Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
NUR ANISA
NOVIAWATI
RAMADHA R.
RESTY R.
FEBI R.
FADZIL N.
HISTORIOGRAFI
Historiografi berarti karya sejarah dari masa lampau sampai masa sekarang
(dikenal dengan nama sejarah kontemporer). Di dalamnya tercakup pula
pendekatan yang dipakai para sejarawan yang menulisnya. Karya sejarah
Indonesia banyak ditulis oleh sejarawan atau pemerhati sejarah bangsa kita sendiri
maupun dari luar Indonesia.
Penulisan sejarah Indonesia di muali pada zaman Kerajaan Kediri, Singasari,
dan Majapait (dalam bentuk babad, hikayat, kronik, tambo, dll). Yang lazim
disebut historiografi tradisional. Penulisan sejarah Indonesia berlanjut pada
zaman kolonial, yang disebut jugahitoriografi kolonial, lalu pada masa pascakolonial, disebut juga historiografi nasional, dan sekarang ini atau disebut
juga historiografi modern atau biasa disebut historiografi kritis atau historiografi
ilmiah.
Penulisan sejarah Indonesia ditandai dua hal :
1. Bersifat politis dan ideologis, kurang ilmiah. Kecuali pada karya sejarawan
Husein Djajaningrat pada tahun 1913 berjudulTinjauan Kritis Sejarah Banten.
2. Menunjukan unsur kejayaan dan kebesaran dari struktur kekuasaan yang
dominan.
Historiografi Indonesia Modern dimulai pada tanggal 14-18 Desember
1957. Pelopor sejarah ilmiah atau sejarah kritis adalahSartono Kartodirjo,
melalui majalah Lembaran Sejarah yang yang deterbitkan oleh Jurusan Sejarah
fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada (UGM).
1.
Historiografi Tradisional
Fase historiografi tradisional dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-
Budha
sampai
pada
masuk
dan
berkembangnya
Islam
di
Indonesia.
Babad Parahiangan
Pararaton
Nagarakertagama
Babad Galuh
Babad Sriwijaya
Babad Aceh
2.
Historiografi Kolonial
Historiografi tradisional adalah karya-karya sejarah (tulisan sejarah) yang
Apabila kita mengingat banyaknya perlawanan selama abad 19, baik yang berupa
perang bersekala besar (Perang Padri, Perang Diponegoro, dan Perang Aceh)
maupun yang bersekala kecil yang dilakukan oleh rakyat disebut rusuh atau
brandalan. Seperti pemberontakan di Cilegon, Gedangan, Jambi, Cimareme.
Sejarah perang kolonial terutama menguraikan berbagai operasi militer secara
mendetail, sedangkan bangsa Indonesia hanya disebut sebgai obyek dari aksi
militer itu.
c. Kekurangan Kuantitatif
Setelah masa kompeni relatif sedikit karya-karya yang diterbitkan yang
disebabkan oleh sistem kerahasian yang fatal dan yang berlaku pada masa itu dan
pergawasan yang menurun terhadap jajahan pada abad ke-18. Berdasarkan jumlah
bahan arsip yang banyak, hanya sedikit saja yang merupakan sumber terbuka.
Cukup besar keuntungan kita apabila mempunyai penerbit dari Generalie
Missiven atau laporan-laporan kolonial yang dititipkan setiap tahun, satu atau
beberapa exemplar pada kapal-kapal yang berlayar pulang. Tidak hanya mengenai
sejarah Hindia Belanda melainkan juga tentang sejarah Asia dan Afrika. Kita saat
ini hanya memiliki suatu penerbitan yang sangat tidak lengkap dari missiven yang
dikumpulkan oleh ahli arsip kerajaan, de Jonge memiliki hubungan Indonesia.
Penerbit ini dicetak atas kertas yang buruk sekali, sehingga penerbit ini tidak akan
bertahan lama hal ini merupakan salah satu contoh kesulitan yang di hadapi
Historiografi Nasional
Historiografi
nasional
adalah
penulisan
sejarah
Indonesia
yang
Secara ringkas, isi historiografi nasional ditandai beberapa hal sebagai berikut.
1. banyak istilah dari bahasa Belanda diindonesiakan;
2. penulisan diarahkan untuk kepentingan bangsa Indonesia;
3. orang Indonesia menjadi subjek sejarah, bukan lagi objek pelengkap atau
penderitaan sebagaimana pada historiografi kolonial;
4. karakteristik dan watak tokoh sengaja dipertukarkan dan diganti.
Kalau dalam historiografi kolonial para para tokoh Belanda adalah pahlawan,
kalau dalam historiografi nasional mereka adalah penjahat dan tokoh Indonesia
adalah pahlawan. Muhammad Yamin, berpendapat bahwa penulisan sejarah
Indonesia dari perspektif nasionalisme diperlukan untuk memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa. Ia adalah penulis dari Gadjah Mada, Diponegoro, dan6000
Tahun Sang Merah Putih. Historiografi nasional juga bersifat politis dan
ideologis, yaitu mempertebal jiwa nasionalisme dan patriotisme di kalangan
bangsa Indonesia.
Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara, karya R. Moh. Ali.
Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I sampai dengan XI, karya A.H.
Nasution.
4.
Historiografi Modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah Indonesia yang bersifat kritis
Sejarah
Benten)
yang
merupakan
karya
dari Dr.
Hoesein
Djajadiningrat (1886-1960).
menuntut
usaha
untuk
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya historiografi berarti penulisan sejarah. Peneliti sejarah
terlibat dalam penelitian, dan lantas memberikan perspektif baru entah
memperkuat atau menggugat perspektif yang lama. Dengan demikian, hasil-hasil
penelitian sejarah saling memperkuat dan memperkaya ilmu pengetahuan.
Dalam historiografi dikenal dua model penulisan, yaitu penulisan yang bersifat
deskriptif-naratif dan penulisan yang bersifat deskriptif-eksplanatif.
Fase-fase historiografi Indonesia :