Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 5

Angota: 1. Annisa Heni pratiwi

2. Hanum april

3. Mutiara Ferlina

4. Nyoman olga satwika

5. Rahma dwi lestari

6. Wayan laudya Chintya

Historiografi

•Pengertian historiografi sendiri adalah kajian mengenai metode sejarawan dalam pengembangan
sejarah sebagai disiplin akademis, dan secara luas merupakan setiap karya sejarah mengenai topik
tertentu. Historiografi tentang topik khusus melingkupi tentang bagaimana sejarawan mengkaji topik
tersebut dengan menggunakan sumber, teknik, dan pendekatan teoretis tertentu.

Historiografi berasal dari bahasa Yunani – “Historia”, yang berarti “sejarah” dan “Graphe”, yang berarti
“tulisan” atau “naskah”. Menurut Louis Gottschalk, pengertian historiografi tak jauh-jauh dari tulisan
mengenai sejarah. Singkatnya, ia menyebut historiografi sebagai bentuk publikasi, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan mengenai peristiwa atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau.

Dalam perjalanannya, historiografi dibagi menjadi 3 macam, yakni historiografi tradisional, historiografi
kolonial, dan historiografi modern

1. Historiografi tradisional
Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang seringkali dilakukan oleh para
sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Historiografi ini berasal dari masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam.
Contoh historiografi tradisional adalah prasasti Canggal, Negarakertagama, Sutasoma, Hikayat
Raja-raja Pasai, dan Babad Tanah Jawi.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah sebagai berikut:
Regio sentris, dalam arti semua tentang sesuatu dipusatkan kepada keluarga kerajaan.
 Aspek sosial dan ekonomi dari kehidupan manusia tidak dibahas sebagai feodalis-
aristokratik, dalam arti bahwa hanya kehidupan para bangsawan feodal yang bersangkutan
tidak memiliki sifat populis dan tidak mengandung sejarah kehidupan manusia.
 Regio magis, yang berarti berhubungan dengan kepercayaan dan hal-hal supernatural.
 Tidak begitu membedakan antara hal-hal imajiner dan nyata.
 Mereka terpusat secara regional / etnosentris, sehingga historiografi tradisional sangat
dipengaruhi oleh wilayah tersebut, misalnya cerita gaib atau kisah dewa di wilayah tersebut.
 Raja atau kepala dianggap diberkahi dengan kekuatan gaib dan karisma.
 Sebagai ekspedisi budaya, ini berarti legitimasi identitas dan asal sendiri seseorang yang
dapat menjelaskan keberadaannya dan memperkuat nilai-nilai budaya yang dihormati.
 Transmisi oral Jenis historiografi ini ditransmisikan secara oral, sehingga integritas editorial
tidak dijamin.
 Kesalahan anakronistik sering terjadi ketika mengatur waktu. Tanggal sejarah mencakup
penggunaan kosakata, penggunaan nama kata, dll. Selama masa kerajaan Hindu-Budha,
penulisan sejarahnya, misalnya buku-buku Mahabrata dan Ramayana. Sementara kerajaan
Islam menghasilkan karya mereka sendiri dan bahkan menggunakan sistem kronologis untuk
menjelaskan peristiwa sejarah.

2. Historiografi kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang eksis pada masa kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia. Historiografi kolonial ditulis oleh bangsa kolonial seperti Belanda, Inggris dan
Portugis.

Ciri-ciri historiografi masa kolonial adalah: Sudut pandang penulisannya adalah Neerdelandosentris atau
Eropasentris. Tulisannya bersifat subjektif pemerintah kolonial. Dalam penyusunannya cenderung
mengabaikan sumber lokal.

3. Historiografi modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis dan
berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.

Berikut beberapa contoh karya historiografi modern:


 Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo
 Pelayaran dan Perniagaan Nusantara abad ke-16 dan 17 karya Adrian B Lapian
 Menengok Sejarah Konstitusi Indonesia karya Anhar Gonggong
 Islam dan Masyarakat karya Taufik Abdullah

Ciri-Ciri Historiografi Modern


Adapun ciri-ciri historiografi modern adalah sebagai berikut.

 Bersifat metodologis, jadi para sejarawan harus memakai kaidah-kaidah ilmiah.


 Bersifat kritis historis, yaitu dalam penelitian sejarah harus memakai pendekatan
multidimensional.
 Bersifat krisis terhadap historiografi nasional yang beranggapan mempunyai kecenderungan
menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan Indonesia.
 Timbulnya peran-peran rakyat kecil.

4. FUNGSI HISTORIOGRAFI
 1. Fungsi Genetis

Fungsi genetis adalah untuk mengekspresikan apa asal mula suatu peristiwa tersebut. Fungsi ini
ditemukan dalam banyak tulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu dan Prasasti Kutai.

 2. Fungsi Didaktis

Fungsi didaktis adalah fungsi yang mengajarkan artinya dalam karya sejarah yang berisi banyak
pelajaran, hikmah, dan teladan yang penting bagi pembaca mereka

 3. Fungsi Pragmatis

Fungsi yang terkait dengan upaya untuk melegitimasi kekuatan untuk membuatnya kuat dan
berwibawa.

Anda mungkin juga menyukai