Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Fajarrochman Sasmito

NIM : 21406241056
Prodi/Kelas : Pendidikan Sejarah/B
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Sejarah
Dosen Pengampu Alifi Nur Prasetia Nugroho S.Pd., M.Pd. dan Dr. Rhoma Dwi Yuliantri
S.Pd., M.Pd.

Tugas Resensi Kuntowijoyo


IDENTITAS BUKU:
Judul Buku : Pengantar Ilmu Sejarah
Pengarang Buku : Kuntowijoyo
Penerbit Buku : Tiara Wacana
Halaman Buku : 190 halaman
Ukuran Buku : 21 cm
Kota Terbit : Sleman, Yogyakarta
Tahun Cetak : Juli, 2018 (Cetakan Pertama)
No.ISBN : 978-979-1262-56-9
Ringkasan Buku
Sebelum membahas lebih jauh mengenai buku ini, terlebih dahulu kita membahas penulis dari
Buku Pengantar Ilmu Sejarah karya Kuntowijoyo. Kuntowijoyo adalah seorang sejarawan,
pengamat kebudayaan serta seorang pengarang novel dan sajak. Beliau lahir di Sorobayan,
Bantul, Yogyakarta, pada 18 September 1943. Beliau merupakan penulis buku dalam berbagai
bidang yaitu, puisi, fiksi, maupun non fiksi. Beliau pertama menamatkan pendidikan S1 nya di
Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun
1969, kemudian melanjutkan pendidikannya di The University of Connecticut USA (M.A,
American Studies, 1974) dan mendapatkan gelar Ph.D Columbia University pada tahun 1990.
Selama hidupnya beliau menulis banyak karya baik fiksi, nonfiksi, dan puisi yang hingga
terkenal di luar negeri. Karya karya tersebut diterbitkan beliau selama masa aktif beliau menjadi
dosen pada 1970 hingga wafat beliau pada tahun 2005. Selain itu, beliau mendapatkan banyak
penghargaan dari berbagai pihak atas sumbangsih dan karya karya beliau, salah satunya adalah
Penghargaan Satyalencana Kebudayaan RI, dan masih banyak lagi.

SINOPSIS
Sejarah berasal dari Bahasa Arab syajara yang artinya terjadi, syajarah yang artinyapohon dan
syajarah an-nasab yang artinya pohon silsilah.1 Dan di bahasa Inggris history, dibahasa Latin
dan Yunani historia; Bahasa Yunani histor atau istor berarti “orang pandai”.

Buku Pengantar Ilmu Sejarah ini terdapat dua belas bab yang secara detail dibahas dalam pokok
bahasan dari setiap bab. Penjelasan ditulis dengan gaya dan Bahasa khas dari Kuntowijoyo.
Kedua belas bab tersebut yaitu Apakah Sejarah Itu?, Guna Sejarah, Sejarah Penulisan, Sejarah
Sebagai Ilmu dan Seni, Pendidikan Sejarawan, Penelitian Sejarah, Sejarah Dalam Ilmu-Ilmu
Sosial, Kekuatan-Kekuatan Sejarah, Generalisasi Sejarah, Kesalahan-Kesalahan Sejarawan,
Sejarah dan Pembangunan, dan yang terakhir yaitu Ramalan Sejarah.

Bab pertama yaitu Apakah itu sejarah? Bab ini dijelaskan oleh Kuntowijoyo sebagai bagaimana
kita melihat sejarah secara sudut pandang. Beliau membaginya menjadi positif dan negative.
Positif apabila kita melihat sejarah itu benar benar terjadi dan nyata, terikat oleh waktu dan ilmu
mengenai sesuatu yang terperinci, sementara negative yaitu apabila kita memaknai sejarah hanya
sebatas mitos, sebuah petuah atau nasihat dari jaman dulu, sastra dan sebagai filosofi hidup,
sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sejarah memiliki keunikan dalam interpretasi
dan maknanya tersendiri tergantung dari sudut pandang sang peneliti.

Bab 2 yaitu guna sejarah. Guna sejarah terbagi menjadi 2, yaitu intrinsic dan ekstrinsik. 2 cara
berpikir ini memiliki makna dalam pendalaman sejarah yang berbeda. Intrinsik yaitu menjadikan
sejarah menjadi sebuah sumber pengetahuan yang membahas tentang manusia, waktu dan ilmu
tentang suatu tertentu, dan terperinci, sedangkan ekstrinsik yaitu menjadikan sejarah sebuah
pendidikan, yakni sebagai pendidikan moral, pendidikan penalaran, pendidikan politik,
pendidikan kebijakan dan lain lain.

Pada bab 3 yakni Sejarah Penulisan yaitu penjelasan mengenai penulisan sejarah Eropa,
penulisan sejarah difokuskan pada penjelasan sejarah Eropa karena penulis menjelaskan bahwa
sejarah modern dianggap berasal dari Eropa, sehinga Eropa paling sering dibahas. Sejarah Eropa
yang dibahas dalam bab ini yaitu Zaman Yunani dan Romawi, Zaman Kristen Awal dan Zaman
Pertengahan Zaman Renaisans, Reformasi, dan Kontra Reformasi., Zaman Penemuan Daerah
Baru, Zaman Rasionalisme dan Pencerahan, Zaman Romantisisme,Nasionalisme dan
Liberalisme, dan Sejarah Kritis dan Sejarah Baru.

Pada bab 4 Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni, dapat kita menyimpulkan bahwa sejarah itu
berdasarkan pengalaman manusia yang menjadi subjek sekaligus pelaku sejarah. Pada Bab 5
“Pendidikan Sejarawan”, dijelaskan mengenai kurikulum pendidikan sejarawan di Perguruan
Tinggi yang terdiri dari kajian sejarah; historiografi; filsafat, teori,metodologi, dan metode;
bahasa sumber; dan ilmu bantu.

Pada Bab 6 “Penelitian Sejarah”, dijabarkan tentang tahapan dari penelitian sejarah.Yang
pertama ialah pemilihan topik, topik yang dipilih harus berkesinambungan dengan emosional
kita/peneliti (dekat dengan pelaku atau objek sejarah), kemudian pengumpulan sumber sejarah
baik catatan atau buku, kemudian verivikasi sejarah, dan yang terakhir autentifikasi untuk
keakuratan sejarah.

Pada Bab 7 “Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial”, dijelaskan bahwa sejarah memiliki hubungan timbal
balik dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, namun bukan berarti sejarah sama dengan ilmu sosial
sosial lain, dimana sejarah termsuk ilmu sinkronis (berkaitan dengan sebuah peristiwa yang
terjadi pada masa tertentu atau terbatas.) dan ilmu lain bersifat diakronis (pendekatan bahasa
dengan melihat waktu peristiwa terjadi atau waktu)

Pada bab 8 yaitu Kekuatan-Kekuatan Sejarah, kekuatan sejarah dalam hal ini menjelaskan
mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa sejarah terbentuk. Faktor-faktor
itu dalam pembahasan ini disebut sebagai kekuatan-kekuatan sejarah yang meliputi ekonomi,
agama, institusi, teknologi, ideologi, militer, individu, seks, umur ,golongan, etnisitas dan ras,
mitos dan yang terakhir dibahas budaya sebagai kekuatan sejarah.

Pada bab 9, Generalisasi Sejarah, membahas dua pokok bahasan secara garis besar yaitu
tujuan generalisasi sejarah dan macam-macam generalisasi sejarah. Generalisasi adalah
penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum, (penyimpulan umum, seperti penyimpulan
bahwa rasisme merupakan pertentangan masyarakat kulit putih dengan kulit warna), dan
simplifikasi (penyederhanaan, seperti penyerangan Kota Yogyakarta yang kemudian
disederhanakan menjadi Agresi Militer 2. Sedangkan macam generalisasi yaitu, generalisasi
konseptual, personal, tematik, spatial, periodik, sosial, kausal, kultural, sistemik, dan struktural.

