Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HISTORIOGRAFI INDONESIA
“PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI INDONESIA
HISTORIOGRAFI TRADISIONAL DI INDONESIA”

Disusun Oleh

Kelompok 1:

Arif Kurniawan (2030402045)


M. Erzah Malik (2030402048)
Dimas Gunawan (2120402015)
Fahri (2120402016)
Dosen Pengampu:

Santosa, M.Hum

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH


PALEMBANG

2023
PENDAHULUAN

Setiap ilmu pengetahuan memiliki seperangkat aturan dan petunjuk yang


membantu ketepatan hasilnya. Kompleksitas aturan dan petunjuk inilah yang
disebut metode atau teknik.1 Historiografi adalah ilmu yang mempelajari metode
penggambaran atau penulisan sejarah, seperti asal-usul, riwayat, atau pengetahuan
tentang peristiwa di masa lampau.2 Didalam penelitian sejarah diantaranya ada
metode historiografi yang sebelumnya ada metode heuristik, verifikasi dan
interpretasi.

Perkembangan historiografi di Indonesia tidak lepas dari latar belakang


sejarah bangsa Indonesia. Dalam perkembangan penulisan sejarah di Indonesia,
beberapa pola atau corak historiografi yang menonjol yaitu, historiografi
tradisional, historiografi kolonial dan yang terakhir adalah historiografi nasional
atau historiografi modern. Setiap historiografi tersebut tentunya memiliki ciri khas
sendiri-sendiri. Seperti historiografi tradisional yang masih kental dengan unsur
mitos dan ada sebelum masa penjajahan, bahkan historiografi tradisional ada pada
masa kerajaan. Setelah itu historiografi tradisional berganti dengan Historiografi
kolonial karena telah masuknya penjajah ke negeri ini. Histiriografi kolonial pun
ditulis oleh sejarawan atau orang-orang pemerintah kolonial yang intinya bahwa
yang membuat adalah orang barat. Kemudian setelah Indonesia dapat mengalahkan
penjajah maka bergantilah menjadi historiografi nasional. Penulisnya merupakan
sejarawan Indonesia, dan dalam menulisnya pun benar-benar murni mengenal
Indonesia.3 Dalam hal ini penyusun hanya membahas Perkembangan Historiografi
Indonesia.

1
Nina Herlina, Metode sejarah (Bandung: Satya Historika, 2020), hal 1.
2
Kompas.com, Historiografi: Pengertian dan Jenisnya,
kompas.com/skola/read/2022/06/21/073000069/historiografi--pengertian-dan-jenisnya? diakses
pada 1 September 2023 Pukul 13:36 wib.
3
Ahmad Nurhuda dan Anggeni Syaputri, “Perkembangan Historiografi Indonesia”,
Tarikhuna: Journal Of History And History Education, Vol 4 No. 2, 2022, hal tt.
PEMBAHASAN

A. Historiografi Indonesia

Metode historis sebagai metode penulisan sejarah meliputi empat langkah,


yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Langkah keempat, yakni
historiografi, merupakan wujud atau hasil karya dengan metode sejarah. Dalam
materi Historiografi Indonesia kali ini akan dibahas tentang perkembangan
historiografi (penulisan sejarah) di Indonesia.

Karya sejarah Indonesia baik dari masa lampau sampai masa sekarang (dikenal
dengan nama sejarah kontemporer) telah banyak ditulis, baik oleh sejarawan atau
pemerhati sejarah bangsa kita sendiri, maupun bangsa asing. Dari berbagai
penulisan sejarah Indonesia (historiografi Indonesia) dari berbagai zaman/masa,
baik ditulis oleh bangsa maupun bahasa asing; maka penulisan sejarah Indonesia
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni:

1. Historiografi Tradisional.
2. Historiografi Kolonial.
3. Historiografi Nasional.

Salah satu bentuk kesadaran masyarakat Indonesia terhadap masa lalunya


adalah melakukan rekaman tertulis. Rekaman tertulis yang dimaksud adalah salah
satu bentuk kesadaran masyarakat Indonesia pada masa lalu dalam merekam apa
yang terjadi di masa lalu yang dianggap sebagai peristiwa penting yaitu dengan cara
menulisnya dalam bentuk yang biasa disebut dengan naskah atau yang disebut
dengan historiografi tradisional.

B. Penulisan Sejarah Tradisional (Historiografi Tradisional)

Penulisan sejarah tradisional adalah penulisan sejarah yang dimulai dari zaman
Hindu sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Penulisan sejarah
pada zaman ini berpusat pada masalah-masalah pemerintahan dari raja-raja yang
berkuasa, bersifat istanasentris, yang mengutamakan keinginan dan kepentingan
raja. Penulisan sejarah di zaman Hindu-Buddha pada umumnya ditulis
diprasastikan dengan tujuan agar generasi penerus dapat mengetahui peristiwa di
zaman kerajaan pada masa dulu, di mana seorang raja memerintah.

Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang ditulis pada masa


kerajaan Hindu-Budha ataupun pada masa kerajaan Islam berdiri di Indonesia, yang
didalamnya terdapat unsur kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang masuk
dalam penulisan sejarah. Historiografi tradisional merupakan karya bersama
masyarakat terhadap eksistensinya sebagai wujud identitas dan sekaligus
solidaritas. Wajah suatu masyarakat akan terwakili oleh keberadaan karya
historiografi tradisional yang selalu diingat, ditemukan kembali, dan ditulis ulang
sehingga wajar ada banyak versi dan variasi. Historiografi tradisional di Indonesia
menunjukan kekayaan budaya berdasarkan keanekaragaman suku-suku bangsa,
masyarakat, dan komunitas. Dalam historiografi tradisional termuat sejarah yang
telah mengalami degradasi secara perlahan ke arah legenda dan alam mitos. Mitos
diciptakan manusia berkat jarak antara peristiwa dengan kekinian, ketika mitos
sedang dalam proses menjadi, sudah terpaut waktu yang lama sehingga cenderung
ke generalisasi daripada partikulasi. Sebagaian besar historiografi tradisional
menggambarkan tindakan-tindakan dari manusia setengah dewa atau dewa-dewa.
Dewa-dewa atau manusia setengah dewa sebenarnya merupakan suatu
perkembangan dari biografi manusia masa lampau, yang selalu dilisankan dari
kenyataan.4 Misalnya manusia yang kuat dalam berkelahi, kaya-raya, berkarisma di
dalam masyarakat akan dilisankan sebagai orang istimewa sehingga manusia
tersebut menjadi manusia legenda meskipun manusia tersebut masih hidup.
Dalam historiografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra,
sebagai karya imajinatif dan mitologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan
sebagai uraian peristiwa pada masa lampau, seperti tercermin dalam babad atau
hikayat. Contoh-contoh historiografi tradisional di antaranya ialah sejarah Melayu,
hikayat raja-raja Pasai, hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Pajajaran, Babad
Majapahit, Babad Kartasura, dan masih banyak lagi.

4
Ahmad Nurhuda. Perkembangan Historiografi Indonesia. (Padang: Tarikhuna.2022).
C. Ciri-ciri Historiografi Tradisional

Adapun ciri-ciri dari historiografi tradisional adalah sebagai berikut.

1. Religio sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga
raja (keluarga istana), maka sering juga disebut istana sentris atau keluarga
sentris atau dinasti sentris.
2. Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah
kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya.
Historiografi tersebut tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak
membicarakan segi-segi sosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat.
3. Religio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang
gaib.
4. Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan yang nyata.
5. Tujuan penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan
kedudukan raja, dan nama raja, serta wibawa raja supaya raja tetap
dihormati, tetap dipatuhi, tetap dijunjung tinggi. Oleh karena itu, banyak
mitos bahwa raja sangat sakti, raja sebagai penjelmaan/titisan dewa, apa
yang dikatakan raja serba benar sehingga ada ungkapan "sadba pandita ratu
datan kena wowawali" (apa yang diucapkan raja tidak boleh berubah, sebab
raja segalanya). Dalam konsep kepercayaan Hindu, raja adalah "mandataris
dewa" sehingga segala ucapan dan tindakannya adalah benar.
6. Bersifat regio-sentris (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak
dipengaruhi daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa
di daerah tersebut.
7. Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma
(bertuah, sakti).
Kesimpulan

Historiografi merupakan gabungan dari dua kata yaitu history yang berarti
sejarah dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. Penulisan sejarah adalah
cara untuk merekontruksi suatu gambaran masa lampau berdasarkan data yang telah
diperoleh yang didahului dengan penelitian.

Historiografi pastinya dimiliki di setiap negara, dan negara satu dengan


negara yang lainnya berbeda. Perbedaan itu terjadi karena perbedaan peristiwa yang
dialami, babakan waktu di setiap negara dan penulisan sejarawan yang berbeda.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwasannya sejarah disusun berdasarkan
fakta. Nah, fakta tersebut dalam sejarah disebut dengan obyek, obyek itu berupa
dokumen maupun artefak.

Historiografi tradisional merupakan ekspresi kultural dari usaha untuk


merekam sejarah. Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dimulai
dari zaman Hindu-Budha sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Penulisan sejarah di zaman Hindu-Budha pada umumnya ditulis di prasasti, naskah-
naskah kuno yang bertujuan supaya generasi penerus dapat mengetahui peristiwa
di masa lalu terutama di zaman kerajaan saat seorang raja memerintah suatu
kerajaan.

Pada dasarnya yang ada di Historiografi Tradisional fakta tidak begitu


penting, karena para penulisnya lebih sering membahas tentang mitos dan sedikit
yang membahas tentang fakta yang ada.
Daftar Pustaka

Ahmad Nurhuda dan Anggeni Syaputri. “Perkembangan Historiografi Indonesia”,


Tarikhuna: Journal Of History And History Education. Vol 4 No. 2, 2022.
Ahmad Nurhuda. Perkembangan Historiografi Indonesia. (Padang: Tarikhuna.
2022)
Kompas.com, Historiografi: Pengertian dan Jenisnya,
kompas.com/skola/read/2022/06/21/073000069/historiografi--pengertian-
danjenisnya diakses pada 1 September 2023 Pukul 13:36 wib.
Herlina, Nina. Metode sejarah. Bandung: Satya Historika, 2020.

Anda mungkin juga menyukai