Anda di halaman 1dari 12

HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah

http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis
p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167
Vol. 5, No. 1, Juli 2020, Hal. 29-40

SEJARAH PUBLIK DAN PENDIDIKAN SEJARAH


BAGI MASYARAKAT
Amboro 12Kian
1ProgramStudi Doktor Pendidikan Sejarah, Universitas Sebelas Maret, Indonesia,
kianamboro@student.uns.ac.id,
2Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Metro, Indonesia

kianamboro@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Dewasa ini kesadaran sejarah di ranah publik mulai meningkat di tengah
gencarnya kemajuan teknologi yang serba digital. Keterbaruan yang identik dengan
Diterima : 16-06-2020
masa kini dan proyeksi masa depan justru mendorong pencarian kembali jati diri
Direvisi : 20-06-2020
manusia dalam dimensi kelampauan. Hal tersebut nampak dari meningkatnya minat
Disetujui : 27-06-2020
publik terhadap sejarah, seperti terlihat dari makin banyaknya diselenggarakan
Online : 28-06-2020
diskusi bertema sejarah, peminat sejarah dari kalangan umum dan dari luar disiplin
Kata Kunci: ilmu sejarah, publikasi ilmiah maupun populer bertema sejarah, hingga terbentuknya
Sejarah Publik komunitas-komunitas pegiat sejarah dengan serangkaian aktivitasnya. Sifatnya yang
Pembelajaran Sejarah lebih fleksibel dan kontekstual menjadikan sejarah yang berada dan bersifat publik
Kesadaran Sejarah ini mudah tumbuh dan berkembang serta diterima khalayak publik secara luas.
Berpikir Sejarah Tulisan ini berusaha memaparkan keberadaan sejarah publik sebagai bentuk
pendidikan sejarah bagi masyarakat khususnya di Indonesia, melalui studi literatur
Keywords: dan analisis deskriptif kualitatif. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dan
Public History; deskriptif kualitatif. Hasil kajian mengetengahkan bahwa sejarah publik tidak hanya
History Learning; sebagai bentuk pencarian dan penguatan identitas kolektif masyarakat, akan tetapi
Historical Consciousness; berperan juga dalam penguatan kesadaran sejarah bagi masyarakat, hal ini
Historical Thinking; bersinergi dengan institusi formal seperti lembaga sekolah yang membelajarkan
sejarah bagi peserta didiknya.

Abstract: Today's awareness of public history has begun to rise amid the advancement
of digital technology. The novelty of the present and future projections are pushing
the self-discovery of human beings in the dimension of agility. It is evident from the
increasing public interest in history, as seen from the growing number of discussions
held in historical themes, historical enthusiasts from the public, and from outside the
historical disciplines, scientific publications and popular historical theme, to the
creation of community-history activists with a series of activities. Its more flexible and
contextual nature makes it easy to grow and develop and the public audience is widely
accepted. This paper seeks to expose the existence of public history as a form of
historical education for the community, especially in Indonesia, through literature
studies and qualitative descriptive analysis. This study uses a qualitative and
descriptive literature study method. The results of the study confirm that public
history not only a form of search and strengthening of the collective identity of society
but also contributes to the strengthening of historical awareness for the society, it
synergizes with formal institutions such as school institutions that teach the history
of the participants.

https://doi.org/10.31764/historis.vXiY.2420 This is an open access article under the CC–BY-


SA license

——————————  ——————————

batas-batas ruang dan waktu. Situasi yang di


A. LATAR BELAKANG
samping membawa kemudahan berbagai akses
Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu kehidupan bagi manusia, juga membawa dampak
pengetahuan dan teknologi telah memudarkan yang kontras dari itu. Selain memudarkan batas-

29
30 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

batas ruang dan waktu, globalisasi juga memudarkan para ahli dan akademisi dengan latar belakang
batas-batas identitas dan budaya manusia. keilmuan sejarah. Dalam aktivitas kesejarahan
Arus informasi yang luar biasa besar mengancam publik ini, sejarah telah benar-benar menjadi milik
keberagaman identitas dan keberagaman budaya. semua anggota masyarakat secara bersama-sama.
Penyeragaman budaya mulai muncul dengan adanya Selama ini sejarah selalu identik dengan mata
budaya digital yang pada akhirnya akan semakin pelajaran di sekolah yang bersifat padat materi
menggeser identitas-identitas setiap bangsa bahkan terdapat kecenderungan membosankan
(Amboro, 2015); (Alishahi, Refiei, & Souchelmaei, (Matanasi, 2016). Berbagai macam penelitian
2019). Dalam situasi demikian keberadaan identitas, banyak menjelaskan penyebab hal ini, mulai dari
sebagai sumber daya keselamatan budaya yang kuat, kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran
semakin diperlukan di era globlisasi (Igosheva, Paliy, hingga mata pelajaran yang diimplementasikan
Krolman, Takhtamyshev, & Kasyanov, 2019). terlalu formal dan kaku menyebabkan minat belajar
Kesadaran mengenai pentingnya identitas di era sejarah menjadi rendah (Pebriansyah, 2016).
globalisasi kini perlahan mulai nampak dan menguat. Akan tetapi hal yang berbeda terjadi di luar
Pencarian identitas tersebut banyak masyarakat sekolah, kini sejarah semakin memiliki banyak
temukan dari masa lalu mereka, karena dari masa peminat, tidak sekedar dari kalangan yang berlatar
lampaulah manusia berasal. Hal ini juga yang belakang sejarah secara akademis saja, tetapi lebih
kemudian meningkatkan minat masyarakat luas lagi (Puspita, 2017). Hal ini semakin menarik
terhadap sejarah. Boorstin dalam Widja ketika sejarah di ranah publik banyak digerakkan
mengemukakan bahwa justru dalam masyarakat dengan metode yang lebih cair, dekat, dan
yang semakin didominasi oleh teknologi dan kontekstual. Tujuannya tentu menarik minat
kemajuan, semakin diperlukan juga adanya masyarakat terhadap pentingnya sejarah,
kesadaran sejarah (Widja, 2002). Tentu ini dapat meliterasikan sejarah dan menumbuhkan kesadaran
dimengerti karena sejarah akan selalu mengingatkan sejarah (Aryono, 2019); (Pribadi, 2020),
kembali siapa manusia (identitasnya) dan asal- Merespon hal tersebut bahkan pemerintah
usulnya, relevan dengan situasi krisis identitas pada melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
era globalisasi saat ini. melalui Direktorat Sejarah, memberikan fasilitasi
Sejarah sebagai salah satu identitas masyarakat bagi komunitas pegiat sejarah untuk membantu
kini mulai dihadirkan kembali keberadaannya. Sadar aktivitasnya dalam menggiatkan kegiatan
bahwa masa lalu adalah pembentuk mereka hingga kesejarahan oleh masyarakat (Direktorat Sejarah
mereka ada pada masa saat ini. Upaya Kemendikdub, 2018).
memanfaatkan sejarah sebagai bagian dari identitas Dengan pendekatan, metode, dan media yang
ini mulai nampak sebagai fenomena penyelamatan lebih fleksibel dengan perkembangan situasi,
dan penggalian kembali memori-memori yang telah keberadaan sejarah di ruang publik ini justru sangat
lama mengendap bahkan nyaris musnah dan hilang. menarik alih-alih sejarah di sekolah (ruang kelas).
Masyarakat atau publik mulai melakukan gerakan Bahkan banyak peminat sejarah di ruang publik
dalam menemukan kembali identitas mereka. adalah generasi muda yang masih duduk di bangku
Oleh karena itu, saat ini mulai dijumpai aktivitas sekolah maupun perguruan tinggi. Sejarah sebagai
berbagai kelompok masyarakat yang menunjukkan mata pelajaran di sekolah masih kalah “popularitas”
ketertarikan mereka terhadap sejarah. Aktivitas dan sepi peminat dibanding sejarah di ruang publik.
kesejarahan oleh masyarakat ini disebut juga dengan Kalimat tersebut tak sepenuhnya salah, karena
sejarah publik. Beragam aktivitas kesejarahan fenomena tersebut benar adanya. Tulisan ini akan
tersebut antara lain seperti diskusi-diskusi publik membahas secara analitis deskriptif sejarah pubik
bertema sejarah, publikasi sejarah ilmiah maupun dan konstelasinya dengan pendidikan sejarah, baik
populer, hingga muncul dan terbentuknya secara umum maupun pendidikan sejarah secara
komunitas-komunitas pegiat sejarah dan budaya. khusus di sekolah dan ruang kelas.
Uniknya beragam aktivitas kesejarahan yang
dilakukan oleh publik ini tak lagi didominasi oleh B. METODE PENELITIAN
Kian Amboro, Publik dan Pendidikan Sejarah... 31

Kajian ini menggunakan metode studi literatur lokal, bahkan aktivis masyarakat dan komunitas
dan deskriptif kualitatif (Moleong, 2016). Studi dapat menjadi bagian dari pelaku sejarah publik.
literatur dilakukan dengan menelaah sumber- Berdasarkan hal tersebut dapat diambil
sumber pustaka seperti buku, hasil penelitian dalam pengertian bahwa sejarah publik usaha
jurnal-jurnal penelitian dan prosiding, serta analisis melibatkan masyarakat atau publik dalam rangka
fenomena terkait. merekonstruksi peristiwa masa lalu dan
C. PEMBAHASAN mengkomunikasikannya kembali kepada publik,
1. Sejarah Publik atau sejarah dari, oleh-, dan ke- publik.
Secara genealogis sejarah publik adalah sub- Keterlibatan publik dalam sejarah sudah
disiplin ilmu Sejarah yang dalam terjadi sebelum adanya disiplin formal ilmu
perkembangannya kemudian menjadi satu sejarah pada paruh abad ke-19. Bates
kesatuan yang terpisah (Sayer, 2017). Di negara- mengungkapkan secara alamiah manusia
negara Amerika, Eropa, dan Australia bidang memiliki kecenderungan untuk memahami asal
sejarah publik bahkan telah menjadi sebuah usul dirinya, masa lampaunya (Bates, 2012). Pada
profesi yang diakui dan telah menjadi sebuah mulanya masa lalu yang terserak dikumpulkan
disiplin ilmu akademik di institusi perguruan oleh setiap individu dan masyarakat untuk
tinggi. Di Indonesia sebagai sebuah bidang kajian, kepentingan mereka sendiri. Namun pada abad
sejarah publik relatif masih baru, akan tetapi ke-20, sejarawan didikan universitas berupaya
secara praktik sejarah publik telah ada, meski memisahkan diri dari hubungan fundamentalnya
dalam spektrum yang terbatas dan masih bersifat dengan publik melalui sebuah disiplin formal
formal. melalui pendekatan riset formal (Sayer, 2017).
Sejarah publik dapat dijelaskan sebagai Perkembangannya kini, mulai muncul usaha
komunikasi ke khalayak (publik) atau pelibatan mengembalikan lagi sejarah kepada publik
publik dalam praktik dan produksi sejarah (Sayer, (Hanggoro, n.d.); (Nopriyasman, 2018).
2017). Pengertian lain, Dean menjelaskan bahwa Kemunculan sejarah publik dalam
sejarah publik adalah tentang berbagai macam perkembangannya kini adalah berawal dari
cara melibatkan publik dengan masa lalu dan tantangan sejarawan akademik untuk membuat
mempresentasikannya kembali kepada public sejarah menjadi lebih praktis dan aplikatif dalam
(Dean, 2018). Ini adalah tentang penciptaan kehidupan sosial, sehingga kemudian lebih
sejarah oleh publik, menyajikan masa lalu di masa dikenal dengan sejarah terapan (Biantoro, Sugih
sekarang untuk masa depan, dan bagaimana hal & Irmalasari, 2020).
tersebut digunakan untuk masyarakat Dikarenakan bertujuan melibatkan publik
kontemporer. dalam rekonstruksi dan pengkomunikasian
Sedangkan National Council on Public History sejarah kepada publik, maka spektrum ruang
(NCPH) mendefinisikan sejarah publik sebagai lingkup sejarah publik menjadi sangat luas dan
sebuah sejarah terapan dengan memanfaatkan fleksibel. Sejarah publik dapat bergerak dalam
berbagai cara dan jalan agar sejarah itu sendiri bentuk museum dan pamerannya (Biantoro,
dapat bekerja. Keterlibatan dan keikutsertaan Sugih & Irmalasari, 2020); (Wehner, 2018);
oleh-, dari- dan dengan- publik dalam sejarah, komunitas (Flinn, 2010), kearsipan (Newman,
menjadi bagian penting dalam praktiknya. 2009), arkeologi public (Shackel, 2006), turisme
Sehingga sejarah publik menjadi berukuran pariwisata pusat warisan budaya (Araujo, 2018),
sangat luas, karena mereka bisa saja berasal dari dan media-media publikasi digital (Dean, 2018);
sejarawan (akademik), konsultan sejarah, (Opp, 2018).
profesional museum, sejarawan pemerintah, Sayer (2017) mengemukakan setidaknya
arsiparis, sejarawan lisan, pegiat sumber daya terdapat tiga pendekatan berbeda dalam sejarah
budaya, kurator, produser film dan media, publik (Sayer, 2017), yakni:
penerjemah historis, pelestari sejarah, sejarawan Pertama, sejarah publik yang digerakkan
oleh akar rumput, dengan gerakan dari bawah ke
atas (bottom-up). Hal ini biasanya dilakukan
32 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

secara personal, komunitas atau masyarakat lokal, penting karena berperan sebagai pembentuk
tanpa inisiasi oleh kalangan profesional. Di pengetahuan dasar untuk belajar. Memori kolektif
Indonesia tipe ini misalnya dilakukan oleh semula merupakan rangkaian memori individual
Komunitas MAPESA (Masyarakat Pecinta Sejarah yang kemudian menjadi ingatan masyarakat.
Aceh) di Aceh, yang bergerak dalam usaha Memori kolektif dapat menjangkau zaman yang
penyelamatan situs-situs sejarah dan memori lebih tua dibandingkan dengan sejarah lisan, dan
kolektif masyarakat Aceh (Rasnawi, 2019); (Putri, hasil sejarah lisan itu sendiri bisa menjadi
2018). memori kolektif (Wasino & Endah Sri, 2018).
Kedua, pendekatan dengan tipe institusional, Sejarah publik akan selalu berkenaan dengan
dengan gerakan dari atas ke bawah (top-down). memori kolektif publik (Britton, 1997), dan
Sejarah publik tipe ini biasanya dilakukan oleh memori kolektif turut berpengaruh dalam
museum, pusat warisan budaya, pengelolaan situs membentuk identitas kolektif (Kammen, 1997).
arkeologi dan sejarah. misalnya seperti penataan Oleh karena itu gerakan dalam sejarah publik
museum, strategi komunikasi dan publikasi akan selau berkaitan dengan usaha penggalian
(Parwoto, Peja, & Setiawan, 2020); (Nuraryo, memori melalui berbagai macam sumber, seperti
2020). arsip, sejarah lisan, tempat-tempat terjadinya
Ketiga, pendekatan riset atau basis penelitian peristiwa bersejarah.
(top-down). Sejarah publik dengan pendekatan ini Dalam penggalian memori kolektif,
biasanya berupa proyek-proyek yang digerakkan keberadaan arsip sangat penting tidak hanya
oleh universitas, akademisi dan sejarawan. dalam praktik sejarah akademik, tetapi juga
Proyek riset dalam pelaksanaannya biasanya dalam sejarah publik, antara praktisi kearsipan
melibatkan masyarakat untuk penelitian selalu memiliki keterkaitan dengan sejarawan
kesejarahan. publik yang akan melakukan konstruksi dan
Ketiga pendekatan ini dapat dijumpai dalam membangun narasi masa lalu (Weldon, 1982).
aktivitas sejarah publik di Indonesia, tentu Perkembangan saat ini digitalisasi arsip,
pendekatan ini diimplementasikan dengan digitalisasi perpustakaan, dan digitalisasi sejarah,
metode yang sangat beragam dan menyesuaikan membuka peluang jangkauan publik secara lebih
dengan situasi serta kondisi masyarakat dimana luas, serta kerja sama antar lembaga/institusi
sejarah publik itu bergerak. seperti museum, kearsipan, akademik (Noiret,
1. Menggali dan Menjaga Memori, 2018). Hal ini tentu akan semakin memperluas
Menumbuhkan Kesadaran ruang gerak sejarah publik.
Ruang lingkup aktivitas sejarah publik sangat Selain itu, usaha membangkitkan dan
luas, dan berfokus kepada pelibatan publik menguatkan memori kolektif juga dilakukan di
terhadap sejarah. Oleh karena itu varian metode tempat-tempat bersejarah. Sejarah publik
sejarah publik sangat beragam (Liddington, memberi makna pada tempat (Glassberg, 1996).
2002). Akan tetapi dari berbagai macam metode Berbagai macam cara dilakukan dan yang paling
tersebut, memiliki karakteristik khas yang sama, banyak dilakukan adalah melalui pelestarian situs,
yaitu berusaha menggali, mengembalikan, dan bangunan, dan benda bersejarah. Pelestarian
menjaga memori kolektif masyarakat. Hal ini situs sejarah dengan konsep turisme dan wisata
berkaitan erat juga dengan upaya membangun sejarah (Dicksee & Hunt, 2007) menjadi populer
kesadaran sejarah bagi masyarakat. karena akan menarik perhatian publik dan
Kesadaran sejarah yang dibangun berangkat menjadikan sejarah menjadi lebih ringan untuk
dari sejarah yang didalamnya terdapat memori- diterima serta dimengerti.
memori yang melekat dalam diri individu dan Pemanfaatan sejarah publik untuk
masyarakat (collective memory). Memori adalah merevitalisasi kota (Hurley, 2010) juga banyak
konsep psikologi yang berarti pengetahuan yang dilakukan untuk menjaga memori tentang
tersimpan dalam pikiran manusia. Memori kawasan perkotaan atau wilayah yang memiliki
berkaitan dengan cara kerja otak dan sangat nilai sejarah dan budaya. Pengembangan kota
Kian Amboro, Publik dan Pendidikan Sejarah... 33

berwawasan sejarah dengan tetap cukup memiliki pengetahuan kesejarahan, hingga


mempertahankan keaslian tata ruang, bangunan- yang masih sangat awam dengan hal yang bersifat
bangunan bersejarah, menjadi penting. Di metodologis. Meski demikian, keberadaan sejarah
Indonesia pendekatan sejarah publik melalui publik yang bersifat swadaya ini tidak dapat
pelestarian kawasan bersejarah telah banyak diabaikan. Mereka melakukan aktivitas
dilakukan, seperti kawasan Kota Tua Jakarta, penyelamatan sumber sejarah, benda-benda
Kota Lama Semarang, kota-kota vorstenlanden bersejarah, hingga aktivitas menumbuhkan
dan kota kolonial di berbagai daerah. Hal ini kesadaran sejarah di ruang publik secara masif
bertujuan untuk tetap menjaga memori kolektif dan bersifat sukarela.
masa lalu, dan sebagai bentuk pelestarian Oleh karena itu, kolaborasi antara
warisan budaya. pemerintah dengan masyarakat, kelompok
Sejarah publik memiliki ruang lingkup yang profesional (sejarawan akademik, arsiparis,
sangat luas, ciri khasnya adalah pelibatan publik filolog, arkeolog, dan lainnya) dengan sejarawan
terhadap sejarah. Oleh karena itu, aktivitas publik perlu dibangun, sehingga menjadi sebuah
kesejarahan yang bersifat formal institusional sinergi yang menguntungkan. Tentu hal ini
(misal: museum, lembaga studi sejarah, lembaga menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok
arkeologi, lembaga riset, lembaga pendidikan, profesional ketika sejarah telah menjadi milik
yang dimiliki pemerintah) dapat juga publik (Flinn, 2010). Sinergi ini sangat penting,
dikategorikan sejarah publik, selama dalam mengingat, validitas sejarah tidak dapat
aktivitasnya melibatkan dan berorientasi kepada diabaikan. Kelompok profesional dapat mem-
publik. berikan kontribusinya melalui pendampingan
Spektrum ruang lingkup sejarah publik yang perihal metodologis dan analisis rekonstruksi
cukup luas ini tentu menjadi permasalahan sejarah oleh publik, sehingga dapat lebih
tersendiri apabila dilihat dari sudut pandang dipertanggungjawabkan juga secara ilmiah
akademik, terutama masalah epistemologi. (Archibald, 1997).
Sejarah publik yang mengusung semangat Lain halnya dengan masalah metodologis,
mengembalikan sejarah kepada publik, membuat dalam mempublikasikan hasil rekonstruksi masa
setiap anggota masyarakat memiliki hak untuk lampau, sejarah publik dapat dikatakan lebih
membangun interpretasinya terhadap fakta masa bervariatif dan unik dibandingkan kelompok
lampau, dan membangun narasi sejarahnya profesional yang dominan mengakhiri riset
sendiri. Masalah validitas menjadi perhatian sejarahnya dengan laporan atau jurnal dengan
utama dari sejarah publik. pengemasan sangat ilmiah dan begitu kurang
Di Indonesia, kecuali sejarah publik yang populis bagi publik.
dikelola oleh pemerintah, sejarah publik sebagai Metode komunikasi sejarah publik sangat
sebuah gerakan yang termanifestasi dalam wadah bervariasi, dari yang bersifat ilmiah populer
perkumpulan dan komunitas, terdiri dengan hingga memasyarakat dalam bentuk kegiatan
berbagai macam motif dan tujuan. Ada yang lapangan. Media publikasi digital adalah metode
sekedar bernostalgia dengan masa lampau, ada komunikasi sejarah publik yang efektif memiliki
yang berusaha membangun kesadaran sejarah daya jangkau yang luas, seperti majalah sejarah
melalui aktivitas reenactment dan daring, website sejarah, infografis, film
commemoration, hingga dengan tujuan yang lebih dokumenter, hingga produksi film berlatar
serius seperti pengumpulan sumber primer, sejarah. Teknologi digital adalah alternatif
penyelamatan benda dan situs bersejarah, mendasar dan penting bagi arsiparis, sejarawan,
bangunan bersejarah, teks dan naskah-naskah sejarawan publik, dan pendidik sejarah sebagai
kuno. bentuk adaptasi perkembangan zaman (Wosh,
Latar belakang terbentuknya komunitas- Hajo, & Katz, 2012).
komunitas sejarah publik ini sangat beragam, dari Metode komunikasi sejarah publik yang
yang sangat terorganisir hingga yang bersifat melibatkan aktivitas publik juga banyak
spontan, dari yang sumber daya keanggotaannya dilakukan untuk membangun emosi dan
34 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

kedekatan publik dengan masa lampau, seperti


pameran museum, simulasi ekskavasi arkeologi,
reenactment atau reka ulang, diskusi publik,
jelajah museum, hingga turisme dengan konsep
wisata sejarah/jalan-jalan sejarah.

Gambar 4. Infografis sejarah (sumber: akurat.co)


Gambar 1. Majalah Sejarah Populer Historia
(sumber: historia.id)

Gambar 5. Pameran Museum di sekolah


(sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Gambar 2. Kegiatan Pameran Komunitas Arsip
(sumber: gudeg.net)

Gambar 3. Situs website dengan rubrik sejarah


(sumber: tirto.id)
Gambar 6. Kegiatan jelajah museum pada malam
hari oleh komunitas sejarah
(sumber: Komunitas Historia Indonesia)
Kian Amboro, Publik dan Pendidikan Sejarah... 35

Gambar 9. Perjalanan Wisata Sejarah


(sumber: Historical Trips Bandung)

Gambar 7. Diskusi Publik Sejarah


(sumber: metrojambi.com)

Gambar 10 Komunitas Pecinta Bangunan Tua


(sumber: Kota Toea Magelang)

Gambar 11. Komunitas MAPESA sedang melakukan


ekskavasi penyelamatan dan pendataan situs
(sumber: dokumentasi meseuraya MAPESA)
Gambar 8. Poster Film Bumi Manusia yang berlatar
sejarah (sumber: id.wikipedia.org)
36 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

(sekolah), pendidikan non-formal (lembaga


masyarakat), dan pendidikan in-formal
(keluarga).
Hal ini tentu memberikan peluang bagi
pendidikan sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu
untuk berada dalam jenis pendidikan yang lain.
Mengajarkan tentang sejarah dan pentingnya
mengambil pelajaran dari masa lalu, tentu dapat
dilakukan secara in-formal di dalam keluarga,
dari orang tua kepada anaknya, atau secara non-
formal oleh masyarakat. Pendidikan sejarah
Gambar 12. Pelajar sedang simulasi ekskavasi perlu melakukan penyesuaian secara
arkeologi di kemah Cagar Budaya motodologis ketika berada dalam jenis
(sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id) pendidikan yang berbeda ini.
Secara formal, pendidikan sejarah memiliki
tujuan untuk pembentukan nilai-niai
kebangsaan, moral, dan karakter (Haniah, 2017).
Terdapat dua tujuan dari pendidikan sejarah,
pertama sebagai media pengembangan potensi
peserta didik untuk mengenal nilai-nilai
kebangsaan. Kedua, sebagai wahana pendidikan
untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah
(Hasan, 2012).
Tujuan pembelajaran sejarah di sekolah
adalah: (1) untuk memahami masa kini dalam
Gambar 13. Reenactment dan Commemoration
(sumber: reenactormalang.com) konteks kelampauan, (2) membangkitkan minat
peserta didik tentang masa lampau, (3) sebagai
2. Sinergi Sejarah Publik dengan Pendidikan identitas kebangsaan, (4) memberikan
Sejarah pemahaman kepada peserta didik tentang akar
Pendidikan sejarah sebagai sebuah disiplin warisan budaya mereka, (5) berkontribusi
ilmu, merupakan bagian dari pendidikan yang terhadap pemahaman dan pengetahuan peserta
memiliki tugas menanamkan dan didik mengenai negara dan budaya mereka
mengembangkan kesadaran sejarah serta dalam era modern, (6) melatih cara berpikir
kemampuan berpikir sejarah peserta didik ilmu sejarah, (7) mengenalkan peserta didik
(Parwoto et al., 2020). Sampai dengan saat ini dengan metodologi sejarah yang khas, (8)
pendidikan sejarah masih identik sebagai pelaksanaan bagian kurikulum, (9)
bagian dari pendidikan formal, baik di sekolah mempersiapkan peserta didik kepada
maupun perguruan tinggi. kehidupan dewasa (Hunt, 2006).
Ruang lingkup pendidikan sejarah di
Landasan konstitusional pendidikan
sekolah meliputi peristiwa sejarah sejak
sejarah di Indonesia, baik berupa undang-
Praaksara hingga Reformasi dalam skala
undang, peraturan pemerintah, hingga
nasional. Pendidikan sejarah di sekolah
peraturan kementerian yang membidangi
menggunakan pendekatan pedagogis atau
pendidikan dan kebudayaan, masih
pendidikan anak-anak, dengan sasaran utama
menunjukkan pendidikan sejarah secara formal
adalah peserta didik di satuan pendidikan atau
sebagai sebuah mata pelajaran atau bidang ilmu
sekolah. Dari sudut pandang metodologi,
akademik. Padahal di Indonesia mengenal tiga
kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah,
jenis pendidikan, yaitu pendidikan formal
aktivitas pembelajaran yang dimanajemen oleh
Kian Amboro, Publik dan Pendidikan Sejarah... 37