Pada Bab 10 “Kesalahan-Kesalahan Sejarawan”, dijelaskan mengenai beberapakesaalahan


sejarawan sesuai dengan tahapan-tahapan penulisan sejarawan. dalam bab ini penulis
menjelaskan secara terurut tentang kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh sejarawan
dan sering terjadi pada saat melakukan penelitian sampai tahap historiografi. Kesalahan-
kesalahan ini merupakan kesalahan besar dari para sejarawan yang dapa membuat sebuah hasil
tulisan sejarah dapat menjadi kurang relevan. Contohnya kesalahan baconian, kesalahan
pengumpulan sumber, kuantitatif, estetis, kesalahan pars pro foto (bukti sebagian dianggap bukti
keseluruhan); kesalahan foto pro pars (bukti keseluruhan dianggap bukti sebagian);

Pada Bab 11 “Sejarah dan Pembangunan”, dijelaskan bahwa peranan sejarah di dalam
pembangunan serta berbagai kasus-kasus pembangunan yang membutuhkan keahlian sejarawan.
Misalnya sejarah perbandingan, dengan cara membandingkan wilayah ataupun tahun sebagai
dasar perencanaan pembangunan..

Pada Bab 12 atau bab terakhir yaitu “Ramalan Sejarah”, dijelaskan bahwa hubungan sejarah
dengan ramalan, yaitu perkiraan. Sehingga kesimpulan dari bab ini penulis menjelaskan suatu
bentuk perubahan besar yang akan terjadi bagi bangsa indonesia yaitu perubahan Indonesia akan
terus menjadi negara dengan masyarakat peralihan, yaitu negara agraris, pasca industri dan
industrial.

KELEBIHAN BUKU

Dari semua buku mengenai terapan sejarah, saya harus akui, buku ini termasuk buku terbaik
yang pernah saya baca. Menurut saya, buku ini ibaratkan sebuah buku manual bagi pemula yang
ingin belajar mendalam mengenai sejarah. Buku ini merangkum kesalahan kesalahan yang sering
dilakukan oleh sejarawan, sehingga dapat menjadi rujukan pemula yang ingin melakukan
penelitian sejarah secara intensif dan meningkatkan kapasitas pemula untuk lebih memahami
penelitian sejarah.

Buku ini juga memaparkan berbagai ilmu pengetahuan dalam sejarah. Buku ini mengupas dasar
dasar ilmu sejarah, cara berpikir sejarah, hingga kritik kritik yang terjadi dalam pembelajaran
sejarah sehingga termasuk buku yang detail namun cukup praktis dalam menjabarkan hal
tersebut. Buku ini juga memakai bahasa yang lugas, tegas, adaptable dan relevan bagi semua
kalangan yang mempelajarinya, sehingga dapat menjadi rujukan bagi seluruh kalangan yang
tertarik dalam pembahasan sejarah.

KEKURANGAN BUKU

Tidak semua aspek dari buku ini bisa dibilang sempurna. Meskipun buku ini dapat menjadi
rujukan masyarakat dalam memahami sejarah, akan tetapi bagi sebagian kalangan, kalimat
bacaan yang lugas dan tegas dapat membosankan bagi sebagian orang. Sang penulis
Kuntowijoyo memasukkan banyak referensi dalam penulisan buku ini. Dimulai dari bahasa yang
dipakai penulis yang sulit dipahami dan dicerna yang disebabkan tingginya bahasa yang dipakai
penulis. Akibatnya butuh ketelitian membaca untuk bisa memahami apa yang pembaca
maksudkan. Lalu adanya sudut pandang dari tokoh lain juga membuat kita merasa kebingungan.
Dan yang terakhir yaitu kurangnya aspek visual yang dihidangkan dalam buku, sehingga
sebagian pembaca kesulitan dalam pengilustrasian teori sejarah yang dijabarkan dalam buku.

REFERENSI

Kuntowijoyo. (2018). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai