Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA


PEMBELAJARAN PUBLIK

NAMA : MUHTADI, SE

NIM :

PRODI : PENDIDIKAN SEJARAH


DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN MID SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2020/ 2021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IVET SEMARANG
Yayasan : Jl.Pawiyatan Luhur IV/17 Telp (024)8501118 Semarang 50234
Kampus : Jl.Pawiyatan Luhur IV/17 Telp(024)8316105, 8316118 Fax.(024)8316105
I. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang besar dan memiliki dinamikanya sendiri.


Dinamika yang terbentuk saat ini tidak terlepas dari proses masa lalu. Proses masa
lalu yang membentuk masa kini itulah yang dinamakan sebagai Proses Sejarah.
Bangsa Indonesia saat ini Mewari peristiwa sejarah baik itu yang bersifat positif dan
bersifat negative. Dimulai dari masa Pra-Aksara hingga masa Reformasi menjadi
catatan bagi bangsa Indonesia untuk membentuk Identitasnya. Kesadaran mengenai
pentingnya identitas di era globalisasi kini perlahan mulai nampak dan menguat.
Pencarian identitas tersebut banyak masyarakat temukan dari masa lalu mereka,
karena dari masa lampaulah manusia berasal. Hal ini juga yang kemudian
meningkatkan minat masyarakat terhadap sejarah.

Sejarah sebagai salah satu identitas masyarakat kini mulai dihadirkan kembali
keberadaannya. Sadar bahwa masa lalu adalah pembentuk mereka hingga mereka ada
pada masa saat ini. Upaya memanfaatkan sejarah sebagai bagian dari identitas ini
mulai nampak sebagai fenomena penyelamatan dan penggalian kembali memori-
memori yang telah lama mengendap bahkan nyaris musnah dan hilang.

Masyarakat atau publik mulai melakukan gerakan dalam menemukan kembali


identitas mereka, Oleh karena itu, saat ini mulai dijumpai aktivitas berbagai
kelompok masyarakat yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap sejarah.
Aktivitas kesejarahan oleh masyarakat ini disebut juga dengan sejarah publik.
Beragam aktivitas kesejarahan tersebut antara lain seperti diskusi-diskusi publik
bertema sejarah, publikasi sejarah ilmiah maupun populer, hingga muncul dan
terbentuknya komunitas-komunitas pegiat sejarah dan budaya. Uniknya beragam
aktivitas kesejarahan yang dilakukan oleh publik ini tak lagi didominasi oleh para ahli
dan akademisi dengan latar belakang keilmuan sejarah. Dalam aktivitas kesejarahan
publik ini, sejarah telah benar-benar menjadi milik semua anggota masyarakat secara
bersama-sama. Menurut Matansi dalam Kian Amboro (Sejarah Publik dan Pendidikan
Sejarah dalam Masyarakat, 2020) Selama ini sejarah selalu identik dengan mata
pelajaran di sekolah yang bersifat padat materi bahkan terdapat kecenderungan
membosankan.

Menurut Puspita dalam Kian Amboro (Sejarah Publik dan Pendidikan Sejarah dalam
Masyarakat, 2020) hal yang berbeda terjadi di luar sekolah, kini sejarah semakin
memiliki banyak peminat, tidak sekedar dari kalangan yang berlatar belakang sejarah
secara akademis saja, tetapi lebih luas lagi Hal ini semakin menarik ketika sejarah di
ranah publik banyak digerakkan dengan metode yang lebih cair, dekat, dan
kontekstual. Penggunaan media social sebagai sarana pembelajaran sejarah Publik
sangat kontekstual dengan Zaman sekarang. Dalam proses pembelajaran diperlukan
media sebagai saluran penyampaian pesan terutama dalam kegiatan komunikasi
massa yang mempengaruhi hubungan dan kegiatan manusia. Perkembangan teknologi
internet diiringi pula dengan pertumbuhan media sosial yang semakin pesat, sehingga
memudahkan para pengguna untuk saling berkomunikasi Dilansir katadata.co.id,
hasil riset pada Januari 2019 menunjukkan pengguna media sosial di Indonesia
mencapai 150 juta atau 56% dari total populasi.

Jika melihat data di atas maka semakin relefan jika media Sosial adalah sarana
Pembelajaran paling kentekstual untuk hari ini. Dengan jumlah pengguna yang begitu
banyak nampaknya media social akan menggantikan peranan dalam pembelajaran
dikemudian harinya. Dilansir dari cnnindonesia.com, museum di Indonesia masih
digambarkan sebagai kuno dan menjenuhkan oleh masyarakat. Banyak generasi muda
yang lebih tertarik belajar budaya asing dibandingkan mengenal lebih dalam budaya
bangsa sendiri. Hal ini menunjukkan generasi muda saat ini tidak memiliki perhatian
dan ketertarikan untuk mendalami budaya tradisional dan sejarah Indonesia, karena
kurangnya semangat nasionalisme.

Kondisi ini mendorong proses peralihan pembelajaran sejarah public yang


dikembangkan saat ini. Penggunaan media social dalam proses pembelajaran sudah
tidak dapat di hindarkan. Dalam perkembangannya, media Sosial menjadi arus utama
dalam perkembangan hidup masyarakat. Begitu pula dalam proses pembelajaran yang
yang terjadi saat ini akan sangat bergantung dengan media social. Lahirnya patform
baru seperti Google, facebook, Instagram dan Youtube menjadi media pembelajaran
yang sangat efektif. Dengan maraknya Youtuber baru dibidang penggalian sejarah
kemudian perpustakaa-perpustakaan digital di media Sosial menambah semaraknya
sumber pembelajaran sejarah.

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa media social memiliki peran penting dalam
pembelajaran sejarah public. Namun demikian perkembangan media social sebagai
sarana pembelajaran publuk masih harus dikaji. Yaitu bagaimana perkembangan
sejarah Publik di era Media Sosial ini dan bagaimana peran media social dalam
mengembangkan sejarah public.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan sejarah Pubik di era Media Sosial saat ini ?
2. Bagaimana peran Media Sosial dalam mengembangkan sejarah public

III. Pembahasan
A. Perkembangan Sejarah Publik di Era Media Sosial

Di Indonesia, sejarah publik relatif baru yang digerakkan sekurangnya oleh tiga
golongan masyarakat, yaitu pertama, kalangan grass root (individuindividu,
masyarakat lokal atau komunitas kelompok tanpa ada inisiasi oleh kaum profesional).
Kedua, penerapan sejarah publik berkaitan dengan kelompok pekerja di institusi
terkait kesejarahan, seperti museum atau situs sejarah. Ketiga berasal dari kalangan
universitas, akademik, dan peneliti-peneliti sejarah, yang pada umumnya melakukan
penelitian (research) dan mengikutsertakan masyarakat dalam penelitian sejarah
mereka, seperti proyek sejarah lisan, dan proyek eskavasi komunitas.
Kemunculan sejarah publik memberi angin segar menampilkan sejarah dalam bentuk
yang disesuaikan dengan “selera pasar”. Selera pasar penuh varian dan mengikuti
arah ketertarikan masyarakat dalam membangun kembali sejarahnya. Untuk itu,
keberadaan dan keikutsertaan sejarawan mengembalikan sejarah ke publik tentu saja
mempunyai arti penting, dan varian sejarah yang dihadirkan semakin
mengintegrasikan mereka pada sejarah yang dekat dengan kehidupannya. Sejarah
adalah milik masyarakat, maka sudah saatnya masyarakat ikut mengambil peran
dalam menyebarkan pesan-pesan sejarah yang dipetik dari setiap kejadian dalam
kehidupan mereka.

Daya pikat sejarah publik tidak saja berasal dari gaya bercerita atau narasi yang
disampaikan, namun juga dari tampilan sejarah publik itu yang berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi. Hal ini memperkaya produk sejarah dan lahirnya karya
sejarah sedemikian rupa, seperti bentuk relief, diorama, dokumenter, website,
youtube dan blog sejarah. Dalam konteks tertentu, keadaan ini membuka peluang
bagi pengembangan sejarawan, baik murni atau pun terapan. dalam berbagai bidang,
termasuk di tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan khlayak ramai, atau
publik.

Perkembangan media social yang begitu pesat membawa dampak yang cukup
signifikan bagi perkembangan sejarah public di masyarakat. Dari ketiga golongan
masyarakat saling berlomba untuk menampilkan sejarah dimata public. Terbukanya
arus media social dan berkembangnya platform baru memunculkan gagasan-gagasan
baru bagi masyarakat dalam menjalankan misi sejarahnya. Melalui media sosial
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja
sama, saling berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lainnya, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.

Media sosial kita dapat melakukan aktivitas dua arah dalam berbagai bentuk
pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual, maupun
audio visual. Dengan adnya komunikasi dua arah ini didapatkan umpan balik yang
positif dari masyarakat dalam mengembangkan sejarah public. Kekuatan media social
mempercepat arus informasi yang dulunya cukup sulit diakses oleh masyarakat.
Namun untuk saat ini dengan perkembangan perangkat keras teknologi seperti
semakin canggihnya Ponsel dan daya jaingan yang begitu luas, masyarakat akan
sangat mudah untuk mengakses data kesejarahannya.

Dalam perkembangan selanjutnya, para pengelola fasilitas sejarah publik juga


mengupayakan jaringan informasi digital kesejarahan agar dapat disebarkan ke
masyarakat awam. Dengan pengembangan jaringan informasi digital, maka koleksi
dapat diakses melalui internet tanpa harus berkunjung ke tempat penyedia sumbernya
secara langsung. Fasilitas sejarah publik kini telah menyediakan akses terbuka (open
access) atas koleksi maupun peninggalan bersejarah yang dimilikinya. Bentuknya
antara lain sibermuseologi (cyber-museology), pengembangan web, hingga
pemanfaatan media sosial secara interaktif. Untuk yang terakhir ini mulai marak
dikembangkan sejak tahun 2010 dengan memanfaatkan Facebook, Twitter, Blogs,
Pinterest, Youtube, hingga Instagram (Hendra Kurniawan, 2020). Dari uraian di atas
bahwa dengan semakin berkembangnya media Sosial akan memberikan dampak yang
positif bgi perkembangan sejarah Publik.

B. Peran Media Sosial dalam mengembangkan Sejarah Publik.

Media sosial memungkinkan setiap orang, komunitas, organisasi, bahkan lembaga


resmi membuat jaringan terbuka dan dialog dalam dunia maya. Berbagai jenis media
sosial saat ini telah berkembang dengan pesat dengan pengguna yang terus
bertambah. Penggunaan media sosial terbilang berbiaya murah karena tak berbayar
dan cukup mengandalkan perangkat smartphone dan koneksi internet. Perangkat
smartphone sudah bukan barang baru. Banyak produsen yang menjual produk
smartphone dengan harga miring sehingga hampir semua lapisan masyarakat dapat
memilikinya. Koneksi internet pun sudah bukan hal yang mewah. Ada banyak
fasilitas publik yang menyediakan koneksi internet secara gratis. Belum lagi para
penyedia jasa internet (internet service provider) yang kerap memberi promo untuk
paket kuota internet. Pendek kata media sosial menjadi media pengembang sejarah
publik, masif, dan efektif.

Facebook dikembangkan tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg yang awalnya untuk
membuat jejaring antarmahasiswa di Universitas Harvard. Facebook memiliki
halaman profil yang dapat digunakan untuk mengunggah berita, informasi panjang,
foto, dan video. Twitter diciptakan tahun 2006 yang lebih fokus pada promosi diri
lewat cuitan (tweet). Twitter kurang menyediakan ruang yang akomodatif untuk
sejarah publik. Blog merupakan situs web sederhana dan menjadi platform paling
mainstream untuk sejarah publik. Pinterest diciptakan tahun 2010, berfungsi untuk
membagikan foto dan gambar visual. Pinterest banyak digunakan oleh museum-
museum di dunia, namun kurang populer di Indonesia. Youtube memiliki fungsi
spesifik untuk berbagi video berdurasi panjang. Youtube banyak dimanfaatkan oleh
para vlogger untuk berbagi video yang dibuatnya. Dengan memanfaatkan media
Youtube sejarah public dapat ditayangkan dalam kemasan yang lebih menarik. Hal
ini memberi warna baru dalam perkembangan sejarah public. Masyarakat mampu
menampilkan sejarah lokalnya melaluiplatform ini, karena platform ini dinilai paling
efektif dalam memberikan pengeruh bagi masyarakat. Instagram dikembangkan tahun
2010, mirip dengan Pinterest, menyediakan platform berbagi foto dan video yang
populer di Indonesia. Meleui Instagram informasi tentang kesejarahan dapat di akses
dengan mudah. Sejarawan dapat menampilkan hasil karyangaya di platform ini
sehingga masyarakat mudah untuk menikmatinya. Ada beberapa produk digital yang
biasa dipublikasikan melalui Instagram antara lain infografik dan videogram.
Platform Media Sosial tersebut memberi peran yang sangat penting bagi
perkembangan sejarah public.

Cara-cara penyajian sejarah media sosial ada kalanya menyesuaikan pula dengan
target audiens yang dituju. Ragam dan warna sejarah menjadi semakin variatif,
bahkan sebelumnya tidak terpikirkan atau terabaikan sama sekali. Cara-cara seperti
ini akan menambahkan minat bagi generasi muda dalam proses mengenal sejarah
public. Jadi Media social selain memberi dampak perubahan positif yang signifikan
bagi pengembangan sejarah public juga melahirkan cara baru dalam proses
pembelajaaran sejarah public.

IV. Kesimpulan
1. Perkembaganan sejarah public di era media social mengalami peningkatan yang
sangat tajam, baik dilihat dari sejarawan, Instansi terkait maupun masyarakat
secara umum. Hak ini dilihat dari maraknya platform baru dalam media social
yang mengetangahkan tema sejarah public.
2. Semakin berkembangnya media social akan memberikan dampak positif bagi
perkembangan sejarah public.
3. Lahirnya cara baru dalam proses pembelajaran sejarah public. Pembelajaran
sejarah public tidak menjadi kaku dan untuk saat ini pembelajarn sejarah public
lebih Variatif.

V. Daftar Pustaka
1. Angela Natasya dan Gafar M Yoetadi (2019). Pemanfaatan media social oleh
Komunitas Historia Indonesia. Fakultas Ilmu Komunikasi Univeersitas
Taruma Negara
2. Nopriyasman (2018). Sejarah public sebagai alternative karir. Universitas
Andalas
3. Putra Haldi & Dio Haldi Alfrada (2020). Visualisasi Sejarah dan Sejarah
Publik : Tinjauan konten sejarah dalam platform Youtube. Jurnal Sejarah –
Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 50.
4. Rahman Fadly (2020) Sejarah diantara kelampauan, kekinian dan keakanan.
Metahumanior Vol 10.
5. Kurniawan Hendra (2020). Infografik Sejarah dalam Media Sosial.
Universitas Sanata Dharma Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai