Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH SUMBER-SUMBER EROPA BAGI

PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi Dosen Pengampu:Rezza
Fauzi Muhammad Fahmi, M.Hum

Oleh:
Siti Rahmawati Sudrajat : 04202212204
Ateh Zakiah Sopiah : 04202212192
Kiki

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU ADAB DAN BUDAYA ISLAM
RIYADLUL’ULUM WADDA’WAH
2023/1444
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam makalah ini penulis mengangkat sebuah judul Pengaruh Sumber-Sumber
Eropa Bagi Perkembangan Historiografi Indonesia, oleh karena itu penulisan
laporan sosial ini sangat penting bagi pengembangan keilmuan dan peningkatan
proses belajar.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Perkuliahan
Historiografi yang telah memberikan tugas ini, serta kepada seluruh pihak yang
turut serta membantu penyaji makalah dalam menyelesaikan makalah ini. Yang
terakhir, dengan segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, penulis
selalu berharap agar para pembaca bersedia memberikan kritikan membangun.
Dan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa.

Jakarta, 10 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Historiografi muncul dan dikenal oleh manusia sejak pengenalan
tulisan atau memasuki zaman sejarah. Seiring dengan perkembangan
kesadaran manusia terhadap identitas diri, terutama dalam konteks
keluarga, kehidupan berbangsa, dan bernegara, muncullah keinginan untuk
mendokumentasikan pengalaman tersebut. Fakta-fakta sejarah yang
diibaratkan sebagai pecahan-pecahan botol yang pecah, tersebar di
berbagai tempat. Tugas sejarah adalah mengumpulkan dan menyusun
kembali kepingan-kepingan ini sehingga membentuk gambaran utuh.
Proses ini melibatkan penulisan atau penyusunan cerita, yang dikenal
sebagai historiografi.
Contoh nyata dari hal ini dapat ditemukan dalam Historiografi
Indonesia, di mana perdebatan menyatakan upaya mereka untuk menyusun
kembali fakta-fakta menjadi narasi sejarah yang komprehensif. Sejarah
tidak pernah menjadi karya yang selesai dan terhenti; sebaliknya, ia selalu
terlibat dalam proses dinamis dalam kehidupan masyarakat atau bangsa.
Sejarah tidak hanya merupakan catatan masa lalu yang diam dan kaku,
melainkan sebuah narasi yang terus berkembang seiring berjalannya
waktu.
Generasi setelah generasi bertanggung jawab untuk melanjutkan
penulisan sejarah ini, menafsirkan peristiwa-peristiwa masa lalu, dan
merangkainya ke dalam narasi yang relevan dengan konteks zaman
mereka. Dengan demikian, sejarah bukan hanya merupakan suatu catatan,
tetapi juga refleksi dinamis dari evolusi suatu masyarakat. Setiap generasi
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyumbangkan perspektif
unik mereka, menambah dimensi baru pada warisan sejarah, dan
menjadikan sejarah sebagai warisan hidup yang terus hidup dan memberi
inspirasi bagi masa yang akan datang.
Historiografi secara bahasa merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu histori yang berarti sejarah dan grafi memiliki arti
deskripsi/penulisan1. Kata Historia sendiri berasal dari bahasa Yunani
yang berarti ilmu. Akan tetapi dalam perkembangan berikutnya, kata
“historia” dipakai untuk pemaparan mengenai tindakan – tindakan
manusia yang bersifat kronologis terjadi di masa lampau2.
Helius Sjamsudin dalam karyanya Metodologi Sejarah
mengungkapkan bahwa historiografi adalah seperangkat penyataan –
pernyataan tentang masa lampau, akan tetapi historiografi juga dapat
memiliki arti lain yaitu sebagai sejarah perkembangan penulisan sejarah 3.
Penulisan sejarah adalah puncak segala sesuatu. Sebab apa yang dituliskan
itulah sejarah sebagai historie-recite, sejarah sebagaimana dikisahkan yang
mencoba mengangkat dan memahami historie – realitie, sejarah
sebagaimana terjadinya. Dan hasil penulisan inilah yang disebut
historiografi4.
Badri Yatim menyatakan bahwa historiografi sebagai penulisan
sejarah, yang didahului oleh penelitian (analisis) terhadap peristiwa-
peristiwa di masa lampau. Penelitian dan penulisan sejarah itu berkaitan
pula dengan latar belakang teoritis, latar belakang wawasan, latar belakang
metodologis penulisan sejarah, latar belakang sejarawan/penulis sumber
sejarah, aliran penulisan sejarah, dan lain sebagainya5.
Penulisan sejarah mengalami perkembangan yang berbeda yang
dipengaruhi oleh zaman, lingkungan kebudayaan, dan tempat dimana

1
Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1
2
Nina Herlina Lubis, Historiografi Barat, (Bandung:Satya Historika, 2000), hlm. 11
3
Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2007), hlm. 8.
4
Taufik Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Hhistoriografi;
Arah dan Persfektif, (Jakarta: Garmedia, 1985), hlm. xv.
5
Badri Yatim, Historiografi Islam , (Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997), hlm. 6
historiografi dihasilkan. Pada masa lampau, seorang sejarawan
mempunyai peran untuk menafsirkan tradisi bangsanya 6. Jadi disinilah
peran sejarawan sebagai informan untuk menyampaikan informasi seputar
peristiwa sejarah dimasa lampau. Yang mana semua peristiwa yang ia tulis
adalah karya sejarah yang memuat ciri khas zamannya. Penulisan sejarah
itulah yang pada akhirnya memberikan informasi kepada kita yang dikenal
dengan historiografi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap
perkembangan historiografi Indonesia, baik dalam hal pendekatan,
metode penulisan, maupun konsep sejarah yang diterapkan?
2. Apa saja faktor-faktor dari sumber-sumber Eropa yang
mempengaruhi penyusunan cerita sejarah Indonesia dan bagaimana
dampaknya terhadap narasi sejarah yang dihasilkan?
3. Bagaimana peran latar belakang teoritis, metodologis, dan
wawasan dalam pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap
perkembangan historiografi Indonesia?
4. Bagaimana dinamika evolusi historiografi Indonesia seiring
berjalannya waktu, khususnya dalam konteks interaksi dengan
sumber-sumber Eropa, dan bagaimana hal tersebut mencerminkan
refleksi dinamis dari perkembangan masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap
perkembangan historiografi Indonesia, baik dalam hal pendekatan,
metode penulisan, maupun konsep sejarah yang diterapkan.
2. Untuk memahami faktor-faktor dari sumber-sumber Eropa yang
mempengaruhi penyusunan cerita sejarah Indonesia dan
dampaknya terhadap narasi sejarah yang dihasilkan.

6
Nina Herlina Lubis, Historiografi Barat, (Bandung:Satya Historika, 2000), hlm. 11
3. Untuk mengetahui peran latar belakang teoritis, metodologis, dan
wawasan dalam pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap
perkembangan historiografi Indonesia.
4. Untuk memahami dan mengetahui dinamika evolusi historiografi
Indonesia seiring berjalannya waktu, khususnya dalam konteks
interaksi dengan sumber-sumber Eropa, dan bagaimana hal
tersebut mencerminkan refleksi dinamis dari perkembangan
masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap perkembangan


