PENDAHULUAN
Surabaya merupakan kota perdagangan yang ramai dan merupakan pusat industri
di Hindia Belanda. Pada awal abad ke-16 banyak pedagang asing berdatangan di
kota ini termasuk di antaranya ialah Portugis, Arab, Belanda, India, dan lain-lain.
karena didukung dengan letak yang strategis serta didukung oleh aktivitas
Gambar 1.1
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya tahun 1900-an
Sumber: https://klipingarsipsurabayatempoedoloeblog.wordpress.com/pelabuhan-
tanjung-perak-pl-00/
menimbulkan bangsa Eropa tertarik untuk menguasai kota tersebut, salah satunya
1
J.C Van Leur, Perdagangan dan Masyarakat Indonesia (Esai-esai Tentang Sejarah
Sosial dan Ekonomi Asia) (Yogyakarta: Ombak, 2017), hlm. 56.
1
SKRIPSI GAYA HIDUP MASYARAKAT… MUHAMMAD MAHIRRAHMAN
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pelabuhan yang terbengkalai, dan lain-lain. Pada tahun 1809 pemerintah Hindia
Belanda berusaha untuk memindahkan pusat kota Hindia Belanda dari Batavia ke
Surabaya dengan alasan bahwa kota tersebut terletak pada daratan yang sangat
untuk menghalau serangan dari Inggris.3 Namun usaha pemindahan tersebut tidak
terwujud karena situasi yang mendesak hingga jabatan Gubenur Jendral Herman
Lalu pada tahun 1830 terjadi kekosongan kas pemerintahan Belanda karena
perang Jawa serta munculnya gerakan kemerdekaan Belgia pada tahun 1830 yang
2
G.H. Von Faber, Nieuw Soerabaia: De Geschiedenis van Indie’s Voornamste Koopstad in
de Eeerste Kwarteeuw Sedert Hare Instelling 1906-1931 (Surabaya: Boekhandel en Drukkerij,
1936). hlm 25.
3
Dr. Purnawan Basundoro, Pengantar Sejarah Kota (Yogyakarta: Ombak, 2012),
hlm. 65.
internasional.
ditangguhkan. Namun kebijakan ini mendapat kritik dari kalangan liberal Belanda
seperti Baron Van Hoevell, Frans Van Putten, dan lain-lain.4 Dengan kritik
kebijakan politik pintu terbuka dengan sistem liberal. Pada masa ini terjadi
peralihan gaya hidup masyarakat Surabaya dari tradisional menuju modern pada
tahun 1870 dan mencapai puncaknya ketika politik etis diberlakukan pada tahun
1902.
Pada awal abad ke-20 merupakan periode penting bagi pemerintah Hindia
putera. Pemerintah Hindia Belanda telah menciptakan suatu sekat terhadap etnis
4
Nugroho Notosusanto dan Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia
Jilid V (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 45.
5
Mona Lohanda, The Kapitan Cina Of Batavia 1837-1942 (London: The School of
Oriental and African Studies University of London,1994), hlm. 29.
bagi perubahan gaya hidup terutama dalam hal pakaian, makanan, pola konsumsi
dan lain-lain. Contoh pengaruh gaya hidup terhadap politik etis bisa dilihat pada
gaya pakaian yang dikenakan oleh siswa Hoogere Burger School. Pakaian pada
masa itu didominasi oleh pemakaian kemeja dan jas serta gaya pakaian bersifat
necis.7 Selain gaya pakaian, mereka terpengaruh oleh budaya Eropa dalam hal
mempengaruhi pola pikir masyarakat bumi putera seperti pengenalan peci yang
pada Kongres Sarekat Islam di Surabaya. perubahan gaya hidup terjadi pada
6
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (Yogyakarta: Serambi, 2008), hlm
342.
7
Henk Schulte Nordholt, Outward Appearances Trend, Identitas, Kepentingan
(Yogyakarta: LKiS, 2005), hlm. 21.
8
Dukut Imam Widodo, Soerabaia Tempo Doeloe Buku I (Surabaya: Dinas Pariwisata
Surabaya, 2002), hlm. 165.
9
Rijstafel merupakan makanan yang berasal dari perpaduan budaya Indonesia dan Belanda.
Makanan ini selalu disajikan di atas meja dengan makanan seperti sup, kentang, kerupuk, sate
ayam, babi, sayur lodeh, dll.
Toko Chiyoda, Mall Siola yang dikunjungi oleh para pengunjung dari berbagai
hedonisme dan tidak puas terhadap barang kebutuhan hidup sehingga kegiatan
berbelanja merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat urban kota Surabaya.
gaya hidup yang berada di kawasan urban. Salah satu ciri menonjol dari gaya
hidup tersebut ialah banyaknya tempat hiburan seperti Simpang Club, munculnya
kawasan prostitusi, klub-klub dan lain-lain. Peran para priyayi dan pegawai
kawasan-kawasan urban yang dibangun oleh pemerintah kota Surabaya pada abad
ke-20. Munculnya teknologi seperti listrik yang di gunakan pada tahun 1908 serta
Kemudian pada tahun 1932 terjadi Krisis Malaise yang melanda dunia
perekonomian kota Surabaya. Pada masa ini seluruh aktivitas ekonomi Kota
10
G.H Von Faber (1936), op.cit., hlm. 24.
gaya hidup mewah para priyayi mulai ditinggalkan. Akibatnya aktivitas hiburan di
penyakit masyarakat yang timbul akibat gaya hidup mewah seperti mabuk-
mabukan, judi, pencurian, penggelapan uang, dan lain-lain.12 Namun tidak lama
setelah itu pada tahun 1942 kota Surabaya diserang oleh Jepang ketika perang
perkotaan.
11
William H. Frederick, Pandangan dan Gejolak Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi
Indonesia (Surabaya 1926-1946) (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 35.
12
Marieke Blombergen, Polisi Hindia Belanda: Dari Kepedulian dan Ketakutan (Jakarta:
Kompas, 2011), hlm. 256.
13
William Frederick, op.cit., hlm. 105.
Surabaya serta menggeser nilai-nilai tradisional. Dalam hal ini perubahan tersebut
terjadi pada tahun 1900-1942 di mana pada saat itu muncul teknologi modern
yang berguna bagi manusia. Pertanyaan ini terdiri dari tiga pertanyaan yang
zaman Malaise?
penelitian ini berakhir pada kemunduran gaya hidup masyarakat Surabaya akibat
Hindia Belanda terutama pada masa penerapan politik etis, kemajuan serta
masyarakat Surabaya pada masa Hindia Belanda belum dibahas pada kajian ilmu
kepada para akademisi yang ingin meneliti tentang sejarah gaya hidup masyarakat
merupakan tempat yang ramai dalam kegiatan perdagangan serta banyak para
sebagai kota dagang dan merupakan pusat birokrasi Hindia Belanda setelah
Batavia.14 Wilayah ini dikelilingi oleh sungai Kalimas, Pegirian, Brantas yang
mengaliri perkotaan tersebut. Di dalam kota tersebut terdapat sebuah keraton yang
Surabaya yang multikultur dan egaliter dapat mudah untuk menerima budaya baru
tersebut. Dalam hal ini gaya hidup masyarakat Surabaya didominasi oleh gaya
hidup urban sehingga menciptakan kelas-kelas sosial antara para priyayi dengan
14
Ibid., hlm 23.
15
Dr. Purnawan Basundoro, op.cit., hlm. 68.
para pedagang asing seperti Cina, Arab, dan Eropa dan menjalin kontak dengan
1900-1942. Batasan temporal awal dalam skripsi ini menggunakan tahun 1900
karena pada tahun itu mulai terjadi transisi perubahan gaya hidup dari tradisional
menuju modern. Pada saat itu muncul teknologi berupa mesin uap, mesin jahit,
alat pintal dan moda transportasi berupa trem, kereta api, mobil dan lain-lain.17
dan lain-lain. Pada masa itu kesadaran nasionalisme masyarakat Surabaya mulai
dan lain-lain, sehingga memunculkan inovasi gaya hidup akibat dampak dari
peradaban Eropa. Oleh karena itu masyarakat Surabaya meniru hal-hal yang
berkaitan dengan barat seperti misalnya penggunaan pakaian jas dan kemeja
modern.18
16
William Frederick, op.cit., hlm. 67.
17
Kees Van Dijk, Pacific Strife the Great Powers and Their Political Economic Rivalries
in Asia and the Western Pacific, 1870-1914 (Amsterdam: Amsterdam University Press, 2015),
hlm. 13-18
18
Henk Schulte Nordholt, op.cit., hlm. 18
10
Selain itu perubahan ini diikuti dengan berubahnya pola hidup masyarakat
bumiputera ke pola pikir barat karena masyarakat bumiputera merasa bahwa ada
alat cetak dan kamera diikuti oleh perkembangan pers sehingga masyarakat bisa
mengetahui kabar dari luar negeri maupun dalam negeri. Iklan menjadi sarana
Surabaya. Kemudian batasan temporal akhir dalam penelitian ini diambil pada
barat dan segala kegiatan pada saat itu difokuskan untuk perang Asia Timur
Raya.19
pendekatan sosiologi dan antropologi. Kota Surabaya dihuni oleh etnis yang
19
Adrian Vickers, A History of Modern Indonesia (Cambridge: Cambridge University
Press, 2005), hlm. 65.
11
beragam mulai dari suku Jawa, Bugis, Bali, Ambon, dan lain-lain. Kota Surabaya
merupakan daerah pesisir yang memiliki beragam hasil industri seperti kapur,
genteng, alat bubut, dan lain-lain. Perencanaan kota Surabaya telah diatur oleh
Buku yang lain ialah Pandangan dan Gejolak Masyarakat Kota Surabaya
kota Surabaya dengan kaum minoritas lainnya. 20 William Frederick meneliti kota
Surabaya dengan sudut pandang sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini dapat
diamati pada gerakan rakyat miskin di Surabaya yang merebut tanah di kota
20
William Frederick, op.cit., hlm. 12.
12
bawah pemerintahan Hindia Belanda yang dipengaruhi oleh gaya hidup Eropa
berbagai golongan seperti etnis Arab, Armenia, Tionghoa dan lain-lainnya. Buku
rendah.21
Kemudian buku yang berjudul Cars, Conduit and Kampongs yang ditulis
oleh Freek Colombijn dan beberapa peneliti lainnya mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan topik perkotaan mulai dari alat transportasi, perencanaan ruang
di Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari peneliti yang meneliti
penelitian yang dilakukan oleh Sarkawi B. Husain. dan Johny Alfian Khusyairi
menjelaskan mengenai perebutan ruang kota yang dilakukan oleh kaum miskin di
transportasi dan perbedaan sosial dalam masyarakat Surabaya pada tahun 1920-an
Surabaya City of Work A Socioeconomic History yang ditulis oleh H.W Dick
menjelaskan mengenai keadaan kota Surabaya dilihat dari sudut pandang sosial-
ekonomi. Ia menggunakan objek penelitian yaitu kota Surabaya pada tahun 1900-
21
William H. Frederick, op.cit., hlm. 32.
22
Freek Colombijn, dkk. Cars, Conduit, and Kampongs the Modernization of the
Indonesian City (Leiden: Brill, 2015), hlm. 255.
13
1995 di mana pada saat itu terjadi perubahan gaya hidup secara mendasar dan
berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Kota Surabaya. Sejarah Kota Surabaya
digambarkan dalam buku ini dengan baik dan jelas. Ia meneliti secara
Dukut Imam Widodo mengenai perkembangan kota Surabaya pada masa lalu dan
memuat gaya hidup masyarakat Surabaya pada masa kolonial Hindia Belanda.
Buku ini ditulis berdasarkan catatan-catatan dalam rubrik Jawa Pos yang berjudul
Nieuw Soerabaia yang ditulis oleh G.H Von Faber memuat tentang
arsitektur dan beberapa gaya hidup lainnya. G.H Von Faber menuliskan sejarah
kota Surabaya pada masa modern dengan melakukan pengamatan dan memotret
pada masa modern dengan menarik dan disertai dengan gambar-gambar yang
pada masa Hindia Belanda. Budaya Eropa merupakan suatu bentuk kebiasaan
23
Howard Dick, Surabaya City of Work: A Socioeconomic History 1900-2000 (Ohio: Ohio
University Press, 2002), hlm. 6.
24
Dukut Imam Widodo, op.cit., hlm. 5.
14
yang terjadi karena peristiwa Revolusi Industri di Eropa dan gerakan pencerahan
tradisional dan beralih ke budaya modern. Munculnya gaya hidup mewah dan
akan menjadi fokus kajian dalam skripsi ini. Penelitian ini termasuk dalam kajian
sejarah budaya dan sosial dimana setiap peristiwa melibatkan masyarakat sebagai
pelaku sejarah.
dalam buku G.H Von Faber berjudul Nieuwe Soerabaia. Ia menjelaskan bahwa
para pemuda yang hidup mewah serta akulturasi budaya Eropa dalam hal pakaian,
dalam kehidupan sosial masyarakat Surabaya Secara spesifik penelitian ini akan
berfokus pada gaya hidup Eropa pada para pemuda dan kaum priyayi di kota
Surabaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gaya hidup adalah pola
perubahan dalam skripsi ini mengacu pada perubahan pola tingkah laku
kenakalan remaja, konflik dengan masyarakat lainnya. Hal ini terjadi karena
25
https://kamuslengkap.id/kamus/kbbi/arti-kata/gaya-hidup/ diakses pada tanggal 20
Februari 2021 jam 08.19 WIB
15
faktor-faktor gaya hidup yang kurang sehat seperti minuman keras, berjudi, balap
bentuk atas dasar, habitus, modal, ranah, kekerasan simbolik. Habitus menurut
memberikan makna; habitus adalah disposisi umum dan dapat digerakkan yang
mengandung aplikasi universal dan sistematis hal-hal yang telah dipelajari secara
Thorstein Veblen dalam teori leisure class menjelaskan, gaya hidup sangat
ditentukan oleh stratifikasi sosial dan kenikmatan gaya hidup hanya dinikmati
oleh kaum kaya26 seperti contoh gaya hidup di masa Hindia Belanda banyak
dipengaruhi oleh gaya Eropa dan mereka sering menghabiskan waktu mereka di
pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada malam hari dan bermain biliar
sambil bermabuk-mabukan. 27
26
Thorstein Veblen, The Theory of Leisure Class: An Economic Study of Institution (New
York:1899), hlm. 1.
27
Frances Gouda, Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda, 1900-
1942 (Yogyakarta: Serambi,2004), hlm. 50.
16
dan lain-lain. Hal itu juga dialami masyarakat Surabaya pada tahun 1900-1942.
ilmu-ilmu sosial berupa sosiologi, antropologi dan ilmu politik. Penelitian ini
dan apa saja yang mempengaruhi terbentuknya pola gaya hidup masyarakat
menggunakan sumber berupa buku Nieuw Soerabaia yang ditulis oleh wartawan
Surabaya bernama G.H Von Faber. Buku ini memuat kehidupan masyarakat
hidup melalui pengamatan terhadap pola perilaku masyarakat Surabaya. Selain itu
ia menulis perkembangan arsitektur dari abad ke-19-20 dengan jelas dan rinci.
Selain itu situs Delpher berguna untuk mencari sumber-sumber primer dan
17
perkembangan gaya hidup serta sumber daya alam yang berada di Hindia Belanda
Buku itu berisi catatan-catatan penting mengenai klasifikasi sumber daya alam
Matschapij, Royal Dutch Shell, Philips dan berbagai perusahaan lainnya. 29 Buku
ini dilengkapi dengan perhitungan statistik dan tabel yang berfungsi untuk
menjelaskan sistematika penulisan penelitian. Oleh karena itu bab ini akan
29
J. Stroomberg, Hindia Belanda 1930 (Yogyakarta: IrcisoD, 2018), hlm. 78.
18
Sarekat Islam dan Budi Oetomo turut menyadarkan masyarakat akan pentingnya
hidup yang berujung pada sikap hedonisme. Bab ini terbagi menjadi tiga subbab.
Surabaya pada saat politik etis berlangsung, dan subbab ketiga menjelaskan
1900-1942.
Bab III berfokus pada penyebab yang ditimbulkan dengan gaya hidup yang
semakin menyebar pada masyarakat Surabaya pada saat itu. Kemudian dalam bab
menjelaskan gambaran dan aktivitas masyarakat Surabaya pada saat gaya hidup
Surabaya hingga mencapai kemunduran pada zaman Malaise. Bab ini akan
menjelaskan beberapa reaksi kelompok etnis di Surabaya baik dari etnis Tionghoa
maupun Arab terkait dengan gaya hidup Eropa, reaksi organisasi pergerakan
yang menyebabkan kemunduran gaya hidup di kota Surabaya pada masa krisis
Malaise.
19
proses dan terbentuknya gaya hidup masyarakat di Surabaya. Bab ini akan