Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dyah Noviana Rahmawati

Kelas : Ilmu Sejarah A 2019


NIM : 19407141025

Perkembangan Kerajaan Maritim Islam di Nusantara

Kerajaan Maritim merupakan sebuah pemerintah yang telah mengandalkan adanya suatu


perdagangan dan perjalanan sebagai mendukung ekonomi dalam suatu pemerintah. Contoh
dalam pemerintah, termasuk pemerintah laut, termasuk Kerajaan Sri Lanka dan pemerintah
Islam di wilayah Indonesia. Dalam sebuah kerajaan nusantara telah memiliki sebuah bentuk
pada abad ke-2 M dan jumlah mereka cukup besar. Kerajaan-kerajaan ini adalah kerajaan
besar atau kecil, yang berasal dari negara-negara Jawa, Sulawesi, Maluku, Kalimantan,
Sumatra, dan Bali. Berdasarkan dalam sebuah bukti sejarah, nusantara mempunyai suatu
budaya laut yang sangat kuat.
Indonesia pada dasarnya sudah memiliki banyak kontak dengan bangsa lain, seperti Arab,
Persia, India dan China. Hal ini dikarenakan adanya kontak dalam bidang ekonomi, pada
masa itu pedagang berlayar dari satu daerah ke daerah lain untuk mendapatkan barang-barang
yang dapat dijual. Ada beberapa teori terkait masuknya Islam ke Nusantara, India (Gujarat),
Arab (Mekah), Persia (Iran) dan Cina. Dari kontak ini munculah kelompok-kelompok dalam
masyarakat, salah satunya kelompok masyarakat Islam. Kelompok agama Islam yang
pertama kali muncul adalah kelompok dari Gujarat, Arab dan pedagang-pedagang lain dari
Timur Tengah.
Kedatangan ini tentu berhubungan dengan masuknya Islam di Indonesia, dari para pedagang
tersebut dan membuat kontak dengan masyarakat pribumi dan dalam prosesnya mengenalkan
agama Islam ke Nusantara, ini menjadi jalur awal masuknya agama Islam ke Nusantara.
Dalam teori Gujarat misalnya, penemuan batu nisa Sultan Malik Al-Saleh yang merupakan
pendiri Kesultanan Samudera Pasai di Aceh memiliki corak yang mirip dengan corak baru
nisan di Gujarat, ini menjadi bukti yang mendukung teori Gujarat tersebut. Munculnya
kerajaan Perlak juga menjadi indikasi masuk dan perkembangan pesat agama Islam setelah
masuk ke Nusantara.
Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi
Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari
tangan Portugis. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara
cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah penghasil
rempah-rempah di kawasan Timur Indonesia dan memiliki sumber penghasilan pertanian
yang cukup besar, antara lain madu, dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui
Pelabuhan Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.
Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transito
antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka, dan dari Malaka
kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan Barat, hingga sejauh ke Eropa.
Berkembangnya perekonomian Demak di samping faktor dunia kemaritiman, juga faktor
perdagangan hasil-hasil pertanian.
Pertanyaan : apakah kekuasaan maritim masa kerajaan islam bisa berlangsung lama seperti
apa yang berkembang pada kerajaan majapahit dan sriwijaya?

Sumber referensi
Azra, Ayzumardi. 1998. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII. Bandung: Mizan.
J. P. Moquette (1993) dalam Uka Tjandrasasmita (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta:
Gramedia.
Pribadi, Yanwar. Era Niaga Di Nusantara Pada Masa Kerajaan Islam 1500-1700 M. Jurnal
Al-Qalam: Vol. 22, No. 1, Januari-April 2005.

Anda mungkin juga menyukai