Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN BACAAN

BUKU HISTORIOGRAFI

Penulis : Ali Hadara

OLEH :

WA ODE ZAMONI ARTI

A1N122059

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKSN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
A. DEFINISI

Istilah 'historiografi' terdiri dari dua suku kata, yaitu hostory ( dari kata
inggris ) atau historia ( dari kata Yunani) yang berarti sejarah, dan graphy ( dari
kata Inggris) atau graphein ( dari kata Yunani) yang berarti gambar, lukisan,
uraian atau tulisan. Jadi, historiografi berarti gambar, lukisan, uraian, deskripsi
penjelasan tentang sejarah. Historiografi dapat di bagi dua yaitu:

Pertama adalah historiografi dalam konteks penelitian dan penulisan


sejarah ( metodologi sejarah), dan yang kedua adalah konteks filsafat sejarah.
Dalam koneks metodologi sejarah historiografi adalah teknik penulisan sejarah
yang merupakan tahap akhir dari serangkaian prosedur yang harus dilalui dalam
penelitian dan penulisan sejarah.. prosedur penelitian dan penulisan sejarah
umumnya terdiri atas empat tahap. Petama, adalah heuristik itu kegiatan mencari
untuk menemukan sumber atau lebih sederhana dinamakan pengumpulan sumber.
Kedua, adalah kritik sumber yaitu kegiatan penelitian sumber atau verifikasi
sumber membaik terhadap kota otentitas maupun kredibilitas. Ketiga, adalah
interpretasi yaitu penafsiran atau pemberian makna terhadap sumber sejarah dan
yang keempat ( terakhir ) adalah historiografi yaitu kegiatan penulisan atau
penyusunan bahan-bahan menjadi suatu kita atau eksplanasi sejarah.

Dalam konteks filsafat sejarah historiografi diartikan sebagai sejarah


penelitian dan penulisan sejarah. Ini mengandung pengertian sejarah dari para
sejarawan di dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan berbagai
masalah sejarah pada suatu waktu tertentu. Fokus utama kajian historiografi dalam
konteks filsafat sejarah adalah para ahli atau para peneliti dan penulis sejarah
dengan berbagai model, pendekatan, ciri dan arah karya-karya mereka pada suatu
waktu dan tempat tertentu. Karena itu para tinggal di historiografi dalam konteks
filsafat sejarah harus ditopang dengan pengetahuan dan pemahaman keilmuan
sejarah yang lebih luas dan memadai

B. RUANG LINGKUP
Menurut Franklin Rudolf Ankersmit (1987) disingkat FR Ankersmit, bawa
kajian tentang historiografi dalam konteks filsafat sejarah, mencakup jawaban atas
tiga pertanyaan yaitu: Pertama, apa yang ditulis oleh berbagai ahli sejarah tersohor
baik di masa lampau maupun di masa kini, atau pada suatu waktu tertentu. Kedua,
bagaimana ciri karya-karya para sejarawan kepada umumnya Ketiga, aku
dapatkah kita melihat suatu proses evolusi atau perubahan-perubahan dari abad ke
abad atau dari waktu ke waktu di dalam cara atau pendekatan yang digunakan
oleh para ahli sejarah itu di dalamnya menguraikan atau mendeskripsikan masa
silam.

C. HISTORIOGRAFI UMUM

Historiografi umum terutama membicarakan perkembangan secara


menyeluruh dari kegiatan sejarah penelitian dan penulisan negara yang
berlangsung di kalangan para akademisi atau pengajar dosen di perguruan tinggi
beserta pemikiran dan hasil karyanya. Karena itu disebut juga sebagai
historiografi akademis. Ciri utama historiografi umum adalah sifat
profesionalisme yang menekankan pada pentingnya penerapan metodologi sejarah
yang lebih ketat dalam penulisan sejarah sehingga produknya menjadi rasional
ilmiah. Karena itu dinamakan juga historiografi modern untuk membedakannya
dengan historiografi tradisional. Historiografi modern bertolak belakang dengan
historiografi tradisional aspek profesional dan kaidah metrologi ilmiah sejarah
tidak menjadi fokus perhatian historiografi tradisional.