historiografi Indonesia
Pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap perkembangan historiografi
Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Pendekatan
Sumber-sumber Eropa memberikan pengaruh dalam hal
pendekatan sejarah yang digunakan oleh para sejarawan Indonesia,
baik dalam hal pemilihan tema, sudut pandang, maupun analisis.
Misalnya, sumber-sumber Eropa yang berasal dari kolonial
Belanda cenderung menggunakan pendekatan sejarah politik,
ekonomi, dan sosial yang berorientasi pada kepentingan dan
pandangan Belanda terhadap Indonesia. Sumber-sumber Eropa
yang berasal dari masa setelah kemerdekaan Indonesia, seperti dari
UNESCO atau lembaga-lembaga internasional lainnya, cenderung
menggunakan pendekatan sejarah yang lebih luas dan inklusif,
seperti sejarah budaya, sejarah perempuan, sejarah lingkungan, dan
sebagainya7.
7
Sartono, 2012, “Historiografi”, Jurnal Sejarah, Vol. 1, No. 1, hal. 3-4
2. Metode penulisan
Sumber-sumber Eropa memberikan pengaruh dalam hal
metode penulisan sejarah yang digunakan oleh para sejarawan
Indonesia, baik dalam hal pengumpulan, kritik, interpretasi,
maupun penyajian sumber sejarah. Misalnya, sumber-sumber
Eropa yang berasal dari kolonial Belanda cenderung menggunakan
metode penulisan sejarah yang bersifat empiris, positivistik, dan
kronologis, yang mengutamakan sumber-sumber tertulis, resmi,
dan Eropa sebagai bukti sejarah. Sumber-sumber Eropa yang
berasal dari masa setelah kemerdekaan Indonesia, cenderung
menggunakan metode penulisan sejarah yang lebih kritis, analitis,
dan tematis, yang mengakomodasi sumber-sumber lisan, lokal, dan
non-Eropa sebagai bagian dari sejarah8.
3. Konsep sejarah
Sumber-sumber Eropa memberikan pengaruh dalam hal konsep
sejarah yang diterapkan oleh para sejarawan Indonesia, baik dalam
hal tujuan, fungsi, maupun nilai sejarah. Misalnya, sumber-sumber
Eropa yang berasal dari kolonial Belanda cenderung menggunakan
konsep sejarah yang bersifat etnosentris, paternalistik, dan
hegemonik, yang bertujuan untuk membenarkan, mempertahankan,
dan memperluas kekuasaan Belanda di Indonesia. Sumber-sumber
Eropa yang berasal dari masa setelah kemerdekaan Indonesia,
cenderung menggunakan konsep sejarah yang lebih nasionalis,
demokratis, dan humanis, yang bertujuan untuk membangun,
mengembangkan, dan memperkaya identitas dan kesejahteraan
bangsa Indonesia9.

8
Rahman, 2018, “Metode Penulisan Sejarah”, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, Vol. 16, No. 2,
hal. 237-238)
9
Suryadi, 2017, “Konsep Sejarah dalam Historiografi Indonesia”, Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol. 6, No. 2, hal. 113-114
B. Faktor-faktor dari sumber-sumber Eropa yang mempengaruhi
penyusunan cerita sejarah Indonesia dan dampaknya terhadap narasi
sejarah yang dihasilkan
Faktor-faktor dari sumber-sumber Eropa yang mempengaruhi
penyusunan cerita sejarah Indonesia dan dampaknya terhadap narasi
sejarah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Faktor politik
Sumber-sumber Eropa dipengaruhi oleh kepentingan dan
kebijakan politik dari negara atau lembaga asalnya, yang
berdampak pada sudut pandang dan penekanan yang diberikan
terhadap peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia. Misalnya, sumber-
sumber Eropa yang berasal dari kolonial Belanda cenderung
menggambarkan Indonesia sebagai wilayah yang terbelakang,
terpecah-belah, dan membutuhkan bimbingan Belanda. Sumber-
sumber Eropa yang berasal dari masa setelah kemerdekaan
Indonesia, cenderung menggambarkan Indonesia sebagai negara
yang berdaulat, beragam, dan berpotensi10.
2. Faktor ekonomi
Sumber-sumber Eropa dipengaruhi oleh keuntungan dan
kerugian ekonomi yang diperoleh atau ditanggung oleh negara atau
lembaga asalnya, yang berdampak pada pemilihan dan penilaian
yang dilakukan terhadap sumber daya dan aktivitas ekonomi di
Indonesia. Misalnya, sumber-sumber Eropa yang berasal dari
kolonial Belanda cenderung menyoroti kekayaan alam dan tenaga
kerja Indonesia yang dieksploitasi oleh Belanda. Sumber-sumber
Eropa yang berasal dari masa setelah kemerdekaan Indonesia,
cenderung menyoroti perkembangan industri dan perdagangan
Indonesia yang berkolaborasi dengan dunia internasiona11.

10
Gumilar, 2016, “Penelusuran Jejak Sejarah Farmasi di Masa Hindia Belanda”, Jurnal
Farmasi Indonesia, Vol. 13, No. 1, hal. 1-2
11
Rahayu, 2016, “Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kolonial Belanda dan
Masa Kemerdekaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hal. 1-2
3. Faktor sosial
Sumber-sumber Eropa dipengaruhi oleh latar belakang dan
pandangan sosial dari penulis atau penyusunnya, yang berdampak
pada penggambaran dan penghormatan yang diberikan terhadap
masyarakat dan budaya Indonesia. Misalnya, sumber-sumber
Eropa yang berasal dari kolonial Belanda cenderung menampilkan
Indonesia sebagai masyarakat yang primitif, feodal, dan
bermasalah. Sumber-sumber Eropa yang berasal dari masa setelah
kemerdekaan Indonesia, cenderung menampilkan Indonesia
sebagai masyarakat yang maju, modern, dan harmonis12.

C. Peran latar belakang teoritis, metodologis, dan wawasan dalam


pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap perkembangan
historiografi Indonesia
Peran latar belakang teoritis, metodologis, dan wawasan dalam
pengaruh sumber-sumber Eropa terhadap perkembangan historiografi
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang teoritis
Sumber-sumber Eropa memiliki latar belakang teoritis yang
berbeda-beda, yang mempengaruhi pemahaman dan penjelasan
yang diberikan terhadap fenomena sejarah Indonesia. Misalnya,
sumber-sumber Eropa yang berasal dari kolonial Belanda
cenderung menggunakan teori-teori sejarah yang bersifat
deterministik, evolusioner, dan universalis, yang menganggap
sejarah Indonesia sebagai bagian dari sejarah dunia yang dipimpin
oleh Eropa. Sumber-sumber Eropa yang berasal dari masa setelah
kemerdekaan Indonesia, cenderung menggunakan teori-teori
sejarah yang bersifat relativistik, kontekstual, dan pluralis, yang

12
Sartono, 2012, “Historiografi”, Jurnal Sejarah, Vol. 1, No. 1, hal. 5-6
menganggap sejarah Indonesia sebagai bagian dari sejarah dunia
yang beragam dan setara 13.
2. Latar belakang metodologis: Sumber-sumber Eropa memiliki latar
belakang metodologis yang berbeda-beda, yang mempengaruhi
cara dan kualitas yang digunakan dalam mengolah sumber sejarah
Indonesia. Misalnya, sumber-sumber Eropa yang berasal dari
kolonial Belanda cenderung menggunakan metode-metode sejarah
yang bersifat deskriptif, naratif, dan ilmiah, yang mengutamakan
fakta-fakta sejarah yang dapat diverifikasi dan disusun secara
sistematis. Sumber-sumber Eropa yang berasal dari masa setelah
kemerdekaan Indonesia, cenderung menggunakan metode-metode
sejarah yang bersifat kritis, analitis, dan interpretatif, yang
mengutamakan makna-makna sejarah yang dapat dipahami dan
dijelaskan secara komprehensif14 .
3. Latar belakang wawasan
Sumber-sumber Eropa memiliki latar belakang wawasan yang
berbeda-beda, yang mempengaruhi cakupan dan kedalaman yang
dimiliki dalam mengetahui sejarah Indonesia. Misalnya, sumber-
sumber Eropa yang berasal dari kolonial Belanda cenderung
memiliki wawasan sejarah yang bersifat parsial, sektoral, dan
temporal, yang hanya menyoroti aspek-aspek tertentu, wilayah-
wilayah tertentu, dan periode-periode tertentu dari sejarah
Indonesia. Sumber-sumber Eropa yang berasal dari masa setelah
kemerdekaan Indonesia, cenderung memiliki wawasan sejarah
yang bersifat holistik, integratif, dan diakronik, yang mencoba
menggabungkan berbagai aspek, wilayah, dan periode dari sejarah
Indonesia15 .

