Anda di halaman 1dari 88

Tugas Rutin

Materi Pelajaran: Dasar-dasar ilmu sejarah,


Sejarah sebagai ilmu dan seni (Bab 4)

DOSEN PENGAMPU :

MUHAMMAD RIVAI, S.Pd., M.A.

DISUSUN OLEH :

Satyo Hadi (komting )

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN SEJARAH

2021/2022
Nama :Laura Natashia Br Nainggolan

Nim :3213321032

Kelas :Reguler B

Judul Buku :pengantar Buku Sejarah

Penulis :Kuntowijoyo

Penerbit :Tiara Wacana

A. Resensi Mata Pelajaran

Sejarah sebagai Ilmu Dan Seni

Sejarah sebagai ilmu

 Sejarah itu empiris,sebagai ilmu sejarah termasuk ilmu empiris (dari bahasa
yunani empeiria yang berarti”pengalaman”).sejarah sangat tergantung pada
pengalaman manusia.meskipun ada perrbedaan mendasar dengan ilmu alam
biologi sejarah itu sama dengan ilmu-ilmu alam,sama sama berdasar
pengalaman,pengematan,dan penerapan.akan tetapi ,dalam ilmu-ilmu alam
percobaan itu dapat diulang-ulang .sementara itu sejarah itu tidak bisa
mengulangi percobaan .revolusi indonesia tidak dapat diulang kembali,sekali
terjadi sudah itu lenyap ditelan masa lampau.perbedaan yang lain adalah kalau
fakta sejarah itu adalah fakta manusia,sedangkan dalam ilmu-ilmu alam,yang
disebut fakta adalah fakta alam.
 Sejarah itu hanya mempunyai objek,kata “objek”berasal dari bahasa latin
objectus yang berarti “yang dihadapan,sasaran,tujuan”.sejarah sering dituduh
sebagai sesuatu yang tidak jelas.biasanya sejarah dimasukan dalam ilmu
kemanusiaan karena objeknya adalah manusia.objek dari sejarah ialah
waktu.jadi,sejarah mempunyai objek sendiri yang tidak dimiliki ilmu lain
secara khusus,kalau fisika membicarakan waktu manusia.waktu dan
pandangan sejarah tidak pernah lepas dari manusia.
 Sejarah itu mempunyai teori,kata “teori”dari bahasa yunani theoria yang
berarti “renungan”sama seperti ilmu lain ,sejarah juga mempunyai teori
pengetahuan (sering disebut filsafat sejarah kritis).teori pada umumnya berisi
satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu.meskipun sama-sama
pengetahu8an tentang waktu,sejarah juga membedakan dirinya dengan
mitos.mitos tidak menjelaskan tentang kapan sesuatu terjadi ,sedangkan bagi
sejarah penjelasan tentang waktu itu penting,pengetahuan itu mutlak atau
relatif,cara-cara mengukur kebenaran pengetahuan itu dan model-model
penjelasan sejarah.
 Sejarah itu mempunyai generalisasi,generalisasi dari bahsa latin generilis
yang berarti “umum”sama dengan ilmu lain,sejarah juga menarik kesimpulan-
kesimpulan umum.hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat
nomotetis,sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis.
 Sejarah itu mempunyai metode,(metode dari bahasa yunani methodos yang
berarti “cara”).untuk penelitian sejarah mempunyai metode tersendiri yang
menggunakan pengamatan.kalau ternyata suatu pernyatan tidak didukung oleh
bukti-bukti sejarah,maka pernyatan akan ditolak.misalnya pernyataan kaum
marxis ortodoks bahwa super structure atau bangunan atas adalah berupa
sistem sosial.pernyataan itu tidak dapat bertahan terhadap metode
sejarah.kesadran keagamaan adalah bentuk kesadaran yang lintas kelas
sebagai,mana ditunjukkan dalam penelitian-penelitian.

Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu


 Menulis sejasrah itu dengan common sense,memang orang tidsak boleh
takut menulis sejarah,selalu ada manfaat bagi sejerawan mengutip
pengetahuan dari siapapun.sejarah emang ilmu terbuka dan menggunakan
basa sehari-sehari.menulis sejarah dengan nalar umum seperti ibu-ibu rumah
tangga memasak.kalau semua ibu-ibu sudah pandai memasak ,mengapa masih
menjamur restoran?ternyata dibutuhkan profesionalisme.ada bedanya orang
yang mengetahui dan yang tidak mengetahui.
 Sejarah itu alan kering, ada memang masanya ketika sejarah dipengaruhi
oleh sastra,tetapi sekarang sejarah hanya memerlukan penulisan yang baik dari
penalaran dan sistematiknya.

Sumbangan ilmu

 Ilmu memeberi konsep,karena sejarah biasanya memakai bahasa sehari-


hari,ia memerlukan beberapa sumbangan konsep.
 Ilmu memberi sifat sinkronis,sejarah itu pada dasarnya ialah ilmu
diakronis,yang memanjang dalam waktu,tetapi dalam ruang yang
sempit.ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial ,sejarah menjadi ilmu
yang sinkronis.artinya,selain memanjang dalam waktu sejarah lalu juga
menyebar dalam ruang,jadi dengan sumbangan ilmu ,sejarah ilmu diakronis
adalah juga ilmu sinkronis.

Sejarah sebagai seni

 Sejarah memerlukan intuisi,dalam memilih topik ,sejarawan sering tidak


bisa mengandalkan ilmu yang dimiliki,ia akan memerlukan ilmu sosial
dalam menentukan sumber apa saja yang harus dicari ,demikian pula
dalam interpretasi data.
 Sejarah memerlukan imajinasi,dalam pekerjaan nya sejarawan harus
dapat membayangkan apa yang sebenarnya,apa yang sedang terjadi,dan
apa yang terjadi sesuda itu.misalnya ia akan menulis priyayi awal abad
ke20 ia harus punya gambaran.imanjinasi sejarawan juga harus jalan kalau
ia ingin memahami perlawanan.
 Sejarah memerlukan emosi,penulisnya harus berempati(dari bahsa
yunani empatheia,yang berarti”perasaan”)menyatukan perasaan dengan
objeknya.dalam penulisan sejarah revolusi kita sejarah peran dan sejarah
pemadaman pemberontakan belum ada sejarah semacam itu .padahal
penulisan sejarah dengan emosi tetapi setia kepada fakta,sangat penting
untuk pewarisan nilai.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa, gaya bahasa yang bak tidak berarti
gaya bahsa yang penuh bunga-bunga.kadang bahasa luas lebih
menarik.untuk sejarah yang masih mungkin menggunakan metode sejarah
lisan,detail itu dapat”diciptakan”

Sejarah akan terbatas,sejarah akan terbatas pada yang dapat


dideskripsikan,tulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang
perang dan biografi yang penuh sanjungan.

Seni memberi struktur,kebanyaan sejarwan tidak menyadari pentingnya


struktur atau plot atau alur dalam tulisannya,sekalipun alur dalam sastra
berbeda dengan alur pada sejarah,tetapi ada persamaannya.sejarawan
menegerjakan itu dengan cara naluriah,setiap kali ia akan menuliskan
sebuah peristiwa,ia selalu mulai dengan melukiskan latar belakang
peristiwa itu.sedikit saja sejarawan yang sadar bahwa teknik itu adalah
teknik sastra yang disebut foreshadowing atau pelukisan sebelum sebuah
perisiwa.
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Dasar Dasar Ilmu sejarah

Nama : Muhammad imam fahrizal


Nim :3211121010
Kelas : B reg

A. Resensi Materi Pelajaran

Sejarah sebagai ilmu seni


Tidak semua peredaban memisahkan ilmu dan seni.seperti di jawa misalnya, tradisi kraton
tar dapat ilmu dan seni. sampai abad ke 19 keduanya masih menjadi satu. Pada karya karya
rang gawar sita 1802- 1874 pujangan terahir bukan saja tercantum ilmu dan seni,bahkan
teknologi, filsafat dan ramalan tercantumdengan seni.
Sejarah sebagai ilmu, sejarah itu empiris
Sejarah termasuk juga ilmu empiris atau juga disebut pengalaman, sejarah sangat terganjung
pada pengalaman manusia. Pengalaman itulah yang di rekam dalam dokumen , itulah yang di
teliti oleh sejarahwan untuk menentukan fakta fakta sejarah.nah dari sinilsh munculnya
tulisan sejararah. Jadi meskipun ada perbedaan mendasar dengan ilmu alam dan juga biologi,
sejarah juga ilmu alam yang sama sama berdasar pengalaman, pengamatan, dan pengamatan.
Sejarah sering juga disebut tidak ilmiah hanya karna ukan ilmu ilmu alam. Teryata cara kerja
kedua nya sama. Jadi perbedaan ilu alam dengan sejarah seperti perbedaan manusia dan
benda.
Sejarah itu hanya mempunyai objek, Objek yang berarti hadapan, sasaran, tujuans. Sejarah
sering dituduh sesustu yang tidak jelas. Karena kajian sejarah ini berbeda dengan misal nya
antropologi, yang lebih dari segalanya, sedangkan objek dari sejarah ialah waktu.jadi sejarah
mempunyai objek tersendiri yang tidak dimiliki oleh ilmu lain secara khusus.
Sejarah itu mempunyai teori,Sama seperti ilmu lain sejarah juga memiliki teori, pengetahuan.
Teori pada umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu.objek dari
sejarah ini sendiri yaitu manusia dan waktu, meskipun sama sama pengetahuan tentantang
waktu sejarah juga membeda kan dirinya dengan mitos, kalau mitos tidak menjelaskan kapan
terjadi nya dari pristiwa itu, sedangkan bagi sejarah penjelasan tentang waktu itu sangat
penting. Seajarah juga mempunyai tradisi yang panjang , jauh lebih panjanga dibanding ilmu
ilmu sosial, jadi dalam setiap tradisi itu terdapa teori sejarah, teori sejarah pun diajarkan
dengan keperluan peradaban
Sejarah itu mempunyai generalisasi, generalisasi yang juga berarti umum, sama juga seperti
ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan kesimpulan umum hanya saja kalau ilmu ilmu lain
nomotesis, sejarah itu pada dasar nya bersifat ideografis. Generalisasi sering kali merupakan
sebuah koreksi atas kesimpulan kesimpulan ilmu lain.
Sejarah itu mempunyai metode, dari bhasa yunani methodos berarti cara. Untuk penelitian
sejarah mempunyai metode tersendiri yang mengunakan pengamatan, kualau pengamatan itu
di didak ada bukti buktinya, atau bukti sejarah nya maka pernyataanya itu di tolak atau tidak
dapat di terima.misal nya, dengan pernyatan dari kaum marxis ortodok bahwa super struktur
atau bangunan atas adalah berupa sistem sosial. Pernyataan ini ternyata tidak dapat bertahan
terhadap metode sejarah.dengan metode sejarah, misalnya dengan penelitian nya yang detail,
sejarah tidak dapat menyimpulkan bahwa sang merah putih telah berkibar di indonesia 6.000
tahun. Dan juga indonesia telahdi jajjah oleh belanda selama 350 tahun teryata tidak sesuai
dengan kenyataan sejarah.
Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu,
sejarah memang ilmu yang terbuka bahkan mengunakan bahasa sehari hari. Ada pun penting
nya untuk penulisan sejarah ini tidak berati nulis sejarah itu cukup dengan nalar.sejarah itu
seperti ilmu ilmu, yang perlu riset.seorang sejarahwan yang terdidik itu ibarat prajurit
komando. Ia dapat di terjunkan dimana saja.
Sumbangan ilmu, ilmu memberi konsep, karena sejarah umum nya memakai bahasa sehari
hari ia memerlukan sumbangan berupa konsep.
Ilmu memberi sifat sinkron, sejarah itu pada dasar nya ialah ilmu diakronis, yang memanjang
dalam waktu, tetapi dalam ruang yang sempit, artinya selin memanjang dalam waktu, sejarah
lalu melebar dalam ruang, jadi, dengan sumbangan ilmu, sejarah ilmu diakronis adalah juga
ilmu sinkronis. Maka, lengkap lah sejarah.
Sejarah sebagai seni, sejarah memerlukan intuisi. Dalam memilih topik, para sejarahwan
sering kali tidak bisa mengandalkan ilmu yang dimilikinya. Akan tetapi, sejarahwan juga
memerlu kan intuisi atau ilham, yaitu pemahaman langsung atau inisiatif selama masa
penelitian berlangsung.
Sejarah memerlukan imajinasi, dalam suatu pekerjaan nya sejarhwa harus dapat membayan
kan apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang akan terjadi setelah itu. Maka sejarahwan
harus dapat menggambarkan nya. Demikian juga sejarahwan harus bisa membayangkan nya.
Sejarah memerlukan emosi, pada penulisan sejarah zaman romantik, yaitu pada abad ke19,
sejarah di anggap sebagai cabang sastra,artinya menulis sejarah itu harus menterlibatkan
emosional. Penulisan harus berempati menyatukan perasaan dengan objek nya.di harapkan
sejarahwan harus dapat menghadirkan objek nya dan seolah olah dapat membuat pembaca
mengalami sendiri dari pristiwa itu.
Sejarah memerluakan gaya bahasa, gaya bahasa yang dimaksud nya itu buakan gaya bahasa
yang penuh bunga bunga.tetapi bahasa yang luas lebih membuat menarik. Gaya yang berbelit
belit dan tidak sistemstis itu bahasa yang jelek. Dan dalam penulisan sejarah, deskripsi itu
juga seperti melukis yang naturalis. Jadi yang di perlukan itu ialah kemampuan yang dapat
menulis secara detail nya.
Kritik terhadap sejarah sebagai seni. Sejarah akan kehilangan ketetapan objektivitas,
ketetapan objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah ketetapan itu kesesuaian antara
fakta, dan tulisan sejarah dan objektivitas, tidak adanya pandangan yang individual ini adalah
dua hal yang membuat orang percaya sejarawan.
Sejarah akan terbatas, hanya sejarah tertentu yang di hasilkan bisla sejarah di anggap dari f
Hasil seni. sejarah akan terbatas pada yang di deskripsikan.
Sumbangan seni, seni memberikan karakterisasi, seni sastra dapat menyumbangkan
miliknya berupa karakterisasi pada biografi. Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia
harus menggambarkan watak orang dalam deskripsi, misalnya, kita yang menggambarkan
ketelibatan tentang sebuah ekspedisi.
Seni memberi struktur, banyak sejarahwan yang tidak menyadari bahwa penting nya
struktur atau plot, alur pada sejarah.tetapi ada persamaan nya. Sejarahwan sering tergesa gesa
dalam menulis krisis dan solusinya tanpa memperkenalkan pendahulunya.sejarahwan
menuliskan nya dengan cara naluriah. Setai kali menulis pristiwa, ia selalu melukiskan latar
belakang pristiwa itu.

B. Pertanyaan

* bagaimana seorang sejarahwan dapat menghadirkan suatu objek yang membuat seolah olah
dapat membuat pemabacanya mengalami peristiwa itu.
Tugas Rutin

Materi pelajaran:Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Nama: Oktaviana Sihombing

Nim : 3212421010

Kelas: Reguler B 21

A. Resensi Materi Pelajaran

Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni


Sejarah Sebagai Ilmu

a. Dalam bahasa Yunani empiris itu empeiria yang artinya pengalaman. Sejarah sebagai ilmu
memiliki sifat empiris dikarenakan sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang pernah
terjadi di masa lampu atau berdasarkan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau,
yang kemudian direkam dalam dokumendan akan diteliti oleh sejarahwan untuk
menemukan fakta yang dapat diinterprestasikan untuk melahirkan tulisan sejarah.
b. Didalam bahasa Latin objek disebut objektus yang artinya yang dihadapan,sasaran,dan
tujuan. Yang menjadi objek dalam sejarah sebagai ilmu adalah waktu terjadinya peristiwa-
peristiwa masa lampau
c. Teori dalam bahasa Yunani disebut theoria yang artinya renungan. Isi dari teori sejarah
adalah kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu yang diajarkan berdasarkan keperluan
perdababan atau dalam filsafat disebut epistemologi yang diambil dari bahasa Yunani
episteme artinya pengetahuan dan logos berarti wacana. Seperti di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosofis,
sebaliknya di Belanda diajarkan teori yang bersifat fisolofis.
d. Dari bahasa latin Generalisasi disebut generalis yang artinya umum. Dalam ilmu sejarah
harus menarik kesimpulan-kesimpulan yang dianggap sebagai kebenaran umum dan berlaku
dimana pun. Cotohnya dalam revolusi Indonesia bukan pekerjaan kaum ekstremis seperti
propaganda Belanda tetapi revolusi pemuda.
e. Dalam bahasa Yunani metode disebut methodos yang artinya cara. Dalam sejarah metode
berfungsi untuk mencari kebenaran terkait peristiwa-peristiwa masa lampau,sehingga para
sejarahwan harus benar-benar teliti dalam menyimpulkan suatu peristiwa. Contohnya,
dalam menyimpulkan bahwa Sang Merah Putih telah berkibar di Indonesia 6.000 tahun dan
Belanda telah menjajah Indoesia selama 350 tahun, harus dilakukan penelitian yang sedetail-
detailnya.

Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu

 Dalam penulisan sejarah itu cukup hanya meggunakan akal sehat atau logika berpikir
seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengamatan panca indera.
 Anggapa sejarah itu akan kering karena dalam penulisan sejarah tidak menggunakan bahasa
kiasan melainkan menggunakan bahasa sehari-hari.

Sumbangan Ilmu

Pada umumnya sejarah menggunakan bahasa sehari-hari yang memerlukan sumbangan


berupa konsep. dengan sumbangan ilmu sejarah, ilmu diakronis sama denga ilmu sinkronis
yang sifatnya saling melengkapi.

Sejarah Sebagai Seni

 Sejarahwan memerlukan intuisi atau ilham yang berbentuk pemahaman langsung dan
memakai insting selama proses penelitian sejarah sejarahwan juga harus mengingat data-
data yang ada.
 Dalam proses penelitian sejarah, sejarahwan harus ada gambaran atau bayangan tentang
bagaimana terjadinya peristiwa sejarah itu. Contohnya pada saat menulis priyayi pada awal
abad ke 20, sejarahwan harus punya gambaran, mungkin priyayi anak cucu kaum bangsawan
atau raja yang berdasarkan sebab-sebab alamiah atau politis.
 Sejarahwan diharapakan dapat menyatukan perasaan dengan obyeknya sehingga para
pembaca merasa seperti mengalami langsung peristiwa tersebut. Seperti pada penulisan
sejarah penaklukan Meksiko,jatuhnya Romawi, pelayaran orang Inggaris ke Amerika,
sejarahwan harus membuat para pembaca seolah-olah hadir dan menyaksikan langsung
peristiwa tersebut.
 Gaya bahasa yang ada didalam sejarah bukan yang berbunga-bunga atau kiasan, melainkan
gaya bahasa yang menuliskan detail didalamnya.

Kritikan Terhadap Sejarah Sebagai Seni

 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas karena sejarah sebagai seni itu hasil dari
imajinasi sedangkan sejarah berdasarkan fakta.
 Sejarah akan terbatas karena tulisan sejarah itu akan penuh dengan gambar perang dan
biografi yang penuh dengan pujian.

Sumbangan Seni

 Seni dapat menyumbangkan miliknya kepada kita dalam bentuk karakterisasi pada biografi,
sehingga kita dapat mengetahui ataupun membayangkan bagaimaa karakter dari tokoh
tersebut.
 Seni memberikan kesadaran kepada sejarahwan agar dalam menulis sejarah
memperhatikan struktur penulisan sejarah yang dimulai dari pendahuluan atau melukiskan
latar belakang peristiwa itu. Seperti dalam penulisan buku Sartono Kartodirdjo, peasant
Revolt of Banten in 1888.

B. PERTANYAAN
Seperti yang kita ketahui atau berdasarkan materi sebelumya dikatakan manusia adalah pelaku
utama sejarah atau bisa disebut sebagai subjek. Jelaskanlah mengapa sejarah itu dikatakan
hanya memiliki objek? Apakah sejarah itu tidak memiliki objek?

Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Dasar-Dasar Ilmu Sejarah

Nama : RIBKA ANGGRAIANI SIREGAR


Nim : 3213121006
Kelas : B reguler

A. Resensi Materi Pelajaran (BAB 4 Sejarah sebagaiIlmu dan seni)

Sejarah sebagaiilmu
Sejarah termasukilmuempiris yang berartisejarahsangattergantung pada
pengalamanmanusia. Pengalamantersebutdirekamdalamdokumen. Dokumen-dokumenitulah
yang diteliti oleh sejarawanuntukmenemukanfakta. Faktatersebutdiinterpretasi agar
muncultulisansejarah.
Objekdarisejarahialahwaktu. Sejarah mempunyaiobjek yang tidakdimilikiilmulain.
Sejarah membicarakanwaktumanusia. Waktu
dalampandangansejarahtakpernahlepasdarimanusia.
Teori( renungan) dimanasejarahmempunyaiteoripengetahuan yang
disebutfilsafatsejarahkritis . 2 objeksejarahyaitumanusia dan waktu. Sejarah
mempunyaitradisi yang Panjang. Dalamsetiaptradisitersebutterdapatteorisejarah.
Teorisejarahdiajarkansesuaidengankeperluanperadaban.
Generalisasi (umum) dimanasejarahmenarikkesimpulan-kesimpulanumum. Sejarah
memilikisifatideografis. Generalisasisejarahmerupakankoreksiataskesimpulanilmu-ilmulain.
Untukpenellitiansejarahmenggunakanmetodepengamatan.
Pernyataansejarahharusberdasarkanfakta agar pernyataantersebutdapatditerima.
Dalammetodesejarah, tidakbolehmenarikkesimpulanjikatidaksesuaidengankenyataansejarah.
Kritikterhadapsejarahsebagaiilmu
Menulissejarahcukupdengan common sense, artinya orang
dapatmenulissejarahhanyadenganakalsehat, nalarumum, akalsehari-hari dan
penggunaandokumensecarakritik. Sejarah ituadalahilmu yang perlumelakukanriset.
Sejarahmemerlukanpenulisan yang baikdaripenalaran dan sistematiknya. Kalautulisan
yang baik, penalaran yang teratur, dan sistematis yang runtutitulah yang dimaksudretorika,
pastitidakadasejarah yang kering.

SumbanganIlmu
Ilmumemerlukansumbanganbeberapakonsep. Karena sejarahmengunakan Bahasa
sehari-hari. Dengansumbanganilmu, tema-temabaru yang bersifatsinkronisdapatditulis.
Sejarah adalahilmudiakronis, artinyamemanjangdalamwaktutetapidalamruang yang sempit.
Sejarah dan ilmusosialmenjadiilmusinkronis, artinyasejarahmemanjangdalamwaktu dan
melebardalamruang.
Sejarawantidakbisahanyamengandalkanilmu yang dimiliki, sejarawan juga
harusmemilikiintuisi, artinyapemahamanlangsung dan instingtifselama masa
penelitianberlangsung. Untukmendapatkanintuisi, sejarawanharusbekerjakerasdengan data-
data dan diatidakbolehmelupakan data-datanya.
Sejarah memerlukanimajinasi, artinyaiaharusdapatmembayangkanapa yang
sebenarnyaterjadi, apa yang sedangterjadi, dan apa yang akanterjadisetelahitu.
Sejarah memerlukanemosi, menulissejarahharusdenganketerlibatanemosional. Agar
pembacadapatmerasakanseolah-olahhadir dan menyaksikansendiriperistiwatersebut.
Sejarawanharusmenyatukanperasaandenganobjeknya.
Tetapipenulisansejarahdenganemosiharustetapberdasarkanfakta.
Sejarah memerlukangaya Bahasa, artinyadalamtulisansejarahharusnaturalistis dan
menuliskansecara detail agar terhindardarikesalahan.
Sejarah akankehilanganketepatan dan objektivitasjikaterlaludekatdenganseni. Karena
dianggapmemalsukanfakta. Senimenghasilkanimajinasisedangkansejarahberdasarkanfakta.
Sejarah ituterbatas pada apa yang dapatdideskripsikan.
Tulisansejarahakanpenuhdengangambarantentangperang dan biografi yang penuhsanjungan.
Senimemberikankarakterisasi pada biografi. Sejarah harusmenggambarkanwatak
orang dalamdeskripsi. Denganbiografikolektifmakasejarahkitaakanlengkap.
Selainitusejarawan juga harusmenulissecaraterstruktur.

B. Pertanyaan : karnaobjeksejarahadalahwaktu dan manusia,


lantasapakahmanusiaberhakmengubahsejarahitu ? jelaskan ?
Tugas Rutin
Mata kuliah : Dasar-dasar Ilmu Sejarah
Nama : sahala baik budi siregar
NIM : 3213321010
Kelas : B-reguler
Identitas buku
Judul buku : Guna Sejarah
Penulis : Kuntowijoyo
Tebal bab 4 : 12 halaman
Ketebalan buku : xvi + 190 halaman

ISBN           : 978-979-1262-56-9
Resensi
Sejarah sebagai ilmu dan seni
Tidak semua peradaban memisahkan ilmu dan seni,keduanya masih menjadi
satu pada karya-karya rangawarsita bukan saja tercantum antara ilmu dan seni
bahkan juga meliputi teologi,filsafat dan ramalan tercampur dengan seni.
1. Sejarah sebagai ilmu
 Sejarah itu empiris
Sebagai ilmu sejarah juga termasuk kedalam ilmu empiris yang dalam bahasa
yunani empeiria yang berarti pengalaman.
 Sejarah itu hanya mepunyai objek
Objek berasal dari bahasa latin “objectus” yang berarti
dihadapan,sasaran,tujuan.sejarah sering kali dituduh sebagai sesuatu yang tidak
jelas.
 Sejarah itu mempunyai teori
Kata “ teori” berasal dari bahasa latin yunani theoria yang berarti
“renungan”.sejarah juga mempunyai teori pengetahuan.teori pada umumnya
berisi
Pada satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu.
 Sejarah itu mempunyai generalisasi
Dalam bahasa latin kata generalisasi “generalis”yang berararti umum.
 Sejarah itu mempunyai metode
Metode,dari bahaa yunanaai methods yang berarti “cara”.untuk
penelitian,sejarah mempunyai metoe tersendiri yang menggunakan pengamatan.
2. kritik terhadap sejarah sebagai ilmu

 menulis sejarah itu cukup denga common sense


 sejarah itu akan kering
3. sumbangan ilmu

 ilmu dapat memberi konsep


 ilmu memberi sifat sinkronis
4. sejarah sebagai seni

 sejarah memerlukan intuisi


 sejarah memerlukan imajinasi
 ejarah memerlukan emosi
 sejarah memerlukan gaya bahasa
5. kritik terhadap sejarah sebagai seni

 sejarah itu akan kehilangan ketepatan dan objektivitas


 sejarah akan terbatas
6. sumbangan seni

 seni dapat memberikan karakterisasi


 seni dapat memberi struktur
 pertanyaan :
faktor apa yang membedakan sejarah dalam fakta manusia dengan sejarah
dalam fakta alam?
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Sejarah sebagai Ilmu dan Seni

Nama : Soniya br Sinuhaji


Nim :3213321012
Kelas ; B
A. Resensi Materi Pelajaran
Judul bab: Sejarah sebagai Ilmu dan Seni
Penulis : Tuntowijoyo
Penerbit :Tiara wacana
Tahun terbit: 2018
Jumlah halaman:10 Halaman

SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI


1.Sejarah sebagai ilmu
Sejarah termasuk ilmu empiris (dari bahasa yunani empeiria yang berarti pengalaman )
dimana sejarah sangat bergantung dengan pengalaman manusia .pengalaman itu di rekam
dalam dokumen yang nanti nya akan di teliti oleh sejarawan untuk menentukan fakta ,dan
fakta itu lah yang akan di interpretasi dan baru lah muncul tulisan sejarah.sejarah sama
dengan ilmu alam lain nya ,sama sama berdasar kan pengalaman ,pengamatan dan
penyerapan .akan tetapi di dalam ilmu –ilmu alam itu dapat di ulang ulang ,sementara itu
sejarah tidak dapat melewati pencobaan,perbedaan yang lain ialah fakta bahwa sejarah itu
adalah fakta manusia sedangkan dalam ilmu alam disebut fakta alam.perbedaan ilmu-ilmu
alam dan sejarah adalah seperti perbedaan antara benda –benda dan manusia ,benda –benda
itu mati sedangkan manusia hidup .dapat disimpulkan bahwa ilmu alam menghasilkan hukum
alam yang berlaku umum dan pasti sedangkan sedangkan sejarah menghasilkan generelisasi
yang tidak sepasti ilmu-ilmu sejarah.
Objek sejarah manusia dan waktu karena itu soal asal mula menjadi yang utama sejarah
juga mempunyai teori pengetahuan (sering di sebut filsafat sejarah kritis)yaitu kumpulan
kaidah pokok dalam suatu ilmu .yang di dalam nya filsaat disebut epitemologi.sejrah
memiliki teradisi ilmu yang panjang jauh lebih panjang dari ilmu-ilmu sosial, dalam setiap
tradisi itu terdapat teori-teori sejarah dimana dimana teori sejarah di ajarkan sesuai dengan
keperluan pradapan .
Sejarah juga menarik kesimpulan –kesimpulan umun yang sering di sebut generalisasi hanya
saja perlu di ingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomptesis,sejarah itu pada dasar nya bersifat
ideografis ,generalisasi sejarah sering kali merupakan koreksi dari ilmu –ilmu lain untuk
penelitian sejrah memiliki metode tersendiri yang menggunakan pengamatan ,dan jika suatu
pengamatan tidak didukung oleh bukti –bukti maka pernyatan itu ditolak .metode sejarah
mengharus kan seseorang berhati –hati dengan metode sejarah.kita tidak boleh menarik
kesimpulan yang terlalu berani misalnya dengan penelitian yang detail sejarah tidak bisa
menyimpulkan bahwa sang merah putih telah berkibar di indonesia 6.000, juga indonesia
telah dijajah belanda selama 350 tahunternyata tidak sesuiai engan kenyataan sejarah .

(KERITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU)


Sejarah memang ilmu yang terbuka dan menggunakan bahasa sehari –hari pentingnya
penalaran umun dalam penulisan sejarah tidak berarti sejarah itu cukup dengan nalar umum
saja ,ada bedanya seseorang mengetahui dan tidak mengetahui sejarah itu sebagai riset.pada
sejarah kuantatif banyak yang menggunkan statistik keindahan justru terletak pada anka –
angka tidak ada yang lebih indah dari keadaan ,ada masnya sejarah di pengaruhi oleh sastra,
tetapi sekarang sejarah hanya memerlukan penulisan baik dalam penalaran dan sistem
estetikanya .

2.Sejarah sebagai Seni


Sejarawn sering sekali mersa tidak sanggup melanjutkan tulisannya ,terutama itu bersifat
deskripsi atau penggabaran dalam peristiwa yang tidak tau itu,sebenarnya yang di perlukan di
perlukan itu intuisi sejarawan jarus bekerja keras dengan yang ada dan apa yang bisa di
kerjakan,dalam pengerjaan nya sejarawan harus dapat menbagiakn apa yang yang sebenarnya
,apa yng sedang terjadi ,dan apa yang terjadi setelah itu.imajinasi sejarawan harus sejalan
kalau dia ingin memdalami sejarah tersebut.penulis juga harus berempati menyatukan
perasandengan objeknya dan di harapkan dapat menghadirkan suasana seolah –olah pembaca
mengalami peristiwa sejarah tersebut.

KERITIK SEJARAH SEBAGAI SENI


Ketepatan dalam penulisan sejarah adalah kesesuian antara fakta dan tulisan sejarah dan
objektifitas ,yaitu tidak adanya pandanagan ndividual ,adalah dua hal yang menumbuhkan
kepercayaan orang pada sejarawan ,akan tetapi kesan keberadaan dua kesan itu akan hilang
jika sejarah menjadi seni ,seni itu hasil imajinasi sedangkan sejarah berdasarkan fakta ,sejarah
yang terlalu dekat dengan seni dapat dianggap telah memalsukan .
Seni sejarah dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karakrerisasi pada biografi .
Sejarah mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus menggambarkan watak orang dalam
skripsi.Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur atau plot atau alur dalam
tulisannya . Sekalipun alur dalam sketsa berbeda dengan sejarah , tetapi ada persamaan nya .

PERTANYAAN

Jelaskan mengapa sejarah dapat dikatakan sebagai seni, dimana yang kita tahu seni adalah
hasil imajinasi , sedangkan sejarah berdasrkan fakta.
Nama: Bryan Yudi Aldo Hutauruk

Nim:3212421019

Kelas: B reguler sejarah 2021

SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

- SEJARAH SEBAGAI ILMU


Sejarah Itu Empiris

Sejarah sebagai Ilmu juga termasuk di dalam ilmu empiris yang arti dalam bahasa yunani itu
empiria yang berarti pengalaman. Pada pengertian ini, sejarah sebagai ilmu terbentuk dari
fakta berupa pengalaman manusia, artefak, dan dokumen yang ada. Ternyata, data-data
tersebut diteliti oleh para sejarawan untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi pada masa
lalu. Mesti adanya perbedaan dalam ilmu alam dan biologi, sejarah juga termasuk dalam
ilmu-ilmu alam, sama-sama dalam pengalaman, pengamatan, dan penyerapan.

Sejarah itu hanya mempunyai objek

Dalam arti ini juga, sejarah punya objek selain manusia, yakni perubahan serta perkembangan
manusianya di masa lalu. Dengan begitu, sejarah punya peran dalam menjelaskan bagaimana
kehidupan manusia di suatu masa tertentu yang pernah terjadi.

Sejarah itu mempunyai teori

Kata “teori” berasal dari bahasa Yunani theoria yaitu “renungan”. Sejarah juga memiliki teori
pengetahuan atau seri g juga di sebut filsafat sejarah kritis.Terlepas dari itu, teori sejarah
biasanya mengidentifikasi sebuah keadaan, kepercayaan, kebenaran, penjelasan, hingga
peristiwa yang pernah terjadi secara kolektif di masa lalu.

Sejarah itu mempunyai generalisasi

Pengertian generalisasi adalah sesuatu yang sifatnya umum. Dengan kata lain, sejarah
memberikan kesimpulan atau pendapat secara umum terhadap suatu peristiwa tertentu.
Misalnya, sejarah revolusi industri, terdapat pendapat yang menyatakan kejadian tersebut
memunculkan kebutuhan sumber bahan mentah, pusat-pusat perdagangan baru, dan lain-lain.
Sejarah itu mempunyai metode

Dalam melakukan seuatu penelitian, sejarah juga mempunyai metode tersendiri yang
menggunakan pengamatan. Dalam hal nya metode sejarah seharusnya orang agar untuk
berhati-hati dan orango-orang tidak boleh menarik kesimpulan terlalu berani.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU

Menulis sejarah itu cukup dengan common sense

Dalam halnya sejarah sebagai ilmu terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari. Dan untuk
sejarawan tidak ada ajaran dalam istilah teknis. Selalu ada manfaat bagi sejarawan mengutip
pengetahun dari siapapun itu.

Sejarah itu akan kering, Sejarah akan kering ketika datang dari orang-orang yang tidak
mengerti sastra atau sejarah.

SUMBANGAN ILMU

Di dalam sumbagan ilmu ini sejarah itu di sebut juga sebagai Ilmu memberi konsep dan Ilmu
memberi sifat sinkronis. Yang dimana sejarah memiliki arti dan juga yang memanjang dalam
waktu, tetapi dalam ruang yang sempit.

- SEJARAH SEBAGAI SENI


Sejarah memerlukan intuisi

Sejarawan atau penulis sejarah memerlukan intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan


memakai insting selama proses penelitian sejarah.

Sejarah mmerlukan imajinasi

Seorang sejarawan memerlukan imajinasi untuk membayangkan bagaimana suasana dan


keadaan dalam suatu peristiw dalam sejarah tersebut.

Sejarah memerlukan emosi

Diperlukan guna mewariskan nilai-nilai tertentu asalkan penulisan itu tetap setia pada fakta.
denganmelibatkan emosi, mengajak pembaca seakan-akan hadir dan menyaksikan sendiri
peristiwa itu.

Sejarah memerlukan gaya bahasa

Dalam halnya gaya bahasa diperlukan sejarawan guna menuliskan sebuah peristiwa. Gaya
bahasa yang baik yaitu yang dapat menggambarkan detail-detail sejarah secara lugas dan
tidak berbelit-belit.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGI SENI


Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas, Disini ketepatan atau accuracy dan
objektivitas sangat di perlukan dalam penulisan sejarah. Yang dimana sesuai dengan antara
fakta dan tulisan sejarah tidak adanya padangan individual. Sejarah terlalu dekat dengan seni
yang di anggap memalsukan fakta.

Sejarah akan terbatas, Sejarah itu akan terbatas pada yang dapat mendeskripsikan. Tulisan
sejarah itu akan penuh dengan adanya gambaran tentang perang dan biografi.

SUMBANGAN SENI

Seni memberi karakterisasi, Seni sastra disni juga dapat memebrikan miliknya dengan
berupa karakterisasi pada biografi.

Seni memberikan struktur, Banyak sekali sejarawan tidak menyadari sangat pentingnya
struktur atau plot aluran dalam tulisannya. Walaupun dalam alur sastra berbeda, tetapi ada
persamaannya juga.

Pertanyaan: Berbeda dengan sejarah sebagai ilmu yang menetap atau kaku dan membosankan, sejarah
sebagai seni lebih menarik dalam penyampaiannya.

Mengapa demikian? Berikan alasannya secara singkat dan jelas.


NAMA : SITI NURHALIZA
NIM : 3213321033
KELAS : B REGULER SEJARAH
MATA KULIAH : DASAR DASAR ILMU SEJARAH
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD RIVAI S.Pd. MA.

BAB VI
SEJARAH SEBAGAI SENI
1. Sejarah Sebagai Ilmu

 Sejarah ituempiris
Sebagai ilmu, termasuk ilmu empiris (dari bahasa Yunani empiris yang berarti
“pengalam”). Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman itu
direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diinterpretasi. Dari
interpretasi atas fakta, barulah muncul tulisan sejarah. Sejarah itu sama dengan ilmu
ilmu lain sama-sama berdasar pengalam, pengamatan, dan penyerapan. Dalam ilmu
ilmu percobaan itu dapat diulang ulang, Sementara itu, sejarah tidak bisa mengulangi
percobaan. contohnya Revolusi Indonesia tidak dapat diulang kembali, sekali terjadi
sudah itu lenyap ditelan masa lampau. Perbedaan lainnya yaitu kalau fakta sejarah itu
adalah fakta manusia, sedangkan ilmu ilmu alam, yang disebut fakta adalah fakta
alam.
Perbedaan antara ilmu ilmu alam dan sejarah adalah seperti perbedaan antara
benda dan manusia. Benda itu mati tidak berfikir, sedangkan manusia itu itu hidup,
berfikir dan berkesadaran. Dapat di mengerti kalau ilmu ilmu alam menghasilkan
hukum alam yang berlaku umum dan pasti, sedangkan sejarah menghasilkan
generalisasi yang tidak sepasti ilmu ilmu alam.

 Sejarah itu hanya mempunyai objek


Kata objek berasal dari bahasa Latinobjectus yang berarti “yang di harapan,
semacam tujuan”. Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas,
Biasanya sejarah dimasukan dalam ilmu kemanusiaan karena objeknya adalah
manusia. Objek dari sejarah ialah waktu, jadi sejarah mempunyai objek sendiri
yang tidak dimiliki ilmu lain secara khusus.

 Sejarah itu mempunyai teori


Kata teori dari bahasa Yunani theoria yang berarti “renungan”. sama seperti
ilmu lain, sejarah juga mempunyai teori pengetahuan (sering disebut filsafat sejarah
kritis). Teori pada umumnya berisi satu kumpulan dan tentang kaidah pokok suatu
ilmu. Dalam filsafat disebut epistemologi (dari bahasa yanuni episteme yang berarti
“pengetahuan” dan logos yang berarti “wacana”). Ilmu ilmu sosial menjadikan alam
sebagai objeknya, sedangkan ilmu ilmu sosial juga mempunyai objek sendiri, yaitu
manusia dan waktu. Sejarah juga membedakan dirinya dengan mitos. Mitos tidak
menjelaskan tentang kapan sesuatu terjadi, sedangkan bagi sejarah penjelasan tentang
waktu itu penting. Sejarah bertanya bagaimana mungkin orang mengetahui waktu,
pengetahuan itu mutlak atau relatif, cara cara mengukur kebenaran pengetahuan itu,
dan model-model penjelasan sejarah. Sejarah mempunyai tradisi yang panjang, jauh
lebih panjang daripada ilmu ilmu sosial. Dalam setiap tradisi itu terjadi dapat teori
sejarah.

 Sejarah itu mempunyai generalisasi


Generalisasi, dari bahasa Latin generalis yang berarti “umum”sama dengan
ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu
diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat
ideografis.
Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atas kesimpulan-
kesimpulan ilmu lain. Bahwa revolusi Indonesia bukan pekerjaan kaum ekstremis,
seperti propaganda Belanda, terjawab dengan menunjukkan bahwa revolusi itu adalah
revolusi pemuda.

 Sejarah itu mempunyai metode


(Metode, dari bahasa Yunani methodes yang berarti “cara”). Untuk penelitian,
sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengantar. Metode sejarah
mengharuskan orang untuk berhati-hati. Dengan metode sejarah, orang tidak boleh
menarik kesimpulan yang terlalu berani. Misalnya dengan penelitiannya yang detail,
sejarah tidak dapat menyimpulkan bahwa sang Merah Putih telah berkibar di
Indonesia 6.000 tahun.Juga bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selam 350 tahun
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.

2. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU

 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense


Orang tidak boleh takut menulis sejarah. Selalu ada manfaat bagi sejarawan
mengutip pengetahuan dari siapa pun. Para pelaku sejarah dan saksi sejarah perlu
diyakinkan bahwa apa pun peran mereka, catatan sejarah itu penting. Untul ketahui,
ada pelaku yang ingin melakukan koreksi. Kalau tidak sempat menulis, mereka dapat
merekam dan mengirimkan ke Arsip Nasional. Kalau rekaman itu menyangkut nama
orang yang tak segara boleh diungkap, boleh saja rekaman disertai catatan kapan
boleh dibuka.
Sejarah memang ilmu terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari. Dalam
training untuk sejarawan tidak diajarkan istilah-istilah teknis. pentingnya nalar umum
untuk penulisan sejarah tidak berarti menulis sejarah itu cukup dengan nalar umum.

 Sejarah itu akan kering


Anggapan, bahwa sejarah akan kering datang dari orang yang tidak mengerti
sastra atau sejarah atau dua-duanya. Memang bahasa dalam sejarah adalah bahasa
yang sederhana san langsung, persis seperti bahasa dalam sastra modern. Tidak ada
bahasa yang berbunga-bunga. Tidak ada “rambutnya bak mayang yang mengurai”,
juga tidak “gunung itu berdiri kukuh seperti tonggak-tonggak raksasa” tidak juga
“hutan itu selebat jenggor orang Arab”. Tidak ada patokan tentang cerita berbingkai,
atau persamaan akhiran, atau persamaan bunyi “titisan titi teteg tatag tutug”. Bahasa
sehari-hari. Kalau sejarah melukiskan para gerilyawan minum air, dia tidak akan
bilang bahwa mereka H2O.

3. SUMBAGAN ILMU
 Ilmu memberi konsep
Karena sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari, ia memerlukan
sumbangan berupa konsep. Kalau kita mendengar ungkapan yang berbunyi “petani itu
memberi pisang pasa geriyawan”, kata petani adalah tanda (sign) yang menunjuk pada
petani konkret, yang sehari hari dapat kita lihat sawah dengan baju dan celana hitam,
cangkul, dan topi lancip, yang sedang berkerigat.
Akan tetapi kata, petani pada pemberontakan petani pada abad ke 19 dipimpin oleh
ulama menunjuk pada petani umumya, yakni petani yang abstrak. Dengan kata lain
petani pada ungkapan itu adalah konsep,suatu observational concept. Karena petani
dapat diamati.

 Ilmu memberi sifat sinkronis


Sejarah itu pada dasarnya ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu,
tetapi dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial,
sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Artinya selain memanjang dalam waktu,
sejarah lalu juga melebar dalam ruang. Jadi, dengan sumbangan ilmu, sejarah ilmu
diakronis adalah juga ilmu sinkronis. Maka, lengkaplah sejarah.

4. SEJARAH SEBAGAI SENI

 Sejarah memerlukan intusi


Dalam memilih topik, sejarawan sering tidak bisa mengendalikan ilmu yang
dimiliki. Ia akan memerlukan ilmu sosial dalam menentukan sumber apa aja yang
harus dicari, demikian pula dalam interprestasi data. Akan tetapi, sejarawan juga
memerlukan intuisi dan ilham, yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa
penelitian berlangsung. Setiap langkah memerlukan kepandaian sejarawan dalam
memutuskan apa yang harus dikerjakan. Sering terjadi untyk memilih suatu
penjelasan, bukan peralatan ilmu yang berjalan tetapi intuisi.

 Sejarah memerlukan imajinasi


Imajinasi sejarawan harus juga jalan kalau ia ingin memahami perlawanan
sultan palembang yang berada diluar ibukota pada abad ke 19. Ia dituntut untuk dapat
membayangkan sungai dan hutan yang mungkin jadi tempat yang baik untuk
bersembunyi. Demikian juga untuk menggabarkan peranag aceh, ia harus mampu
berimajinasi mengenai pantai, hutan, desa meunasah, istana, masjid, dan bukit bukit.
Mungkin ia akan bisa memahami Teuku Umar melalui pemahaman imajinernya
tentang pantai, perlawanan Tjoet Nyak Dien melalui hutannya, dan penyebaran cita
cita perang sabil lewat imajinasinya tentang desa, meunasah, dan masjid

 Sejarah memerlukan emosi


Pada penulisan sejarah zaman Romantik, yaitu pada akhir abad ke 18 dan awal
abad ke 19, sejarah dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya, menulis sastra, artinya
menulis sejarah harus dengan melibatkan emosional.

 Sejarah memerlukan gaya bahasa


Gaya bahasa yang baik tidak berarti gaya bahasa yang penuh bunga bunga.
Kadang-kadang bahasa yang luas lebih menarik. Gaya yang berbelit-belit dan tidak
sistematis jelas merupakan bahasa yang jelek. Dalam tulisan sejarah, diskripsi itu
seperti melukis yang naturalistis. yang diperlukan ialah kemampuan untuk menuliskan
detail.

5. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI

 Sejarah akan kehilangan ketetapan dan objektivitas


Ketetapan dari objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketetapan, yaitu
keseuaian antara fakta dan tulisan sejarah,dan objektivitas, yaitu tidak adanya
pandangan yang individual, adalah dua hal yang menimbulkan kepercayaan orang
pada sejaraan. Kedua hal itu dapat dikesankan oleh penguasaan sejarawan atas detail
dan tulisan sejarah yang terasa teknis. Akan tetapi, kesan keberadaan dua hal itu akan
hilang jika sejarah menjadi seni. Seni itu hasil imajinasi, sedangkan sejarah sebagai
fakta.

 Sejarah akan terbatas


Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap seni. Tema-tema
sejarah yang penting, seperti sejarah ekonomi dan kuantitatif yang menyuguhkan
angka-angka dan analisis tidak akan tertulis. Sejarah akan terbatas pada yang dapat
dideskripsikan.
6. SUMBANGAN SENI
 Seni memberi karakterisasi
Seni sastra dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karakterisasi pada
biografi. Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus menggambarkan
watak orang dalam deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa tidak
begitu peduli dengan watak orang.

 Seni memberi struktur


Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur atau plot atau alur
dalam tulisannya. Sekalipun alur dalam sastra berbeda dengan alur pada sejarah,
tetapi ada persamaannya. Alur dalam novel dapat dibagi tiga dalam tahap :
pengenalan, krisis, dan solusi.

PERTANYAAN
Dari penjelasan diatas dikatakan bahwa sejarah memerlukan imajinasi,
Bagaimana jika sejarawan tidak memiliki imajinasi dalam membayangkan peristiwa
masa lalu ?
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Resensi Bab 4

Nama :Rheinhard Sam Sianturi


Nim : 3213121022
Kelas :B

Sejarah Sebagai Ilmu


1. Sejarah itu empiris
Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris (dari bahasa YunaniEmpeiria yang berarti
“pengalaman”). Sejarah sangat tergantungPada pengalaman manusia. Pengalaman itu
direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh sejarawanUntuk
menentukan fakta. Fakta itulah yang diinterpretasi. DariInterpretasi atas fakta, barulah
muncul tulisan sejarah.Jadi, meskipun ada perbedaan mendasar dengan ilmu alamDan
biologi, sejarah itu sama dengan ilmu-ilmu alam, sama-Sama berdasar pengalaman,
pengamatan, dan penyerapan. AkanTetapi, dalam ilmu-ilmu alam percobaan itu dapat
diulang-ulang.Sementara itu, sejarah tidak bisa mengulangi percobaan. RevolusiIndonesia
tidak dapat diulang kembali; sekali terjadi, sudah ituLenyap ditelan masa lampau. Sejarah
hanya meninggalkan doKumen. Perbedaan yang lain ialah kalau fakta sejarah itu adalahFakta
manusia, sedangkan dalam ilmu-ilmu alam, yang disebutFakta adalah fakta alam.
2. Sejarah itu hanya mempunyai objek
Kata “objek” berasal dari bahasa Latin objectus yang berarti “yang Di hadapan, sasaran,
tujuan”. Sejarah sering dituduh sebagaiSesuatu yang tidak jelas. Biasanya sejarah
dimasukkan dalamIlmu kemanusiaan karena objeknya adalah manusia. Akan tetapi,Sama-
sama membicarakan tentang manusia, kajian sejarah berBeda dengan misalnya antropologi.
Lebih dari segalanya, objekDari sejarah ialah waktu. Jadi, sejarah mempunyai objek senDiri
yang tidak dimiliki ilmu lain secara khusus. Kalau fisikaMembicarakan waktu fisik, maka
sejarah membicarakan waktuManusia. Waktu dalam pandangan sejarah tak pernah lepas dari
Manusia.
3. Sejarah itu mempunyai teori
Kata “teori” dari bahasa Yunani theoria yang berarti “renungan”.Sama seperti ilmu lain,
sejarah juga mempunyai teori pengetahuan (sering disebut filsafat sejarah kritis). Teori pada
umumnya berisiSatu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafatDisebut
epistemologi (dari bahasa Yunani episteme yang berarti ‘“pengetahuan”dan logos yang
berarti “wacana”). Ilmu-ilmu sosialMenjadikan alam sebagai objeknya, sedangkan ilmu-ilmu
sosial Menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian, maka sejarahJuga mempunyai objek
sendiri, yaitu manusia dan waktu.
4. Sejarah itu mempunyai generalisasi
Generalisasi dari bahasa Latin generalis yang berarti “umum”. Sama dengan ilmu lain,
Sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-
ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis.
5. Sejarah itu mempunyai metode
Untuk penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan
kalau ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah, maka pernyataan itu
ditolak.
KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU
1. Menulis sejarah itu cukup dengan commonsense
Sejarah memang ilmu yang terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari. Dalam
training untuk sejarawan tidak diajarkan istilah-istilah teknis. Pentingnya nalar umum
untuk penulisan sejarah tidak berarti menulis sejarah itu cukup dengan nalar-nalar
umum.

2. Sejarah itu akan kering


Diharapkan bahwa kekayaan substantif jauh lebih menarik daripada keindahan
retorika.Lagipula, keindahan sejarah tidak terletak pada gaya bahasa tetapipada presisinya.
Pada sejarah kuantitatif yang banyak menggunakan statistik, keindahan justru terletak pada
angka-angka. Tidak ada yang lebih indah daripada kebenaran.

Sejarah sebagai seni


1. Sejarah memerlukan intuisi
Dalam memilih topik, sejarawan sering tidak bisa mengandalkan ilmu yang dimiliki. Ia akan
memerlukan ilmu sosial dalam menentukan sumber apa saja yang harus dicari, demikian pula
dalam interpretasi data. Akan tetapi, sejarawanjuga memerlukan intuisi atau Ilham, yaitu
pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian berlangsung.
2. Sejarah memerlukan imajinasi
Dalam pekerjaannya, sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya,
apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Misalnya, ia akan menulis
priyayi awal abad ke 20. Ia harus punya gambaran, mungkin priyayi itu anak cucu
kaum bangsawan atau raja yang turun statusnya karena sebab-sebab alamiah atau
politis.
3. Sejarah memerlukan emosi
Pada penulisan sejarah zaman romantik, yaitu pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke
-19, sejarah dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya, menulis sejarah disamakan
dengan menulis sastra, artinya menulis sejarah harus dengan keterlibatan emosional.
Orang yang membaca sejarah penaklukan Meksiko, jatuhnya Romawi, pelayaran
orang Inggris ke Amerika, harus dibuat seolah-olah hadir dan menyaksikan sendiri
peristiwa itu.
4. Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang baik tidak berarti gaya bahasa yang penuh bunga-bunga. Kadang-
kadang bahasa yang luas lebih menarik. Gaya yang berbelit-belit dan tidak sistematis
jelas merupakan bahasa yang jelek. Dalam tulisan sejarah, deskripsi itu seperti
melukis yang naturalistis. Yang diperlukan ialah kemampuan untuk menuliskan
detail.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI


1. Sejarah akan kehilangan Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan atau accuracydari objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan,
yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah, dan Objektivitas, yaitu tidak adanya
pandangan yang individual, adalah dua hal yang menimbulkanKepercayaan orang pada
sejarawan. Kedua hal itu dapat dikesankan oleh penguasaan sejarawan atas detail dan tulisan
sejarah yang terasa teknis.
2. Sejarah akan terbatas
Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap hasil seni. Tema-tema sejarah
yang penting, seperti sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif yang menyuguhkan angka-
angka dan analisis tidak akan ditulis.

Sumbangan seni
1. Seni memberi karakterisasi
Seni sastra dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karakterisasi pada biografi.
Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus menggambarkan watak orang pada
deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa tidak begitu peduli dengan watak
orang.
2. Seni memberi struktur
Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur atau plot atau alur dalam
tulisannya. Sekalipun alur dalam sastra berbeda dengan alur pada sejarah,tetapi ada
persamaannya. Alur dalam novel dapat dibagi dalam tiga tahap : Pengenalan, krisis,
dan solusi. Sejarawan sering tergesa-gesa menulis mengenai krisis dan solusinya
tanpa mengenalkan pendahuluannya.
Sejarawan mengerjakan itu dengan naluriah. Setiap kali ia akan menuliskan sebuah
peristiwa, ia selalu mulai dengan melukiskan latar belakang peristiwa itu. Sedikit saja
sejarawan yang sadar bahwa teknik itu adalah teknik sastra yang disebut
foreshadowingatau pelukisan sebelum sebuah peristiwa.

Pertanyaan : Jelaskan pengertian alur dalam novel yaitu pengenalan, kritis, dan solusi
NAMA : ROSA TITIN THERESIA SIHOTANG

NIM : 3213321015

KELAS : REGULER B

MATKUL : DASAR-DASAR SEJARAH

TUGAS : RESUME BAB 4

RESENSI PENGANTAR ILMU SEJARAH

JUDUL BUKU : PENGANTAR ILMU SEJARAH

PENULIS : KUNTOWIJOYO

TAHUN TERBIT : CETAKAN 1 2018

PENERBIT : TIARA WACANA

TEMPAT TERBIT : YOGYAKARTA

GUNA SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

A.Sejarahsebagaiilmujugamerupakansaranabagimasyarakatuntukmenambahpengetah
uanataumempelajariberbagaihal di masalampau.Sejarahsebagaisenidipandangsebagai
proses pembelajarankehidupanmanusia di
masalampau.Ciriutamadarisejarahsebagaiseniialahmemerlukanimajinasisertagayabah
asa yang menarik.

Sejarahsebagaiilmu

Karenasejarahitusangatpenting, padaartikelinikitaakanbahasapa yang


dimaksudsejarahsebagaiilmu. Jadi,
sejarahdapatdikatakansebagaiilmukarenaiamenjadisumber-
sumberpengetahuantentangapa yang terjadipadamasalampau.
Peristiwapadamasalampauitudisusunsecarasistematismenggunakanmetodekajianilmiah
, untukapamenggunakankajianilmiah? Hal
itudikarenakansejarahakanberpengaruhpadamasa-masa yang akandatang,
makasangatperluuntukmendapatkankebenarannya.Sebagaiilmu,
sejarahmerupakanilmu yang
memilikifungsibesardalammenelitidanmenyelidikikejadian-
kejadianapasajaatauperistiwaapasaja yang
dialamiolehmanusiasertamasyarakatpadamasalampau.
Dalammelakukanpenelitiansejarah, penguasaanmetodeilmiahsangatdiperlukan,
tidakbisaasaldalammelakukanpenelitiansejarah.Inikarenasemua yang
ditemukankemudianakanmenjadisebuahilmu yang menentukankondisipadamasa-
masaselanjutnya.

B.SejarahMempunyaiTeori

Sejarahmempunyaiteoripengetahuandanpadaumumnyateoriberisisatukumpulantentan
gkaidahpokoksuatuilmu.Dalamfilsafatdisebutepistemology yaitupengetahuan,ilmu-
ilmusosialmenjadikanalamsebagaiobjeknya.

C.sumbanganilmu

Dimanadiantaranyayaitu:

-Ilmumemberikonsep

Karenasejarahpadaumumnyamemakaibahasasehari-
hariiamemerlukansumbanganberupakonsep,salahsatu kata yang di ambilyaitu
“petani”yangmenjadiungkapankonsepdisebutdengan OBSEVATIONAL
sepertiliberalisme.

-Ilmumemberisifatsinkronis

Sejarahitupadadasarnyaialahilmudiakronis,yangmemanjangdalamwaktutetapidalamru
ang yang sempit.Ketikasejarahbersentuhandenganilmusosialsejarahmenjadiilmu yang
jugasinkronis.Artinyaselainmemanjangdalamwaktusejarahjugamelebardalamruang.

SEJARAH SEBAGAI SENI


Banyakcara yang bisadigunakandalammenceritakankembaliperistiwa-
peristiwadanfakasejarah, salahsatunyaadalahseni. Dalammenulissejarah,
sejarawanharusmemilikiseninyasendiridalammenyajikancerita-
ceritasejarah.Sejarawanselaluingintulisan-tulisan yang
iabuatmampumembuatparapembacanyaseakanmerasakanlangsungperistiwa yang
terjadi di masalampau.
Membuatparapembacamasukkedalamceritasejarawahadalahsenitersendiri yang
tentunyatidakbanyak orang bisamelakukannya.Tidakhanyatulisan, lukisan, patung,
sertapanggungpementasan pun
menjadisebagianbentuksenidalammerekonstruksiperistiwasejarah.

Olehkarenasejarahadalahilmu yang sangatpentingbagimanusia, senimenjadi medium


dalammerekosntruksikembaliperistiwa-
peristiwasejarah.Setiapmanusiaharusmengetahuisejarahdirinya, keluarga,
bahkantempatiatinggal. Karenasejarahmenjadisumbelilmusertapengetahuan yang
sangatpentingbagimanusiadalammenghadapimasa-masa yang akandatang.

B.sumbanganseni

-Senimemberikarakterisasi

Senisastradapatmenyumbangkanmiliknya yang
berupakarakterisasipadabiografi.sejarawanmungkintidakterlalusadarbahwaiaharusme
nggambarkanwatak orang dalamdeskripsi.

-Senimemberistruktur

Kebanyakansejarawantidakmenyadaripentingnyastrukturatau plot
danalurdalamtulisannya,sekalipunalurdalamsastraberbedadenganalurpadasejarah
.Tetapimasihterdapatpersamaan.

PERTANYAAN:

Apahubunganantarasejarahsebagaiilmudengansejarahsebagaisenidanapasajapersamaa
ndanperbedaankeduahal tersebut.
Tugasrutin

Materipembelajaran:Dasar-dasarIlmuSejarah

Nama.:JemimaReginaberuSembiring

NIM.:3213121028

Kelas.:BReguler2021

Bab 4 Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Sejarah Sebagai Ilmu

 Sejarah itu empiris

Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman itu di rekam dalam dokumen, dan dokumen itulah yang d teliti oleh sejarawan untuk
menentukan fakta yang diinterpretasi.

 Sejarah itu hanya mempunyai objek

Kata objek berasal dari bahasa latin yang berarti "yang di hadapan, sasaran, tujuan". Sejarah di
masukkan dalam ilmu kemanusiaan karena objek nya adalah manusia. Sejarah mempunyai objek
sendiri yang tidak di miliki ilmu lain secara khusus.

 Sejarah itu mempunyi poin

Sama seperti ilmu lain, sejarah juga mempunyai teori pengetahuan ( sering di sebut filsafat sejarah
kritis). Sejarah mempunyai objek sendiri, yaitu manusia dan waktu. Teori sejarah diajarkan sesuai
dengan keperluan peradaban.

 Sejarah itu mempunyai generalisasi

Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atas kesimpulan - kesimpulan ilmu lain.

 Sejarah itu mempunyai metode

Metode sejarah mengharuskan orang berhati - hati, orang tidak boleh mengambil kesimpulan yang
terlalu berani. Kalau ternyata suatu pertanyaan tidak di dukung oleh bukti - bukti sejarah, maka
pernyataan itu di tolak.
Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu

 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense

Ada bedanya orang yang mengetahui dan tidak mengetahui. Sejarah itu seperti ilmu - ilmu, perlu
riset. Topik riset tidak sekedar yang sudah di alami atau di ketahui, bisa saja penulis belum tau apa -
apq mengenai topik nya. Seorang sejarawan yang terdidik itu ibarat prajurit komanda yang dapat di
terjunkan dimana saja.

 Sejarah itu akan kering

Ada masa nya ketika sejarah di pengaruhi oleh sastra, tetapi sekarang sejarah hanya memerlukan
penulisan yang baik dari penalaran dan sistematik nya. Anggapan bahwa sejarah akan kering datang
dari orang yang tidak mengerti sastra atau sejarah, atau dua - duanya.

Sumbangan Ilmu

 Ilmu memberi konsep

Karena sejarah pada umum nya memakai bahasa sehari - hari, ia memerlukan sumbangan berupa
konsep.

 Ilmu memberi sifat sinkronis

Sejarah itu pada dasarnya ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang
yang sempit. Artinya, selain memanjang dalam waktu, sejarah lalu juga melebar dalam ruang. Jadi
dengan sumbangan ilmu, sejarah ilmu diakronis adalah juga ilmu sinkronis.

Sejarah Sebagai Seni

 Sejarah memerlukan intuisi

Sejarawan memerlukan intuisi, yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian.

 Sejarah memerlukan imajinasi

Sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya, apa yang sedang terjadi, dan apa yang
terjadi sesuda itu.

 Sejarah memerlukan emosi

Diharapkan sejarawan dapat menghadirkan objeknya seolah - olah pembacanya mengalami sendiri
peristiwa itu.

Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Seni

 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas

Ketepatan daru objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan yaitu kesesuain antara
fakta dan tulisan sejarah dan objektivitas.
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Pengantar Ilmu Sejarah
BAB 4 : Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Nama : Dewi Margareta Hutapea


Nim :3213121030
Kelas : B REG

A. Resensi Materi Pelajaran

Identitas Buku
 Judul: Pengantar Ilmu Sejarah
 Penulis: Kuntowijoyo
 Penerbit: Tiara Wacana
 Tahun Terbit: 2013
 Tebal: 190 halaman
 Panjang: 12 cm
 ISBN: 978-979-1262-56-9

Sinopsis Buku
Tidak semua peradaban mengisahkan tentang ilmu dan seni. Misalnya di Jawa sampai
abad ke 19, keduanya masih menjadi satu. Di Malaysia pada abad ke 19 dengan Abdullah
Munsyi (1796-1854) dan di Riau dengan Raja Ali Haji. Mereka sudah menunjukkan bahwa
mereka sudah mengenal penggunaan angka tahun yang pasti. Sebenarnya di Jawa hanya pada
tradisi keraton terdapat percampuran antara ilmu dan seni. Pada karya-karya Ranggawarsita
(1802-1874), pujangga terakhir, bukan saja tercantum antara ilmu dan seni, bahkan juga
teologi, filsafat dan juga ramalan tercampur dengan seni.

Isi Resensi
Sejarah sebagai ilmu.
Sejarah itu empiris. Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris (bahasa Yunani
empeiria yang artinya “pengalaman”.Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman itu direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh
sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itulah yang diinterpretasi. Dari interpretasi atas
fakta barulah muncul tulisan sejarah.
Oleh karena itu, meskipun ada perbedaan mendasar dengan ilmu alam dan biologi, sejarah itu
sama dengan ilmu-ilmu alam, di mana sama-sama berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan
penyerapan. Akan tetapi dalam ilmu-ilmu alam percobaan itu dapat diulang ulang, sementara
sejarah tidak bisa mengulangi percobaan. Sejarah hanya meninggalkan dokumen. Perbedaan
yang lain ialah kalau fakta sejarah itu adalah fakta manusia, sedangkan dalam ilmu alam,
yang disebut fakta adalah fakta alam.
Sejarah sering disebut tidak ilmiah hanya karena bukankah ilmu-ilmu alam. Ternyata, cara
kerja keduanya sama. Perbedaan antara sejarah dan ilmu-ilmu alam tidak terletak pada cara
kerja, tetapi pada objek.
Maka dapat disimpulkan, kalau ilmu-ilmu alam menghasilkan hukum alam yang berlaku
umum dan kasti sedangkan sejarah menghasilkan generalisasi yang tidak sepasti ilmu-ilmu
alam.
Sejarah itu hanya mempunyai objek, Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang
tidak jelas, biasanya sejarah dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan karena objeknya dalam
manusia. Akan tetapi, sama-sama membicarakan tentang manusia, kajian sejarah berbeda
dengan antropologi. Lebih dari segalanya, objek dari sejarah ialah waktu. Jadi dapat
disimpulkan sejarah mempunyai objek sendiri yang tidak dimiliki ilmu lain secara khusus.
Waktu dalam pandangan sejarah tak pernah lepas dari manusia.
Oleh karena itu, soal asal mula selalu menjadi bahasa utama. Misalnya tentang hari lahir
Pancasila, dijatuhkan pada waktu Soekarno berpidato ataukah diumumkannya UUD 1945,
bukan urusan sejarawan untuk menetapkan. Akan tetapi urusan sejarawan hanyalah
penjelasannya, dan urusan peringatan itu sepenuhnya adalah keputusan politik.
Sejarah itu mempunyai teori, Sama seperti ilmu lain, sejarah juga mempunyai teori
pengetahuan yang disebut filsafat sejarah kritis. Teori pada umumnya berisi suatu kumpulan
tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafat disebut epistemologi. Ilmu-ilmu alam
menjadikan alam sebagai objeknya, sedangkan ilmu-ilmu sosial masyarakat menjadi objek
penelitian, maka sejarah juga mempunyai objek sendiri yaitu manusia dan waktu.
Namun meskipun sama-sama pengetahuan tentang waktu, sejarah juga membedakan dirinya
dengan mitos. Mitos tidak menjelaskan tentang kapan sesuatu terjadi, sedangkan bagi sejarah
penjelasan tentang waktu itu sangat penting. Sejarah bertanya bagaimana mungkin orang
mengetahui waktu, pengetahuan itu mutlak atau relatif, cara-cara mengukur kebenaran
pengetahuan itu, dan model-model penjelasan sejarah.
Sejarah mempunyai tradisi yang panjang jauh lebih panjang daripada ilmu-ilmu sosial. Dalam
setiap tradisi itu terdapat teori sejarah. Di universitas Amerika yang berorientasi pragmatis,
tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosofis. Sebaliknya, di negeri Belanda yang
mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosofis
diajarkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa teori sejarah diajarkan sesuai dengan keperluan
peradaban.
Sejarah itu mempunyai generalisasi, Sama dengan ilmu lain, sejarah juga menarik
kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat
nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis.
Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.
Bahwa revolusi Indonesia bukan pekerjaan kaum ekstrimis, seperti propaganda Belanda,
terjawab dengan menunjukkan bahwa revolusi itu adalah revolusi pemuda. Demikian pula
generalisasi kaum marxis yang melihat semua revolusi sebagai perjuangan kelas tidak
terbukti dalam revolusi Indonesia yang digerakkan oleh ide nasionalisme.
Sejarah itu mempunyai metode, Untuk penelitian, sejarah mempunyai metode
tersendiri yang menggunakan pengamatan. Jika suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-
bukti sejarah, maka pernyataan itu akan ditolak.
Misalnya pernyataan kaum marxis ortodoks bawah superstruktur atau bangunan atas adalah
berupa sistem sosial. Pernyataan itu ternyata tidak dapat bertahan terhadap metode sejarah.
Asumsi bangunan-bawah bangunan-atas itu terlalu banyak pengecualian untuk menjadi
hukum. Hukum-hukum sosial terlalu bersifat mekanis, padahal metode Sejarah itu bersifat
terbuka dan hanya tunduk pada fakta.
Metode sejarah mengharuskan orang untuk berhati-hati. Dengan metode sejarah, orang tidak
boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani.
Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu.
Menulis sejarah itu cukup dengan common sense, berkaitan mengenaipara pelaku
sejarah dan saksi sejarah perlu diyakinkan bahwa apapun peran mereka, catatan sejarah itu
penting. Ada pelaku sejarah yang merasa mengerjakan sesuatu yang penting untuk diketahui,
ada pula pelaku yang ingin melakukan koreksi.
Sejarah memang ilmu yang terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari. Dalam training
untuk sejarawan tidak diajarkan istilah-istilah teknis. Pentingnya nalar umum untuk penulisan
sejarah tidak berarti menulis sejarah, itu cukup dengan nalar umum.
Profesionalisme tetap sangat dibutuhkan ada bedanya orang yang mengetahui dan yang tidak
mengetahui. Sejarah itu seperti ilmu-ilmu, yang perlu riset. Topik reset tidak sekedar yang
sudah dialami atau diketahui bisa jadi penulis belum tahu apa-apa mengenai topik nya.
Seorang sejarawan yang terdidik itu ibarat prajurit komando, ia dapat dipergunakan dimana
saja.
Sejarah itu akan kering, di jurusan sejarah diajarkan untuk menghormati fakta. Jadi,
bisa dikatakan lebih mengarahkan pada substansi daripada retorika.Diharapkan bahwa
kekayaan substantif jauh lebih menarik daripada keindahan retorika. Keindahan sejarah tidak
terletak pada gaya bahasa tetapi pada presisinya. Pada sejarah Kuantitatif yang banyak
menggunakan statistik, keindahan justru terletak pada angka-angka.
Ada masanya ketika sejarah dipengaruhi oleh sastra, tetapi sekarang sejarah hanya
memerlukan penulisan yang baik dari penalaran dan sistematiknya. Kalau tulisan yang baik
penalaran yang teratur, dan sistematis yang runtut itulah yang dimaksud retorika, pastilah
tidak ada sejarah yang kering. Anggapan bahwa sejarah akan sering datang dari orang yang
tidak mengerti sastra atau sejarah. Memang bahasa dalam sejarah adalah bahasa yang
sederhana dan langsung, persis seperti bahasa dalam sastra modern.
Bahasa sejarah adalah bahasa sehari-hari. Kalau sejarah melukiskan para gerilya want minum
air, dia tidak akan bilang bahwa mereka minum H²O.
Sumbangan Ilmu.
Ilmu memberi konsep, sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari, maka ia
memerlukan sumbangan berupa konsep. Jika kita mendengar ungkapan yang berbunyi
"petani itu memberi pisang pada gerilyawan", kata petani adalah tanda yang menunjukkan
ada petani konkret, yang sehari-hari dapat kita lihat di sawah dengan baju dan celana hitam,
cangkul, dan kopi lancip yang sedang berkeringat. Makan tetapi kata petani pada
pemberontakan peta night pada abad ke-19 dipimpin oleh ulama, menunjukkan pada petani
umumnya yakni petani abstrak. Dengan kata lain petani pada ungkapan itu adalah konsep
suatu observational concept. Disebut observational karena petani dapat diamati.
Ilmu memberi sifat sinkronis.Sejarah itu pada dasarnya ialah ilmu diakronis yang
memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan
ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis. Jadi, dengan sumbangan ilmu sejarah
ilmu diakronis adalah juga ilmu sinkronis.Misalnya sejarah akan merekonstruksikan masa
lampau dengan melihat pada perkembangan partai-partai politik. Akan tetapi, sejarah dapat
juga berbicara tentang hubungan partai dengan sistem status dan kelas yang diambil dari
sosiologi. Serta sejarah politik dapat saja menghubungkan perkembangan partai dengan
masyarakat desa dan masyarakat kota.
Dengan sumbangan ilmu, tema-tema baru yang bersifat sinkronis dapat ditulis. Misalnya
tentang kriminalitas, dan sistem sekolah. Sejarah kota adalah contoh yang jelas ihwal
bagaimana sejarah yang sifatnya diakronis telah diperkaya oleh ilmu yang sinkronis.
Sejarah sebagai seni.
Sejarah memerlukan instuisi, Topik sejarawan sering tidak bisa mengandalkan ilmu
yang dimiliki. Ia akan memerlukan ilmu sosial dalam menentukan sumber apa saja yang
harus dicari, demikian pula dalam interpretasi data. Akan tetapi, sejarawan juga memerlukan
intuisi atau ilham yaitu pemahaman langsung dan instingtif selama masa penelitian
berlangsung. Setiap langkah memerlukan kepandaian sejarawan dalam memutuskan apa yang
harus dikerjakan. Sering terjadi untuk memilih suatu penjelasan, bukan peralatan ilmu yang
berjalan tetapi intuisi. Dalam hal ini, cara kerja sejarawan sama seperti seniman.Untuk
mendapatkan intuisi, sejarawan harus bekerja keras dengan data-data yang ada, apa yang bisa
dikerjakan. Disini lah beda intuisi sejarawan dengan intuisi pengarang. Mungkin pengarang
akan berjalan jalan sambil melamun, tetapi sejarawan harus tetap ingat data-datanya.
Sejarah memerlukan imajinasi, dalam pekerjaannya sejarawan harus mampu
membayangkan apa yang sebenarnya, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah
itu. Misalnya, ia akan menulis priyayi awal abad ke-20. Maka ia harus punya gambaran,
mungkin priyayi itu anak cucu kaum bangsawan atau raja yang turun statusnya karena sebab-
sebab alamiah atau politis. Demikian juga sejarawan harus dapat membayangkan betapa
bangga istrinya bila para priyayi itu dapat menggaet penari tayub. Itu untuk Sejarah Sosial.
Imajinasi sejarawan harus juga jalan kalau ia ingin memahami perlawanan Sultan Palembang
yang berada di luar ibukota pada abad ke-19. Ia dituntut untuk dapat membayangkan sungai
dan hutan yang mungkin jadi tempat yang baik untuk bersembunyi.
Sejarah memerlukan emosi,Pada penulisan sejarah Zaman Romantik, yaitu pada akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19, sejarah dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya menulis
sejarah disamakan dengan menulis sastra, artinya menulis sejarah harus dengan keterlibatan
emosional. Diharapkan sejarawan dapat menghadirkan obyeknya seolah-olah pembaca nya
mengalami sendiri peristiwa itu. Untuk sejarah kebudayaan, menghadirkan itu sangat
penting.Dalam penulisan sejarah Revolusi kita, sejarah perang dan sejarah pemadaman
pemberontakan belum ada sejarah semacam itu. Padahal penulisan sejarah dengan emosi
tetap setia kepada fakta sangat penting untuk pewarisan nilai.
Sejarah memerlukan gaya bahasa,Gaya bahasa yang baik tidak berarti gaya bahasa
yang penuh bunga-bunga. Kadang-kadang bahasa yang luas lebih menarik. Gaya yang
berbelit-belit dan tidak sistematis jelas merupakan bahasa yang jelek. Dalam tulisan sejarah,
deskripsi itu seperti melukis yang naturalistis. Yang diperlukan sekarang ialah kemampuan
untuk menuliskan detail. Untuk sejarah yang masih mungkin menggunakan metode sejarah
lisan, detail itu dapat diciptakan. Melalui pertanyaan, sumber sejarah dapat dipaksa bercerita
menurut keinginan sejarawan. Dengan bertanya kepada sebanyak-banyaknya kesaksian orang
untuk hal-hal yang detail, sejarawan dapat terhindar dari kesalahan.
Kritik terhadap sejarah sebagai seni.
Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas, Ketepatan dari objektivitas sangat
perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah,
dan objektivitas, yaitu tidak adanya pandangan yang individual, adalah dua hal yang
menimbulkan kepercayaan orang pada sejarawan.Kedua hal itu dapat dikesankan oleh
penguasaan sejarawan atas detail dan tulisan sejarah yang terasa teknis. Akan tetapi, kesan
keberadaan dua hal itu akan hilang jika sejarah menjadi seni. Seni itu hasil imajinasi,
sedangkan sejarah berdasarkan fakta.Sejarawan dianggap hafal fakta-fakta sejarah di luar
kepala, padahal menghafal fakta bukanlah tugas utama sejarawan. Memang, sejarawan harus
tahu fakta-fakta yang relevan dengan penelitiannya, tetapi tugas utama sejarawan dalam
melakukan rekonstruksi.Sejarah yang terlalu dekat dengan seni dapat dianggap telah
memalsukan fakta. Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas.
Sejarah akan terbatas,Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap
hasil seni. Tema-tema sejarah yang penting, seperti sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif
yang menyuguhkan angka-angka dan analisis tidak akan ditulis. Sejarah akan terbatas pada
yang dapat dideskripsikan. Tulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan
biografi yang penuh sanjungan.
Sumbangan seni.
Seni memberi karakterisasi, Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus
menggambarkan watak orang dalam deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa
tidak begitu peduli dengan watak orang. Misalnya, kita kebetulan harus melukiskan tentang
yang terlibat dalam sebuah ekspedisi. Naluri kita sebagai sejarawan akan menyuruh
mengungkapkan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan pasukan. Dengan melukiskan
tentang watak orang-orang dalam ekspedisi itu, dengan kata lain biografi kolektif akan
lengkap lah sejarah kita.
Seni memberi struktur,Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur
atau plot atau alur dalam sekalipun alur dalam sastra berbeda dengan alur pada sejarah, tetapi
ada persamaannya. Sejarawan sering tergesa-gesa menulis mengenai krisis dan solusinya
tanpa memperkenalkan pendahuluannya.
Contoh yang baik tentang kesadaran itu ialah buku Sartono Kartodirdjo, Peasant Revolt Of
Banten in 1888. Buku itu dimulai dengan lukisan tentang Banten sebelum 1888 dan para
pemimpin, kemudian diterangkan tentang pemberontakan, dan diakhiri dengan penangkapan
penangkapan.
Sejarawan mengerjakan itu dengan cara naluriah. Setiap kali ia akan menuliskan sebuah
peristiwa, ia selalu mulai dengan menuliskan latar belakang peristiwa itu. Sedikit saja
sejarawan yang sadar bahwa teknik itu adalah teknik sastra yang disebut foreshadowing atau
pelukisan sebelum sebuah peristiwa.

Kekurangan
Menurut saya, buku tersebut memiliki beberapa kata yang jarang didengar sehingga sulit
untuk dipahami.

Kelebihan
Menurut saya, buku tersebut memiliki kelengkapan materi dan teori yang cukup sehingga
sangat direkomendasikan untuk para pemula yang ingin mempelajari ilmu sejarah. Penjelasan
yang diberikan juga singkat sehingga mudah dan cepat dimengerti.

B. Pertanyaan
Dewi ingin bertanya pak, dalam materi Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas,
dikatakan bahwa Sejarah yang terlalu dekat dengan seni dapat dianggap telah memalsukan
fakta, sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas. Pertanyaannya, apa yang menjadi
alasan bahwa Sejarah yang terlalu dekat dengan seni itu dianggap telah memalsukan datanya?
TUGAS RUTIN
Materi Pelajaran : Sejarah sebagai ilmu dan seni (Bab 4)

Nama : Satyo Hadi

Nim : 3213121012

Kelas : B Reguler Pend. Sejarah

A. RESENSI MATERI PELAJARAN

SEJARAH SEBAGAI ILMU

 Sejarah itu empiris


Sejarah dikatakan empiris artinya dalam bahasa Yunani ialah pengalaman. Maksudnya
sejarah sangat bergantung pada apa yang ditulis oleh pengalaman manusia. Pengalaman
itu direkam dalam sebuah dokumen yang akan diteliti oleh sejarawan untuk
menentukan faktanya. Nah, fakta itulah yang diinterpretasikan untuk munculnya sebuah
tulisan sejarah tersebut.

 Sejarah itu hanya mempunyai objek


Kata “objek” berasal dari bahasa latin objectus yang berarti “yang di hadapan, sasaran,
tujuan”. Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas.Biasanya sejarah
dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan karena objeknya adlah manusia.Akan tetapi,
sama-sama membicarakan tentang manusia, kajian sejarah berbeda misalnya
antropologi.Objek dari sejarah ialah waktu. Jadi, sejarah mempunyai objek diri yang
tidak dimiliki ilmu lain secara khusus.

 Sejarah itu mempunyai teori


Kata “teori” dari bahasa Yunani theoria yang berarti “renungan”.Sejarah mempunyai
teori pengetahuan sering disebut filsafat sejarah kritis.Teori pada umumnya berisi satu
kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu.

 Sejarah itu mempunyai generalasi


GENERALISASI (bahasa Latin generalis bermaksud umum) adalah pekerjaan
penyimpulan dari yang khusus kepada yang umum. Generalisasi yang tersedia dapat
menjadi dasar penelitian bila sifatnya sederhana, sudah dibuktikan oleh peneliti
sebelumnya, dan merupakan accepted history.Generalisasi sejarah yang sebenarnya
adalah hasil penelitian. Misalnya, kata "revolusi" yang merupakan penyimpulan dari
data yang ada memang dapat menjadi dasar penelitian, sementara kata "revolusi
pemuda" adalah kesimpulan yang didapatkan sebagai hasil penelitian. Akan tetapi,
sejarah adalah ilmu yang menekankan keunikan, jadi semua penelitian tidak boleh
hanya didasarkan pada asumsi umum. Generalisasi atau kesimpulan umum memang
sangat perlu dalam sejarah, sebab sejarah adalah ilmu

 Sejarah itu mempunyai metode


Metode sejarah adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk merekontruksi kejadian-
kejadian di masa lampau. Suatu metode diperlukan dalam penulisan kisah sejarah untuk
mendapatkan tulisan yang sistematik dan objektif. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode sejarah.

Sejarah memiliki metode karena metode ini sudah termasuk dibagian sejarah kalau
tidak ada metode dalam sejarah maka tidak akan ada pula pengetahuan peninggalan
masa lampau.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU

 Menulis sejarah itu cukup dengan commson sense


Sejarah memang ilmu yang terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari. Dalam
menulis sejrah dngn nalar umum itu seperti ibu2 rumah tangga memasak. Sejarah itu
seperti ilmu-ilmu,perlu riset. Topik riset tidak sekedar yg sudah di alami atau diketahui.

 Sejarah itu akan kering


Ada masanya ketika sejarah dipengaruhi oleh sastra, tetapi sekarang sejarah ahanya
memerlukan penulisan yang baik dari penalaran dan sistematiknya.Kalau tulisan yang
baik, penalaran yang teratur, dan sistematis yang runtut itulah yang dimaksud retorika,
pastilah tidak ada sejarah yang kering. Anggapan bahwa sejarah akan kering datang
daraai orang tidak mengerti sastra atau sejarah.

SUMBANGAN ILMU
 Ilmu memberi konsep
Sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari karena sejarah memerlukan
sumbangan berupa konsep. Dengan kata lain objek pada suatu ungkapan sejarah
merupakan sebuah konsep atau bisa disebut observasional concept. Lain halnya dengan
intellectual concept seperti liberalisme, cita-cita kemajuan, nasionalime, romantik, dan
demokrasi.Disebut intellectual karena hanya bisa dimengerti atau dipikirkan.
 Ilmu memberi sifat sinkronis
Sejarah sinkronis bertujuan untuk mengungkapkan peristiwa masa lampau secara
menyeluruh dalam dimensi ruang, namun terbatas dalam waktu. Sejarah sinkronik
biasanya menggunakan pendekatan multidimensional untuk menguraikan seluruh
aspek yang terkandung dalam peristiwa sejarah.
Contoh dari sejarah bersifat sinkronik adalah rekonstruksi peristiwa pemberontakan
petani Banten pada tahun 1888 oleh Sartono Kartodirdjo. Dalam penelitiannya, Sartono
Kartodirdjo mengusut berbagai aspek yang berpengaruh terhadap munculnya
pemberontakan petani Banten pada tahun 1888. Satono Kartodirdjo juga
menghubungkan antara aspek sosial, agama, politik dan pemerintahan untuk
menjelaskan bagaimana peristiwa pemberontakan petani Banten berlangsung.

SEJARAH SEBAGAI SENI

 Sejarah memerlukan intuisi


Intuisi merupakan kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu secara langsung
mengenai suatu topik yang sedang diteliti. Dalam penelitian untuk menentukan sesuatu
sejarawan membutuhkan intuisi dan untuk mendapatkannya ia harus bekerja keras
dengan data yang ada. Seorang sejarawan harus tetap ingat akan data-datanya, harus
dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang terjadi sesudahnya.
Berbeda dengan seorang seniman jika ingin menulis mungkin ia akan berjalan-jalan
sambil menunggu ilham sebelum melanjutkan proses kreatifnya.
 Sejarah memerlukan imajinasi
Imajinasi merupakan daya pikiran untuk membayangkan kejadian berdasarkan
kenyataan atau pengalaman seseorang (khayalan). Imajinasi diperlukan sejarawan
untuk membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, serta apa
yang akan terjadi.
 Sejarah memerlukan emosi
Sejarawan diharapkan menyatukan perasaan dengan objeknya.Sejarawan dapat
menghadirkan objeknya seolah-olah pembacanya mengalami sendiri peristiwa itu.Akan
tetapi, sejarawan harus tetap setia dengan fakta.Penulisan sejarah yang melibatkan
emosi sangat penting untuk pewarisan nilai. Untuk keperluan ini, dalam sejarah dikenal
historical thinking atau cara berpikir historis, yaitu upaya menempatkan pikiran-pikiran
pelaku sejarah pada pikiran sejarawan. Historical thinking didasari bahwa peristiwa
sejarah mempunyai aspek luar dan aspek dalam.Aspek luar peristiwa adalah bentuk
dari peristiwa, seperti pemberontakan, perubahan sosial, pelacuran, dan lain-
lain.Sedangkan aspek dalam merupakan pikiran-pikiran dari pelaku sejarah.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan atau lisan. Gaya bahasa diperlukan sejarawan guna menuliskan sebuah
peristiwa. Gaya bahasa yang baik yaitu yang dapat menggambarkan detail-detail sejarah
secara lugas dan tidak berbelit-belit.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI

 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas


Ketepatan atau accuracy dari objektivitas sangat perlu dalam penulisan
sejarah.Ketepatan, yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah, objektivitas, yaitu
tidak adanya pandangan yang individual adalah dua hal yang menimbulkan kepercayaan
orang pada sejarawan. Kedua hal itu dapat dikesankan oleh penguasaan sejarawan atas
deail dan tulisan sejarah yang teknis. Akan tetapi, kesan keberadaan dua hal itu akan
hilang jika sejarah menjadi seni. Seni itu hasil imajinasi, sedangkan sejarah berdasarkan
fakta
 Sejarah akan terbatas
Sejarah akan terbatas pada yang dapat dideskripsikan. Tulisan sejarah akan penuh dengan
gambaran tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan.

SUMBANGAN SENI

 Seni memberi karakteristik


Seni satra dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karakterisasi pada biografi.
Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar ia harus menggambarkan watak orang dalam
deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa tidak begitu peduli dengan watak
orang.
 Seni memberi struktur
Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur atau plot alur dalam penulisan
sejarah. Nah hendaknya sejarawan mengerjakannya dengan cara naluriah. Setiap kali ia akan
menuliskan sebuah peristiwa, ia selalu mulai dengan melukiskan latar belakang peristiwa itu.
Sedikit saja sejarawan yang sadar bahwa teknik itu adalah sastra yang disebut
foreshadowing atau pelukisan sebelum sebuah peristiwa.

PERTANYAAN
Apa yang dimaksud menulis sejarah dengan common sense

Nama: Marsela Aprilia Pasaribu

Nim :3213121045

Kelas: B Reguler

Bab 4

SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

Sejarah SebagaiIlmu

 Sejarah ituempiris
Sebagaiilmu, sejarahtermasukilmuempiris( dari Bahasa Yunani emperia yang berarti
“pengalaman”) Sejarah
SebagaiIlmumemilikisifatempirisdikarenakansejarahmelakukankajian pada peristiwa
yang pernahterjadi di masa lampau.

Kajian dilakukanatasdasarbukti-buktiataujejak -jejak yang ditemukan dan


mendukungadanyaperistiwa,salahsatubentukjejakataubuktidapatberupasebuahdokumen.
Kemudian, dokumenitulah yang akanditeliti oleh sejarawanuntukmenemukanfakta.

 Sejarah itumempunyaiobjek
Kata “objek” berasaldaribahasalatinobjectus yang berarti“ yang di hadapan,sasaran
,tujuan” . memilikiobjek yang
berartiadanyaperubahanatauperkembangankegiatanatauaktivitasmanusiadalamdimensi
(masa lampau).Dalamhaliniwaktumerupakan salah satuunsur paling
pentingdalamsejarah.waktu yang dimaksudadalahwaktuterjadinyaperistiwadimasalalu.

 Sejarah itumempunyaiteori
Kata “teori” dari Bahasa Yunani theoria yang berarti “renungan”.

Teoriadalahpendapat yang dikemukakan oleh para ahli dan


berfungsisebagaiketeranganmengenaisuatuperistiwa yang
terjadi.Dalamsejarahisidariteoriadalahsatukumpulantentangkaidah-kaidahpokoksuatuilmu
yang diajarkanberdasarkankeperluanperadaban.

 Sejarah itumempunyaigeneralisasi
Generaisasi,dari Bahasa latingeneralis yang berarti “umum”.
Generalisasimerupakansebuahkeimpulan yang bersifatumum yang
ditarikdarisuatupengamatan dan pemahamanpenulis.

 Sejarah itumempunyaimetode
Metodedari Bahasa Yunani methodos yang berarti “cara”.

Metodemerupakan Langkah ataucara yang sistematissertatidakmelencengdarinorma-


norma yang berlaku dan digunakanuntukmencapaisuatutujuantertentu.
Kalauternyatasuatupernyataantidakdidukung oleh bukti-buktisejarah,
makapernyataanitudiitolak. Misalnya, pernyataankaumMarxisortodoksbahwa super
structure ataubangunan-atasberupasistemsosial.

KritikTerhadap Sejarah SebagaiIlmu


 Menulis Sejarah itucukupdengan common sense
 Sejarah ituakankering
SumbanganIlmu

 Ilmumemberikonsep
 Ilmumemberisifatsinkronis

Sejarah SebagaiSeni

 Sejarah memerlukanintuisi
Dikatakansejarahdianggapsebagaisenikarenasejarahdianggapmemilikiintuisi di dalamnya.
Artinyasejarawanataupenulismemerlukanintuisi yang berbentukpemahamanlangsung dan
memakaiinstingselama proses pnelitiansejarah.

Untukmendapatkanintuisi,sejarawanharusbekerjakerasdengan data-data
yamgada,yangbisadikerjakan. Disinilahbedaintuisisejarawandenganintuisipengarang
.Mungkinpengarangakanberjalan-jalan sambal
melamun,tetapisejarawanharustetapingatdata-datanya.

 Sejarah memerlukanImajinasi
Diartikanbahwadalam proses
penelitiansejarahharusadagambaranataubayangantentangbagaimanaterjadinyasejarahitube
rlangsung.

 Sejarah memerlukamemosi
Sejarah sebagaisenidianggapmemilikiemosi di dalamnya, yang
dikarenakanimajinasisajatidakcukupdalammenjelaskanperistiwasejarah.
Emosibertujuanuntukmendekatkandiri pada obyekpenelitiannya.
Tetapitidakbolehberlebihan yang dapatberdampak pada hilangnyaasasakademis.

 Sejarah memerlukangaya Bahasa


Gaya Bahasa yang ada di dalamsejarahadalahbukan yang berbunga-
bunga,melainkandengangaya Bahasa yang menuliskan detail di dalamnya.

KritikTerhadap Sejarah SebagaiSeni

 Sejarah akankehilanganketetapan dan objektivitas


 Sejarah akanterbatas
SumbanganSeni

 Senimemberikarakterisasi
 SenimemberiStruktur
Tugas Rutin

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Ilmu Sejarah

Nama : Sinta Lidiana Sinaga

NIM : 3213321017

Kelas : B

Identitas buku

 Judul buku : Pengantar Ilmu Sejarah


 Pengarang : Kuntowijoyo
 Penerbit : Bentang Pustaka
 Tahun terbit : 2013
 Tebal halaman : xvi+190 halaman
Sinopsis buku

Kuntowijoyo merupakan pengarang sekaligus penulis buku pengantar ilmu sejarah


ini.Pengantar ilmu sejarah merupakan buku yang mengandung banyak unsur mengenai sejarah
terutama apa itu guna sejarah.

Isi resensi

Sejarah sebagai ilmu dan seni

 Sejarah itu empiris.


Sejarah ilmu empiris yang berarti pengalaman. Sejarah memang sangat penting dan
bergantung kepada pengalaman manusia yang benar-benar terjadi. Pengalaman sangat
akurat jika di lakukannya sistem dokumentasi maka dari bukti tersebut dapat lah di tulis
sebagai sejarah. Ilmu-ilmu alam yang mengamati benda-benda tentu saja berbeda-beda
dengan sejarah yang mengamati manusia. Perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan sejarah
adalah perbedaan antara benda dan manusia. Benda-benda itu yang diamati ialah benda
mati sedangkan manusia yaitu makhluk hidup.
 Sejarah itu hanya mempunyai objek.
Sejarah sering di tuduh sebagai sesuatu hal yang tidak jelas,biasanya sejarah di masukan
dalam ilmu kemanusiaan karena objek utama yaitu manusia. Akan tetapi kajian dalam
antropologi di katakan sejarah menyakut waktu kejadian. Seperti contoh lahirnya
pancasila dijatuhkan pada waktu Soekarno berpidati atau di umumkannya UUD
1945,bukan hak sejarawan menetapkan. Hak sejarawan ialah hanya penjelasannya saja
atau peringatan keputusan politik.
 Sejarah itu mempunyai teori.
Sejarah memiliki teori pengetahuan atau yang sering dikatakan sebagai filsafat sejarah
kritis. Yang dimana teori ini memiliki kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu
tersebut. Ilmu-ilmu sosial menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian maka dari
itu sejarah memiliki dua objek yang meliputi manusia dan waktu.
Sejarah jugak membdakan diri dari kata mitos yang membedakan yaitu sejarah
memberi penjelasan yang akurat dan pengetahuannya mutlak atau relatif
nyata,sedangkan mitos tidak mejelaskan kapan hal tersebut terjadi hanya berupa
karangan saja.
 Sejarah itu mempunyai generalisasi.
Generalisasi memiliki arti yaitu umum. Sejarah memiliki sifat ideografis yang memiliki
arti sifat  yang menggambarkan, menceritakan, memaparkan,
melukiskansesuatuatauperistiwadengansangatjelasatausedetilmungkin agar
diperolehpemahamandanmaknaatasperistiwatersebut. Contohnya misalnyasama-
samamenulistentangrevolusi,
sejarahdianggapberhasilbilaiadapatmelukiskansebuahrevolusisecaratelitihinggahal-hal
yang kecil.
 Sejarah itu mempunyai metode.
Untuk dalam penelitian sejarah memiliki metode tersendiri untuk di gunakan. Dalam
metode sejarah mengharuskan orang-orang untuk berhati-hati dalam menarik
kesimpulan tidak boleh asal menerima dengan mentah-mentah karena dapat
menimbulkan hal yang tidak akurat. Metodesejarahadalahlangkah-langkah yang
digunakandalampenelitiansejarah.
Tujuandarimetodesejarahadalahmengumpulkansumber-sumbersejarahsecaraefektif,
menilainyasecarakritis, danmenyajikansuatusintesis tertulis atashasil yang dicapai.

Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu


 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense.
Sebagai penulis sejarah tidak boleh memiliki rasa takut karena peran yang mereka
lakukan itu di yakini untuk catatan sejarah yang akurat. Seorang sejarawan dapat
merekam kejadian yang terjadi untuk di jadikan sebagai barang penting saat penulisan.
 Sejarah itu akan kering.
Sejarah memang di pengaruhi oelh sastra akan tetapi itu tidak akan berpengaruh
terhadap sejarah yang dimana saat ini di perlukannya penulisan baik dari hal
penalaran hingga sistematik oleh sejarawan.

Sumbangan ilmu
 Ilmu memberi konsep.
Sejarah pada umumnya hanya menggunakan bahasa sehari-hari,ia hanya memerlukan
beberapa konsep baru. Yang seprti contoh dalam fisika seperti “neutron,proton,dan
relativitas”.
 Ilmu memberi sifat sinkronis
Sifat sinkronis yaitu segalasesuatu yang bersangkutandenganperistiwa yang
terjadidalamsuatumasajikandalamhaltersebutsudahterdapatilmusinkronis maka
lengkapsejarahtersebut.

Sejarah sebagai seni


 Sejarah memerlukan intuisi.
Serajawan tidak bisa terlalu mengandalkan ilmu yang ia miliki,ia juga harus
memerlukan ilmu sosial dalam menentukan sumber apa saya yang harus ia cari. Sering
terjadiuntuk memilih suatu penjelaan bukan peralatan ilmu yang berjalan tetapi intuisi.
Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama seperti seniman.
 Sejarah memerlukan imajinasi.
Sejarawan harus membayangkan apa yang sebenarnya dan apa yang terjadi. Imajinasi
nya harus juga berjalan dan harus pandai dalam hal imajinai gambar seperti
menggambar peperangan aceh.
 Sejarah memerlukan emosi.
 Sejarawan wajib memiliki objek seolah-olah pembaca mengalami sedikit peristiwa
tersebut. Dalam penulisan sejarah revolusi,sejarah perang hal ini penulisan sejarah
dengan emosi tetapi setia kepada fakta yang sangat penting untuk pewarisan nilai.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa.
Gaya bahasa yang digunakan harus menarik dan tidak berbelit-belit. Dalam sejarah di
perlukan penulisan yang detail dan mudah di pahami.

Kritik terhadap sejarah sebagai seni


 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas.
Ketepatan yaitu kesesuain antara fakta dan tulisan sejarah, sedangakn objektivitas yaitu
adanya pandangan yang individual.
 Sejarah akan terbatas.
Sejarah terbatas pada yang dapat akan penuh gambaran tentang perang dan biorafi
yang penuh dengan saingan.

Sumbangan seni
 Seni memberikan karakteristik.
Sejarawan harus memiliki karakteristik seperti biogrfai tokoh sejarah,sejarawan
mungkin tidak sadar akan menggambarkan watak prang dalam penulisan sejarah.
 Seni memiliki struktur.
Sejarawan harus memiliki struktur atau alur yang jelas dan sejarawan harus menulis
dengan cara naluriah atau netral. Karena ia menulis sejarah harus memulai dengan latar
belakang peristiwa.

Pertanyaan : mengapa banyak sejarawan yang tidak menerapkan karakteristik yang


baik seperti contoh tokoh biografi yang ia tulis?
Tugas Rutin
Mata pelajaran : Dasar-dasar Ilmu Sejarah
Nama : Jordan Paolo Manalu
NIM : 321312104
Kelas : B Reguler
Identitas buku
Judul BAB : Sejarah sebagai ilmu dan seni
Penulis : Kuntowijoyo
Resensi
A. Sejarah sebagai ilmu
1. Bersifat Empirik.
Sejarah termasuk juga pada ilmu-ilmu empirik. Artinya sejarahpun mendasarkan diri pada
pengamatan serta pengalaman manusia. Memang harus diakui bahwa pengamatan sejarah
tidak mungkin dilakukan secara langsung terhadap objeknya seperti halnya pada ilmu-ilmu
alam. Objek ilmu sejarah adalah masa lampau. Masa lampau itu sendiri sudah tidak lagi
dapat diamati dan dialami lagi, karena memang sudah lampau dan hilang ditelan waktu.
Yang masih dapat diamati dalam sejarah adalah peninggalan-peninggalan yang masih
tersisa, bukti-bukti serta kesaksian dari para pelaku sejarah.
2. Sejarah itu hanya mempunyai objek
Berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang berupaya memahami perilaku manusia di waktu
sekarang, maka ilmu sejarah lebih berusaha untuk memahami perilaku manusia di waktu
lampau. Waktu yang dikaji dalam sejarah adalah waktu subjektif, ialah waktu yang dialami
dan dirasakan oleh manusia. Makna waktu bagi manusia tergantung relasinya terhadap
dirinya.
3. Sejarah memiliki metode
Ialah metode sejarah. Metode yang digunakan dalam sejarah adalah metode sejarah.
Dengan metode sejarah itulah akan dikaji keaslian sumber data sejarah, kebenaran
informasi sejarah, serta bagaimana dilakukan interpretasi dan inferensi terhadap sumber
data sejarah tersebut.
4.Sejarah memiliki teori-teori sendiri.
Sejarah memiliki teori ilmu pengetahuan ( epistemology ) sendiri yang memberikan dasar-
dasar bagi kaidah-kaidah ilmu sejarah. Sejarah memiliki teori-teori tersendiri mengenai
kebenaran, objektivitas, subjektivitas, generalisasi dan hukum sejarah. Sejarah sebagai ilmu
telah memiliki tradisi yang tua lagi panjang.Tiap kurun zaman berkembang pula filsafat
sejarah tersendiri.
5. Sejarah mempunyai generalisasi
Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja
perlu diingat ilmu-ilmu umum lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya ideografis.
Generalisasi sejarah merupakan koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.
Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu
1. Menulis sejarah itu cukup dengan common sense
2. Sejarah itu akan kering
Sumbangan ilmu
1. Ilmu memberi konsep
2. Ilmu memberi sifat sinkronis
B. Sejarah sebagai seni
1. Sejarah memerlukan intuisi.
Kerja sorang sejarawan tidak cukup hanya mengandalkan metode dan rasionalitas yang
dimilikinya, melainkan pula memerlukan intuisi yang berlangsung secara naluriah atau
instinktif. Ini terjadi bukan saja dalam tahap interpretasi ataupun historiografi, melainkan
berlangsung pada seluruh proses kerja sejarawan. Proses heuristik juga memerlukan ars in
veniendi (seni mencari).
2.Sejarah memerlukan imajinasi.
Setiap ahli metodologi mengakui bahwa imajinasi harus memainkan satu bagian dalam
beberapa tahap karya ahli sejarah. Imajinasi merupakan sumber pengetahuan sejarah.[5]
Imaginasi membantu untuk mampu membayangkan bagaimana proses sejarah itu terjadi.
Sekalipun sejarah tak dapat dilepas dari imaginasi, namun sejarah tetap sejarah dan
bukannya fiksi. Kebenaran objektivitas dan faktual sejarah tetap menjadi landasan kerja bagi
seorang sejarawan.
3. Sejarah memerlukan emosi.
Sejarah yang dibahas adalah sejarahnya manusia. Bercerita tentang sejarah harus mampu
menghadirkan objek ceritanya kepada pembaca atau pendengarnya seolah-olah mereka
berhadapan sendiri dengan tokoh yang diceritakan. Sejarawan memerlukan emphati
(perasaan) dengan segala afeksi-nya.
4. Sejarah memerlukan gaya bahasa.
Penulisan gaya bahasa memiliki peranan yang penting dalam mengkomunikasikan kisah atau
cerita sejarah. Hasil penulisan sejarah tersebut menarik atau tidaknya cerita sejarah banyak
bergantung pada gaya penyampaiannya. Sejarawan harus mampu mendeskripsikan
peristiwa sejarah sebagai layaknya seorang pelukis melukiskan secara naturalis.
Kritik terhadap sejarah sebagai seni
1. Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas
2. Sejarah akan terbatas
Sumbangan seni
1. Seni memberi karakterisasi
2. Seni memberi struktur

Nama:Nur Ardina Khoirunnisa

Kelas:B

Nim:3211121016

BAB 4

SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

SEJARAH SEBAGAI ILMU

 Sejarah Itu Empiris


Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris ( dalam bahasaYunaniempeiria yang berarti
“pengalaman”). Pengalaman itu direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itukah yang
di teliti oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itulah yang di interprestasi. Dari
interprestasi atas fakta, batulah muncul tulisan sejarah.
Perbedaan antara Sejarah dan ilmu-ilmu alam tidak terletak pada cara kerja, tetapi pada
objek.
 Sejarah Itu Hanya Mempunyai Objek
Kata “objek” berasal dari bahasa latinobjectus yang berarti “yang
dihadapan,sasaran,tujuan”. Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas.
Biasanya sejarah dimasukkan ke dalamilmu kemanusiaan karena objeknya adalah manusia.
 Sejarah Itu Mempunyai Teori
Kata “teori” dari bahasa Yunani theoria yang berarti “renungan”. Sama seperti ilmu lain,
sejarah juga mempunyai teori pengetahuan (sering disebut filsafat sejarah kritis). Teori pada
umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu. Dalam filsafat disebut
epistemologi ( dalam bahasa Yunani episteme yang berarti “pengetahuan” dan logos yang
berarti “ “wacana”.
 Sejarah Itu Mempunyai Generalisasi
Generalisasi, dari bahasa latin generalis yang berarti “ umum”. Sama dengan ilmu lain,
sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Generalisasi sejarah sering kali
merupakan koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.
 Sejarah Itu Mempunyai Metode
(Metode, dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara”). Untuk penelitian, sejarah
mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan. Kalau ternyata suatu
pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah, maka pernyataan itu ditolak.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU

 Menulis Sejarah Itu Cukup Dengan CommonSense


Para pelaku sejarah dan saksi sejarah perlu diyakinkan bahwa apa pun peran mereka,
catatan sejarah itu penting. Ada pelaku sejarah merasa mengerjakan sesuatu yang penting
untuk diketahui, ada pelaku yang ingin melakukan koreksi. Kalau tidak sempat menulis,
mereka dapat merekam dan mengirimkan ke Arsip Nasional. Kalau rekaman itu menyangkut
nama orang yang taj segera di ungkapkan, boleh saja rekaman itu disertai catatan kapan
boleh di buka.
 Sejarah Itu Akan Kering
Anggapan sejarah itu akan kering datang dari orang yang tidak mengerti sastra atau sejarah,
atau dua-duanya. Memang bahasa dalam sejarah adalah bahasa yang sederhana dan
langsung, persis seperti bahasa dalam sastra modren.

SUMBANGAN ILMU
 Ilmu Memberi Konsep
Karena sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari, ia memerlukan sumbangan
berupa konsep. Dengan kata lain “petani” pada ungkapan itu adalah konsep, suatu
observationalconcept. Disebut “ observational” karena petani dapat di amati. Lain halnya
dengan intelectualconcept seperti liberalisme, cita-cita kemajuan, nasionalisme, romantik,
dan demokrasi. Disebut fisika, konsep-konsep seperti “neutron”, “proton”, dan “relativitas”
termasuk konsep intelektual.
 Ilmu Memberi Sifat Sinkronis
Sejarah itu pada dasarnya ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam
ruang yang sempit. Ketika ilmu sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi
ilmu yang juga sinkronis. Artinya, selain memanjang dalam waktu, sejarah lalu juga melebar
dalam ruang. Jadi, dengan sumbangan ilmu, sejarah ilmu diakronis adalah juga ilmu
sinkronis. Maka, lengkaplah sejarah.

SEJARAH SEBAGAI SENI

 Sejarah Memerlukan Intuisi


Sering sejarawan merasa tidak lagi sanggup melanjutkan tulisannya, terutama kalau itu
berupa deskripsi atau penggambaran peristiwa. Dalam keadaan tidak tahu ini, sebenarnya
yang diperlukan adalah intuisi . Untuk mendapatkan intuisi, sejarawan harus bekerja keras
dengan data- data ( sebenarnya “data” sebab kata itu sudah jamak; dari bahasa latin datum
yang berarti “pemberian”) yang ada, apa yang bisa dikerjakan.Disinilah beda intuisi
sejarawan dengan intuisi pengarang.
 Sejarah Memerlukan Imajinasi
Imajinasi sejarawan harus juga jalan kalau ia ingin memahami perlawanan Sultan Palembang
yang berada di luar ibukota pada abad ke-19. Ia dituntut untuk dapat membayangkan sungai
dan hutan yang mungkin jadi tempat yang baik untuk bersembunyi.
 Sejarah Memerlukan Emosi
Dalam penulisan sejarah Revolusi kita,, sejarah perang, dan sejarah pemadaman
pemberontakan belum ada sejarah semacam itu. Padahal penulisan sejarah dengan emosi
tetapi setia kepada fakta, sangat penting untuk pewarisan nilai.

 Sejarah Memerlukan Gaya Bahasa


Gaya bahasa yang baik tidak berarti gaya bahasa yang penuh bunga-bunga. Kadang- kadang
bahasa yang luas lebih menarik. Gaya yang berbelit-belit dan tidak sistematis jelas
merupakan bahasa jelek. Dalam tulisan sejarah, deskripsi itu seperti melukis yang
naturalisme. Yang diperlukan ialah kemampuan untuk menuliskan detail.

KRITIK TERHADAO SEJARAH SEEBAGAI SENI

 Sejarah Akan Kehilangan Ketepatan dan Objektivitas


Ketepatan atau accuracy dari objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan,
yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah, dan objektivitas, yaitu tidak adanya
pandangan yang individual, adalah dua hal yang menimbulkan kepercayaan orang pada
sejarawan. Kedua hal itu dapat dikesankan oleh penguasaan sejarawan atas detail dan
tulisan sejarah yang terasa teknis. Akan tetapi, kesan keberadaan dua hal itu akan hilang jika
sejarah menjadi seni. Seni itu hasil imajinasi, sedangkan sejarah berdasarkan fakta.
 Sejarah akan terus terbatas
Sejarah akan terbatas pada yang rapat di deskripsikan. Tulisan sejarah akan penuh dengan
gambaran tentang perang dan biografi yang paling senjungan.

SUMBANGAN SENI

 Seni Memberi Karakteristik

Seni sastra dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karaktersasi pada biografi.
Sejarawan mungkin tidak perlu sadar bahwa ia harus menggambarkan watak orang dalam
deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa tidak begitu peduli dengan watak
orang.

 Seni Memberi Struktur


Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur atau plot atau alur dalam
tulisannya. Sekalipun alur dalam sastra berbeda dengan akur pada sejarah, tetapi ada
persamaannya. Alur dalam novel dapat di bagi dalam 3 tahap:
a. Pengenalan
b. Krisis dan
c. Solusi
Sejarah sering tergesa-gesa menulis mengenai krisis dan solusinya tanpa
memperkenalkan pendahuluannya.
Pertanyaan:
1.Mengapa sejarah dikategorikan sebagai ilmu dan seni?

Nama: Dien Sarinata Purba

NIM: 3213121050

Kelas: Reg B Sejarah

Mata kuliah: Dasar - Dasar Ilmu Sejarah

Dosen pengampu: pak Muhammad Rivai ,M,A.

Resensi Bab 4: Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

*Sejarah sebagai Ilmu

 Sejarah itu empiris . Empiris berasal dari bahasa Yunani yaitu Empeiria yang artinya
"pengalaman".Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia, pengalaman itu
direkam dalam dokumen " itulah yang kemudia diteliti oleh sejarawan untuk menentukan
fakta , fakta itulah yang kemudian diinterpretasi ,dari interpretasi atas fakta barulah muncul
tulisan sejarah.

Sejarah itu sama dengan ilmu" alam ,sama " berdasarkan pengalaman, pengamatan,dan
penerapan.Akan tetapi dalam ilmu " alam pencobaan bisa diulang kembali sementara sejarah tidak
dapat mengulang pencobaan .

Revolusi Indonesia tidak dapat diulang ,sekali terjadi setelah itu lenyap ditelan masa lampau,
sejarah hanya meninggalkan dokumen ".

Perbedaan antara sejarah dan ilmu " alam terletak pada objek bukan cara kerja .Ilmu alam yang
mengamati benda " sedangkan sejarah mengamati manusia.

 Sejarah itu hanya objek

Kata " objek" berasal dari bahasa latin " objectus" yang berarti yang dihadapan ,sasaran ,
tujuan.Biasanya sejarah dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan karena objeknya manusia ,sejarah
mempunyai objek sendiri yang tidak dimiliki ilmu lain secara khusus.Waktu dalam sejarah tidak lepas
dari manusia.
 *Sejarah mempunyai teori

Kata " Teori " berasal dari bahasa Yunani yaitu" theoria " yang berarti "renungan " .Sama
seperti ilmu lain , sejarah juga mempunyai teori pengetahuan (sering disebut sejarah filsafat kritis).
Meskipun sejarah dan ilmu lain sama " pengetahuan tentang waktu , sejarah juga membedakan
dirinya dengan mitos .Mitos tidak menjelaskan tentang kapan sesuatu terjadi ,sedangkan bagi
sejarah penjelasan waktu itu sangat penting.Sejarah bertanya bagaimana mungkin orang
mengetahui waktu, pengetahuan itu mutlak atau relatif,cara " mengukur kebenaran pengetahuan
itu,dan model" penjelasan sejarah.

Sejarah mempunyai tradisi yang panjang, jauh lebih panjang dari ilmu" sosial .Dalam setiap
tradisi terdapat teori sejarah .

 Sejarah itu mempunyai generalisasi


Generalisasi berasal dari bahasa Latin yaitu" generalis" yang berarti " umum" .Sama
dengan ilmu lain , sejarah juga menarik kesimpulan" umum ,hanya saja sejarah itu pada
dasarnya bersifat ideografis sedangkan ilmu " lain bersifat nomotetis .
Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atas kesimpulan" ilmu lain .Bahwa
revolusi Indonesia bukan pekerjaan kaum ekstremis , seperti propaganda Belanda ,terjawab
dengan menunjukkan bahwa revolusi itu adalah revolusi pemuda
 Sejarah itu mempunyai metode
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berarti " cara" .Untuk penelitian,
sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan, kalau ternyata
suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti - bukti sejarah, maka pernyataan itu ditolak.
Metode sejarah mengharuskan orang untuk berhati - hati . Dengan metode sejarah,
orang tidak boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani . Misalkan dengan penelitiannya
yang detail,sejarah tidak dapat menyimpulkan bahwa sang Merah Putih telah berkibar di
Indonesia 6000 tahun,juga bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selama 350 tahun
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.

*Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu

 Menulis sejarah itu tidak cukup dengan common sense

Orang tidak boleh takut menulis sejarah , selalu ada manfaat bagi sejarawan mengutip
pengetahuan dari siapa pun .Para pelaku dan saksi sejarah perlu diyakinkan bahwa apa pun peran
mereka ,catatan sejarah itu penting .

 Sejarah itu kering


Anggapan bahwa sejarah akan kering itu datang dari orang yang tidak mengerti sastra
atau sejarah ,atau dua " nya .Memang bahasa dalam sejarah adalah bahasa yang sederhana
dan langsung,persis seperti bahasa dalam sastra modern
*Sumbangan Ilmu
 Ilmu memberi konsep
 Ilmu memberi sifat sinkronis
*Sejarah sebagai Seni
 Sejarah memerlukan intuisi ,sejarawan juga membutuhkan intuisi untuk menulis
sejarah ,untuk mendapatkan intuis,i sejarawan harus bekerja keras dengan
data"(sebenarnya data sebab kata itu sudah jamak : dari bahasa latin datum yang
berarti" pemberian" ) yang ada apa yang bisa dikerjaka.Disinilah beda intuisi
sejarawan dengan intuisi pengarang.
 Sejarah memerlukan imajinasi,dalam menulis sejarah,sejarawan harus dapat
membayangkan apa sebenarnya,apa yang sedang terjadi ,dan apa yang terjadi
sesudah itu.
 Sejarah memerlukan emosi, dalam penulisan sejarah harus dengan keterlibatan
emosional,sehingga pembaca bisa merasakan seolah " tokoh nya hadir dan seolah "
melihat peristiwa.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa,dalam penulisan sejarah harus menggunakan
bahasa yang baik ,luas namun tidak berbelit-belit,sehingga pembaca dapat mengerti
maksud atau jalur terjadinya peristiwa sejarah.

*Kritik terhadap sejarah sebagi seni

 Sejarah akan kehilangan ketetapan dan objektivitas


 Sejarah akan terbatas
*Sumbangan seni
 Seni memberi karakterisa
 Seni memberi struktur

Pertanyaan:
TugasRutin

Materi Pelajaran: BAB 4 Sejarah SebagaiIlmu Dan Seni

Nama: SIXTUS SIMBOLON

Nim : 3213121013

Kelas: REGULER-B

DosenPengampu :MuhammadRivai,S.pd, M.A

A.HASIL RESENSI BAB 4 TENTANG SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

Sejarah adalahsuatuilmu yang mempelajarisegalaperistiwa pada masa lampuumatmanusia


dan sekitarnya .Sejarah dan ilmu -ilmu social mempunyaihubungan timbal balik yang
artinyadalamsejarahitudiuntungkanberkatadanyailmu-ilmu social yang
ikutcampurdalampenelitiansejarahtersebut.Dalamsejarahbaruterlahirberkatilmu-ilmu
social.Pada babinimenjelaskantidaksemuaperadabandapatmemisahkanilmu dan seni.

1.SEJARAH SEBAGI ILMU

=>Sebagiilmusejarahtermasukdalamilmu EMPIRIS yang


artinyasebagipengalamandikarenakanbahwasejarahitu sangat tergantung pada objeksejarah
yang memilikipengalaman yang tertuangdalamsejarahdalambentuk-bentukdokumen yang
bisadikaji dan dibuktikankebenarannya oleh
sejarawan.Sejarahdikatakansebagaiilmukarenasejarahitusamadenganilmu-ilmu social yang
berdasarkan pada pengalaman yang ditulisdalambentukdokumen-
dokumenberdasarkanpengamatan ,dan
penyerapan.Dalamsejarahsebagaiilmuinisejarahtidakdapatmengulagi { percobaan}di
bandingkandenganilmu social lainnya,sebagicontohsejarahtidakdapatdiulangiadalahrevolusi
Indonesia yang tidakdapatterulang Kembali tetapisudahpernahterulang pada masa
lampau.Padakonteksinisejarahmemilikifakta yang berupamanusia .Sebenarnyailmu social
dengansejarahsebagiilmumemilikikesamaantetapiberbedadengancarakerja yang
artinyaantarailmu social dengansejarahsebagaiilmuberbeda pada objek ,perbedaan yang
dimaksudadalahperbedaanantarabenda dan manusia.Benda yang
dimaksuddisiniadalahbendamatisedangkanmanusiaituhidupberfikir dan berkesadaran.
2.SEJARAH ITU HANYA MEMPUNYAI OBJEK

Kata objekberasaldari Bahasa lati yang memilikiartian di hadapan,sasaran,dantujuan.Sejarah


di sinibiasanyadimasukkandalamilmukemanusiaansebab pada umumnyamanusialah yang
menjadiobjeksejarah .Sejarah memilikiobjeksendiri yang tidakdimiliki oleh ilmu social
secarauniversalaatauumum, pada kontekinisejarah pada
umumnyamembicarakanwaktumanusia dan sekitarnya pada masa lampauyang
berbedadenganilmulain.Sebagaicontohsejarahitumembahaswaktumanusiaditunjukkan pada
sebuahsejarah yang menceritakanasal-usulmasuknya agama islamke Indonesia .

3.SEJARAH ITU MEMPUNYAI TEORI

Kata teori di siniberasaldari Bahasa Yunani yang memilikiartianrenungan.Sejarah di


sinimemilikiteoripengetahuanataufilsafatsejarahkritis yang dapatmembantu para
sejarawandalammenelitikebenaransuatusejarahitu .Teori pada
umumnyaberisisuatukumpulantentangkaidahpokokdalamsuatuilmubaikilmu social
maupunilmusejarah .Dalamfilsafatdapatdisebutsebagai EPISTEMOLOGI yang
berartiwacanapengetahuandalamilmu.Meskipusejarahdapatdikatakansebagaipengkajianwaktu
pada masa lampaumemilikiperbedaan pada
mitos,yangartinyamitosmenceritakansuatuperistiwa pada masa lampau yang
kebenarannyatidakdapatdibuktikansertatidakmemilikikapanperistiwaterjadi,Sedangkansejarah
itumemilikipenjelasan yang runtut yang dapatmenjelaskanperistiwa pada suatusejarah di
masa lampau yang kebenarannyadapat di uji denganmetodeatauteori yang
dapatdigunakansejarawantersebut.Sejarah di sinimempunyaitradisi yang Panjang ,jauhlebih
Panjang dari pada ilmu social lainnya.Dalamsetiaptriadisi pada sejarahmemilikiteorisejarah
yang akanmenjelaskantradisitersebutsecarafakta.

4.SEJARAH ITU MEMPUNYAI GENERALISASI

Generalisasiberasaldari Bahasa lati yang


memilikiartianumum.Samadenganilmulainnyasejarah juga menarikkesimpulan
-kesimpulanumum yang di dapatsetelahdilakukannyaprosenpenelitian pada
suatuperistiwasejarah.Sejarah di sinimemilikisifat yang IDEOGRAFIS yang
membedakannyadenganilmu lain yang memilikisifat yang NOMOTETIS.Koreksi pada
kesimpulan-kesimpulanilmu lain adalah GENERALISASI SEJARAH ,yang
dapatdibuatacuandalam inti dan kesimpulan pada ilmulain.

5. SEJARAH ITU MEMPUNYAI METODE

Metodeberasaldari Bahasa Yunani yang


memilikiartiancara.Padaumumnyapenelitiansejarahharusmemilikimetode pada
saatpenelitiantersebut agar faktadapat di simpulkan dan kebenarannyadapat di
pertanggungjawabkan.Sejarah di sinimempunyaimetodetersendiri yang
menggunakanpengamatan ,supayabuktibuktisejarahdapat di
terimaatautidak.SebagaicontohPernyataandarikaum MARXIS ORTODOKS bahwa super
structure ataubangunanatasadalah system social
.Pernyataantersebuttidakdaparbertahanterhadapmetodesejarah di karenakantidakdidukung
oleh bukti-buktisejarah yang di kajidenganmetodetertentu.Dalammetodesejarahini orang
tidakbolehmenarikkesimpulansecaraasal-asaltetapiharusberhatihatidengandidukung oleh
bukti yang detail dan memilikifakta yang kuat.

B. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU

1.MENULIS SEJARAH ITU CUKUP DENGAN COMMON SENSE

Pada konteksinisejarawan yang mimilikiperanpentingdidalamsuatupenulisansejarah ,yang


artinyasejarawanharusmampumenulissuatusejarahdenganakalsehat ,akalbudi,ataupenalaran
pada suatusejarah yang di telitinyadalampenulisansejarahtersebut. Di
sinisejarawanharusmampumenyakinkan para pelakusejarah dan saksisejarah yang
memilikiperan yang berbeda-bedainidilakukansupayapelakusejarah dan saksisejarahagar
keduanyamemilikikoreksi pada saatpenulisansuatupenelitiansejarah oleh
sejarawan.Sejaramemangbisadikatakansebagaiilmu yang terbuka ,yang
artinyadalampenelitiansuatusejarahitubisamenggunakan Bahasa sehari-hari.Intinya di
sinisejarawanmemilikiperanpenting yang professional yang
dapatmenulissebuahsejarahdenganakalsehatdenganrisettertentu,Ibaratsejarawan yang
terdidikituadalahseorangprajuritkomando.

2.SEJARAH ITU AKAN KERING

Di sinipenulisansejarahitumemerlukanpenulisa yang baik dan didukungdenganpenalaranyang


sistematik,tidakberdasar pada keidahanisi .Pada konteksinipenulisansejarahharus
RETORIKA yaitupenulisan yang runtut dan sistematis pada seatukajiansejarah .

Anggapanbahwasejarahituakankeringdatangdari orang yang tidakmengerti sastra dan


sejarah .Dalampenulisansebuah sastra pada umumnya yang di perlukan pada
penulisannyaadalhkeindahan dan kerapiansertakeiidahansusunan Bahasa dalamsebuahkarya
sastra ,akantetapidalampenulisansejarahtidak di tekankan pada keindahansuatukaryaatau
Bahasa di
dalamnyadikarenakansuatukajiansejarahdalampenulisannyaharusmenekannkanfaktabenartida
knyasuatkejadiantersebutsecarasistematis. Dalampenulisasejarah di
ajarkanuntukmenghargaifakta pada suatuperistiwasejarahbukandarikeindahangaya Bahasa
yang ada di dalamnya.

C.SUMBANGAN ILMU

1.ILMU MEMBERI KONSEP

Pada isisebuahkaryasejarah pada umumnyamenggunakan Bahasa sehari-hari yang


memerlukansumbanganberupakonsep,yangertinyakonsepitudapatmembantu Bahasa sehari-
haritersebutsebagaiobservasi yang dapat di mengerti oleh pemikiran-pemikirantertentu .
2.ILMU MEMBERIKAN SIFAT SINKRONIS

Sejarah itu pada dasarnyaadalahilmu yang


diakronis,yangmemanjangdalamwaktu,tetapisempitdalamruangsejarahtersebut. Sejarah
dikatakansinkronisartinyaadalahsejarahsuatsejarahmemanjangdalamwaktu dan peradaban dan
melebardalamruang yang bersifatsempit.

Sebagaicontohadalahsejarahpolitik yang biasnyaakanmerekontruksi masa


lampaudenganmelihatperkembanganpartai-partaipolitik,akantetapisekarangsejarah di
sinidapat juga berbicaratentanghubunganpartai-partaipolitikdengansisitem status dan
kelasnya.

D.SEJARAH SEBAGAI SENI

1. SEJARAH MEMERLUKAN INTUISI

Dalampenentuantopik pada sebuahkaryasejarah


,sejarawanberperanpentinguntukmenentukantopik yang di bantudenganilmu social yang
dimilikisejarawantersebut.Padakonteksinidikatakansejarawanharusmemilikiintuisiilhamyaitu
pemahamanbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungsertainstingtifselama masa
penelitianberlangsung agar sejarawanmemahamitopikdaripenelitiantersebut dan
kesimpulannya.Untukmendapatkanintuisi , Sejarawanharusbekerjakerasdengan data-data
yang memilikifakta agar
intuisidalamsejarahitulebihdapatkonsepnyaataugambarandarisejarahtersebut.

2. SEJARAH MEMERLUKAN IMAJINASI

Sejarawanharusmemilikiimajinasi yang hidup yang dapatdituangkan pada


suatukaryasejarahartinyasejarawanharusmampumembayangkanapa yang sebenarnyaterjadi
dan apayang seterusnyaterjadisetelahperistiwaitu .Imajinasiseorangsejarawan sangat penting
di siniagar penulisansuatukaryasejarahitulebihmudah di kerjakanserta di jalankan.

3.SEJARAWAN MEMERLUKAN EMOSI

4.SEJARAWAN MEMERLUKAN GAYA BAHASA

Pada kontekinisejarawanharusbisamemilihgaya Bahasa pada suatukaryasejarah yang


tetapmempertahankanmaknafakta pada suatupenelitiansejarahsertakedetailansejarahtersebut .

E. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI

1.SEJARAH AKAN KEHILANGAN KETEPATAN DAN OBJEKTIVITAS

2.SEJARAH AKAN TERBATAS


PERTANYAAN

Mengapasejarahharusmemilikihubungan yang eratdenganilmupengetahuan dan seni????

=>

Tugas Rutin

Materi Pelajaran : Dasar-dasar Ilmu Sejarah

Nama : Novika Asrima Azzura

Nim : 3213321021

Kelas : B Reguler

Judul Buku : Pengantar Ilmu Sejarah

Penerbit : Tiara Wacana

Penulis : Kuntowidjoyo

Tebal Halaman : 11 Hal (bab 4)

Ringkasan Isi Buku :

BAB 4 Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Bab ini menjelaskan tidak semua peradaban memisahkan ilmu dangan seni. Di Jawa, pada
tradisi keraton terdapat percampuran antara ilmu dan seni seperti karya Ranggawarsita (1802-
1874), pujangga terakhir, tidak hanya ilmu dan seni, ada juga teologi, filsafat dan ramalan
yang tercampur dengan seni.

Sejarah termasuk ilmu empiris yang sangat tergantung pada pengalaman manusia,
Perbedaannya ialah fakta sejarah adalah fakta manusia, sedangkan ilmu alam disebut fakta
alam. Dapat dimengerti kalau ilmu alam akan menghasilkan ilmu alam tang berlaku umum
yang pasti, sedangkan sejarah menggeneralisasi fakta yang tidak sepasti ilmu alam. Sejarah
sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas dan dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan
karena objeknya yaitu manusia dan dia berbeda dengan antropologi.Sejarah mempunyai teori
yang disebut filsafat sejarah kritis yang isinya kumpulan kaidah pokok ilmu yang objeknya
manusia dan waktu. Generalisasi sejarah merupakan koneksi dari kesimpilan umum yang
sama dengan ilmu lain. Metode sejarah mengharuskan orang untuk berhati-hati dengan
metode sejarah. Sejarah memerlukan metode tersendiri jika tidak didukung bukti maka
pernyataan itu akan ditolak. Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu diantaranya adalah
anggapan menulis sejarah cukup dengan common sense dan anggapan sejarah akan kering
yang muncul dari orang yang tidak mengerti sejarah/sastra. Sejarah memerlukan sumbangan
berupa konsep dan ilmu diakronis.
Sejarah sebagai seni memerlukan intuisi untuk melanjutkan tulisannya. Disinilah bedanya
intiusi sejarahwan dengan intuisi pengarang. Penulisan sejarah harus bisa melibatkan
emosional untuk menyatukan perasaan dengan objek. Gaya bahasa yang menarik dan tidak
berbelit sangat diperlukan dalam penulisan. Dalam kritik sejarah sebagai seni, sejarah yang
teralu dekat dengan seni dianggap memalsukan fakta dan sejarah menjadi terbatas. Seni sastra
menyumbangkan karakterisasi pada biografi dan penulisan alur/plot untuk menggambarkan
watak dan jalannya penulisan sejarah yang ia buat.

2. Pertanyaan

Seni diperlukan dalam penulisan sejarah, lalu apa yang akan terjadi apabila penulisan
sejarah tidak melibatkan seni didalamnya?
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

Nama : Cindy Afriliani


Nim : 3213121042
Kelas : B Reg 21

A. Resensi Materi Pelajaran


Sejarah sebagai ilmu
1. Sejarah itu empiris: Sebagai ilmu sejarah tergentung pada pengalaman manusia.
Direkam kemudian diteliti oleh sejarawan untuk menetukan fakta, fakta tersebut yang
diinterpretasi menjadi tulisan sejarah. Cara kerja ilmu alam dan sejarah sama yang
membedakan adalah objek yang diteliti dan percobaan sejarah tidak dapat diulang.
Ilmu alammenghasilkan hukum alam yang umum dan pasti sementara sejarah
generalisasinya tidak sepasti hukum alam.
2. Sejarah itu hanya mempunyai objek: Sejarah dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan,
tetapi berbeda dengan antropologi karena objek sejarah ialah waktu. Waktu dalam
pandangan sejarah ialah waktu manusia.
3. Sejarah Itu mempunyai teori: Sejarah memiliki teori pengetahuan atau sering disebut
filsafat sejarah kritis. Pada umumnya berisi satu kumpulan kaidah pokok satu ilmu
disebut epistemologi. Bagi sejarah penjelasan waktu itu penting, bagaimana orang
mengetahui waktu penegtahuan itu mutlak cara-cara mengukur kebenaran
pengetahuan itu dan model penjelasan sejarah. Tradisi sejarah panjang dari pada ilmu
sosial dan selalu ada teori.Teori sejarah diajarkan sesuai peradaban.
4. Sejarah itu mempunyai generalisasi: Generalisasi sejarah merupakan koreksi atas
kesimpulan-kesimpulan ilmu lain, dasarnya bersifat ideografis.
5. Sejarah itu mempunyai metode: Untuk penelitian sejarah mmiliki metode tersendiri
yang meggunakan pengamatan.Kalau ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh
bukti-bukti sejarah maka pernyataan itu ditolak.Metode sejarah mengharuskan orang
untuk berhati-hati untuk tidak menarik kesimpulan yang terlalu berani.
Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu
1. Menulis Sejarah Cukup dengan Common sense: Tidak boleh takut menulis
sejarah, catatan sejarah itu penting. Sejarah ilmu yang terbuka dan menggunakan
bahasa sehari-hari. Ada pelaku sejarah yang merasa mengerjakan sesuatu yang
penting untuk diketahui,ada pelaku yang ingin melakukan koreksi. Pentingnya
nalar umum untuk penulisan sejarah tidak berarti menulis sejarah itu cukup
dengan nalar umum. Sejarah itu seperti ilmu-ilmu perlu riset. Topik riset tidak
sekedar yang sudah dialami atau diketahui,bisa jdi si penulis belummengetahui
apa-apa tentang topiknya.
2. Sejarah itu akan kering: Ada masa ketika sejarah dipengaruhi oleh sastra, tetapi
sekarang sejarah hanya memerlukan penulisan yang baik dari penalaran dan
sistematikanya. Jika tulisan baik,penalaran teratur, dan sistematis yang runtut
itulah yang dimaksud retorika,pastilah tidak ada sejarah yang kering. Memang
bahasa dalam sejarah adalah bahasa dalam sastra modern.
Sumbangan Ilmu
1. Ilmu memberi konsep: Pada umumnya sejarah memakai bahasa sehari-hari, maka
diperlukan sumbangan konsep.
2. Ilmu memberi sifat Sinkronis: Pada dasarnya sejarah adalah ilmu diakronis yang
memanjang dalam waktu dan sempit diruang. Ketika sejarah bertemu dengan ilmu
sosial sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronis, yaitu selain memajang dalam waktu
juga melebar dalam ruang. Denagn sumbangan ilmu, tema-tema baru yang bersifat
sinkronis dapat ditulis.
Sejarah Sebagai Seni
1. Sejarah memerlukan Intuisi: Dalammemilih topik sejarawan memerlukan ilmu sosial
dalammenentukan sumber apa yang harus dicari dan juga interpretasi data. Sejarawan
memerlukan ilham yakni pemahaman langsung dari instingtif selama masa penelitian
berlangsung. Sering sejarawan merasa tidak lagi sanggup melanjutkan tulisannya
terutava deskripsi. Dalam keadaan itu sejarawan memerlukan intuisi dan harus
bekerja kerasa dengan data-data yang ada.
2. Sejarah memerlukan Imajinasi: Sejarawan harus dapat membayangkan apa yang
sebenernya terjadi dan apa yang setelahnya terjadi. Imajinasi sejarawan harus juga
jalan kalau ingin memahami untuk membayangkan apa yang terjadi di suatu tempat.
3. Sejarah memerlukan Emosi:Penulisan sejarah zaman Romantik dianggap sebagai
cabang sastra, artinyamenulis sejarah memerlukan emosional. Diharapkan sejarawan
dapat menghadirkan objeknya seolah-olah pembacanya mengalami sendiri peristiwa
itu. Penulisan sejarah dengan emosi setia kepada fakta sangat penting untuk pewarisan
nilai.
4. Sejarah memerlukan gaya bahasa: Dalam sejarah deskripsi itu seperti melukiskan
yang naturalistik. Yang diperlukan ialah kemampuan untuk menuliskan detail.
Dengan bertanya pada sebanyak-banyaknya kesaksian orang untuk hal-hal yang
detail, sejarawan dapat terhindar dari kesalahan
Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu
1. Sejarah akan Kehilangan Ketepatan dan Objektivitasnya: Ketepatan atau accuracy
dari objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan dan objektivitas
tidak adanya pandnagan yang individual adalah dua hal yang menimbulkan
kepercayaan orang pada sejarawan. Kesan keberadaan dua hal itu akan hilang jika
sejarah menjadi seni. Pemujaan berlebihan pada fakta sudah amat mendalam sehingga
fakta merupakan tumpuan sejarah.
2. Sejarah akan terbatas: Sejarah akan terbatas pada yang dapat dideskripsikan. Hanya
sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap hasil seni
Sumbangan seni
1. Seni memberi karakteristik: Sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus
menggambarkan watak orang dalam deskripsi. Sejarah yang berhubungan dengan
peristiwa tidak begitu peduli dengan watak orang.
2. Seni memberi struktur: Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya struktur
dalam tulisannya. Sejarawan mengerjakan itu dengan cara naluriah. Setap ia akan
menuliskan sebuah peristiwa, ia selalu mulai dengan melukiskan latar belakang
peristiwa itu. Sedikit saja sejarawan yang sadar bahwa teknik itu adalah tenik sastra
yang disebut pelukisan sebuah peristiwa

B. Pertanyaan
Apa saja contoh tulisan sejarah yang menggunakan emosi?
Tugas rutin

Mata kuliah : Dasar – Dasar Ilmu Sejarah

Nama : LISBET CINTANI LUMBAN GAOL

NIM : 3213121021

Kelas : B – Reguler

Bab 4. SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI

1. Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni


 Sejarah itu empiris

Sejarah tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman manusia direkamdalam dokumenyang


akan diteliti oleh sejarawanuntuk menemukan fakta, yang akan diinterpretasikan, agar muncul suatu
tuisan sejarah. Sejarah sama dengan ilmu – ilmu alam, yang berdasar pengalaman, pengamatan, dan
penyerapan. Bedanya dalam sejarah tidak bisa dilakukan pengulangan percobaan.

 Sejarah itu hanya mempunyai objek

Objek artinya yang ada dihadaan, sasaran, tujuan. Sejarah biasanya dimasukkan kedalam ilmu
kemanusiaan karena objeknya manusia, tapi kajian sejarah berbeda dengan antropologi, kajia
sejarah lebih dari segalanya seperti waktu.

 Sejarah itu mempunyai teori

Teori artinya renungan. Sejarah mempunyai teori pengetahuan (filsafat sejarah kritis), sejarah
mempunyai objeksendiri yaitu manusia dan waktu. Sejarah membedakan diri dengan mitos.

 Sejarah itu mempunyai generalisasi

Generalisasi artinya umum, sejarah menarik kesimpulan umum.sejarah bersifat ideografis.


Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atas kesimpulan – kesimpulan ilmu lain.

 Sejarah itu mempuunyai metode

Metode artinya cara, untuk penelitian sejarah mempunyai metode tersendiri yag menggunakan
pengamatan. Jika ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti – bukti sejarah maka
pernyataan itu ditolak. Dengan metode sejarah maka orang tidak boleh menarik kesimpulan dengan
berani.

1. Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu


 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense
Sejarah seperti ilmu – ilmu yang perlu riset topik riset tidak sekedar yang sudah dialami atau
diketahui. Seorang sejarawan yang terdidik itu ibarat prajurit komando yang bisa diterjunkan
kemana saja.
 Sejarah itu kering
Keindahan sejarah tidak terletak pada gaya bahasa, tapi pada presisinya. Ada masa ketika
sejarah dipengaruhi oleh sastra tapi sekarang sejarah hanya memerlukan penulisan yang
baik dari penalaran dan sistematikanya. Sejarah itu kering, merupakan anggapan untuk
orang yang tidak mengerti sastra atau sejarah.
2. Sumbangan ilmu
 Ilmu memberi konsep maksudnya sejarah umumnya memakai bahasa sehari – hari, sehingga
membutuhkan sumbangan berupa konsep.
 Ilmu memberi sifat sinkronis, maksudnya sejarah pada dasarnya adalah diakronis, ketika
sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial maka sejarah menjadi ilmu sinkronis yang artinya
selain memanjang dalam waktu sejarah juga melebar dalam ruang.
3. Sejarah sebagai seni
 Sejarah memerlukan intuisi, maksudnya dalam meimlih topik, sejarawan memerlukan ilmu
sosial dalam menentukan sumber apa saja yang harus dicari, demikian juga dalam
interpretasi data. Tapi sejarawan juga membutuhkan intuisi atau ilham.
 Sejarah memerlukan imajinasi, maksudnya sejarawan harus dapat membayangkan apa yang
sebenarnya, apa terjadi, dan apa yng terjadi sesudah tu.
 Sejarah memerlukan emosi, maksudnya pada penulisan sejarah zaman romantik sejarah
dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya menulis sejarah disamakan dengan menulis
sastra yang memerlukan emosi.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa, maksudnya dalam tulisan sejarah yang dimaksud adalah
seperti melukis yang naturalistis. Yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk menulikan
secara detail.
4. Kritik terhadap sejarah sebagai seni.
 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas
Ketepatan adalah kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah. Objektivitas adalah
tidah adanya pandangan yang individual. Objektivitas dan ketepatan Merupakan dua
hal yang menimbulkan kepercayaan orang pada sejarawan. Sjatah yang terlalu dekat
dengan seni dianggap telah memalsukan fakta.
 Sejarah akan terbatas, maksudnya sejarah akan terbatas pada yang dapat
dideskripsikan .
5. Sumbangan seni
 Seni memmberi karakterisasi maksudnya sejarah yang berhubungan dengan
peristiwa tidak teralu mementingkan watak orang.
 Seni memberi struktur maksudnya sejarakan mengerjakan sebuah tulisan
dengancara naluriah,. Setiap kali ia ingin menuliskan peristiwa ia akan memulai
dengan menuliskan latar belakang peristiwa itu. sedikit sejarawan yang sadar bahwa
tektik tersebu adalah teknik sastra.

Pertanyaan : apakah gaya bahasa diperlukan pada setiap penulisan sejarah?


TUGAS RUTIN

Materi pelajaran : Dasar- Dasar Ilmu Sejarah

Dosen Pengampu : Muhammad Rivai, . Pd., M.A

Nama : CICA RAMADHANI RAMBE

Nim : 3213121039

Kelas : B REGULER

A.RESENSI MATERI PELAJARAN

Dalam buku yang berjudul “PENGANTAR ILMU SOSIAL” karangan Kuntowijoyo, saya
akan meresensi buku pada Bab 4 dengan tema Sejarah sebagai seni ilmu seni. Menurut buku
tersebut tidak semua eradaban memisahkan ilmu dan seni. Contoh pada karya-karya
Ranggawarsita (1802-1870), pujangga terakhir, bukan saja tercantum antara seni dan ilmu,
bukan juga teologi, filsafat, dan ramalan tercantum dengan seni.

1. SEJARAH SEBAGAI ILMU


 Sejarah itu empiris, yang berarti dalam bahasa yunani berarti pengalaman.
Kemudian pengalaman tersebut dibuat menjadi dokumen yang mana dokumen
itu lah yang di jadikan peneliti untuk mencari fakta. Fakta tersbutlah yang
diinterpretasi menjadi sebuah tulisan sejarah. Sejarah beda dengan ilmu-ilmu
lain nya seperti ilmu alam yang membahas mengenai benda-benda. Ilmu alam
akan menghasilkan hukum alam sedangkan ilmu sejarah itu mmbahas mengenai
makhluk hidup.
 Sejarah itu hanya mempunyai objek, yaitu segala sesuatu yang memjadi sasaran,
tujuan, dan hadapan. Objek ilmu-ilmu lain itu biasanya kan manusia tapi beda
dengan sejarah, menjadi objek dari sejarah adalah waktu. Kalau fisik
membicarakan waktu fisik, maka sejarah membicarakan waktu manusia. Karena
itulah sejarah selalu membahas soal asal mula.
 Sejarah itu mempunyai teori, yaitu renungan. Sejarah menjadi ilmu filsafat
sejarah kritis yang mana menjadi objek sendiri adalah manusia dan waktu.
Sejarah sama-sama pengatahuan seperti teori lainnya namun yang membedakan
hanyalah di mitos, yang mana sejarah tidak membahas mitos-mitos. Karena
mitos tidak menjelaskan tentang kapan sesuatuitu terjadi. Sejarah juga
mempunyai tradisi yang panjang dibandingkan dengan ilmu sosial lainnya.
Karena dalam tradisinya itu terdapat banyak teori sejarah.
 Sejarah itu mempunyai generalisasi, yang berarti umum. Sejarah mengambil
kesimpulan yang umum seperti ilmu lainnya namun yang membedakan hanyalah
kalau ilmu lain bersifat noomotetis, sedangkan sejarah bersifat ideologis.
Generalisasi sejarah seringkali merupakan koreksi atau kesimpulan-kesimpulan
ilmu lain.
 Sejarah itu mempunyai metode, yaitu cara. Dalam penelitian sejarah memunyai metode
sendiri yang menggunakan pengamatan yang disertai dengan bukti-bukti.
2. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI ILMU
 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense, yaitu para sejarawan dalam meneliti
di perlukannya catatan, rekaman dan lain sebagainya. Namun para sejarwan juga akan
menggunakan penalaran umum. Karena sejarah itu tidak mengguankan bahasa teknis
melainkan menggunakan bahasa sehari-sehari.
 Sejarah itu akan kering, yaitu lebih mengarah pada substansi. Karena sejarah
mengajarkan kita untuk menulis dengan benar, penuh penalaran, dan sistematis
3. SUMBANGAN ILMU
 Ilmu memberi konsep, yaitu kerena sejarah menggunakan bahasa sehari-hari maka sejarah
membutuhkan sumbangan konsep.
 Ilmu memberi sifat sinkronisasi, ketika sejarah besentuhan dengan ilmu sosial, maka
sejarah menjadi ilmu yang sinkronisasi yaitu selain memanjang dalam waktu sejarah juga
melebar dalam ruang.
4. SEJARAH SEBAGAI SENI
 Sejarah memerlukan istitusi, yaitu membutuhkan ilmu lsoaial dalam menentukan
sumber yang ingin dicari dn juga dalam interpretasi data. Sejarawan juga
memerlukan instuisi atau ilham, yaitu pemahaman langsung selama masa penelitian.
Yang mana dalam kadaan di hadapkan pada data penggambaran atau deskripsi di
situlah di butuhkan instuisi sejarawan.
 Sejarah memerlukan imajinasi, dalam pekerjaannya sejarawan di prlukan imajinasi
untu masuk ke dalam peristiwa yang sedang di telitinya.
 Sejarah memerlukan emosi, yaitu dalam penuisan sejarah sejarawan harus
menghadirkan objek yang akan membuat seolah-olah pembaaca berada dalam
peristiwa trsebut.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa, yaitu bahasa yang tidak bertele-tele dan juga
tersistematis.
5. KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI
 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektifitas, ketepatan yaitu kesesuaian
antara fakta dan tulisan sejarah, dan objektifitasnya. Sejarah yang terlalu dekat
dengan seni akan menyebabkan kehilangan ketetapan dan objektifitasnya.
 Sejarah akan terbatas, sejarah akan terbatas pada yang dapat dideskripsikan. Tulisan
sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan bioggrafi yang penuh
sanjungan.
6. SUMBANGAN SENI
 Seni memberi karakteristik, seni sastra dapat menyumbangkan miliknya yang
berupa karakterisasi pada geografi. Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa
tidak begitu peduli dengan watak orang.
 Seni memberikan struktur, kebanyakan sejarawan tidak memperhatikan pentingnya
struktur dalam penulisan sejarah. Sejarawan biasanya menggunakan naluriah.
A. PERTANYAAN
Sejarah sebagai ilmu di jelaskan bahwa sejarah itu termasuk ilmu empiris (pengalaman),
pengalaman yang seperti apakah yang dimaksud ?

Tugas Rutin

Materi Pelajaran: Dasar-dasar Ilmu Sejarah

Nama : Lutfia Khairani Pane

NIM : 3211121002

Kelas : Reguler B Pend. Sejarah 2021

A. Resensi Materi Pelajaran

(Resensi ditulis secara ringkas dengan kata-kata Anda sendiri. Resensi berisi point-point penting
brdasarkan hasil pembacaan Anda terhadap materi pelajaran. Maksimal 2 halaman)

Resensi Bab 4 Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

A. Sejarah Sebagai Ilmu


1. Sejarah itu empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari kata empeiriayang berarti
pengalaman. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman itu
direkam di dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti sejarawan untuk
menentukan fakta. Fakta tersebut diinterpretasi. Dari interpretasi fakta, barulah muncul
tulisan sejarah.
2. Sejarah itu mempunyai objek
Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas. Biasanya sejarah dimasukkan
dalam ilmu kemanusiaan karena objeknya adalah manusia. Biasanya sejarah dimasukkan
dalam ilmu kemanusiaan karena objek nya adalah manusia. Akan tetapi, sama-sama
mencarikan tentang manusia, kajian sejarah berbeda dengan ilmu antropologi. Objek dari
sejarah ialah waktu. Jadi, sejarah mempunyai objek sendiri yang tidak dimiliki ilmu lain
secara khusus.
3. Sejarah mempunyai teori
sejarah juga mempunyai teori pengetahuan atau sering juga disebut filsafat sejarah kritis.
Teori pada umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu. Dalam
filsafat disebut epistemologi. Ilmu-ilmu sosial menjadikan alam sebagai objeknya,
sedangkan ilmu-ilmu sosial menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian, maka
sejarah juga mempunyai objek sendiri yaitu manusia dan waktu.
Sejarah mempunyai tradisi yang panjang, jauh lebih panjang daripada ilmu sosial. Dalam
setiap tradisi itu terdapat teori sejarah. Di universitas Amerika yang berorientasi
pragmatis, diajarkan teori sejarah yang bersifat filosofis. Sebaliknya, di negeri Belanda
yang mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori sejarah yang bersifat
filosofis diajarkan. Teori sejarah diajarkan sesuai dengan keperluan peradaban.
4. Sejarah itu mempunyai generalisasi
Sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja ilmu-ilmu lain bersifat
nomotetis, sedangkan sejarah pada dasarnya bersifat ideografis.Generalisasi sejarah
sering berupa koreksi atas kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.
5. Sejarah itu mempunyai metode
Sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan. Jika suatu
pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah, maka pernyataan tersebut ditolak.
Misalnya pada pernyataan kaum Marxis ortodoksbahwa super structure atau bangunan-
atas adalah berupa sistem sosial. Pernyataan itu ternyata tidak dapat bertahan terhadap
metode sejarah. Kesadaran keagamaan adalah bentuk kesadaran yang lintas kelas,
sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian-penelitian. Asumsi bangunan-bawa bangunan-
atas itu terlalu banyak pengecualian untuk menjadi hukum. Hukum-hukum sosial terlalu
bersifat mekanis, padahal metode sejarah itu bersifat terbuka dan hanya tunduk pada
fakta.
B. Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Ilmu
1. Menulis sejarah itu cukup dengan common sense
Selalu ada manfaat bagi sejarawan mengutip pengetahuan dari siapapun. Para pelaku
sejarah dan saksi sejarah perlu diyakinkan bahwa apa pun peran mereka, catatan sejarah
itu penting.Ada pelaku sejarah yang merasa mengerjakan sesuatu yang penting untuk
diketahui, ada pelaku yang ingin melakukan koreksi. Jika tidak sempat menulis, mereka
dapat merekam dan mengirimkan ke Arsip Nasional.
2. Sejarah itu akan kering
Anggapan bahwa sejarah akan kering datang dari orang yang tidak mengerti sastra atau
sejarah, atau tidak mengerti keduanya. Memang bahasa dalam sejarah adalah bahasa yang
sederhana dan langsung, tidak berbunga-bunga, tidak ada patokan tentang cerita
berbingkai, atau persamaan akhiran, atau juga persamaan bunyi. Bahasa sejarah adalah
bahasa sehari-hari.
C. Sumbangan Ilmu
1. Ilmu memberi konsep
Karena sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari, ia memerlukan sumbangan
berupa konsep. Kalau kita mendengar ungkapan yang berbunyi “petani itu memberi
pisang pada gerilyawan”, kata “petani” adalah tanda yang menunjuk pada petani konkret,
yang sehari-hari dapat kita lihat di sawah. Akan tetapi, kata “petani” pada “
pemberontakan petani pada abad ke-19 dipimpin oleh ulama” menunjuk pada petani pada
umumnya, yakni petani yang abstrak. Dengan kata lain, “petani” kodok ungkapan itu
adalah konsep, suatu observational concept.Disebut“observational” karena petani dapat
diamati.
2. Ilmu memberi sifat sinkronis
Sejarah pada dasarnya ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam
ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, mengapa sejarah
menjadi ilmu yang juga dan sinkronis. Artinya, selain memanjang dalam waktu, sejarah
juga melebar dalam ruang. roti dengan sumbangan sejarah ilmu diakronis dan juga ilmu
sinkronis, maka lengkaplah sejarah.
D. Sejarah Sebagai Seni
1. Sejarah memerlukan intuisi
Sejarawan memerlukan intuisi atau Ilham, yaitu pemahaman langsung dan instingtif
selama masa penelitian berlangsung. setiap langkah memerlukan kepandaian sejarawan
dalam memutuskan apa yang harus dikerjakan. Sering terjadi untuk memilih suatu
penjelasan, peralatan ilmu yang berjalan tetapi intuisi. Dalam hal ini, cara kerja sejarawan
sama seperti seniman.
2. Sejarah memerlukan imajinasi
Sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya, apa yang sedang terjadi, dan
apa yang terjadi sesudah itu. imajinasi sejarawan harus jalan kalau ia ingin memahami
perlawanan Sultan Palembang yang berada di luar ibukotapada abad ke-19. Ia dituntut
untuk dapat membayangkan sungai dan hutan yang mungkin jadi tempat yang baik untuk
bersembunyi.
3. Sejarah memerlukan emosi
Pada penulisan sejarah zaman romantik, itu pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19,
sejarah dianggap sebagai cabang sastra. Akibatnya, menulis sejarah disamakan dengan
menulis sastra, artinya menulis sejarah harus dengan keterlibatan emosional.
4. Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang baik tidak berarti gaya bahasa yang berbunga-bunga. Terkadang
bahasa yang luas lebih menarik. gaya yang berbelit-belit dan tidak sistematis jelas
merupakan bahasa yang jelek. Dalam tulisan sejarah, deskripsi itu seperti melukis yang
naturalistis. yang diperlukan ialah kemampuan untuk menuliskan detail.
E. Kritik Terhadap Sejarah Sebagai Seni
1. Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas
Ketepatan atau accuracydari objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah.
Ketepatan yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah dan objektivitas yaitu tidak
adanya pandangan yang individual,adalah dua hal yang menimbulkan kepercayaan orang
pada sejarawan. kedua hal itu dapat dipertahankan oleh penguasaan sejarawan atas detail
dan tulisan sejarah yang terasa teknis. Akan tetapi, pesan keberadaan dua hal itu akan
hilang jika sejarah menjadi seni. Seni itu hasil imajinasi sedangkan sejarah berdasarkan
fakta.
2. Sejarah akan terbatas
Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap hasil seni. Tema-tema
sejarah yang penting, seperti sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif yang menyuguhkan
angka-angka dan analisis tidak akan ditulis.
Sejarah akan terbatas pada yang dapat dideskripsikan. tulisan sejarah akan penuh dengan
gambaran tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan.
F. Sumbangan Seni
1. Seni memberi karakterisasi
Seni sastra dapat menyumbangkan miliknya yang berupa karakterisasi pada biografi.
sejarawan mungkin tidak terlalu sadar bahwa ia harus menggambarkan watak orang
dalam deskripsi.Sejarah yang berhubungan dengan peristiwa tidak begitu peduli dengan
watak orang.
2. Seni memberi struktur
Kebanyakan sejarah yang tidak menyadari pentingnya struktur atau plot atau alur dalam
tulisannya. Sekalipun alur dalam sastra berbeda dengan alur pada sejarah, tetapi tetap ada
persamaannya. Alur dalam novel dapat dibagi dalam tiga tahap: pengenalan, krisis, dan
solusi. sejarawan sering tergesa-gesa menulis mengenai krisis dan solusinya tanpa
memperkenalkan pendahuluannya.
B. Pertanyaan

(Ajukan satu pertanyaan yang muncul dari ketidak pahaman Anda setelah membaca materi buku).

Pertanyaan :

kenapa kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya menggunakan struktur dalam penulisan
sejarah?
Tugas Rutin
Materi Pelajaran: Dasar-dasar ilmu sejarah

Nama : Anggiani
Nim : 3211121005
Kelas : B reguler

A. Resensi Materi Pelajaran


Sejarah sebagai ilmu dan seni
Sejarah sebagai ilmu
 Sejarah itu empiris
Sebagai ilmu sejarah itu empiris, sejarah sangat bergantung pada pengalaman
manusia. Pengalaman itu direkam dalam dokumen-dokumen kemudia dokumen itu
ditellitih oleh sejarawan untuk menemukan fakta. Kemudia fakta diinterpretasi setelah
itu munculah tulisan sejarah. Sejarah itu sama dengan ilmu alam karena keduanya
sama sama beradasarkan pengalaman, penyerapan dan pengamatan. Akan tetapi ilmu
alam percobaan itu dapat diulang-ulang sedangkan sejarah tidak. Ilmu alam juga
mengamati benda-benda sedangkan sejarah mengamati manusia.
 Sejarah itu hanya mempunyai objek
Objek ialah sasara, tujuan. Sejarah sering dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas.
Objek sejarah adalah waktu, jadi sejarah memiliki objek tersendiri dibandingkan
ilmu-ilmu lainya.
 Sejarah itu mempunyai teori
Teori berasal dari bahasa yunani yang berarti renungan. Sama dengan ilmu lainya
sejarah juga memiliki teori pengetahuan teori pada umumnya berisi suatu kumpulan
tentang kaidah pokok. Ilmu-ilmu sosial menjadikan alam sebagai objeknya sedangkan
sejarah objek penelitianya manusia dan waktu.
 Sejarah mempunyai generalisasi
Generalisasi dalam bahasa latin artinya umum. Sejarah juga sering kali menarik
kesimpulan-kesimpulan umum, hanya saja perlu diingat bahwa ilmu-ilmu lain
bersima nomotetis. Generalisasi sejarah sering kali merupakan koreksi atas
kesimpulan-kesimpulan ilmu lain.
 Sejarah itu mempunyai metode
Untuk sebuah penelitian sejarah selalu memerlukan yang namanya metode tersendiri.
Kalau misalnya ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah,
maka pernyataan itu dapat ditolak. Metode sejarah mengharus kan orang lain untuk
berhati-hati karena dalam metode sejarah orang lai tidak dapat menarik kesimpulan
sesuka hati.
Kritik terhadap sejarah sebagai ilmu
 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense
Sejarah ialah ilmu terbuka dan menggunakan bahasa sehari-hari, dalam training
sejarah tidak diajarkan istilah-istilah teknis. Penting nya penulisan dalam sejarah
bukan berarti sejarah cukup dengan nalar umum, sejarah itu merupakan ilmu yang
memerlukan riset topik riset juga tidak sekedar diketahui dan dialami karena bisa jadi
penulis juga belum mengetahui.
 Sejarah itu akan kering
Anggapan bahwa sejarah akan kering datang dari orang yang tidak mengetahui sastra
dan sejarah. Memang pada umumna bahasa sejarah sangat sederhana dan langsung,
persis seperti bahasa dalam sastra modren.
Sumbangan ilmu
 Ilmu memberikan konsep
Karena sejarah menggunakan bahsa sehari-hari jadi sejarah memerlukan konsep.
Kalau kita mendengar ungkapan “petani itu memberi pisang kepada gerilyawan”
berari kata petani mennunjukan pada petani kognkret. Akan tetapi kata petani dalam
pemberontakan abad ke-19 dipimpin para ulama menunjukan abstrak, dengan kata
lain petani dalam ungkapan itu adalah konsep.
 Ilmu memberi sifat singkronis
Pada dasarnya sejarah adalah ilmu diakronis memanjang dalam waktu tetapi dalam
ruangan yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial sejarah menjadi
ilmu yang juga singkronis. Maka lengkaplah sejarah.
Sejarah sebagai seni
 Sejarah memerlukan intuisi
Dalam menentukan topik sejarah memerlukan ilmu sosial dalam menemukan
narasumbernya demikian dengan interprestasi datanya. Sejarahwan juga memerlukan
intuisi atau ilham atau pemahaman langsung instigitif selama masa penelitian
berlangsung. Setiap langkah memerlukan kepandaian sejarawan dalam memutuskan
apa yang harus dikerjakan.
 Sejarah memerlukan imajinasi
Dalam menjalankan tugasnya sejarawan juga harus membayangkan apa yang sedang
terjadi dan apa yang terjadi sesudah itu. Imajinasi sejarawan juga harus jalan kalau
ingin memahami perlawanan misalnya sultan palembang. Ia dituntut untuk dapat
memahami sungai, hutan yang mungkin jadi tempat bersembunyi.
 Sejarah memerlukan emosi
Sejarah dianggap sebagai cabang sastra, akibatnya menulis sejarah disamakan dengan
menulis sastra yaitu melibatkan emosional.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang baik bukan berarti gaya bahasa penuh bungan-bunga. Dalam
tulisan sejarah deskripsi itu seperti menulis naturalisme yang diperlukan ialah
menuliskan secara detail.
Kritik terhadap sejarah sebagai seni
 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektifitas
Ketepatan dalam objektifitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah. Ketepatan
yatu sesuai fakta sedangkan objektifitas itu tidak adanya pandangan individual.
 Sejarah akan terbatas
Sejarah akan terbatas pada yang bisa dideskripsikan. Tulisan sejarah akan penuh
gambaran tentang peran dan biografi yang penuh sanjungan.
Sumbangan seni
 Seni sastra dapat menyumbangkan miliknya berupa karakterisasi biografi.
 Seni memberikan struktur
Kebanyakan sejarawan tidak menyadari pentingnya plot ataupun struktur.Sejarawan
sering tergesa-gesa dalam menulis mengenai krisis dn solusinya oleh karena itu
sejarawan memerlukan strktur.

Pertanyaan:
Mengapa sejarah dikatakan sebagai ilmu yang singkronis?

Tugas Rutin

Materi pembelajan : Sejarah sebagai ilmu dan seni

Nama : Putri Harum Madiba

Nim :2312421015

Kelas : Reguler B Pendidikan Sejarah

Dosen Pengampuh : Dr.phil ichwan Azhari ,M,Si

A. Resensi Materi

BAB 4
SEJARAH SEBAGAI ILMU Dan SENI

Tidak semua peradapan memisahkan ilmu dan seni. Di jawa misalnya,sampai abad ke -19
keduanya menjadi satu .pada karya-karya ranggawarsita (1802-1874),pujangga terakhir
,bukan saja tercantum ilmu dan seni,bahkan juga teologi ,filsafat dan ramalan tercampur
dengan seni, pada waktu yang hampir bersamaan purwa lelana, seorang dari daerah
Gupernemen, dalam kisah perjalanannya sudah menunjukkan selera realisme sosial.

SEJARAH SEBAGAI ILMU


 Sejarah Empiris
Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris atau yang dalam bahasa Yunani
empeiria yang berarti pengalaman . sejarah sangat tergantung pada pengalaman
manusia. Pengalaman itu kemudian dimasukkan atau direkam dalam dokumen –
dokumen . Nantinya dokumen itulah yang akan diteliti para sejarawan untuk
menentukan sebuah fakta.fakta itu diinterpretasikan. Dari interpretasi atas fakta,
barulah muncul tulisan sejarah.
Jadi, meskipun ada perbedaan yang mendasar antara ilmu alam dan biologi
,sejarah itu sama dengan ilmu-ilmu alam. Sama- sama berdasar pengalaman
,pengamatan dan penyerapan. Akan tetapi, jika dalam ilmu –ilmu alam perbocaan itu
bisa diulang –ulang ,sedangkan dalam sejarah itu tidak bisa diulang –ulang. Revolusi
indonesia tidak dapat diulang kembali,sekali terjadi itu akan dilenyap ditelan masa
lalu. Sejarah hanya meninggalkan dokumen.perbedaan yang lain ialah kalau fakta
sejarah itu adalah fakta manusia ,sedangkan dalam ilmu-ilmu alam,yang disebut fakta
adalah fakta alam.
Perbedaan –perbedaan itu tentu saja akan membawa konsekuensi tersendiri bagi
sejarah .sejarah sering disebut tidak ilmiah hanya karna bukanlah ilmu –ilmu alam.
Ternyata cara kerja keduanya sama.perbedaan antara sejarah dan ilmu – ilmu alam
tidak terletak pada cara, tetapi pada objek.
Dapat dimengerti kalau ilmu –ilmu alam menghasilkan hukum alam yang
berlaku umum dan pasti ,sedangkan sejarah menghasilkan generalisasi yang tidak
sepasti ilmu-ilmu alam.
 Sejarah itu mempunyai objek
Objek berasal dari bahasa latin objectus (dihadapan, sasaran, tujuan) sejarah sering
dituduh sebagai sesuatu yang tidak jelas. Biasanya sejarah dimasukkan dalam ilmu
kesejarahan karena objeknya adalah manusia. Walaupun sama –sama membicarakan
manusia kajian sejarah dan antropologi berbeda.objek sejarah adalah waktu.maka dari
itu sejarah memiliki objek berbeda dengan ilmu-ilmu lain. Kalau fisika membicarakan
waktu fisik ,maka sejarah membicarakan waktu manusia.waktu dalam pandangan
sejarah tak pernah lepas dari manusia.karena itu,mengenai asal-usul menjadi bahasa
utama.
 Sejarah Punya Teori
Kata teori sendiri berasal dari bahasa yunani theoria yang artinya renungan. Sama
seperti ilmu sejarah punya teori pengertian atau yang sering disebut filsafat sejarah
kritis. Teori ini umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu.
Dalam filsafat disebut dengan epistemelogi ,yang berasal bahasa yunani episteme
yang artinya pengetahuan dan logos yang bearti wacana.jika ilmu sosial menjadikan
masyarakat sebagai objeknya,maka sejarah mempunyai objek sendiri yaitu waktu dan
manusia.
Meskipun sama – sama tentang waktu sejarah membedakan dirinya dengan
mitos.yang membedakannya yaitu mitos tidak menjelaskan kapan terjadinya peristiwa
sedangkan bagi sejarah waktu itu penting.
Sejarah mempunyai tradisi yang panjang ,jauh lebih panjang dari ilmu-ilmu sosial.
Dalam setiap tradisi terdapat teori sejarah.di universitas yang ada di Amerika yang
berorientasi pragmatis tidak dijelaskan teori sejarah secara filosofis sedangkan
dinegeri belanda yang mempunyai yang memiliki tradisi kontitenal yang lebih
kontemplatif teori secara filosofis itu diajarkan sesuai dengan keperluan peradaban.
 Sejarah itu punya Generalisasi
Berasal dari bahasa latin generalis yang berarti umum . sama dengan ilmu lain
sejarah juga mengambil kesimpulan-kesimpulan umum . hanya saja perlu dingat kalau
ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis ,sejarah itu umumnya bersifat ideogarafis.
Generalisasi sejarah sering kali merupakam koreksi dari ilmu-ilmu lain. Contoh
revolusi indonesia bukan pekerjaan kaum ekstrimes,seperti propaganda belanda
,terjawab dengan menunjukkan bahwa revolusi itu adalah revolusi muda .Demikian
pula dengan revolusi kaum marxis yang melihat semua revolusi sebagai pejuangan
kelas tidak terbukti dalam revolusi indonesia digerakkan oleh ide
nasinalisme.dinegara mantan sosialis ,orang digerakkan oleh kesadaran .Etnitias juga
merupakan sebuah kekuatan . Mungkin kaum marxis menggangap bahwa semua yang
tidak digerakkan oleh perjuangan kelas mempunyai kesadaran palsu.
 Sejarah itu punya Metode
Metode berasal dari bahasa yunani methodos yang berarti cara.untuk penelitian
sejarah mempunyai metode sendiri dalam pengamatan . jika ternyata suatu
pernyataan tidak dilengkapi bukti –bukti maka pernyataan itu akan ditolak.
Contoh pernyataan dari kaum marxis ortodoks bahwa super structure atau bangunan-
atas adalah berupa sistem sosial.Pernyataan itu ternyata tidak dapat bertahan terhadap
metode sejarah.
Metode sejarah mengharuskan orang untuk berhati –hati .Dengan metode sejarah,
orang tidak boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani.Misalnya dengan penelitian
yang detail ,sejarah tidak bisa menyimpulkan bahwa sang Merah putih telah berkibar
diindonesia 6.000 tahun.juga bahwa indonesia telah dijajah belanda selama 350 tahun
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.

KRITIK TERHADAP SEJARAH DAN ILMU


 Menulis sejarah itu cukup dengan common sense (nalar)
Sejarah memang ilmu yang terbuka,sejarah ditulis dengan bahasa sehari-hari dan
tidak menggunkan bahasa teknik . pentingnya nalar umum untuk penulisan sejarah
tidak bearti sejarah itu cukup dengan penggunaan penalaran umum
saja.profesionalisme tetap dibutuhkan .Ada perbedaan antara orang yang mengetahui
dan tidak mengetahui .sejarah memerlukan riset.topik riset tidak sekedar yang sudah
dialami atau diketahui.sejarawan yang terdidikan itu seperti prajurit komando dia bisa
diterjunkan kemana saja.
 Sejarah itu kering
Didalam jurusaan sejarah diajarkan untuk menghormati fakta dan lebih
mengarahkan pada subtansi dari pada retrotika. Diharapkan kekayaan subtansi jauh
lebih menarik daripada retrotika.keindahan sejarah tidak terletak pada gaya bahasa
tetapi pada presisinya.kuantitatif banyak menggunakan statistik,keindahan justru
terletak pada angka,didalam sejarah tidak ada yang lebih indah daripada kebenaran.
Ada memang masa dimana sejarah dipengaruhi oleh sastra,tetapi sekarang sejarah
hanya memerlukan penulisan yang baik dari penalaran dan sistematiknya.kalau saja
tulisannya baik,penalarannya teratur,dan sistematis yang runtut atau dalam kata lain
retrotika pasti tidak ada sejarah yang kering.

SUMBANGAN ILMU
 Ilmu memberi konsep
Umumnya sejarah ditulis dalam bahasa sehari –hari ,ia memerlukan sumbangan
sebuah konsep.misalnya pada saat kita mendengar ungkapan “petani itu memberikan
pisang kepada gerilyawan”, kata petani adalah tanda (sign) yang menunjukkan pada
petani konkret yang sehari-hari dapat kita lihat disawah dengan baju dan celana hitam,
cangkul, dan topi lancip,yang sedang berkeringat. Akan tetapi kata “petani” pada
pemberontakan petani abad ke -19 dipimpin oleh ulama” menunjukkan petani pada
umumnya bersifat abstrak. Dengan kata lain petani pada ungkapan itu adalah
konsep ,suatu observasi concep.
 Ilmu memberikan sikap sinkroninis
Sejarah itu dasarnya adalah diakronis, yang memanjang dalam waktu,tetapi dalam
ruang yang sempit.ketika sejarah bersentuhann dengan ilmu sosial, sejarah menjadi
ilmu yang juga sinkronis.artinya selain memanjang dalam waktu ,sejarah juga melebar
dalam ruang. Jadi,dengan sumbangan ilmu, sejarah ilmu diakronis adalah juga
sinkronis. Maka lengkaplah sejarah.sejarah kota adalah contoh yang jelas ihwal
bagaimana sejarah yang sifatnya diakronis telah diperkaya oleh ilmu yang sinkronis.

SEJARAH SEBAGAI SENI


 Sejarah membutuhkan intuisi
Sejarawan sering tidak bisa mengandalakan ilmu yang dimiliki. Ia memerlukan imu
sosial dalam menentukan sumber apa saja yang harus dicari,demikian pula dalam
interprestasi data. Akan tetapi sejarawan juga memerlukan intuisi dan ilham,yaitu
pemahaman langsunng dan ingsigtif selama masa penelitian.setiap langkah
memerlukan kepandaian sejarawan dalam memutuskan apa yang harus
dikerjakan.sering dalam memutuskan suatu penjelasan ,bukan perlatan ilmu yang
berjalan tetapi intuisi.dalam hal ini,cara kerja sejarawan sama seperti seniman.

 Sejarawan memerlukan imajinasi


Dalam pekerjaannya sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya
terjadi dan apa yang terjadi setelah itu.misalnya jika ingin memahami perlawanan
sultan pelembang yang berada diluar kota pada abadke -19.maka ia dituntut untuk
dapat membayangkan sungai dan hutan yang mungkin baik untuk dijadikan tempat
bersembunyi .dengan pula dalam penggambaran perang aceh,ia harus mampu
berimajinasi pantai, hutan dan desa meunasah ,istana ,masjid, dan bukit-bukit.
 Sejarah memerlukan emosi
Pada masa penulisan sejarah Zaman romantik,yaitu pada akhir abad ke -18 dan
awal abad ke 19, sejarah dianggap sebagai cabang sastra.Akibatnya penulisan sejarah
harus dengan keterlibat emosional. Orang yang membaca sejarah penaklukan
meksiko,jatuhnya romawi, pelayaran orang inggris ke amerika,harus dibuat seolah –
olah hadir dan menyakssikan sendiri peristiwa itu.penulisannya harus berempati atau
berperasaaan dan menyatu dengan objeknya.
Dengan begitu diharapkan sejarawan dapat menghadirkan objek seolah –olah
pembaca hadir di dalam peristiwa.dalam sejarah kebudayaan ,menghadirkan itu
sangat penting.dalam sejarah ,revolusi belum ada penulisan seperti itu. Padahal
penulisan sejarah dengan emosi setia pada fakta,sangat penting untuk pewarisan nilai.
 Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang tidak baik ,tidak bearti gaya bahasa yang berbunga-bunga.
terkadang bahasa yang luas lebih menarik.gaya yang berbelit- belit dan sistematis
jelas merupakan bahasa yang jelek.dalam sejarah deskripsi itu seperti melukis yang
realistis.yang diperlukan adalah kemampuan untuk menulis detail.dengan bertanya
kesaksian-kesaksian orang tentang detail,akan menghindar sejarawan dari kesalahan.

KRITIK TERHADAP SEJARAH SEBAGAI SENI


 Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas
Ketepatan yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah ,dan objektivitas ,yaituu
tidak pandangan yang invidual adalah dua yang menimbulkan kepercayaan orang
terhadap sejarawan.Akan tetapi kesan kebenaran itu akan hilang jika sejarah menjadi
seni.karena seni itu imajinasi sedangkan sejarah itu fakta.sejarah yanng terlalu dekat
dengan seni dapat dianggap memalsukan fakta . sejarah akan kehilangan ketepatan
dan objektifitas.
 Sejarah akan terbatas
Hanya sejarah tertentu yang dibisa ditulis/dihasilkan bila sejarah dijadikan sebuah
seni.tetma –tema penting seperti sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif tidak akan
bisa ditulis.sejarah akan terbatas yang dapat dideskripsikan.tulisan sejarah tidak akan
penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi penuh sanjungan.

SUMBANGAN SENI
 Seni memberikan karakteristik
Seni sastra menyumbangkan karakterisasi pada biografi.sejarawan mungkin tidak
terlaluu sadar bahwa diharus menggambarkan watak orang dalam
deskripsinya.sejarah yanng berhubungan dengan peristiwa tidak terlalu peduli dengan
watak orang .
Misalnya,kita kebetulan harus menggambarkan keterlibatan dalam sebuah
ekspedisi .naluri kita sebagai sejarawan akan menyuruh kita mengungkapkan berbagai
peristiwayang berkaitan dengan pasukan. Itu benar tanpa ada kesalahan
apapun.Namun perlu kita ingat bahwa pasukan itu terdiri dari orang.dengan
menggambarkan watak orang-orang dalam ekspedisi(biografi kolektif) akan
lengkaplah sejarah itu.
 Seni memberi struktur
Banyak sejerawan tidak tau betapa penting struktur dan slot dalam sebuah
tulisan.walaupun alur sastra dan sejarah itu berbeda .alur novel terbagi dalam tiga
tahap yaitu: pengenalan,krisis dan solusi.sejarawan sering tergesa-gesa dalam menulis
kritik dan solusi tanpa memperkenalkan pendahuluan terlebih dahulu.
Sejarawan menulis itu dengan naluri.setiap akan menulis sebuah peristiwa, ia
selalu memulai dengan latar belakang. Sedikit yang sadar bahwa teknik itu adalah
teknik menulis sastra yang sering disebut foreshadowing atau pelukisan/pengambaran
sebelum sebuah peristiwa.

B. Pertanyaan
Apa yang membuat sejarah bisa disebut dengan seni?
TugasRutin
MateriPelajaran:Dasar-DasarIlmuSejarah

Nama:MidukArtaRumahorbo

Nim :3211121020

Kelas:BReguler2021

SEJARAHSEBAGAIILMUDAN SENI
A.SejarahSebagaiIlmu

Sejarahadalahkejadiandanperistiwayangbenar-benarterjadipadamasalampau.

Salahsatusifatdarisejarahadalahbahwasejarahdapatdijadikansebagaiilmu.
KuntowijoyodalamPengantarIlmuSejarah(1995)mengatakanbahwasejarahsebagaiilmuterdiridarilim
ahal,yakni: 1.Empiris

Dalam halempiris,sejarahsebagaiilmuadalahsejarahtergantungpada
pengalamanmanusia.Artinyabahwasejarahsebagaiilmusangattergantungpada
pengalamanmanusiayangdapatdijadikansebagaifakta-faktayangadadidalam tulisansejarah.

2.Memilikiobjek

Sejarahsebagaiilmudikatakanmemilikiobjekkarenaobjeksejarahitusendiri
berupawaktu.Objekwaktudianggappenitngkarenawaktuadalahpandangansejarahyangtidakpernahbis
alepasdarimanusia. 3.Mempunyaiteori

Sejarahsebagaiilmumempunyaiteori,artinyabahwasejarahmemilikiteori
pengetahuanyangdidapatdariobjeksejarahberupamanusiadanwaktu. 4.Mempunyaigeneralisasi

Generalisasiartinyaadalahumum.Artinyabahwasejarahsebagaiilmutidaklepas
darimenarikkesimpulansecaraumumyangsamadenganilmu-ilmulainnya. 5.Memilikimetode

Sejarahsebagaiilmuadalahyangmemilikimetode,artinyasejarahharusmelakukan
pengamatandandidukungdenganbukti-buktisejarahyangterjadidimasalampau.

Bilaadapenelitiansejarahyangmengabaikanbuktidanpengamatan,makapernyataanituditolak.

B.KritikTerhadapSejarahSebagaiIlmu

1.MenulisSejarahituCukupdenganCommonSense
Menulissejarahtidakbolehtakut.Selaluadamanfaatbagisejarawanmengkutip
pengetahuandarisiapapun.Parapelakusejarahdansaksisejarahperludiyakinkan
bahwaapapunperanmerekacatatansejarahitupenting.Adapelakusejarahyang
merasamengerjakansesuatuyangpentinguntukdiketahui,adapelakuyangingin
melakukankoreksi.Sejarahmemangilmuyangterbukadanmenggunakanbahasa sehari-
hari.Sejarahitusepertiilmu-ilmu,perluriset.Topikrisettidaksekedaryang
dialamiataudiketahui,bisajadipenulisbelumtahuapa-apamengenaitopiknya.

2.SejarahItuAkanKering

Bangkusekolahtidakmengajarkanbagaimanaorangmempunyairetorika,tetapi
mengajarkanbagaimanamenulisyangbaik,penuhnalardansistematis.Bakatitu
bawaan.Dijurusansejarahkitadiajarkanuntukmenghormatifakta.Jadilebih
mengarahkanpadasubstansidaripadaretorika.Keindahansejarahtidakterletak
padagayabahasatetapipadapresisinya.Sejarahkuantitatifbanyakmenggunakan
statistik,keindahanjustruterletakpadaangka-angka.Tidakadayanglebihindahdari kebenaran!.

Sejarahdipengaruhiolehsastra,tetapisekarangsejarahhanyamemerlukan
penulisanyangbaikdaripenalarandansistematiknya.Kalautulisanbaik,penalaran
yangteratur,dansistematisyangruntutitulahyangdimaksudretorika.Pastitidak adasejarahyangkering.

C.SumbanganIlmu

1.IlmuMemberikanKonsep

Sejarahpadaumumnyamemakaibahasasehari-hari,iamemerlukan sumbanganberupakonsep-
konsepkalaukitamendengarungkapanyangberbunyi
"petaniitumemberipisangpadagerilyawan".Akantetapi,kata"petani"pada
pemberontakanpetanipadaabadke-19dipimpinolehulamamenunjukpadapetani
padaumumnya,yaknipetaniyangabstrak.Dengankatalain"petani"padaungkapan
ituadalahkonsep,suatuobservationalconcept.

2.IlmuMemberiSifatSinkronis

Sejarahitupadadasarnyaialahilmudiakronis,yangmemanjangdalam
waktu,tetapidalamruangyangsempit.Ketikasejarahbersentuhandenganilmu
sosial,sejarahmenjadiilmuyangsinkronis.Artinya,selainmemanjangdalam
waktu,sejarahjugamelebardalamruang.Dengansumbanganilmu,tema-temabaru
yangbersifatsinkronisdapatditulis.Misalnya,tentangkriminalitas,sistemsekolah danpercukongan.

D.SejarahSebagaiSeni

Selainsejarahsebagaiilmu,sejarahjugadianggapmemilikiunsursenididalamnya.
Sehinggabanyaktokohyangmenganggapsejarahsebagaiseni.

Salahsatualasansejarahsebagaisenikarenasejarahmemilikiprosespengumpulan
datadanpencarianinformasisejarahyangdanggapsebagaiadanyasenidi dalamnya.

Selainituterdapatbeberapafaktorlainyangmemperkuatalasansejarahsebagai seni,yaitu:

1.Sejarahmemerlukanintuisi

DalambukuPengantarIlmuSejarah(1995)karyaKuntowijoyo,dikatakansejarah
dianggapsebagaisenikarenasejarahdianggapmemilikiintuisididalamnya.

Artinyasejarawanataupenulissejarahmemerlukanintuisiyangberbentuk
pemahamanlangsungdanmemakaiinstingselamaprosespenelitiansejarah.

Yangperludicatatbahwabentukdariintuisisejarahberupadata-datayangdiingat
ketikabekerjakerasdengandata-datayangtersedia.

2.Sejarahmemerlukanimajinasi

Sejarahsebagaisenikarenadianggapmemilikiimajinasi.Diartikanbahwadalam
prosespenelitiansejarahharusadagambaranataubayangantentangbagaimana
terjadinyaperistiwasejarahituberlangsung.

3.Sejarahmemerlukanemosi

Sejarahsebagaisenidianggapmemilikiemosididalamnya,yangdikarenakan
imajinasisajatidakcukupdalammenjelaskanperistiwasejarah.

Emosibertujuanuntukmendekatkanperasaannyapadaobyekpenelitiannya.Tetapi
tidakbolehberlebihanyangdapatberdampakpadahilangnyaasasakademis.

4.Sejarahmemerlukangayabahasa
Gayabahasaadalahhalyangdiperlukandalampengertiansejarahsebagaiseni.
Gayabahasayangadadidalamsejarahadalahbukanyangberbunga-bunga,
melainkandengangayabahasayangmenuliskandetaildidalamnya.

E.KritikTerhadapSejarahSebagaiSeni

1.SejarahAkanKehilanganKetepatandanObjektivitas

*ketepatan>yaitukesesuaianantarafaktadantulisansejarah.

*objektivitas>yaitutidakadanyapandanganyangindividual.

Individualadalahduahalyangmenimbulkankepercayaanorangpadasejarawan.
Akantetapi,kesankeberadaanduahaltersebutakanhilangjikasejarahmenjadi
seni.Seniituhasilimajinasi,sedangkansejarahberdasarkanfakta.

Sejarahyangterlaludekatdengansenidapatdianggaptelahmemalsukanfakta.

Sejarahakankehilanganketepatandanobjektivitas.

2.SejarahAkanTerbatas

Sejarahakanterbataspadayangdapatdideskripsikan.Tulisansejarahakan
penuhdengangambarantentangperangdanbiografiyangpenuhsanjungan.

F.SumbanganSeni

1.SeniMemberiKarakterisasi

Senisastradapatmenyumbangkanmiliknyayangberupakarakterisasipada
biografi.Sejarahyangberhubungandenganperistiwatidakbegitupedulidengan watakoranglain.

Nalurikitasebagaisejarawanakanmenyuruhkitauntukmengungkapkanberbagaiperistiwayagberkaitand
enganpasukan.

Denganmelukiskantentangwatak-watakorangdalamekspedisiitu,dengankata
lainbiografikolektif,akanlengkaplahsejarah.

2.SeniMemberiStruktur

Kebanyakansejarawantidakmenyadaripentingnyastrukturatauplotataualur dalam
tulisannya.Sekalipunalurdalamsastraberbedadenganalurpadasejarah,tetapiadapersamaannya.
Sejarawanseringtergesa-gesamenulismengenaikrisisdansolusinyatanpa
memperkenalkanpendahuluannya.

Membacabukuilmiahitusepertimembacasebuahnovel.Sejarawanmengerjakan
itudengancaranaluriah.Setiapkaliiaakanmelukiskansebuahperistiwa,iaselalu
memulaidenganmelukiskanlatarbelakangperistiwaitu.Sedikitsejarawanyang
sadarbahwateknikituadalahtekniksastrayangdisebutforeshadowingatau
pelukisansebelumsebuahperistiwa.
TUGAS RESENSI KEEMPAT

NAMA : Rahma Dina Safitri

NIM : 3212421001

KELAS : B Reg

Sejarah sebagai Ilmu dan Seni

A. Sejarah Sebagai Ilmu


1. Sejarah itu empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani yaitu, empeiria yang berarti
pengalaman. Sejarah mengamati manusia sebagai objek yang diteliti. Oleh
karena itu sejarah bergantung pada pengalaman manusia yang direkam
dalam dokumen. Dokumen inilah yang diteliti oleh sejarawan untuk
menentukan fakta dan memunculkan tulisan sejarah.
2. Sejarah itu hanya mempunyai objek
Objek berasal dari bahasa latin yang berarti, yang dihadapan,
sasaran, tujuan. Sejarah memiliki objek sendiri yang tidak dimiliki oleh
ilmu-ilmu lain, yaitu waktu manusia. Urusan sejarawan adalah
menejelaskanmasa lalu bukan menetapkan suatu peristiwa.
3. Sejarah itu mempunyai teori
Teori berasal dari bahasa Yunani yaitu, theoria yang berarti
renungan. Teori pada umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah
pokok suatu ilmu. Sejarah berbeda dengan mitos yang tidak menjelaskan
tentang kapan sesuatu terjadi. Sejarah sangat mementingkan waktu
kapan terjadinya peristiwa. Sejarah mempunyai tradisi yang panjang dan
dalam setiap tradisi itu terdapat teori sejarah. Seperti di Amerika yang
tidak mengajarkan sejarah yang bersifat filosofis. Dan sebaliknya Belanda
mengajarkan teori sejarah yang bersifat filosofis karena tradisi
kontinental yang lebih kontemplatif.
4. Sejarah mempunyai metode
Sejarah mempunyai metode sendiri yaitu dengan pengamatan.
Kalau tidak sesuai dengan bukti-bukti sejarah maka pernyataan itu
ditolak. Dengan metode sejarah orang tidak boleh mengambil kesimpulan
yang terlalu berani dan harus berhati-hati.
B. Kritik terhadap Sejarah sebagai Ilmu
1. Menulis sejarah itu cukup dengan commonsense
Para pelaku sejarah dan saksi sejarah perlu diyakinkan
bahwaapapun peran mereka, catatan sejarah itu penting. Ada pelaku yang
merasa mengerjakan sesuatu yang penting untuk diketahui, ada pelaku
yang ingin melakukan koreksi. Kalau tidak sempat menulis mereka dapat
merekam dan mengirimkan ke arsip nasional. Kalau rekaman itu tidak
boleh segera diungkapkan, boleh saja rekaman itu disertai dengan catatan
kapan boleh dibuka. Sejarah memang menggunakan bahasa sehari-hari
dan tidak menggunakan bahasa teknis. Tetapi bukan berarti sejarah dapat
dituliskan dengan nalar umum saja. Sejarah juga memerlukan riset.
2. Sejarah itu akan kering
Anggapan bahwa sejarah akan kering datang dari orang yang tidak
mengerti sejarah dan sastra. Sejarah bersifat substansif yang tidak
terletak pada gaya bahasa tetapi lebih kepada presisinya. Karena tidak
ada yang lebih indah daripada kebenaran.
C. Sumbangan Ilmu
1. Ilmu memberi konsep
Sejarah pada umumnya memakai bahasa sehari-hari dan
memerlukan sumbangan berupa konsep. Seperti pada ungkapan “petani
itu memberi pisang pada gerilyawan”. Kata petani kita pasti
membayangkan orang yang bekerja di ladang. Tetapi pada
pemberontakan petani pada abad ke-19 merujuk pada ulama. Dengan
kata lain petani dalam ungkapan tersebut adalah sebuah konsep yang
dapat diamati.
2. Ilmu memberi sifat sinkronis
Sejarah adalah ilmu yang diakronis yang memanjang dalam waktu,
tetapi dalam ruang yang sempit. Sejarah juga menjadi ilmu yang sinkronis
selain memanjang dalam waktu juga melebar dalam ruang.
D. Sejarah Sebagai Seni
1. Sejarah memerlukan intuisi
Sejarawan juga memerlukan intuisi atau pemahaman langsung dan
insingtif selama masa penelitian. Untuk memilih penjelasan dibutuhkan
intuisi. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama seperti seniman. Tetapi
juga sejarawan berbeda dengan pengarang karena dengan menggunakan
intuisi sejarawan juga harus tetap berdasarkan data-data dari yang
diteliti.
2. Sejarah memerlukan imajinasi
Sejarawan juga harus dapat membayangkan apa yang terjadi.
Imajinasi sejarawan harus berjalan kalau ingin memahami peristiwa atau
kejadian yang diteliti. Seperti ingin memahami perlawanan sultan
Palembang yang berada diluar ibu kota. Sejarawan dituntut dapat
membayangkan sungai dan hutan yang menjadi tempat untuk
bersembunyi.
3. Sejarah memerlukan emosi
Pada akhir abad ke-18 sejarah dianggap sebagai cabang sastra.
Orang yang menulis sejarah harus dibuat seolah-olah hadir dan
menyaksikan sendiri peristiwa itu. Untuk sejarah kebudayaan
menghadirkan itu sangat penting. Penulisan sejarah Terhadap emosi
sangat penting untuk pewarisan nilai.
4. Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa dalam sejarah adalah penulisan detail. Tidak berbelit-
belit dan naturalistis.
E. Kritik terhadap sejarah sebagai seni
1. Sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas
Sejarah yang terlalu dekat dengan seni akan dianggap memalsukan
fakta karena kehilangan ketepatan dan objektivitas. Ketepatan yang
sesuaianatra fakta dan tulisan sejarah adalah dua hal yang menimbulkan
kepercayaan orang pada sejarawan.
2. Sejarah akan terbatas
Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila dianggap seni. Sejarah
kuantitatif yang menyuguhkan angka-angka dan analisis tidak akan
ditulis. Dan sejarah akan terbatas pada apa yang dapat dideskripsikan.
F. Sumbangan Seni
1. Seni memberikan karakterisasi
Seni menyumbangkan karakterisasi pada biografi. Sejarawan
harus menggambarkan watak orang dalam deskripsi.
2. Seni memberi struktur
Penulisan sejarah pasti memiliki alur cerita dalam tulisannya.
Walaupun berbeda tetapi ada persamaannya. Sastra yang menuliskan
dengan tiga tahap pengenalan, krisis, dan solusi. Begitu juga seharusnya
sejarah dituliskan dengan menggunakan latar belakang terlebih dahulu.

PERTANYAAN

Bagaimana sejarah dapat dikatakan melebar dalam ruang?


Tugas Rutin
Materi Pelajaran: ...........

Nama : Denisa ferayani purba


Nim :3213321020
Kelas :B

A. Resensi Materi Pelajaran


Sejarah sangat tergantung pada manusia .
pengalaman itu direkam dalam dokumen
Dokumen-dokumen itulah yang nantinya diteliti
oleh sejarawan untuk menentukan fakta .sejarah
itu sama dengan ilmu” alam sama berdasarkan
pengalaman dan penyerapan . perbedaan antara
sejarah dangan ilmu” alam tidak terletak pada cara
kerja tetapi pada objek . perbedaan antara ilmu-
ilmu alam dengan sejarah adalah seperti perbedaan
antara benda dan manusia benda” itu mati
sedangkan manusia itu hidup .benda mati tidak
berpikir sedangkan manusia itu berpikir dan
berkesadaran . biasanya sejarah dimasukkan dalam
ilmu kemanusiaan kerena objeknya adalah
manusia . sejarah mempunyai objek sendiri yang
tidak dimiliki ilmuan secara khusus.kalau fisika
membicarakan fisik maka sejarah membicarakan
waktu manusia .waktu dalam pandangan sejarah
tak pernah lepas dari manusia . metode sejarah
mengharuskan orang untuk berhati-hati dengan
metode sejarah.orang tidak boleh menarik
kesimpulan terlalu berani .sejarah memang ilmu
terbuka dengan menggunakan bahasa sehari-
hari.pentingnya nalar umum untuk penulisan
sejarah tidak berarti menulis sejarah itu cukup
dengan nalar umum.seperti ibu rumah tangga
masak ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu
sosial sejarah menjadi ilmu yang sinkronis artinya
selain memanjang dalam waktu sejarah juga
menyebar dalam ruang.

B. Pertanyaan
Apakah sejarah itu penting bagi kehidupan
sehari-hari ?

Anda mungkin juga menyukai