guru dan sekolah, serta kegiatan penelitian epistemologis keduanya memiliki jalannya
menjadi cara atau jalan untuk mencapai tujuan masing-masing.
pendidikan sejarah. Dapat diamati bahwa Untuk lebih jelasnya dapat dicermati
pendidikan sejarah di sekolah lebih terstruktur pendapat Rüsen tentang empat kategori
dan sistematis, hal ini dapat dimengerti karena kesadaran sejarah. Pertama kesadaran sejarah
pendidikan sejarah juga mengemban amanat kategori tradisional, yaitu kesadaran sejarah
tujuan pendidikan nasional dalam membentuk yang sederhana, kesadaran pentingnnya
warga negara yang berkepribadian dan keberlanjutan tradisi dan kebiasaan yang
berbudaya ke-Indonesiaan. diwariskan oleh masa lampau. Kedua, kesadaran
Sedangkan tujuan sejarah publik adalah sejarah kategori peneladanan, dimana sejarah
pelibatan publik atau masyarakat dalam sejarah digunakan sebagai ajaran atau keyakinan dalam
sehingga menjadikan sejarah menjalani satu bertindak. Ketiga, kesadaran sejarah kritis,
proses “demokrasi”. Mengembalikan sejarah mendekonstruksi setiap kesinambungan tradisi.
kepada masyarakat sebagai pemilik sah sejarah. Keempat, kesadaran sejarah genetik yaitu
Ruang lingkup sejarah publik umumnya menyadari adanya perbedaan waktu, sehingga
luas, akan tetapi gerakan dan aktivitas sejarah setiap zaman harus dipahami sesuai konteks
publik terfokus pada lokalitas atau tema-tema waktunya. Selain itu kesadaran sejarah dalam
sejarah tertentu. Bahkan kerapkali menyentuh pendidikan sejarah di Indonesia dapat berwujud
hal-hal kecil yang berada di sekitar masyarakat, sebagai identitas (etnik maupun nasional),
namun tidak tersentuh oleh jangkauan sejarah kemajuan (progresivitas), dan penegak
nasional dalam kurikulum pendidikan sejarah di kerukunan (kohesivitas) (Rüsen, 2012).
sekolah. Sasaran utama sejarah publik adalah Sedangkan kemampuan berpikir sejarah
masyarakat yang heterogen bahkan termasuk banyak ahli yang membuat standar dan
peserta didik dan pendidik. Praktik komunikasi komponen kemampuan berpikir sejarah.
massa dengan berbagai pendekatan dan metode Pendidikan sejarah di Indonesia (di sekolah)
yang bervariasi dan fleksibel, digunakan oleh dalam kurikulumnya menunjukkan arah
sejarah publik sebagai upaya mencapai kemampuan berpikir sejarah yang
tujuannya. dikembangkan meliputi: berpikir kronologis,
Terlihat jelas kini perbedaan antara diakronik, dan sinkronik dalam sejarah;
pendidikan sejarah secara formal dengan perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah;
sejarah publik. Akan tetapi jika diperhatikan, relevansi sejarah; penelitian sejarah; sumber
akan terdapat persamaan diantara keduanya, sejarah; dan analisis historiografi.
yaitu menjalankan definisi pendidikan sejarah Sejarah publik dalam berbagai aktivitasnya
sebagai bagian dari pendidikan yang dapat jelas memiliki kontribusi dalam menanamkan
berfungsi menanamkan dan mengembangkan kesadaran sejarah dan mengembangkan
kesadaran sejarah serta kemampuan berpikir kemampuan berpikir sejarah bagi masyarakat.
sejarah. Meski itu hanya dalam kategori dan dalam
Pada tataran ontologis dan aksiologis bentuk sederhana sekalipun. Hal ini dapat
keduanya memiliki kesamaan. Secara ontologis dimaknai sebagai proses belajar sepanjang
keduanya melakukan tanggung jawabnya dalam hayat di masyarakat dan tidak memiliki batasan
mengembangkan potensi individu berupa waktu selesainya (long life education), karena
potensi kesadaran sejarah dan kemampuan sejarah publik berada di ruang masyarakat
berpikir sejarah yang sangat diperlukan dalam sepenuhnya.
menjalani kehidupan. Secara aksiologis individu Dari perspektif pendidikan sejarah, di
akan memahami siapa diri mereka, hal ini beberapa negara-negara maju, dimana sejarah
adalah tentang kesadaran identitas. Selain itu publik telah berkembang dan menjadi bagian
kedewasaan berpikir dan bertindak akan selalu yang sama pentingnya dengan ilmu sejarah dan
menjadikan individu bijak dalam menjalani pendidikan sejarah, telah ada upaya kolaborasi
kehidupan. Hanya saja pada tataran sebagai bentuk perluasan sejarah kepada
38 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

khalayak yang lebih luas. Seperti model pendidikan sejarah formal, tetapi tetap
pembelajaran berpikir sejarah layaknya seorang memberikan kontribusi dalam usaha
sejarawan (historical thinking like a historian) pencapaian tujuan pendidikan sejarah. Oleh
yang mengajak peserta didik memposisikan diri karena itu, sejarah publik dapat menjadi bagian
berpikir layaknya seorang sejarawan agar dapat dari pendidikan sejarah di masyarakat secara
lebih memahami sejarah (Christen & Mighetto, non-formal.
2004); (Wineburg, Martin, & Monte-Sano, 2012). Sinergi antara pendidikan sejarah formal
Ada juga yang melakukan kontekstualisasi dengan pendidikan sejarah non-formal ini tentu
sejarah dengan pendekatan sejarah publik, agar akan membantu mewujudkan kondisi
sejarah menjadi lebih dekat dengan peserta masyarakat pebelajar sejarah. Masyarakat yang
didik (Kyvig, 1991). berkesadaran sejarah dan memiliki kemampuan
Di Indonesia, dimana sejarah publik sebagai berpikir sejarah, bijak, arif serta berorientasi ke
sebuah bidang garapan dapat dikatakan masih masa depan dalam menjalani kehidupannya.
baru, masih banyak potensi untuk
dikembangkan lebih lanjut. Baik itu potensi D. SIMPULAN DAN SARAN
kolaborasi dengan ilmu sejarah dan ilmu bantu Sejarah publik adalah bentuk kegiatan yang
sejarah lainnya, atau dengan pendidikan sejarah. melibatkan publik atau masyarakat dalam aktivitas
Sejarah publik dengan usaha pelibatan kesejarahan. Peran sejarah publik di masyarakat
publik atau masyarakat dalam proses tidak dapat diabaikan, karena turut serta
penggalian dan penyelamatan memori kolektif, berkontribusi dalam menanamkan kesadaran
konservasi situs warisan sejarah dan budaya sejarah dan membangun kemampuan berpikir
(Acabado & Martin, 2020), kemudian sejarah masyarakat. Oleh karena peran penting dan
mengkomuni-kasikannya secara luas melalui kontribusinya tersebut, sejarah publik dapat menjadi
berbagai metode dan platform(Mydland & bagian dari pendidikan sejarah non-formal yang
Grahn, 2012); (Lertcharnrit & Niyomsap, 2020) bersinergi dengan pendidikan sejarah formal di
juga akan menguatkan kesadaran sejarah dan lembaga pendidikan atau sekolah.
kemampuan berpikir sejarah masyarakat. Lebih Sebagai bidang yang relatif baru di Indonesia,
lanjut Arendes menguatkan bahwa sejarah potensi kajian dan pengembangan sejarah publik
publik adalah sebuah bentuk pendidikan, riset, masih sangat luas, baik secara disiplin keilmuan,
dan juga praktik kesejarahan (Arendes, 2018). sebagai sebuah profesi, maupun sebagai sebuah
Konsep ini juga dapat dibawa ke dalam kelas, pendekatan baru dalam pendidikan sejarah di
dimana peserta didik sebagai produser sejarah masyarakat. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi
dan juga konsumer sejarah (Martin, 2018). peneliti selanjutnya untuk memperdalam lagi
Dengan demikian, kesadaran sejarah dan melalui penelitian lanjutan.
kemampuan berpikir sejarah yang telah UCAPAN TERIMA KASIH
ditumbuhkan melalui mata pelajaran sejarah
Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Universitas
secara formal di sekolah, akan terus dirawat dan
Muhammadiyah Metro yang telah memberikan
dijaga oleh sejarah publik di luar sekolah.
beasiswa pendidikan studi lanjut doktoral kepada
Sejarah publik menjadi bagian dari usaha sadar
penulis, juga kepada tim reviewer yang telah
dan terencana membelajarkan masyarakat
memberikan berbagai masukan berharga hingga
tentang sejarah dengan tujuan “menguatkan”
terbitnya tulisan ini.
kesadaran sejarah dan “menajamkan”
kemampuan berpikir sejarah yang telah REFERENSI
dilakukan oleh lembaga pendidikan formal
Acabado, S., & Martin, M. (2020). Decolonizing the
(sekolah). past, empowering the future: Community-led
Sehingga pendidikan sejarah yang heritage conservation in Ifugao, Philippines.
dilakukan oleh sejarah publik bersifat Journal of Community Archaeology & Heritage,
komplementer, pelengkap, atau tambahan dari 1–16.
Kian Amboro, Publik dan Pendidikan Sejarah... 39

Alishahi, A., Refiei, M., & Souchelmaei, H. S. (2019). Publik. Retrieved from
The Prospect of Identity Crisis in the Age of https://historia.id/politik/articles/mengembal
Globalization. Global Media Journal, 17(32), 1–4. ikan-sejarah-ke-publik-PzzGP
Amboro, K. (2015). Membangun Kesadaran Berawal Haniah, A. R. (2017). Pelaksanaan pembelajaran
Dari Pemahaman; Relasi Pemahaman Sejarah sejarah dengan kurikulum 2013 di sma negeri 2
dengan Kesadaran Sejarah Mahasiswa Program wates diy. Risalah, 4(4).
Studi Pendidikan Sejarah Fkip Universitas Hasan, S. H. (2012). Pendidikan Sejarah Indonesia, Isu
Muhammadiyah Metro. HISTORIA: Jurnal Dalam Ide dan Pembelajaran. Bandung. Rizqi
Program Studi Pendidikan Sejarah, 3(2), 109– Press.
118. Hunt, M. (2006). A practical guide to teaching history
Araujo, A. L. (2018). Tourism and Heritage Sites of in the secondary school. Routledge.
the Atlantic Slave Trade and Slavery. A Hurley, A. (2010). Beyond preservation: Using public
Companion to Public History, 277–288. history to revitalize inner cities. Temple
Archibald, R. R. (1997). Memory and the process of University Press.
public history. The Public Historian, 19(2), 61– Igosheva, M. A., Paliy, I. G., Krolman, M. L.,
64. Takhtamyshev, V. G., & Kasyanov, V. V. (2019).
Arendes, C. (2018). Learning, and Understanding of Ethnic Identity as a Cultural Safety Resource of
Public History as Part of the Professional Local Communities in the Context of
Historical Education at German Universities. Globalization. Journal of History Culture and Art
Public History and School: International Research, 8(3), 277–284.
Perspectives, 55. Kammen, M. (1997). Public history and the uses of
Aryono. (2019). Kesadaran Sejarah Tumbuhkan memory. The Public Historian, 19(2), 49–52.
Kepedulian pada Kota. Retrieved from Kyvig, D. E. (1991). Introducing students to public
https://historia.id/politik/articles/kesadaran- history. The History Teacher, 24(4), 445–454.
sejarah-tumbuhkan-kepedulian-pada-kota- Lertcharnrit, T., & Niyomsap, N. (2020). Heritage
6kRO2 management, education, and community
Bates, J. Introduction. In The Public Value of the involvement in Thailand: A central Thai
Humanities (pp. 1-14). , (2012). community case. Journal of Community
Biantoro, Sugih & Irmalasari, F. (2020). Sejarah Archaeology & Heritage, 1–11.
Publik sebagai Model Transmisi Pengetahuan: Liddington, J. (2002). WHAT IS PUBUC HISTORY?
Museum, Identitas, dan Konstruksi. 9. 37-45. PUBLICS AND THEIR PASTS, MEANINGS AND
Retrieved from PRACTICES.
https://www.researchgate.net/publication/34 Martin, D. (2018). Teaching, Learning, and
1192627_Sejarah_Publik_sebagai_Model_Trans Understanding of Public History in Schools as
misi_Pengetahuan_Museum_Identitas_dan_Kons Challenge for Students and Teachers. Public
truksi History and School: International Perspectives,
Britton, D. F. (1997). Public history and public 84.
memory. The Public Historian, 19(3), 11–23. Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian
Christen, C., & Mighetto, L. (2004). Introduction: Kualitatif. Bandung: Rosda.
Environmental history as public history. The Mydland, L., & Grahn, W. (2012). Identifying heritage
Public Historian, 26(1), 9–20. values in local communities. International
Dean, D. M. (2018). A Companion to Public History. Journal of Heritage Studies, 18(6), 564–587.
John Wiley & Sons. Newman, J. (2009). Harry Jacobs: the studio
Dicksee, I., & Hunt, M. (2007). Peer assessment. A photographer and the visual archive. In People
Practical Guide to Teach History in Secondary and their Pasts (pp. 260–278). Springer.
School, 90–98. Noiret, S. (2018). Digital public history. In A
Direktorat Sejarah Kemendikdub. (2018). Petunjuk Companion to public history (pp. 111–124).
Teknis Fasiltasi Komunitas Kesejarahan. Wiley Online Library.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nopriyasman. (2018). Sejarah Publik sebagai
Flinn, A. (2010). Independent Community Archives Alternatif Karir. Makalah Kuliah Umum FKIP
and Community-Generated Content: ‘Writing, Universitas Muhammadiyah Palembang.
Saving and Sharing our Histories.’ Convergence, Palembang, Indonesia, 1-12.
16(1), 39–51. Nuraryo, I. (2020). MANAJEMEN KOMUNIKASI
Glassberg, D. (1996). Public history and the study of LAYANAN MUSEUM DAN PENGARUHNYA
memory. The Public Historian, 18(2), 7–23. PADA KEPUASAN PENGUNJUNG MUSEUM
Hanggoro, H. T. (n.d.). Mengembalikan Sejarah ke SEJARAH DI BANDUNG. Jurnal Manajemen
40 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 1, Juni 2020, Hal. 29-40

Komunikasi, 4(2), 19–41. middle and high school history classrooms.


Opp, J. (2018). Placing the Photograph: Digital Teachers College Press.
Composite Images and the Performance of Wosh, P. J., Hajo, C. M., & Katz, E. (2012). Teaching
Place. A Companion to Public History, 333. digital skills in an archives and public history
Parwoto, B. D., Peja, E., & Setiawan, F. (2020). curriculum. Digital Humanities Pedagogy:
PENATAAN BENDA KOLEKSI MUSEUM Practices, Principles and Politics. Open Book
TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI Publishers. Available from: Http://Www.
MUSEUM WAYANG DAN MUSEUM SEJARAH Openbookpublishers. Com/Reader/161 [24
JAKARTA KAWASAN KOTA TUA JAKARTA. February 2013].
IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 4(2), 35–49.
Pebriansyah, G. (2016). ANALISIS PENYEBAB
RENDAHNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIJRIYAH II
PALEMBANG (Skripsi). UIN Raden Fatah
Palembang.
Pribadi, S. E. (2020). Pentingnya Meliterasikan
Sejarah di Antara Minimnya Minat dan
Pemerhati Sejarah. Retrieved from
https://www.kompasiana.com/sigit19781986/
5e32e758097f3662d52aca43/pentingnya-
meliterasikan-sejarah-di-antara-minimnya-
minat-dan-pemerhati-sejarah
Puspita, D. (2017). Luar Biasa! Komunitas Ini Gencar
dalam Menghidupkan Sejarah Bangsa. Good
News From Indonesia. Retrieved from
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017
/08/20/luar-biasa-komunitas-ini-masiv-dalam-
menghidupkan-sejarah-bangsa
Putri, C. Y. (2018). Mapesa dan Pelestarian Cagar
Budaya di Aceh. UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Rasnawi, R. (2019). Pembelajaran sejarah pada
lembaga non-formal: Historical Consciusness
Komunitas Masyarakat Peduli Sejarah Aceh.
SKRIPSI Mahasiswa UM.
Rüsen, J. (2012). Forming historical consciousness–
Towards a humanistic history didactics.
Antíteses, 5(10), 519–536.
Sayer, F. (2017). Sejarah Publik: Sebuah Panduan
Praktis. Yogyakarta: Ombak.
Shackel, P. A. (2006). Archaeology and created
memory: public history in a national park.
Springer Science & Business Media.
Wasino, M., & Endah Sri, H. (2018). Metode Penelitian
Sejarah: dari Riset hingga Penulisan.
Wehner, K. (2018). Nation, Difference, Experience:
Negotiating Exhibitions at the National Museum
of Australia. A Companion to Public History, 77.
Weldon, E. (1982). Archives and the practice of
Public History. The Public Historian, 4(3), 49–58.
Widja, I. G. (2002). Menuju wajah baru pendidikan
sejarah. Lappera Pustaka Utama.
Wineburg, S. S., Martin, D., & Monte-Sano, C. (2012).
Reading like a historian: Teaching literacy in

Anda mungkin juga menyukai