NIM : 21407141022 Kelas : A Prodi : Ilmu Sejarah 2021
1. Tugas Esai Pertemuan Ke-3 Mata Kuliah Historiografi Umum
Ciri-Ciri Historiografi Tradisional Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang telah ditulis pada masa kerajaan Hindu-Budha sampai masa kerajaan Islam berdiri di Indonesia, dalam penulisannya terdapat unsur kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang masuk. Selain itu, historiografi tradisional sering dimaknai pula sebagai karya bersama masyarakat terhadap eksistensinya sebagai wujud identitas dan sekaligus solidaritas. Di Indonesia sendiri, Historiografi tradisional cenderung menunjukkan kekayaan budaya yang berdarkan keanekaragaman suku- suku bangsa, masyarakat, dan komunitas. Dalam historiografi tradisional termuat sejarah yang telah mengalami degradasi secaraperlahan cenderung ke arah legenda dan alam mitos. Mitos sendiri merupakan suatu cerita yang diciptakan oleh manusia berkat adanya jarak antara peristiwa dengan kekinian, ketika mitos sedang dalam proses mejadi, sudah terpaut waktu yang lama sehingga cenderung ke generalisasi daripada partikulasi (Sugeng Priyadi, 2015). Sebagian besar historiografi tradisional yang ada di Indonesia berisi penggambaran tentang tindakan-tindakan dari manusia setengah dewa atau disebut dengan dewa-dewa. Dewa-dewa merupakan suatu perkembangan dari biografi manusia masa lalu, yang selalu dilisankan dari kenyataan. Misalnya digambarkan sebagai seorang manusia yang kuat dalam berkelahi, kaya-raya, dan berkharisma di dalam lingkungan masyarakat yang kemudian akan dilisankan sebagai orang yang istimewa sehingga manusia tersebut dinilai sebagai manusia legenda meskipun ia masih hidup. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa historiografi tradisional lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam sejarah. Artinya, penulisan sejarah pada masa tersebut tidak ditujukan untuk mendapatkan kebenaran mengenai sejarah melalui pembuktian fakta-fakta melainkan justru untuk memperoleh pengakuan dan untuk diabadikan kepada penguasa. Oleh karena hal tersebutlah historiografi tradisional tercipta unsur-unsur sastra yang menghasilkan karya mitologi dan imajinatif. Ciri-ciri historiografi tradisional sendiri adalah berupa istana sentris yaitu karya sejarah cenderung berpusat terhadap kehidupan raja atau keluarga kerajaan, religus magis yaitu seringkali dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal gaib, bersifat feodalistis-aristokratis, tidak begitu membedakan antara hal-hal yang khayal dan hal-hal yang nyata, bersifat regio-sentris atau kedaerahan serta dalam penguraiannya cenderung terjadi banyak kesalahan-kesalahan. Sumber Referensi: Hasnawati, T. Ciri-Ciri Historiografi Tradisional, Kolonial Dan Modern. Sunandar, M. N. Pengantar Historiografi.
2. Pertanyaan: Bagaimana seharusnya para sejarahwan memaknai mengenai kutukan Keris Mpu Gandring yang diceritakan di dalam kitab pararaton jika disesuaikan dengan fakta sejarah?