D. PERUBAHAN MENDASAR

Perubahan mendasar dalam historiografi umum, menurut Richard Zakarias


disingkat R.Z. Lerissa ( 1995,1996), adalah peralihan pemikiran dari sejarah
sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa, menjadi sejarah sebagai ilmu yang tidak
saja mempelajari peristiwa melainkan juga mempelajari struktur. Kajian tentang
struktur sejarah adalah kajian tentang sejarah dalam keterkaitan nya dengan
struktur atau sistem dan lingkungan misalnya struktur atau lingkungan atau sistem
biografi, lingkungan sosial, lingkungan budaya, siluman ekonomi, lingkungan
agama dan sebagainya. Maksudnya bawa proses ataupun peristiwa sejarah
berlangsung tanpa bisa melepaskan diri dari struktur struktur atau lingkungan
dimaksud. Sejarah berproses atau berjalan secara struktural, sistematik, atau saling
berkaitan berbagai unsur yang mengitarinya.

E. PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI UMUM

1. Domain Peristiwa

Domain artinya bidang atau fokus garapan atau pendekatan. Domain peristiwa
artinya bidang garapan atau pendekatan peristiwa.R.Z Lerissa (1996 ) dalam orasi
Guru Besarnya yang berjudul Historiografi: satu tinjauan kritis menyatakan
bahwa hingga kini terdapat tiga dua main pengertian dan pendidikan sejarah yaitu
domain peristiwa, domains struktur, dan dong main strukturis.

Adapun ciri-ciri domain peristiwa dapat peringkat sebagai berikut:

1. Mempelajari suatu peristiwa atau kejadian


2. Penjelasan sejarah didasarkan atas jawaban pertanyaan apa yang terjadi,
siapa pelakunya, kapan terjadi, di mana terjadi, dan bagaimana proses
kejadian nya
3. Mempelajari sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indra
4. Menganut filsafat sejarah spekulatif
5. Penjelasan sejarah tidak memperlihatkan perulangan perulangan sejarah
atau sejarah tidak berulang
6. Uraian tentang penggerak sejarah adalah individu-individu tertentu.
7. Produk penulisan sejarah menjadi sumber kearifan masa lampau
8. Kegiatan penelitian dan penulisan sejarah dilakukan secara terpisah.

2. Domain Strukturalis ( struktur Ketat )

Adapun ciri-ciri domain Strukturalis adalah sebagai berikut:


1. Mempelajari struktur atau strukturalis atau sistem sistematik
2. Penjelasan sejarah dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan mengapa
dan bagaimana
3. Mempelajari sesuatu yang tidak dapat ditangkap panca indra atau
tersembunyi
4. Mempelajari sesuatu yang bersifat umum atau universal, tidak parsial,
suatu fenomena yang terjadi dimana-mana
5. Uraian tentang penggerak sejarahnya adalah masa atau orang banyak
seperti kaum buruh, kaum tani, kamu nelayan, wong cilik, gembel,
mahasiswa, pelajar , pemuda.
6. Tentang waktu atau temporal kajian sejarahnya panjang
7. Produk penelitian dan penulisan sejarah bermanfaat untuk memprediksi
masa yang akan datang berdasarkan pandangan sejarah yang jauh ke
belakang.
8. Menggunakan model penulisan analisis sintesis atau mengurai kemudian
menyatukan.
9. Kegiatan penelitian dan penulisan merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan.

3. Domain Strukturis ( Struktur Longgar )

Domains strukturis biasa juga dinamakan struktur longgar karena pengaruh


struktur sejarah, seperti berburu geografi, social, budaya, ekonomi, agama dan lain
sebagainya mulai berkurang atau mulai longgar karena itu disebut struktur
longgar. Tujuan metrologi struktur is adalah menemukan mekanisme hubungan
sebab akibat dari perubahan sosial sebagai kenyataan objektif. Ciri-ciri
pendekatan structure secara ringkas dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Mempelajari perpaduan antara peristiwa sejarah dan struktur sejarah


 Deskripsi sejarah adalah uraian dari jawaban atas pertanyaan apa yang
terjadi
 Mempelajari baik yang kelihatan maupun yang tersembunyi
 Mempelajari penggabungan sejarah yang bersifat unik, tunggal, kasuistik
dengan sejarah yang sifatnya umum
 Kegiatan penelitian dan penulisan kisah dilakukan secara bersamaan bisa
juga secara terpisah
 Uraian tentang penggerak sejarah adalah perpaduan antara peran peran
individual atau tokoh yang berpengaruh karena faktor kecerdasan
intelektual.
 Mempelajari perpaduan suatu proses sejarah yang berlangsung dalam
rentang waktu panjang dan singkat.
 Produk penelitian ini penulis sejarah bermanfaat untuk menemukan pola
hubungan sebab akibat dan menganalisis nilai-nilai sosial budaya yang
berpengaruh dalam masyarakat
 Di samping analisis- sintesis deskripsi narasi pun tetap diperlukan dalam
pola penulisan sejarah.

F. HISTORIOGRAFI INDONESIA

1. Historiografi Tradisional

Historiografi indonesia pra kemerdekaan pada umumnya bercorak tradisional.


Historiografi tradisional adalah salah satu jenis historiografi yang seringkali
mengabaikan metrologi sejarah, sifatnya keraton sentris, primordial atau at nov
entries atau bercorak etnis, tidak ada urutan-urutan kejadian atau anak kronis,
bernuansa mitos, religi om agis atau bernuansa kepercayaan dan doa-doa atau
mantra-mantra dan bersifat kosmogonis atau alam semesta, bercorak genealogi
atau melacak garis keturunan, tekanan pada peran kolonial dan elitis, sulis
melacak sumber data dan lokasinya, serta sangat mengandalkan sumber-sumber
lisan.

 Menurut Wang Gung Hu ( 1985:9 ), bahwa historiografi tradisional,


khususnya Asia Tenggara dan Asia Selatan, memiliki kesamaan ciri-ciri
berikut:
 Kebanyakan karya-karya tersebut kuat dalam hal genealogi, tetapi 5 dalam
hal kronologi dan detil detil geografis
 Tekanannya adalah pada gaya bercerita, bahan-bahan anekdot, dan
penggunaan sejarah sebagai alat pengajaran agama.

2. Pengembangan Pasca-kemerdekaan

Perkembangan dalam tahun-tahun terakhir pasca kemerdekaan dan masalah-


masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa, semakin merangsang
perhatian cara perubahan historiografi indonesia. Disamping itu, pelajaran sejarah
merupakan alat penting untuk membentuk warga yang baik maupun untuk
menyumbangkan rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara. Oleh karena itu,
penulisan buku buku pelajaran sejarah baru merupakan kebutuhan yang sangat
praktis dan penting. Untuk kepentingan itulah antara lain pada tahun 1951
pemerintah indonesia membentuk Panitia Sejarah Nasional yang terdiri dari para
sejarawan indonesia dan Belanda yang bekerja di Universitas Indonesia dan Dinas
Purbakala. Tetapi karena berbagi sebab, panitia tersebut tidak membawa banyak
kemajuan.

 Menurut Sartono Kartodirdjo (2017:1-3) bahwa usaha penulisan kembali


sejarah indonesia pasca kemerdekaan perlu diarahkan pada tiga cakrawala
pandangan berikut:
 Cakrawala religio-magis serta kosmogonis,
 Cakrawala natiocentris yang menggantikan etnocentrisme,
 Cakrawala kolonial-elitis yang diganti dengan sejarah bangsa indonesia
secara keseluruhan enak mencakup berbagai lapisan atau struktur
sosialnya.

3. Pola Perkembangan

Historiografi tradisional dikuasai oleh pandangan yang etnosentris


historiografi tradisional juga mempunyai fungsi sosio-psikologis untuk menarik
masyarakat suatu kohesi atau perpaduan antara lain dengan memperkuat
kedudukan dinasti yang menjadi pusat kekuatannya baby jarangan mengenai
perkembangan historiografi indonesia tidak dapat mengabaikan literatur
historiografi yang dihasilkan oleh sejarawan kolonial.Selanjutnya Sartono
menyatakan bahwa apabila kita ingin merevisi gambaran sejarah semasa kolonial,
maka perlu diambil langkah-langkah antara lain:

1. Memperluas Scope dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan


masyarakat indonesia.
2. Menggunakan multidimensional apporoach
3. Menyusun konseptualisasi sejarah Nasional
4. Menggunakan konsep dan teori dari pelbagai cabang ilmu pengetahuan
sosial
5. Memberi tekanan pada mikro history
6. Menerapkan sejarah analitis ( Sartono Kartodirdjo, 2017:26).

4. Masalah Hingga Tahun 1960-an

Singa tahun 1960-an berbagai masalah yang dihadapi muncul betapa beratnya
upaya menentukan arah penulisan sejarah indonesia, setelah nabi satu dekade
merdeka. Kritik yang paling jajar card itu antara lain dikemukakan oleh
Soedjatmoko,penyunting buku Historiografi Indonesia Sebuah Pengantar.
Menurut Soedjatmoko bawazier indonesia yang ditulis cinta kini, siang penuh
dengan bidang kosong, cara menaikkan tidak terarah nya perkembangan
historiografi indonesia, dan sangat mujarab ayamnya pemahaman tentang
berbagai kurun.

5. Historiografi Indonesia Modern

Historiografi modern secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Menggunakan metode yang kritis;

 Penghalusan teknik penelitian;

 Menggunakan ilmu-ilmu bantu;

 Mengembangkan metode pengumpulan sumber (heuristik);


 Penulisan sejarah dengan cara yang konvensional (yang hanya mengandalkan
naskah sebagai sumber sejarah) yang bersifat naratif, deskriptif, kedaerahan,
serta tema-tema politik dan penguasa diganti dengan cara penulisan sejarah
yang kritis (struktural analitis);

 Menggunakan pendekatan multi-dimensional;

 Mengungkapkan dinamika masyarakat dari berbagai aspek kehidupan

Historiografi Indonesia modern haruslah ditekankan pada hal-hal berikut:

 Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagai sumber,

 Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan negara saja, tetapi
lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan;

 Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi
melainkan dari berbagai sudut pandang;

 Mengandung character and nation-bulding (pembangunan karakter bangsa)

 Mulai memunculkan gerakan Indonesianisasi dalam berbagai bidang;

 Diarahkan pada kepentingan dan kebutuhan bangsa dan negara Indonesia


dengan sudut pandang nasional (Indonesiasentris);

 Orang-orang dan bangsa Indonesialah yang menjadi subjek sejarah, mereka


tidak lagi hanya sebagai objek;

 Jika awalnya tokoh Belanda sebagai pahlawan sementara orang pribumi


sebagai penjahat,

6. Historiografi Indonesia Kontemporer dan Sejarah Lisan

Historiograf Indonesia kontemporer adalah penulisan sejarah Indonesia masa


kini atau bisa diartikan sebagai 'sejarah baru. Sejarah baru sering diartikan sebagai
'sejarah alternatif. Sejarah baru ingin mengubah paradigma sejarah lama yang
cenderung bersifat politik. Sejarah baru memiliki visi dan perspektif yang luas.
Historiograf alternatif ini mengandung pembaruan dalam hal sumber, metodologi
dan perspektif.

Sejarah bukan hanya tentang peristiwa orang-orang besar, tetapi menyangkut


keseharian orang-orang kecil. Fakta dan narasi yang seimbang merupakan kata
kunci untuk pelurusan sejarah. Ada dua golongan yang kurang dapat menerima
istilah pelurusan sejarah. Pertama, adalah kelompok sejarawan yang ikut terlibat
dalam penyusunan sejarah misalnya pada masa Orde Baru. Kedua, adalah
kelompok sejarawan yang khawatir bahwa pelurusan sejarah itu bersifat final,
padahal ini merupakan upaya yang berjalan terus-menerus (dialog tanpa akhir)
atau proses dialektika.