13
Suryadi, 2017, “Konsep Sejarah dalam Historiografi Indonesia”, Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol. 6, No. 2, hal. 112-113

14
Rahman, 2018, “Metode Penulisan Sejarah”, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, Vol. 16, No. 2,
hal. 237-238
15
Sartono, 2012, “Historiografi”, Jurnal Sejarah, Vol. 1, No. 1, hal. 5-6
D. Dinamika evolusi historiografi Indonesia seiring berjalannya waktu,
khususnya dalam konteks interaksi dengan sumber-sumber Eropa
Dinamika evolusi historiografi Indonesia seiring berjalannya waktu,
khususnya dalam konteks interaksi dengan sumber-sumber Eropa, dan hal
tersebut mencerminkan refleksi dinamis dari perkembangan masyarakat
adalah sebagai berikut:
1. Pada masa pra-kolonial, historiografi Indonesia belum terpengaruh
secara signifikan oleh sumber-sumber Eropa, karena kontak antara
Indonesia dan Eropa masih terbatas dan sporadis. Historiografi
Indonesia pada masa ini lebih banyak bersumber dari tradisi lisan,
tulisan, dan seni dari masyarakat lokal, yang mencerminkan
kekayaan dan keragaman budaya, agama, dan politik di Indonesia.
Historiografi Indonesia pada masa ini juga lebih bersifat mitis,
simbolis, dan sinkronis, yang menggabungkan unsur-unsur
kosmologi, genealogi, dan kronologi dalam menyusun cerita
sejarah16 .
2. Pada masa kolonial, historiografi Indonesia mulai terpengaruh
secara besar-besaran oleh sumber-sumber Eropa, khususnya dari
Belanda, yang menjajah Indonesia selama lebih dari tiga abad.
Historiografi Indonesia pada masa ini lebih banyak bersumber dari
arsip, dokumen, dan publikasi dari pihak kolonial, yang
mencerminkan kepentingan dan pandangan Belanda terhadap
Indonesia. Historiografi Indonesia pada masa ini juga lebih bersifat
empiris, positivistik, dan kronologis, yang mengutamakan fakta-
fakta sejarah yang dapat diverifikasi dan disusun secara
sistematis17.

16
Suryadi, 2017, “Konsep Sejarah dalam Historiografi Indonesia”, Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol. 6, No. 2, hal. 111-112
17
Sartono, 2012, “Historiografi”, Jurnal Sejarah, Vol. 1, No. 1, hal. 4-5
3. Pada masa kemerdekaan, historiografi Indonesia mulai melepaskan
diri dari pengaruh sumber-sumber Eropa, khususnya dari Belanda,
yang dianggap sebagai penjajah dan penindas. Historiografi
Indonesia pada masa ini lebih banyak bersumber dari saksi mata,
pahlawan, dan tokoh nasional, yang mencerminkan semangat dan
cita-cita bangsa Indonesia. Historiografi Indonesia pada masa ini
juga lebih bersifat nasionalis, demokratis, dan humanis, yang
mengutamakan makna-makna sejarah yang dapat membangun dan
mengembangkan identitas dan kesejahteraan bangsa Indonesia18.
4. Pada masa kontemporer, historiografi Indonesia mulai berinteraksi
kembali dengan sumber-sumber Eropa, tetapi dengan sikap yang
lebih kritis, terbuka, dan kreatif. Historiografi Indonesia pada masa
ini lebih banyak bersumber dari berbagai media, disiplin, dan
perspektif, yang mencerminkan keberagaman dan kompleksitas
realitas sejarah Indonesia. Historiografi Indonesia pada masa ini
juga lebih bersifat relativistik, kontekstual, dan pluralis, yang
mengakomodasi berbagai aspek, wilayah, dan periode dari sejarah
Indonesia19.

18
Suryadi, 2017, “Konsep Sejarah dalam Historiografi Indonesia”, Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol. 6, No. 2, hal. 113-114

19
Sartono, 2012, “Historiografi”, Jurnal Sejarah, Vol. 1, No. 1, hal. 6-7

Anda mungkin juga menyukai