi merupakan tradisi budaya orang Timor yang sudah


membudaya dikalangan orang Timor yang ketika mengalami sakit walaupun
sudah berobat ke rumah sakit tetapi tetap harus melakukan Naketi karena itu
merupakan beban ketika ada berbuat salah atau ada pendam amarah dengan
sesama. Ketika sakit kami orang Timor biasanya Naketi atau napoitan
(membuka hati dengan sesama) ketika sakit kami saling Naketi kalau sudah
jujur sesuai dengan kesalahan yang dibuat dimasa lalu pasti akan sembuh.
Naketi masih dipertahankan karena tradisi ini sudah turun-temurun
dikalangan orang Timor, walaupun pasiennya sudah dirawat di rumah sakit
namun tidak sembuh maka Naketi selalu dipakai untuk memperoleh
kesembuhan, ada juga yang ketika sakit tidak langsung ke rumah sakit tetapi
dirumah saja maka akan diupayakan penyembuhan lewat Naketi dan berdoa.

37
Tabel 4.5 Deskripsi/Simpulan Hasil Wawancara
No. Nama Informan Deskripsi/Simpulan Hasil Wawancara

1. Yumina Ga walu Naketi merupakan suatu cara mengingat kembali


perbuatan-perbuatan yang pernah dibuat sebagai
kesalahan atau dosa yang mengakibatkan datangnya
pencobaan berupa sakit penyakit atau malapetaka
yang dialami oleh seseorang. Naketi adalah kebiasaan
suku atoin Meto yang berhubungan atau berkaitan
erat dengan iman kepercayaan seseorang.

2. Felpina Fo’ot Naketi itu artinya mengingat-ingat kembali kesalahan


pada masa lalu. Naketi terjadi karena ada suatu
kendala antara seorang dengan orang lain yang
mengalami perselisihan atau salah paham sehingga
hubungan kekerabatan menjadi renggang selama
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun akhirnya
muncul cobaan-cobaan disitu mereka yang berselisih
sadar dan berkumpul kembali untuk menyelesaikan
dengan cara Naketi.

3. Nehemia Na’at Naketi itu masih berhubungan dengan firman Allah,


itu mengingatkan kita pada perbuatan masa lampau
perbuatan kita yang tidak sesuai dengan Alkitab.
Salah satu contoh dulu kita dipermandikan dengan
nama yang diberikan orang tua, tetapi ketika kita
sudah hidup bagus sudah mencapai kesuksesan
karena sudah mempunyai segalanya dia menyangkal
orang tua maka akan mendapat cobaan berupa
tantangan sakit penyakit.

4. Adolfina Sallu Naketi merupakan tradisi budaya orang Timor yang


sudah membudaya kalangan orang Timor yang ketika
mengalami sakit walaupun sudah masuk rumah sakit
tetap harus ada Naketi karna itu merupakan beban
ketika ada berbuat salah atau ada pendam amarah
dengan sesama ketika sakit kami orang Timor
biasanya Naketi atau napoitan (membuka hati dengan
sesama) ketika sakit kami saling Naketi kalau sudah
jujur sesuai dengan kesalahan yang dibuat dimasa
lalu pasti akan sembuh.

2. Proses pelaksanaan Naketi (introspeksi) dalam menyembuhkan

penyakit oleh atoin Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban

Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

38
Wawancara dengan Gawalu (49) salah satu masyarakat dengan

pertanyaan bagaimana proses pelaksanaan Naketi untuk menyembuhkan

sakit penyakit ?

Proses Naketi karena sakit dan sudah berobat berulang-ulang di


rumah sakit, maupun puksesmas karena sakit yang dianggap tidak dapat
disembuhkan oleh pihak medis dan tidak memperoleh kesembuhan, mereka
jatuh dalam cobaan-cobaan memutuskan untuk Naketi karena dulunya
pernah mengucapkan sumpah untuk tidak mau mengakui anak kandungnya,
maka orang tersebut harus melakukan pembersihan hati lewat ungkapan isi
hati kepada salah satu anggota keluarga terdekat sehingga mereka atau salah
satu anggota keluarga pergi dan mencari orang yang berkonflik. Disitu
mereka akan sepakat untuk menentukan lokasi dan waktu pertemuan agar
Naketi bisa di jalankan, biasanya Naketi hanya memerlukan waktu satu hari
untuk menyelesaikan dalam proses ini tidak ada bahan apa-apa yang
digunakan tetapi dari kesiapan hati untuk berkata jujur. disaat itu mereka
harus Naketi dan segera mengaku agar memperoleh pengampunan dan bila
Naketi dilakukan dengan kesungguhan maka akan memperoleh kesembuhan.