7. Pendekatan Visioner dalam Historiografi Indonesia

Pendekatan visioner, menurut Lutfiah Anggi Aprillia dan Susiani secara


ringkas dirumuskan sebagai berikut:

 Pendekatan visioner yang dimaksud disini hakikatnya adalah sebuah model


pendekatan integratif sejarah linear yang menyeimbangkan penekanan
orientasi kajiannya secara integratif mencakup tiga dimensi temporal yaitu
masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

 Kajian sejarah visioner bertujuan untuk menyusungambaran sejarah masa


yang akan datang (future history) berdasarkan kajian data dan fakta sejarah
yang tersedia pada masa kini dan masa lampau, baik melalui analisis
interdisipliner, multidisipliner, multi- dimensional, maupun monodisipliner
kajian sejarah kritis.

 Kajian sejarah visioner dapat merumuskan kerangka pemikiran paradigmatik,


epistemologis, ontologis, dan teoretis-metodologisnya untuk dapat
menjelaskan kecenderngan, pola dan arah atau prediksi perkembangan
dimensi kehidupan masyarakat pada masa yang akan datang yang didasarkan
pada analisis sejarah.
 Kajian sejarah visioner dapat dikembangkan melalui dimensi-dimensi kajian
sejarah politik, sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah sosial-ekonomi,
sejarah kebudayaan, sejarah pedesaan, sejarah perkotaan, sejarah demokrasi,
sejarah maritim, sejarah agraria, sejarah lingkungan, sejarah seni, dan jenis
kajiannya yang relevan untuk dikaji.

 Kajian sejarah visioner dapat pula digunakan dalam studi kasus, yang
bertujuan untuk pemecahan masalah dan penyusunan kebijakan pembangunan
dalam berbagai dimensi yang relevan dengan kajian sejarah.

 Kajian sejarah visioner relevan dengan isu-isu mutakhir yang berkaitan


dengan isu-isu global yang menekankanperlunya pendekatan Sustainable
Development (pengembangan berkelanjutan) dalam pemecahan persoalan
kehidupan pada masa yang akan datang baik dalam jangka panjang maupun
pendek,

 Kajian sejarah visioner pada dasarnya dapat menjadi alat bantu dalam kajian
multidisipliner atau interdisipliner bagi kajian tentang masalah-masalah masa
kini dan masa mendatang.

 Kajian sejarah visioner memperkuat tugas dan peran sejarawan dalam


merekonsiliasikan kelangsungan dan perubahan masa lampau, masa kini dan
masa mendatang baik bagi kepentingan akdemik maupun publik (Lutfiah
Anggi Aprillia dan Susiani, 2018: 9-11).

8. Perspektif Pendekatan Visioner Pada Masa Lampau dan Masa Kini

Pandangan pemikiran ke masa depan juga dikenal dalam alam pemikiran


Yunani dan Romawi serta alam pikiran pada Abad Pertengahan. Pada periode
tersebut, terakhir adalah St. Agustine yang merumuskan perspektif sejarah Kristen
yang berintikan pada pandangan bahwa perjalanan kehidupan manusia di dunia
berjalan pada skema waktu dari masa penciptaan menuju ke masa akhir zaman
(last judgment). Pandangan visioner yang sama juga muncul di dunia Islam
sebagaimana tercermin dalam pemikiran ekonomi Ibn Kaldun dalam karyanya
Muqaddimah. Pemikiran yang sama juga dikemukakan oleh Al-Biruni dalam
karyanya kitab Nahdid Nihayat Al-Amaqin, yang mengemukakan konsep
penciptaan dunia dan sejarah kitab suci, dan demikian pula dengan Ibn Sina
mengubah puisi visionernya dalam karyanya Risalah fi'l ishk.

Anda mungkin juga menyukai