Anda di halaman 1dari 4

NAma : Dyah Noviana Rahmawati

Kelas : Ilmu SejarahA

NIM : 19407141025

Pemerintahan Corazon Aquino

Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino atau lebih dikenal dengan Cory Aquino
merupakan Presiden Filipina yang menjabat pada tahun 1986-1992. Cory Aquino lahir di
Paniqui, Tarlac, Filipina pada 25 Januari 1933 dan meninggal di Makati pada 1
Agustus 2009 diumurnya yang ke 76 tahun. Cory Aquino memiliki latar belakang
keluarga elit politik. Ayahnya yang bernama Jose Cojuangco y Chichioco Sr merupakan
seorang pengusaha dan politisi. Kemudian ibunya yang bernama Demetria merupakan
keturunan keluarga Sumulong yang memiliki pengaruh kuat di Filipina. Cory Aquino
merupakan istri dari senator Benigno Aquino Jr yang terbunuh sesaat setelah mendarat
di Bandara Internasional Manila ketika kembali ke negaranya pada 21 Agustus 1983.1

Cory Aquino dilantik menjadi presiden pada 25 Februari 1986. Ia merupakan


perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden Filipina dan juga merupakan
presiden perempuan pertama di Asia. Cory Aquino juga disebut sebagai ibu demokrasi
karena telah membebaskan dari kepemimpinan diktator Ferdinand Marcos. Benigno
Aquino yang merupakan suami dari Cory Aquino awalnya digadang-gadang sebagai
pengganti Marcos dan dianggap sebagai kandidat terkuat pada pemilu 1973. Benigno
merupakan seorang yang sangat menentang kepemimpinan Marcos. Awalnya Benigno
merupakan seorang jurnalistik dan kemudian meninggalkan karir jurnalistiknya untuk
politik. Pada tahun 1959, Benigno dengan cepat menjadi wakil gubernur termuda di
Filipina pada usia 27 tahun. Kemudian, pada tahun 1961 Benigno menjabat sebagai
gubernur provinsi Tarlac di usia 29 tahun. Enam tahun selanjutnya, Benigno merupakan
senator termuda di negara Filipina. Pada 1972 ketika Macros mengumumkan keadaan
darurat militer, Benigno ditangkap dan menghabiskan 7 tahun didalam penjara. Namun

1
Veronika Yasinta. 1 Agustus 2018. Biografi Tokoh Dunia: Corazon Aquino,
Menumbangkan Diktator
Filipina. https://internasional.kompas.com/read/2018/08/01/14441381/biografi-tokoh-dunia-
corazon-aquino-menumbangkan-diktator-filipina?page=all (diakses 3/11/2021)
pada tahun pada 1980 melalui intervensi presiden AS Jimmy Carte, Benigno diizinkan
untuk pindah ke Amerika Serikat.

Pada tahun 1983 ketika Benigno kembali ke Filipina, ia dibunuh setibanya di bandara.
Marcos diduga berada di balik pembunuhan tersebut kemudian memicu gelombang protes
terhadap pemerintahan Marcos. Atas insiden penembakan suaminya di bandara, Cory
kemudian mulai mengambil bagian dalam serangkaian aksi demonstrasi dan segera
mengambil kepemimpinan partai. Pada saat yang sama, tekanan internasional memaksa
Marcos menggelar pemilu presiden pada November 1985 dan dimenangkan oleh pihak
Cory. Cory Aquino dilantik menjadi presiden pada 25 Februari 1986. Walaupun pada
awalnya, Cory enggan untuk menjadi presiden, namun kemudian ia setuju untuk
mencalonkan diri setelah adanya dukungan dari rakyat Filipina yang ditunjukkan dengan
satu juta tanda tangan yang diberikan kepadanya.2