Wawancara dengan Fa’ot (83) salah satu tua adat dengan pertanyaan

bagaimana proses pelaksanaan Naketi untuk menyembuhkan sakit penyakit ?

Kami orang Timor biasanya sering Naketi dengan langkah-langkah


mengumpulkan mereka yang terlibat dalam perselisihan disatu tempat untuk
mereka bisa membuka isi hati mereka, jika dirasa sudah melaksanakan
Naketi maka dalam masa pemulihan untuk kesembuhan sudah bisa dibantu
dengan bantuan medis. Proses penyelesaian tergantung mereka yang Naketi
jika sudah sesuai dan mengaku berarti orang yang Naketi harus mencari
dukun, majelis, penatua atau pendeta untuk datang menyelesaikan dan
mendoakan.

Wawancara dengan Na’at (73) salah satu tokoh agama dengan

pertanyaan bagaimana proses pelaksanaan Naketi untuk menyembuhkan

sakit penyakit ?

proses Naketi biasanya dilakukan dengan mengumpulkan semua


keluarga terkait untuk malakukan Naketi dengan mencari penyebab

39
terjadinya sakit. Setelah Naketi dijalankan biasanya akan diakhiri dengan
doa yang dipimpin oleh tokoh agama.

Wawancara dengan Sallu (38) salah satu tokoh pasien dengan

pertanyaan bagaimana proses pelaksanaan Naketi untuk menyembuhkan

sakit penyakit ?

Proses Naketi disaat sakit ketika dirawat di rumah sakit atau di rumah
maka pihak keluarga yang lain mulai berpikir dosa atau kesalahan apa yang
pernah dilakukan, disitu keluarga pasien akan mengundang keluarga-
keluarga yang terkait dan akan melakukan Naketi dan mengeluarkan isi hati
setelah itu akan berdamai kembali dan diakhiri dengan doa.

Tabel 4.6 Resume Hail Analisis Penelitian


N Fokus Resume Sumber
o
1. Alasan tradisi Naketi
1. Naketi merupakan cara mengingat Yumina Gawalu
(introspeksi) masih kembali kesalahan atau dosa yang
dilaksanakan dalam mengakibatkan datangnya
menyembuhkan penyakitpencobaan berupa sakit penyakit
oleh atoin Meto di Desa atau malapetaka.
Mnelalete, Kecamatan
2. Naketi terjadi karena ada suatu Felpina Fa’ot
Amanuban Barat, Kabupaten perselisihan atau salah paham
Timor Tengah Selatan. sehingga hubungan kekerabatan
menjadi renggang dalam waktu yang
lama.
3. Naketi itu masih berhubungan Nehemia Na’at
dengan firman Allah, itu
mengingatkan kita pada perbuatan
masa lampau perbuatan kita yang
tidak sesuai dengan ajaran alkitab.
4. Naketi atau membuka hati dengan Adolfina Sallu
sesama dan jujur sesuai kesalahan
yang dibuat dimasa lalu maka pasti
akan memperoleh kesembuhan.
2. Proses pelaksanaan Naketi 1. keluarga pergi dan mencari orang Yumina Gawalu
(introspeksi) dalam yang berkonflik.
menyembuhkan penyakit 2. kesepakatan untuk menentukan
oleh atoin Meto di Desa lokasi dan waktu pertemuan
Mnelalete, Kecamatan 3. proses ini tidak ada bahan apa-apa
Amanuban Barat, Kabupaten 4. kesiapan hati untuk berkata jujur.
TTS. 1. mengumpulkan mereka yang terlibat Felpina Fa’ot
dalam perselisihan.
2. Proses penyelesaian Naketi jika
sudah sesuai dan mengaku majelis

40
atau pendeta untuk datang
menyelesaikan dan mendoakan.
1. mengumpulkan semua keluarga Nehemia Na’at
terkait.
2. Setelah Naketi dijalankan biasanya
akan diakhiri dengan doa.
1. pihak keluarga yang lain mulai Adolfina Sallu
berpikir dosa atau kesalahan apa
yang pernah dilakukan.
2. mengundang keluarga-keluarga
yang terkait dan akan melakukan
Naketi.
3. berdamai kembali dan diakhiri
dengan doa.

C. Pembahasan

1. Alasan tradisi Naketi (introspeksi) masih dilaksanakan dalam

menyembuhkan penyakit oleh atoin Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan

Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Masyarakat Desa Mnelalete mempercayai Naketi sebagai tradisi atau

kebiasaan yang telah hidup dan diyakini secara turun-temurun oleh

masyarakat atoin Meto khususnya pada masyarakat Desa Mnelalete. Naketi

dikalangan orang Timor (atoin Meto) selain sebagai tradisi yang sudah

berjalan dari generasi ke generasi, Naketi juga bertujuan untuk menolong

individu, keluarga, dan masyarakat tertentu untuk keluar dari masalah atau

persoalan yang mereka hadapi salah satunya yaitu sakit penyakit. Selain itu

Naketi juga bertujuan mempersatukan kembali hubungan-hubungan

kekeluargaan yang oleh karena konflik hubungan itu terganggu atau

41
terputus, dengan upaya Naketi (introspeksi) mereka yang berkonflik

mengoreksi kembali perbuatan-perbuatan yang pernah dilakukan dimasa

lampau yang dianggap melanggar norma-norma agama seperti: menyimpan

dendam atau menyakiti hati orang lain.

Naketi hanya dapat dilakukan bila seseorang mendapat persoalan

sakit penyakit, setelah sekian lama masalah/konflik tersebut tidak bisa

diselesaikan maka yang bersangkutan akan mengundang semua keluarga

untuk bersama-sama menyelesaikan dan yang bersangkutan mengundang

tokoh agama untuk medoakan dan memberi pelayanan rohani.

Agama tidak pernah secara langsung mengajarkan orang untuk

Naketi tapi dalam pelaksanaan Naketi ada nilai-nilai agama yang terkandung

didalamnya sehingga kebiasaan yang sering terjadi adalah pada setiap kali

pelaksanaan Naketi maka salah satu tokoh agama selalu diminta untuk hadir

dalam proses Naketi agar dapat membantu atau menolong mereka untuk

keluar dari persoalan yang mereka hadapi.

Masyarakat Desa Mnelalete masih tetap mempertahankan

kepercayaan tradisi Naketi sampai sekarang ini karena tradisi Naketi

merupakan tradisi asli atoin Meto yang dibawah oleh para leluhur atau nenek

moyang yang telah mewariskannya kepada anak cucu sampai sekarang

sehingga tradisi ini harus dipertahankan. Masyarakat atoin Meto sangat

yakin bahwa dengan upaya Naketi semua persoalan bisa diselesaikan

terutama yang berkaitan dengan sakit penyakit. Tradisi Naketi juga

42
mengajarkan kita untuk hidup damai dengan sesama dan mengajarkan kita

untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang menyakiti hati

sesama.

2. Proses Pelaksanaan Naketi (introspeksi) dalam menyembuhkan penyakit

oleh atoin Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat,

Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Naketi karena sakit penyakit terjadi apabila sesorang atau sebuah

keluarga mendapatkan penyakit (jatuh sakit) tapi setelah melalui berbagai

proses penyembuhan pasien tersebut tidak kunjung sembuh, maka kemudian

mereka (pihak keluarga) akan mencari cara lain dalam penyembuhan melalui

proses Naketi. Naketi karena sakit penyakit misalnya individu atau keluarga

mereka bertengkar dengan tetangga terdekat, dalam pertengkaran tersebut

mereka saling bersumpah untuk tidak saling mengunjungi (mataman fa ume)

Sumpah ini bisanya berlangsung sangat lama antara 3-4 tahun. Tetapi

apabila salah satu dari keluarga tersebut tanpa sadar (tidak sengaja)

melanggar sumpah diatas, misalnya pada saat kedukaan atau pesta mereka

tanpa sengaja pergi untuk saling mengunjungi maka keluarga tersebut akan

mendapat masalah berupa sakit penyakit. setelah mereka (yang

bersangkutan) mendapat sakit penyakit tersebut, dan telah berupaya untuk

menyembuhkan penyakit tersebut lewat jalan medis dengan berobat ke

43
Rumah Sakit atau Puskesmas namun tidak memperoleh kesembuhan, maka

keluarga yang berkonflik mulai mencari penyebabnya dengan jalan Naketi

sehingga mereka bisa sembuh.

