Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT SEJARAH

Rika Afrianto 19144400003


Ahmad Rizkhi Saputra 19144400008
Dhimas Tri Wicaksono 19144400020
Yogi Maulana Firdaus 19144400039
Irfan Suisdiyanto 19144400041
EKSPLANASI SEJARAHA

 Eksplanasi sejarah adalah sebuah kegiatan menghubungkan atau mengkaitkan satu peristiwa dengan

peristiwa lainnya melalui penggunaan pernyataan yang tepat dan bersifat umum. Berangkat dari penjelasan
umum tersebut maka dilanjutkan dengan penjelasan ilmiah dan penjelasan sejarah. Dalam eksplanasi maka
kita akan membahas mengenai:

 Periodisasi

 Periodisasi adalah pengelompokan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam suatu babak, masa, zaman atau

periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu.


 Kausalitas

 Model kausalitas berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab

akibat (cause-effect). Hukum sebab akibat (law of causation) menunjukkan bahwa setiap fenomena merupakan akibat dari sebab
sebelumnya.
LANJUTAN…

 Generalisasi Sejarah

 Generalisasi sejarah ialah membandingkan unit-unit sejarah. Generalisasi dalam sejarah sangat

berkait dengan waktu sehingga dalam pengeneralisasiannya seorang sejarawan akan menyusun
periodisasi (generalisasi periodik).

 Hermeneutika

 Hermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan. Penganut

hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian
edografik (kekhusunan, partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik) Pengertian
hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teks-teks dari masa lalu dan penjelasan pelaku
sejarah. Sejarawan mencoba menjelaskan masa lalu dengan mencoba menghayati atau dengan
empati, menempatkan dirinya dalam alam pemikiran pelaku sejarah.
PENGKAJIAN SEJARAH DAN ILMU-ILMU SOSIAL
 Selain mempunyai ilmu Bantu dalam keilmuaannya, sejarah juga menjalin hubungan dengan ilmu-ilmu

lainnya, terutama sesama ilmu sosial. Pengkajian sejarah, secara garis besar akan di paparkan sebagai
berikut

 Apakah Pengkajian Sejarah Merupakan Ilmu?


 Sejarah sebagai ilmu memiliki arti bahwa sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, kemudian

disusun secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu kebenaran atau
suatu hal yang nyata. terdapat 5 ciri sejarah sebagai ilmu diantaranya Bersifat Empiris, Memiliki Objek, memiliki teori, memiliki
metode, mempunyai generalisasi.

 Pertalian Sejarah dengan psikologi

 Ilmu Psikologi berkaitan dengan mental dan kejiwaan manusia. Manusia menjadi objek kajian sejarah tidak hanya sekedar

dijelaskan mengenai tindakan yang dilakukan dan apa yang ditimbulkan dari tindakan itu?mengapa seseorang melakukan
tindakan itu? Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Penggunaan psikologi dalam
sejarah, melahirkan fokus kajian sejarah mentalitas.
LANJUTAN…

 Kaitan Sejarah dengan Sosiologi

 Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis yang ada

didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara sosiologi dan sejarah
tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan waktu.

 Sejarah dan Ekonomi

 Ilmu ekonomi dan sejarah itu sama-sama termasuk kedalam ilmu sosial, yaitu ilmu yang membahas

interaksi manusia dan lingkungannya. itulah kenapa di SMP, pelajaran ekonomi dan sejarah itu digabung.
karena berasal dari rumpun ilmu yang sama, terkadang materinya pun berkaitan. Misalnya, pada materi
perdagangan internasional, di sejarah juga ada. Dalam sejarah disebutkan bahwa bangsa eropa ke indonesia
untk mencari rempah-rempah.
OBYEKTIFTAS DAN SUBYEKTIFITAS DALAM PENGKAJIAN SEJARAH
 Masalah subyektivitas dan obyektivitas dalam historiografi sering dapat menggusarkan hati para ahli sejarah,

karena masalah tersebut menyentuh inti legitimasii sejarah sebagai disiplin ilmu.

 Dalam menulis Kembali suatu peristiwa sejarah bukan saja sebuah penafsiran, tetapi juga pilihan atas berbagai

sudut pandang dari suatu peristiwa. Akibatnya, penulisan sejarah selalu diwarnai oleh subyektivitas para
pengarangnya. Jika penulisan itu mempunyai jarak waktu dengan saat terjadi peristiwa, maka penulisan sejarah
pun sering kali mengundang perdebatan dan kontroversional. Pembahasan dalam obyektivitas dan
subyektivitasa akan di uraiakan sebagai berikut:

 Berbagai Konsep Tentang Subjektifitas

 Konsep subjektivitas dalam ilmu sejarah, Berawal dari interpretasi yang menghasilkan aspek relativisme

historis atau subjektivitas. Subjektivitas dalam interpretasi sejarah mungkin terjadi, karena seorang penulis
sejarah atau sejarawan memiliki kewenangan untuk memberikan interpretasi terhadap sumber atau fakta
yang telah ditemukannya. Walaupun demikian, seorang sejarawan harus berusaha semaksimal mungkin
LANJUTAN…
 Konsep Tentang Obyektivitas
 Sejarawan menulis sejarah berdasar fakta yang terdapat dalam sumber sejarah. Fakta yang berasal dari sumber tersebut biasanya
disebut obyek. Obyektivitas ialah upaya untuk mewujudkan kebenaran obyek. Sejarawan berusaha Menyusun sejarah seobyektif
mungkin, akan tetapi bagaimanapun obyektivitas harus diusahakan, tetapi obyektivitas tersebut akan tengelam dalam subyektivitas,
sebab untuk dijadikan sejarah obyek itu harus ditafsirkan oleh subyek.
 Berbagai Alasan Pembela Subjektifitas

 Alasan Induksi

 Alasan Relativisme

 Alasan Bahasa

 Alasan Idealitas

 Alasan Marxis

 Berbagai Alasan Pembela Objektifitas

 Memilih Objek Penelitian

 Alasan Seleksi

 Alasan Antiskeptisisme atau Relativisme

 Alasan Sebab Musabab

 Alasan Propaganda
LANJUTAN..
 Konsep Jalan tengah Untuk Tidak Bergerak

 Dalam sejarah pasti ada yang netral pada subjektif dan objektif mereka yang netral tidak membedakan

2 teori tersebut menurut Walsh menjelaskan berdasarkan teori perpektivistasnya mengatakan bahwa
perbedaan antar sejarawan adalah wajar. Ada banyak sudut pandang yang dapat digunakan untuk
mengkaji sejarah. Sehingga mereka dapat menggunakannya dari mana mereka suka contoh pada
Revolusi Perancis dapat didekati dari sudut pandang ekonomis, politis, dsb.
 Dengan demikian tidak ada masalah dengan perbedaan itu, asal tidak dengan pendekatan yang sama

menghasilkan hasil yang berbeda. Jalan tengah kedua adalah bahasa sehari-hari dalam Filsafat muncul
karena pada filsuf gemar untuk memberi arti lain terhadap kata yang sebenarnya sudah memiliki
artinya sendiri dalam percakapan sehari-hari. Karena itu, sebaiknya penggunaan arti oleh para filsuf itu
ditinggalkan. Filsafat hendaknya berawal dari arti kata yang ada dalam hidup sehari-hari. Demikian
pula objektivitas dan subjektivitas, harus dikembalikan pada sesuatu yang ada dalam kenyataan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai