NIM : 1703730
Mata Kuliah : Historiografi
Era revolusi 4.0 dan society era 5.0 telah membawa dampak
besar dalam pendidikan terkait media, metode, berbagai model
pembelajaran, dan materi pembelajaran yang tidak hanya terdapat
dalam buku- buku cetak tetapi juga di internet bahkan media sosial.
Perubahan percepatan media pendidikan ini perlu disambut dengan
baik oleh pengajar. Terutama dalam konteks ini adalah oleh pendidikan
sejarah lebih spesifiknya pendidik/ pengajar sejarah. Kondisi diatas dapat
menjadi peluang peningkatan kualitas pembelajaran sejarah apabila dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh pengajar sejarah selektif dan terus
meningkatkan kompetensinya. Namun di sisi lain dapat menjadi
boomerang bagi pengajar sejarah apabila sebaliknya.
Selain itu, perlunya pembelajaran sejarah yang aplikatif dan
meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan di era revolusi 4.0 dan society
era 5.0 serta diintegrasikan dengan teknologi. Seperti telah diketahui
kemampuan yang dibutuh pada abad 21 ini meliputi kemampuan
memecahkan masalah, beradaptasi, kolaborasi, kepemimpinan, kreatif, dan
inovatif. Kemampuan tersebut dalam dikembangkan melalui pembelajaran
sejarah yang dengan pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa
berpikir kritis seperti contohnya pengembangan soal HOTS (High Order
Thinking Skills). Kemudian dalam pengembangan kemampuan inovatif
dan adaptif dalam pembelajaran sejarah lebih jauh perlu adanya desain
kurikulum yang menekankan pada pendekatan human digital dan keahlian
berbasis digital. Hal ini dapat diimplementasikan dengan integrasi
pembelajaran virtual dan tatap muka yang seimbang (blended learning).
Sumber
Sulistiyono. (2016). Historiografi Pembebasan: Sautu Alternatif.
Jurnal Agastya. 6 (1), hlm. 9-14.