Dalam pelaksanaan Naketi, pihak keluarga yang berkonflik antara

pihak yang bersangkutan dan keluarganya harus dengan jujur mengakui

segala perbuatan yang telah dilakukan pada masa lampau dan pihak yang

bersangkutan harus bersedia berdamai dengan tetangga tersebut sehingga ia

bisa sembuh dari sakit penyakit. Namun apabila yang bersangkutan tidak

mau mengakui segala perbuatannya dimasa lampau maka proses Naketi bisa

saja menambah persoalan baru atau penyakit yang diderita justru akan

bertambah parah bahkan bisa berujung pada kematian.

Dalam pelaksanaan Naketi, semua pihak yang terlibat dalam

permasalahan/konflik harus ikut dalam proses tersebut. Naketi dilaksanakan

ditempat tinggal dari orang-orang yang berkonflik dengan alasan bahwa

lebih mudah untuk mendekatkan keluarga-keluarga yang berkonflik.

Tahapan yang biasa dilakukan dalam proses Naketi selalu didahului

dengan melakukan pendekatan kepada keluarga lain yang yang ada

hubungannya dengan konflik/permasalahan yang sedang terjadi. Untuk itu

maka keluarga penderita menunjuk salah seorang yang dipercayai untuk

menjadi penghubung atau perantara diantara kedua keluarga yang berkonflik

tersebut. Dimana perantara/penghubung mulai menyampaikan isi hati dari

penderita kepada keluarga yang berkonflik serta menyampaikan kembali

44
tanggapan dari keluagra yang berkonflik kepada penderita dan keluarganya.

Setelah keluarga yang dihubungi bersedia berdamai, maka akan ditentukan

waktu dan tempat pelaksanaan perdamaian tersebut. Apabila waktu dan

tempat telah disepakati maka proses perdamaian pun akan dilakukan.

Dalam pelaksanaan Naketi salah satu tua adat atau yang dituakan

yang hadir pada saat itu mengungkapkan isi hati keluarga penderita dalam

bentuk himbauan yang menujuh pada perdamaian.

Setelah tua adat atau yang dituakan selesai berbicara, maka

kesempatan diberikan kepada keluarga yang berkonflik untuk dapat

mengeluarkan isi hati mereka masing-masing. Apabila mereka sudah

mengutarakan apa yang membuat mereka saling bermusuhan dan mereka

bersedia untuk damai (halan) atau saling memaafkan, maka sebagai tanda

ucapan syukur dari keluarga tersebut maka mereka mengundang seorang

majelis gereja yang hadir dan mengikuti jalannya proses Naketi sampai

berdamai dan akan diminta oleh pihak keluarga untuk mendoakan kedua

keluarga.

Jadi Naketi sangat berperan didalam masyarakat atoin Meto

khususnya Desa Mnelalete untuk dapat memulihkan kembali persoalan-

persoalan penyebab sakit penyakit. Bahkan Naketi dianggap sebagai salah

satu jalan keluar (solusi) untuk dapat keluar dari persoalan yang mereka

hadapi.

45
Tabel 4.7 Hasil Penelitian
Fokus Penelitian Hasil penelitian

Apa itu Naketi dan mengapa Naketi adalah kebiasaan suku orang Timor yang
Naketi masih dipertahankan berhubungan atau berkaitan erat dengan iman
hingga sekarang ini. kepercayaan seseorang. Naketi merupakan suatu cara
mengingat kembali perbuatan-perbuatan yang pernah
dibuat sebagai kesalahan atau dosa yang
mengakibatkan datangnya pencobaan berupa sakit
penyakit atau malapetaka yang dialami oleh seseorang.
Naketi bertujuan untuk mengingat kembali dosa atau
kesalahan yang pernah dibuat oleh nenek moyang,
keluarga, atau bahkan diri sendiri. Naketi juga sering
dipahami sebagai suatu tindakan untuk mengoreksi
kembali perbuatan yang dianggap salah baik pada diri
sendiri, keluarga maupun orang lain. Naketi hanya
dapat dilakukan pada saat diri sendiri, keluarga
maupun orang lain mendapat persoalan atau masalah.
Naketi tidak bisa dijalankan bila seseorang tidak
mendapat masalah.

Bagaimana proses Proses Naketi dapat terjadi karena mereka jatuh dalam
pelaksanaan Naketi untuk cobaan-cobaan memutuskan untuk Naketi karena
menyembuhkan penyakit. dulunya pernah mengucapkan sumpah untuk tidak mau
mengakui anak kandungnya, maka orang tersebut harus
melakukan pembersihan hati lewat ungkapan isi hati
kepada salah satu anggota keluarga terdekat sehingga
mereka atau salah satu anggota keluarga pergi dan
mencari orang yang berkonflik. Disitu mereka akan
sepakat untuk menentukan lokasi dan waktu pertemuan
agar Naketi bisa di jalankan, biasanya Naketi hanya
memerlukan waktu satu hari untuk menyelesaikan
dalam proses ini tidak ada bahan apa-apa yang
digunakan tetapi dari kesiapan hati untuk berkata jujur.
disaat itu mereka harus Naketi dan segera mengaku
agar memperoleh pengampunan dan bila Naketi
dilakukan dengan kesungguhan maka akan
memperoleh kesembuhan.

46
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Naketi merupakan tradisi budaya orang Timor yang sudah

membudaya dikalangan orang Timor. Naketi harus dijaga dan di lestarikan

oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi karena ketika

mengalami sakit walaupun sudah berobat ke rumah sakit tetapi tetap harus

melakukan Naketi. Ketika sakit orang Timor biasanya Naketi atau napoitan

(membuka hati dengan sesama).

Berdasarkan hasil penelitian tentang Tradisi Naketi (introspeksi)

untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat di Desa Mnelalete,

Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Alasan tradisi Naketi masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Mnelalete,


Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan sejak nenek
moyang mereka berada di wilayah tersebut. Tradisi Naketi dapat terjadi
karena adanya kesalahan-kesalahan pada masa lampau yang menyakiti hati
sesama yang menyebabkan mereka jatuh sakit. Untuk dapat menyembuhkan
kembali kondisi masyarakat yang jatuh sakit maka Naketi perlu dijalankan
agar masyarakat tersebut memperoleh kesembuhan.

47
2. Proses pelaksanaan tradisi Naketi (introspeksi) dalam menyembuhkan

penyakit oleh atoin Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat,

Kabupaten Timor Tengah Selatan. Proses Naketi karena sakit biasanya salah

satu anggota keluarga dari penderita akan pergi dan mencari orang yang

berkonflik. Disitu mereka akan sepakat untuk menentukan lokasi dan waktu

pertemuan agar Naketi bisa di jalankan, biasanya Naketi hanya memerlukan

waktu satu hari untuk menyelesaikan dalam proses ini tidak ada bahan apa-

apa yang digunakan tetapi dari kesiapan hati untuk berkata jujur. disaat itu

mereka harus Naketi dan segera mengaku agar memperoleh pengampunan

dan bila Naketi dilakukan dengan kesungguhan maka akan memperoleh

kesembuhan.

B. Saran

Dalam usaha untuk mempertahankan tradisi Naketi, maka penulis

menyarankan kepada pihak-pihak terkait untuk mempertahankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Masyarakat diharapkan ikut menjaga dan melestarikan keaslian tradisi

Naketi di Desa Mnelalete karena berdampak positif bagi kehidupan antar

sesama masyarakat setempat dan masyarakat lain.

2. Kepada pemerintah desa juga harus menjaga dan melestarikan keberadaan

tradisi Naketi sebagai salah satu upaya dalam menyembuhkan penyakit dan

48
menjaga hubungan kebersamaan antara anggota masyarakat di Desa

Mnelalete.

3. Pemerintah desa diharapkan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat

yang masih berpandangan tradisional agar selain menempuh cara Naketi

tetapi membiasakan diri untuk memeriksakan diri pada petugas kesehatan

juga karena tidak semua penyakit disebabkan oleh dosa.

49
Referensi

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, B.(2011)Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Grafindo Persada

Camic, P.M., Rhodes, J., & Yardley, L. (2003). Qualitative Research In Psychology.
Washington D.C.: American Psychological Association

Coomans, M. 1987. Manusia Daya: Dahulu Sekarang Masa Depan. Jakarta: PT


Gramedia.