Pada awal pemerintahannya, Cory membentuk komisi khusus untuk menyelidiki dan
mengejar kembali kekayaan negara yang dirampas rezim Marcos. Salah satu tekad Cory
Aquino sebagai program utamanya adalah untuk mengembalikan ketenangan kedamaian,
dan persatuan rakyat Filipina. Cory menghancurkan monopoli kroni Marcos atas ekonomi
negara yang kemudian menghantarkan reformasi ekonomi dan pertanian. Meski
meningkatkan kondisi perekonomian negara sampai batas tertentu, kebijakannya dikritik
karena goyah dan popularitasnya menurun. Cory harus menghadapi 40 utang luar negeri
yang sangat besar, ekonomi yang sangat terkuras, kemiskinan massal dan ancaman yang
semakin besar dari Moro dan pemberontak komunis. Pemerintahan Cory Aquino juga
harus menghadapi pertikaian internal yang besar, upaya kudeta yang berulang dan
bencana alam seperti gempa bumi besar dan letusan Gunung Pinatubo tahun 1991. Pada
masa pemerintahannya, Cory membentuk Komisi Konstitusi Filipina untuk menggantikan
konstitusi 1973 menjadi konstitusi 1987. Dalam konstitusi 1987, Cory
Aquino memperbaiki proses pemilihan baik ditingkat nasional maupun lokal, dan juga
mendorong partisipasi representatif dari kelompok-kelompok melalui Majelis Rendah dan
mekanisme konstitusi pemungutan suara rakyat.3

2
Ibid.
3
Ferly. 1 Agustus 2009. Cory Aquino, dari Ibu Rumah Tangga Menuju Presiden.
https://www.antaranews.com/berita/149494/cory-aquino-dari-ibu-rumah-tangga-menuju-
presiden (diakses 4/11/2021)
Pada saat Cory Aquino berkuasa banyak terjadi usaha yang mencoba merongrong
pemerintahannya. Bahkan lima bulan setelah dilantik sebagai presiden, salah seorang
tokoh militer pendukung Marcos dengan 200 anggota militer melakukan pembangkangan,
akan tetapi dapat digagalkan. Pemberontakan oleh para pendukung-pendukung Marcos
terus berlanjut dengan keinginan Marcos dapat kembali berkuasa dan berusaha
melakukan kudeta. Tokoh yang ditonjolkan selama kudeta itu adalah Arturo Tolentino
tokoh yang dicalonkan Marcos untuk jabatan wakil presiden dalam pemilu Filipina
Februari 1986. Tolentino menegaskan alih kekuasaan telah dilancarkan atas nama bekas
presiden Marcos yang saat itu berada di pengasingan di Honolunu, akan tetapi kudeta
tersebut berhasil digagalkan. Selain menghadapi kudeta dari para pendukung Marcos,
Cory Aquino juga harus menghadapi pemberontakan kaum separatis Moro, bangsa Moro
yang terletak di Filipina selatan ini ingin mewujudkan cita-citanya membentuk negara
sendiri lepas dari Filipina. Pada masa pemerintahan Cory Aquino kurang lebih terjadi
sembilan kali upaya kudeta. Pada awal 1990-an muncul kritikan terhadap pemerintahan
Aquino yaitu tuduhan kepemimpinan yang lemah, korupsi, dan pelanggaran hak asasi
manusia sudah mulai melekat. Namun secara keseluruhan, pemerintahan Aquino
membuat keuntungan penting dalam aspek membawa kembali demokrasi, memulihkan
kepercayaan investor dalam perekonomian dan memberlakukan reformasi hukum dan
konstitusional.4

Pada tahun 1992 merupakan akhir dari masa kepemimpinan Cory Aquino. Walaupun
Cory memutuskan untuk tidak menjabat kembali sebagai presiden, namun ia tetap aktif di
bidang politik dan menyerukan perlawanan jika nilai-nilai demokrasi liberal mulai
melenceng. Demokrasi di Filipina pada masa Cory Aquino dapat dikategorikan sebagai
Defective Democracy berkembang dan masuk dalam proses The Stability Scenario.
Ketika pensiun, Cory Aquino banyak menyampaikan pemikiran tentang demokrasi,
pembangunan, pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia di berbagai negara.
Selain itu, Cory Aquino juga sering terlibat dalam kegiatan amal. Pada 2008, Cory
Aquino divonis menderita kanker usus besar dan wafat pada 1 Agustus 2009.5

4
Yeni Purwanti. Pemberontakan RAM dan dampaknya terhadap pemerintahan Cory
Aquino di Filipina. Skripsi: Prodi Pendidikan Sejarah, Univeristas Sebelas Maret. 2007.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/5576/Pemberontakan-RAM-dan-dampaknya-
terhadap-pemerintahan-Cory-Aquino-di-Filipina, hlm: 41-43 (diakses 4/11/2021)
5
Veronika Yasinta., Op.cit.
Pertanyaan : bagaimana kisah perjalanan cory menjadi presiden wanita pertama di filipina?

Anda mungkin juga menyukai