Anda di halaman 1dari 3

Nama

Kelas

NIM

Sekitar tahun 1500 dan 1600, orang-orang Eropa berhasil mengontrol perdagangan
internasional di Asia guna memperkaya perekonomiannya. Orang-orang Eropa juga
meninggalkan negaranya karena mereka ingin menciptakan negara baru dimana-mana, seperti
di Amerika, Australia, Afrika, dan juga Asia. Hal tersebut rupanya telah menyebabkan orang-
orang Eropa semakin kuat, sedangkan negara-negara Asia Tenggara yang notabene berupa
kerajaan semakin lemah. Sedikitnya telah tercatat enam negara yang pernah menjajah Asia
Tenggara, yakni Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis, dan Amerika. Dan
kolonialisme yang diterapkan oleh keenam negara tersebut telah berdampak dalam berbagai
aspek kehidupan negara-negara di Asia Tenggara itu sendiri.

Filipina adalah negara kawasan Asia Tenggara yang dijajah oleh Spanyol pada tahun 1571,
tepatnya ketika Manila mulai dikuasai, hingga tahun 1898. Spanyol menduduki Filipina
dengan tiga tujuan, yaitu ingin menguasai perdagangan rempah-rempah, mengadakan
hubungan dagang dengan Cina dan Jepang, dan menyebarkan agama Katolik. Namun
rupanya tujuan yang dapat tercapai hanyalah tujuan yang ketiga. Pasalnya, Filipina bukanlah
negara penghasil rempah-rempah serta Cina dan Jepang sedang manjalankan isolasi. Dapat
dikatakan, sistem pemerintahan Filipina mendapat pengaruh dari agama Katolik. Hal tersebut
dapat dilihat dari bentuk pemerintahan Filipina, yaitu pemerintahan sipil yang dipimpin
Gubernur Jendral dan pemerintahan gereja yang dipimpin seorang Uskup. Dan gerakan-
gerakan nasionalis Filipina pun muncul, salah satunya, saat dibunuhnya tiga pendeta yang
kemudian menyebabkan munculnya kebencian rakyat Filipina yang mayoritas beragama
Katolik kepada Spanyol.

Begitu pula dengan Vietnam yang pernah dijajah oleh Perancis, tepatnyanya mulai
akhir abad ke-19. Selama berlangsungnya Perang Dingin, Vietnam juga pernah terbagi dua
menjadi Vietnam Utara yang dikuasai Uni Soviet dan Vietnam Selatan yang dikuasai oleh
Amerika Serikat. Perpecahan tersebut memperngaruhi arah politik luar negeri Vietnam
sendiri. Vietnam Utara lebih condong ke paham komunis sosialis, sedangkan Vietnam
Selatan lebih condong ke paham liberal. Karena terdapat perbedaan ideologi tersebut, perang
di antara keduanya pun tidak terhindarkan. Perang tersebut kerap dikenal dengan sebutan
Perang Vietnam (1954-1975), yang kemudian berakhir dengan dipersatukannya Vietnam
pada bulan April 1975.

Di sisi lain, rupanya Myanmar pun melaksanakan gerakan nasionalis untuk


melawan kolonialisme Inggris dimana pada dasarnya gerakan tersebut banyak dipengaruhi
oleh India karena kala itu Myanmar merupakan bagian dari India. Dapat dikatakan bahwa
nasionalisme India yang menguat setelah mendengar kabar bahwa Jepang atas Rusia,
sejatinya telah mempengaruhi rakyat Myanmar untuk menciptakan nasionalisme pula. Dari
segi demografi, mayoritas masyarakat Myanmar dipengaruhi oleh ajaran agama Buddha.
Namun, kepercayaan masyarakat Myanmar tersebut justru diabaikan oleh Inggris. Hal
tersebutlah yang kemudian menyebabkan pendeta-pendeta agama Buddha di Myanmar
membenci pemerintahan Inggris, khususnya di Birma, sehingga semakin berkobarlah
semangat nasionalisme Myanmar yang antikekerasan dan juga anti-Inggris. Berbeda dengan
negara-negara Asia Tenggara lainnya, Thailand merupakan negara Asia Tenggara yang tidak
pernah merasakan pahitnya kolonialisme karena Thailand mampu menjalin hubungan yang
kooperatif dengan Inggris. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan Thailand lebih cepat
dan mudah dalam beradaptasi dengan proses modernisasi ala Barat.

Bila diperhatikan lebih lanjut, sesungguhnya Asia Tenggara memiliki arti penting di mata
negara pengkoloni. Pasalnya, bila Asia Tenggara tidak memiliki ‘harta karun’, makan bangsa
asing pun tidak akan tertarik untukmenjelajahi Asia Tenggara. Namun, kenyataannya tidaklah
demikian. Dapat dikatakan bahwa Asia Tenggara merupakan sumber dari sumber daya, baik
alam maupun manusia. Kekayaan Asia Tenggara tersebutlah yang kemudian menarik bangsa
asing untuk saling berebut menguasai Asia Tenggara. Sejatinya hal ini sesuai dengan
pengertian kata kolonialisme itu sendiri, yakni kegiatan ekspansi kekuasaan suatu negara atas
wilayah dan manusia di luar batas negaranya sendiri dengan cara mencari sumber daya,
tenaga kerja, dan pasar guna meningkatkan perekonomian negara. Kolonialisme juga dapat
didefinisikan sebagai paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa
lain guna untuk memperluas negara. Tidak heran bila fenomena kolonialisme dikaitkan
dengan bangsa barat yang cenderung dianggap jahat, kejam, dan tidak berperikemanusiaan.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Andre Gunder Frank, sejatinya kolonialisme
dapat menghambat kesuksesan pengembangan ekonomi negara koloni karena secara teknis
kekayaan negara koloni ‘dipindahkan’ kepada negara pengkoloni. Dan hal yang serupa pun
dikemukakan oleh Andre Franz Fanon. Fanon mengatakan bahwa sesungguhnya
kolonialisme benar-benar telah merusak negara koloni dari segi politik, psikologi, serta
moral.

Pertanyaan

Kenapa bangsa barat sangat tertarik untuk menjelajah asia tenggara?

Referensi:

Abdulgani, Ruslan, Asia Tenggara di Tengah Raksasa Dunia, Lembaga Studi Pembangunan,
Jakarta, 1978.

Reid, Anthony. 2004. Sejarah Modern Awal Asia Tenggara: Sebuah Pemetaan. Ja k a r t a :
LP3ES.

Ricklefs, M.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Said, Edward. 1995. Kebudayaan dan Kekuasaan: Memembongkar Mi

Anda mungkin juga menyukai