Davamony, M. Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1995).

Foster G. M & Anderson (1986) Antropologi Kesehatan. Terjemahan. Jakarta: UI


Press.

Foster, G.M., & Anderson, B. G., (2006), Antropologi Kebudayaan, (Priyanti P. S., &
Meutia F. H. S, Trans), Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia.

Geertz C. (1981) Abangan, Santri, Priyayi, Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta:


Pustaka Jaya.

Gunawan, Imam (2010). Metode Penelitian Kualitatif.: Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Herskovits, Melville. J. Cultural Antropology. New York: Alfred A. Knopf., 1955.

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html. (Diakses tanggal


11/12/2019)

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Lesmana, Hendry (2018) Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung Kota


Terakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan. Jurnal Ilmiah
Ilmu-Ilmu Kesehatan, Vol 16 No 1 April 2018. Hlm 31

Malinowski, Bronislaw (1961). The Dynamics Of Cultural Change. New Haven:


Yale University Press.

50
Marimbi H. (2009) Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Melville J. Herskovits & Bronislaw Malinowski (1990). Economic Antropology.


Jakarta: penerbit PT. Gramedia

Moleong, J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya; Bandung.

Rahayu, M. 2006. Keanekaragaman Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Suku Sasak


Di Taman Nasional Gunung Rinjani-Nusa Tenggara Barat; Bogor.

Sabat, Semuel, 2003, Dosa Tradisi Dan Penyakitnya Serta Kebiasaan Naketi
(Menyelediki) Sebagai Upaya Penyembuhan, Jurnal Pluralis Edisi 3, Fisip
Undana Kupang.

Sakan, Efrayin (2015) Tinjauan Kritis Terhadap Relasi Yang Tercipta Dalam
Praktek Naketi Atoin Meto Di GMIT Maranatha Soe. Tesis. Universitas
Duta Wacana. Yogyakarta.

Saputra, Doni (2012) Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Nagari Sikucur


Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Pariaman. Skripsi.
Universitas Andalas. Padang.

Sarwono, Solita, (1993), sosiologi kesehatan, ;Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,


Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Sarwono, Solita, (1993). Sosiologi Kesehatan,; Beberapa Konsep Serta Aplikasinya,


Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Setiawan, Irvan (2018) Pengobatan Tradisional Di Desa Lamahabang Kulon, Kec.


Lemahabang, Kab. Cirebon. Jurnal Vol 10 No 1 Maret (2018) Hlm 83-98

Sianipar, T., Alwisol, & Yusuf, Munawir, (1992), Dukun, Mantra Dan Kepercayaan
Masyarakat, Grafikatama Jaya.

Silalahi, U. (2013). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Alfabeta.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama.

Soekanto, Soerjono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja wali Pers.

51
Sosrokusumo, P. 1989. Pelayanan Pengobatan Tradisional Di Bidang Kesehatan
Jiwa. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Deparetem
Kesehatan Republik Indonesia. Ciawi, 14-17 Desember 1988.

Sudarsono. 2009. Kamus hukum. Jakarta: penerbit PT.Rineka Cipta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&B.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori Dan Terapannya Dalam
Penelitian Edisi 2). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Taopan, Y. E. (2008) Peran Naketi Dalam Merehabilitasi Hubungan-Hubungan


Sosial Pada Masyarakat Atoin Meto Di Desa Kolbano Kecamatan
Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan. Skripsi. Universitas Nusa
Cendana. Kupang.

Timmreck. T. C (2004) Epidemiologi: Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

52
Lampiran I
Riwayat Peneliti
Peneliti bernama Agreni Risa Taek, lahir pada tanggal 22 Agustus
1998. Peneliti merupakan anak ketiga dari enam bersaudara dari
pasangan Marthinus Taek dan Yumina L. Gawalu. Peneliti memulai
pendidikan Sekolah Dasar di SD Gmit 1 Soe pada tahun 2004.
Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Soe pada tahun 2010. Setelah
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Peneliti
melanjutkan ke jenjang berikutnya pada Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Soe pada tahun 2013. Pada tahun 2017 peneliti
mendaftar melalui jalur MANDIRI di Universitas Nusa Cendana dan diterima di
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.

53
Lampiran II

Daftar Nama-nama Informan

1. Nama : Yumila Gawalu


Umur : 49 Tahun
Tempat Wawancara : Rumah
Jabatan : Masyarakat
Waktu Wawancara
Tanggal : 7 Januari 2021
Jam : 08.50 Wita
2. Nama : Felpina Fa’ot
Umur : 83 Tahun
Tempat Wawancara : Rumah
Jabatan : Tua Adat
Waktu Wawancara
Tanggal : 7 Januari 2021
Jam : 11.06 Wita
3. Nama : Nehemia Na’at
Umur : 73 Tahun
Tempat Wawancara : Rumah
Jabatan : Tokoh Agama
Waktu Wawancara
Tanggal : 8 Januari 2021
Jam : 13.05 Wita
4. Nama : Adolfina Sallu
Umur : 38 Tahun
Tempat Wawancara : Rumah
Jabatan : Pasien
Waktu Wawancara
Tanggal : 8 Januari 2021
Jam : 14.00 Wita

54
Lampiran III

PEDOMAN WAWANCARA

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan

berkaitan dengan tradisi Naketi (introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada

masyarakat di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor

Tengan Selatan. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang digunakan sebagai

pedoman dalam kegiatan wawancara:

No. Fokus wawancara Pertanyaan


1. Mengapa tradisi Naketi (introspeksi) 1. Apakah anda mengetahui tradisi
masih dilaksanakan dalam Naketi ?
menyembuhkan penyakit oleh atoin 2. Bagaimana pandangan atau persepsi
Meto di Desa Mnelalete, Kecamatan anda mengenai tradisi Naketi?
Amanuban Barat, Kabupaten Timor 3. Penyakit atau kendala apa yang anda
Tengah Selatan. rasakan sebelum mengikuti tradisi
Naketi?
4. Apakah sebelumnya anda sudah pernah
berobat atau periksa ke rumah sakit,
puskesmas atau pustu?
5. Darimanakah atau dari siapa, anda
mengetahui bahwa tradisi Naketi dapat
menyembuhkan penyakit?
6. Apakah anda pernah terlibat langsung
dalam proses Naketi baik sebagai pasien
atau sebagai keluarga pendamping?
7. Alasan apa yang mendorong anda
untuk mengikuti tradisi Naketi?
8. Apakah anda percaya bahwa tradisi
Naketi mampu menyembuhkan
penyakit?

55
2. Bagaimana pelaksanaan tradisi Naketi 1. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi
(introspeksi) oleh atoin Meto di Desa Naketi untuk menyembuhkan penyakit?
Mnelalete, Kecamatan Amanuban 2. berapa biaya yang anda keluarkan
Barat, Kabupaten Timor Tengah dalam melakukan tradisi Naketi ?
Selatan. 3. saat melakukan Naketi siapa saja yang
anda undang?
4. Apa dampak yang anda rasakan setelah
melakukan proses Naketi?
5. Apakah anda meyakini bahwa anda
sudah benar-benar sembuh setelah
melewati proses pelaksanaan Naketi?

56
Lampiran IV

FOTO-FOTO PENELITIAN

Gambar 1: Peneliti sedang wawancara dengan Yumina Ga Walu


(49) sebagai Tokoh Masyarakat pada tanggal 7 Januari
2021, jam 08.50 Wita tentang Tradisi Naketi
(introspeksi) untuk menyembuhkan penyakit pada
masyarakat.

57
Gambar 2: Peneliti sedang wawancara dengan Felpina Fa’ot (83)
sebagai Tua Adat pada tanggal 7 Januari 2021, jam
11:06 Wita tentang Tradisi Naketi (introspeksi) untuk
menyembuhkan penyakit pada masyarakat.

58
Gambar 3: Peneliti sedang wawancara dengan Nehemia Na’at (73)
sebagai Tokoh Agama pada tanggal 8 Januari 2021,
jam 13:05 Wita tentang Tradisi Naketi (introspeksi)
untuk menyembuhkan penyakit pada masyarakat.

59
Gambar 5: Peneliti sedang wawancara dengan Adolfina Sallu (38)
sebagai Pasien pada tanggal 8 Januari 2021, jam 14:00
Wita tentang Tradisi Naketi (introspeksi) untuk
menyembuhkan penyakit pada masyarakat.

60
Lampiran V

PETA LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor


Tengah Selatan.

Lokasi Desa Mnelalete

61
62
63
64
65
66
67

Anda mungkin juga menyukai