Anda di halaman 1dari 9

REVIEW BUKU

NAMA : MUTIARA EKA PUTRI

NIM : 214190001

SEMESTER : 5

JURUSAN : SEJARAH PERADABAN ISLAM

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Metodologi Sejarah

Pengarang : Dr. Kuntowijoyo, M.A.,

Jumlah Halaman : 287 Halaman

ISBN : 979-9340-47-0

Penerbit : Tiara Wacana Yogya

Dicetak Oleh : Tiara Wacana Yogya

Penyunting : Muhammad Yahya

Penyusun Teks : Rosidik

Tata Letak : Ramyari

Desain Sampul : Wahyu Ong

Tahun Terbit : 2003 (Edisi Kedua)


Dr. Kuntowijoyo, M.A., beliau lahir pada tanggal 18-september-1943 di
Bantul,Yogyakarta dan berwarganegara Indonesia. Beliau adalah seorang budayawan,
sastrawan dan sejarawan dari Indonesia dan semasa hidupnya beliau adalah guru besar
sejarah di Universitas Gadja Mada dan juga dikenal sebagai pengarang berbagai judul
novel, cerpen dan puisi,pemikir dan penulis beberapa buku tentang islam, kolomnis di
berbagai media, aktivis yang berintegritas di muhammadiyah, dan sangat sering menjadi
penceramah dimesjid.

 Bab 1 : Penulisan Sejarah Di Indonesia

Ternyata pada tahun 1957 historiografi indonesia modern baru dimulai, dan pada
seminar Sejarah Nasional Pertama muncul lah pertanyaan mendasar tentang
historiografi Indonesia Modern. Pada tahun-tahun setelah 1970 banyak perubahan yang
telah terjadi, dan sejarawan akademislah satu satunya kelompok yang dengan sadar
menyebut diri sebagai sejarawan dan mendapat pengakuan demikian dan juga pada
tahun 1949 jurusan sejarah pertama kalo didirikan.

Dan pada tahun 1970 dibuatlah lagi seminar kedua yaitu Seminar Sejarah Nasional
yang mana membawa beberapa perkembangan baru yang telah nampak dan seminar
nasional ketiga berada di jakarta pada tahun 1981. Kegiatan sejarah masih terlalu
banyak bergantung pada dukungan dari pemerintah dan bagian dari usaha swasta dalam
penulisan sejarah sudah cukup banyak tetapi masih belum mampu untuk menarik
perhatian sejarawan melepaskan diri dari ketergantungan pada uluran tangan
pemerintah. Dalma segala keterbatasannya, sejarawan mempunyai tanggung jawab
sosial yang besar bahkan sejarawanlah sebenarnya yang harus mempunyai wawasan ke
depan yang jauh.

 Bab 2 : Sejarah Lisan


Sebelum lanjut ke membahas tentang sejarah lisan terlebih dahulu akan
menjelaskan tentang tradisi lisan yang tidak termasuk kesaksian mata yang merupakan
data lisan dan tradisi lisan terbatas didalam kebudayaan lisan dari masyarakat yang
belum mengenal tulisan maka dari itu tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang
merekam masa lampau. Berbeda dengan tradisi lisan, sejarah lisan tidak didapatkan
tetapi dicari dengan kesengajaan dan juga sejarah lisan ini digunakan sebagai teknik dan
metode dan selain sebagai metode sejarah lisan dapat dipergunakan sebagai sumber
sejarah. Dan juga sejarah lisan mempunyai sumbangan yang besar dalam
mengembangkan substansi penulisan sejarah karena dengan sifatnya kontemporer
sehingga memberikan kemungkinan yang hampir-hampir tak terbatas untuk menggali
sejarah dari pelaku-pelakunya, juga dapat mencapai pelaku-pelaku sejarah yang tidak
disebutkan dalam dokumen dan memungkinkan perluasan permasalahan sejarah karena
sejarah tidak lagi dibatasi kepada adanya dokumen tertulis.
 Bab 3 : Sejarah sosial
Sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan beraneka-
ragam dan mempunyai hubungan erat dengan sejarah ekonomi sehingga menjadi
semacam sejarah sosial-ekonomi dan sejarah sosial menjadikan masyarakat sebagai
bahan kajian. Ada yang disebut dengan model evolusi untuk menunjukkan jenis
penulisan yang melukiskan perkembangan sebuah masyarakat itu berdiri sampai
menjadi sebuah masyarakat yang kompleks, dan juga ada model lingkaran sentral yang
tidak menulis mengenai kota atau masyarakat dari awal tetapi dari kritik yang sudah
menjadi, dan ada model interval yang merupakan kumpulan dari lukisan sinkronis yang
diurutkan dalam kronologis sehingga tampak perkembangannya sekalipun tidak tampak
benar hubungan sebab akibat, dan juga model tingkat perkembangan yaitu penerapan
dari teori perkembangan masyarakat yang diangkat dari sosiologi, selanjutnya ada
model jangka panjang-menengah-pendek yang dimana sejarah jangka panjang yaitu
perulangan konstan dan perkembangan waktu yang tak dapat dilihat, sejarah menengah
menempati sebuah social time dan sejarah jangka pendek yaitu sejarah dari kejadian-
kejadian dan yang terakhir ada model sistematis yang menghasilkan sebuah sejarah
institusional yang menekankan lebih banyak perubahan dalam perilaku yang terkondisi
daripada uraian sejarah yang melukiskan kejadianp politik, orang-orang besar dan
kejadian-kejadian yang menarik.

 Bab 4 : Sejarah Kota

Pada abad ke 20 kota-kota di indonesia sudah mengambil alih banyak kegiatan


dari pedesaan. Pemisahan secara ekologis antara desa dengan kota tidak terjadi dalam
pola pemukiman kota praindustrial dan tata kota tidak lahir karena maksimisasi
teknologi atau ekonomi tetapi karena suatu pola sosiokultural. Sebuah kota indonesia
pada abad ke-20 yang ideal akan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang sekaligus
menunjukkan sejarah kota itu, permasalahan yang menjadi bidangkajian sejarah kota
sesungguhnya sangat luas sekali, seluas sejarah sosial sendiri sehingga kadang orang
menjadi heran apa saja yang tidak termasuk sejarah kota

Dari satu segi sejarah kota dapat dimasukkan kedalam sejarah lokal dan dari segi
lainnya dapat dimasukkan kedalam sejarah lainnya seperti sejarah ekonomi,politik,
demografi dan sebagainya. Salah satu bidang garapan sejarah kota ialah perkembangan
ekologi yang dimana ekologi adalah interaksi antara manusia dan alaam sekitarnya, dan
perubahna ekologi terjadi bila salah satu dari komponen itu mengalami perubahan.

 Bab 5 : Sejarah Perdesaan


Sejarah pedesaan ialah sejarqh yang secara khusus meneliti tentang desa atau
pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi pertanian. Sejarah perdesaan sebagai
pengkajian mengenai desa pada umumnya dapat pula membicarakan mengenai lembaga
keagamaan didalam desa, dan didesa juga terdapat perkumpulan-perkumpulan sosial
yang banyak berdiri dengan tujuan-tujuan tertentu. Ada dan tidaknya kelompok itu di
desa-desa merupakan gejalah perubahan sosial di daerah pedesaan yang dapat diketahui
melalui penelitian.

Dalam abad ke-20 pengaruh kota ke desa mulai kuat beberapa gerakan yang
berasal dari kota, bukan saja yang bersifat politik tetapi juga herakan sosial, agama, dan
budaya yanv terkahir ini tampak pada hubungan kota-desa yang semakin dekat berkat
kemajuan transportasi dan komunikasi sehingga perbedaan antara desa dan kota mulai
kabur. Desa dan kota mulai mempunyai budaya yang sama, adanya mobilitas sosial baik
vertikal-horisontal, adanya migrasi, semakin menegaskan mengaburnya batas desa-kota.

 Bab 6 : Sejarah Ekonomi Pedesaan


Sejarah ekonomi yang secara formal berdiri sendiri lepas dari subordinasi pada
sejarah politik itu ingin mencari maknanya sendiri dalam mempelajari corak dan
penjumlahan dari hubungan manusia yang bersifat ekonomi, sosial dan budaya. Sejarah
ekonomi yang telah melepaskan diri dari ekonomi politik itu terus berkembang dan
mencapai puncaknya dalam studi yang semakin canggih. Secara singakat sejarah
ekonomi mempelajari manusia sebagai pencari dan pembelanja jadi sejarah ekonomi
bukanlah interpretasi ekonomis terhadap sejarah yang termasuk dalam sejarah pada
umumnya dan sejarah ekonomi haruslah spesifik sejarah dari satuan yang kongkret dan
khusus.
Sejarah ekonomi lokal sangat penting karena tiap tiap daerah di indonesia
menempuh jalan sendiri-sendiri dalam perkembangan ekonomi. Sangat penting dalam
sejarah ialah satuan waktu yang dalam sejarah ekonomi terutama mementingkan soal
pertumbuhan ekonomi, masalah tahapan perkembangan selalu menjadi perhatian yang
utama, tidak saja dalam skala makro kita dapat berbicara tentang sistem ekonomi atau
cara produksi tetapi juga dalam lingkup mikro dan tahapan-tahapan yang berlaku secara
nasional tidak selalu berlaku untuk daerah-daerah.
 Bab 7 : sejarah wanita
Dalam kajian sejarah di Amerika, misalnya sejarah wanita sudah menjadi
spesialisasi tersendiri disamping cabang-cabang sejarah lainnya. Wanita rupanya tidak
pernah berdiri sendiri, memang kita tahu dunia ini terdiri dari separuh laki-laki dan
separuh perempuan, tetapi dengan kata peranan kita mengartikannya secara konotatif
bahwa wanita hanyalah penyumbang sedangkan dunia ini adalah dunia laki-laki.
Disiplin sejarah sebenarnya mempunyai keunggulan dari ilmu sosial lainnya, sekalipun
ketinggalan dalam kuantitas dan kesadaran pentingnya wanita. Tetapi sejarah sudah
menganggap bahwa wanita adalah pribadi yang busa berdiri sendiri, sebagaimana
dibuktikan oleh banyaknya buku ynag ditulis tentang tokoh-tokoh wanita selain itu
sejarah juga sudah menghasilkan buku-buku gerakan wanita seperti buku konggres
wanita indonesia dan sejarah wanita dapat dimasukkan dalam sejarah sosial Mungkin
setiap kita berbicara tentang sejarah wanita,sejarah pergerakanlah yang ada dalam
pemikiran sehingga sejarah wanita sering disamakan dengan sejarah pergerakan wanita
mengenai sejarah pergerakan ini juga sudah mulai banyak ditulis.
 Bab 8 : Sejarah kebudayaan
Dalam bahasa inggris ada perbedaan antara istilah culture dan civilization
dalam bahasa indonesia terdapat budaya dan peradaban dan dalam bahasa melayu ada
istilah tamadun yang dapat membuat pembicaraan tentang sejarah kebudayaan menjadi
sulit semata-mata karena terbentur pada peristilahan. Penulisan sejarah yang memenuhi
persyaratan Burckhardt dan Huizinga bukan hanya mungkin untuk kehidupan masalalu,
bahkan kebudayaan kontemporer pun dapat dituliskan sejarahnya. Tantangan terbesar
sejarawan justru pada penulisan sejarah kebudayaan kontemporer sebab dengan
penulisan itu kita akan dapat melihat masa kini kita dengan jelas. Masa kini kita
memang masih menjadi milik banyak orang, tetapi sejarawanlah sebenarnya yang
mempunyai posisi paling menguntungkan. Sebab, sejarawan dapat melalukan refleksi
kritis melintas waktu; masalalu, masa kini, dan masa depan.

 Bab 9 : Seminar Sejarah Lokal 1984

Seminar ini menunjukkan adanya semangat interdisipliner dikalangan sejarawan


indonesia masa kini, sengaja kita menyebut peranan bukan sejarawan dalam penulisan
sejarah, sebab dalam seminar ini beberapa ahli dari disiplin diluar sejarah ternyata telah
tampil dengan sumbangan yang secara potensial sangat memberi harapan. Kajian
biografi juga menampilkan beberapa tulisan yang menambah kekayaan pemahaman
tentang sejarah dari berbagai aspek. Di aspek sejarah politik terutama kontemporer
masih saja merupakan pantangan bagi sejarawan dan masi merupakan kajian ahli-ahli
ilmu politik.

 Bab 10 : Sejarah Agama

Sejarah itu ideografis artinya melukiskan (menggambarkan, memaparkan,


menceritakan) saja dan sejarah itu bersifat unik sedangkan ilmu sosial itu generik karena
penelitian sejarah akan mencari hal-hal yang unik, khas hanyas berlaku pada sesuatu,
disitu dan waktu itu. Sejarah menulis hal-hal tunggal dan hanya sekali terjadi.

Banyak masalah agama yang sulit disentuh mahasiswa yang berasal dari ilmu
empiris karena mahasiswa dari ilmu empiris hanya peka pada suatu dimensi agama
yaitu dimensi konsekuensi sosial. Aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
pastilah termasuk agama padahal dalam praktik pemerintahan di indonesia dianggap
sebagai kebudayaan dan berada di bawah direktorat jenderal kebudayaan. Sementara itu
agama-agama institusional terutama islam juga tidak mengakuinya sebagai agama. Jadi
mereka yang berasal dari ilmu-ilmu agama mempunyai keunggulan komparatif 5:1
dibanding mereka yang berasal dari ilmu-ilmu umum.

Pengalaman keagamaan yang sering dianggap sebagai dimensi terpenting dari


agama dalam sosiologi dan antropologi agama akan disebut sebagai mistisisme yang
menyangkut juga soal keyakinan, praktik, dan pengetahuan hanya dapat dikerjakan oleh
mereka yang berasal dari ilmu-ilmu agama.

 Bab 11 : Sejarah Politik

Ilmu politik ialah pada gejala-gejala masyarakat, seperti pengaruh dan kekuasaan,
kepentingan dan partai politik, keputusan dan kebijakan, konflik dan konsensus,
rekrutmen dan perilaku kepemimpinan, massa dan pemilih, budaya politik, sosialisasi
politik dan sebagainya. Ternyata pada mulanya politik adalah tulang-punggung sejarah
dan supaya sejarah politik dapat memanfaatkan penemuan dan pendekatan ilmi-ilmu
sosial, sejarah politik pernah mengubah orientasi. Dan juga sejarah politik dapat
menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan topik yang akan dikerjakan seperti
contohnya swjarah intelektual,sejarah konstitusional, sejarah institusional, sejarah
behaviora, sejarah kompratif, sejarah sosial, studi kasus dan terakhir biografis.

Dan juga diluar imu politik ada ilmu bantu yang banyak di gunakan dalam
penelitian sejarah politik ialah sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi (psiko-
analisis). Orang tidak perlu menunggu sampai menjadi ahli dalam salah satu ilmu diluar
sejarah itu untuk bisa menggunakan olmu bantu.

 Bab 12 : Sejarah pemikiran

Sejarah pemikiran adalah terjemahan dari history of thought, semua perbuatan


manusia pasti dipengaruhi pemikiran karena manusia tidak bisa lepas dari dunia
pemikiran, sadar atau tidak dalam kehidupan sehari-hari pjn seseorang tidak lepas dari
ide dan juga jenis pemikiran itu bisa bermacam-macam dan bisa mengenai
politik,agama,ekonomi dan lain sebagainya. Dan juga sejarah pemikiran mempunyai
tiga macam pendekatan yaitu kajian teks, kajian konteks sejarah, dan kajian hubungan
antara teks dan masyarakatnya.

Orang mengamati, memperoleh, dan menerima pengetahuan tidak secara langsung


tapi melalui simbol-simbol budaya dan sosial. Perlu di ingat bahwa sejarah pemikiran
adalah sejarah yang mempelajari proses, bukan sosiologi yang mempelajari struktur dan
sejarah pemikiran juga tetap sejarah meskipun mempelajari pemikiran manusia yang
praktis-praktis bukan mentalitasnya dan definisi pemikiran sudah diperluas karenanya
sejarah pemikiran tidak membatasi diri hanya pada pemikiran perorangan dan
pemikiran-pemikiran teoretis tetapi kita masukkan juga pemikiran praktis dari sosiologi
pengetahuan.

 Bab 13 : Biografi

Biografi adalah sejarah atau catatan tentang hidup seseorang meskipun sangat
makro menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang lebih besar, malah ada ada pendapat
bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi karena dengan biografi dapat dipahami
para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi,lingkungan sosial-
politiknya akan tetapi biografi tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan
sejarah, cukup partisipan, bahkan the unknown namun tidak menulis seorang tokoh itu
tentu mempunyai risiko tersendiri dan juga biografi harus dibedakan dengan novel
biografis.

Selain biografi ada otobiografi yang berarti seseorang adalah biografi yang ditulis
sendiri tetapi otobiografi selain mempunyai kekuatan juga mengandung kelemahan
yang dimana kelemahan nya adalah pandangan yang partial terhadap aejarah zamannya
(orang yang tidak mengalami sejarah secara keseluruhannya), subjektif (pandangan
pribadi tentang sejarah), dan proses sejarah yang belum final (ditulis hanya sampai saat
dikerjakan). Dan ada juga biografi kolektif yaitu penelitian tentang sekelompok orang
yang mempunyai karakteristik latar belakang yang sama dengan mempelajari kehidupan
mereka.

 Bab 14 : Sejarah Kuantitatif

Sejarah kuantitatif ialah penggunaan metode kuantitatif dalam penulisan sejarah


karena sejarah kuantitatif berbeda dengan sejarah non-kuantitatif dalam subject matter,
prosedur, dan sumber. Dan sejara ini menggunakan hermeunetika berupa interpretasi
terhadap pikiran, perkataan, dan perbuatan sedangkan swjarah kuantitatif menggunakan
teknik matematika karena lebih objektif, lebih mendekati kebenaran sebab tidak
tergantung interpretasi sejarawan yang bisa subjektif. Perbedaan dalam sumber sejarah
terletak dalam penggunaan data sejarah,
Kurang populernya sejarah kuantitatif di indonesia pasti disebabkan karena selama
ini sepengetahuan penulis belum ada satu jurusan sejarah pun yang sudah mengajarkan
pendekatan kuantutatif dan sejarah kuantitatuf seharusnya berdiri sendiri sebagai sejarah
seperti yang lainnya tapi metode kuantitatif yang hanya menjadi pelengkap sejarah non-
kuantitatif seperti korelasi, content analysis dan time series.

 Bab 15 : Sejarah Mentalitas

Sejarah mentalitas berasal dari teori Durkheim mengenai fakta sosial itu dan
dikembangkan oleh kelompok Annales di Perancis dan sejarah mentalitas muncul pada
tahun 1960-an dan 1970-an sebagai reaksi terhadap determinisme. Selanjutnya tema-
tema sejarah mentalitas berkembang, berubah, dan diperluas. Sejarah mentalitas harus
bisa mengahdirkan kembali ketaksadaran kolektif, seolah olah semua fakta sejarah itu
hadir di depan mata.

Anda mungkin juga menyukai