B. Masalah Ideologi-Politik
Negara-negara di kawasan Amerika Selatan merupakan negara dengan
tingkat stabilitas politik yang cukup rendah. Sekalipun harus disadari bahwa
sebagian negara yang pada awal kemerdekaan telah disuntik dengan sistem
demokrasi dan liberalisme ekonomi ala Amerika Serikat dan Eropa perlahan-lahan
bangkit dan menoleh ke “kiri”. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya pemimpin
petani sosialis Evo Morales sebagai presiden Bolivia, Michelle Bachelet, seorang
perempuan dari Partai Sosialis, sebagai presiden Chile, Rafael Correa, seorang
intelektual kiri sebagai presiden Ekuador maka hampir semua negara di Amerika
Latin yang berada di kawasan Amerika Selatan saat ini memiliki pemerintahan
bergaris “Kiri.” Ketidakstabilan politik dan perubahan garis ideologi secara rinci
ditemui pada negara-negara berikut:
1. Bolivia
Sejak Bolivia merdeka pada tahun 1825, telah terjadi 193 kudeta sampai
tahun 1981 yang mengakibatkan kondisi politik tidak stabil dan mengakibatkan
tidak efektifnya pemerintahan. Kudeta yang terjadi di Bolivia membuktikan
adanya hubungan yang kurang baik antara pemerintahan sipil dan militer.
Ketidakpuasan atas kinerja pemerintah yang berkuasa seringkali menjadi alasan
pihak oposisi yang meng-kudeta pemerintah yang sah.
Kudeta memang telah menjadi ciri khas negara ini, tidak hanya yang
terjadi akibat ketidakharmonisan hubungan sipil dan militer tetapi juga yang
terjadi akibat diskriminasi etnis asli Indian oleh kaum kulit putih yang duduk di
Pemerintahan. Sejak dilantiknya Juan Evo Morales yang merupakan orang asli
C. Ekonomi-Perdagangan
Sekitar 50% Narkoba yang beredar di dunia merupakan produksi dari
kawasan Amerika Selatan dimana 1/3nya diproduksi oleh Bolivia, Peru,
Kolombia dan beberapa negara Latin lainhya. Sedangkan negara seperti Paraguay,
Bolivia dan Kolombia merupakan negara penghasil sekaligus pelaku bisnis illegal
nasrkotika terbesar di Amerika Selatan. Kondisi geografis yang tandus
mengakibatkan wilayah negara-negara ini tidak dapat ditanami tanaman produktif,
dan ternyata sangat cocok sebagai daerah budidaya tanaman Narkoba seperti
Ganja dan Kokain. Perdagangan Narkoba ternyata tidak hanya pada golongan sipil
tetapi disinyalir telah menjadi bisnis para pejabat negara. Parahnya lagi jaringan
perdagangan internasional narkoba ini bahkan memiliki alat-alat persenjataan
canggih yang tidak dapat ditandingi oleh pemerintah setempat sehingga sangat
sulit untuk diberantas.
1. Kolombia
Kolombia adalah pemasok kokain utama dunia. Salah satu gembong
penyelundupan Narkoba dunia asal Kolombia adalah Daniel Rendon yang dituduh
menyelundupkan ratusan ton kokain dari satu kawasan di pantai Karibia yang
tahun 1990an. Kompleksnya sindikat perdagangan Narkoba mengakibatkan
jaringan ini sulit diberantas, bahkan malah menimbulkan konflik antar negara.
Bahkan Sebelum penangkapannya,
Kecanggihan serta jaringan yang kuat juga menambah beban pemerintah
Kolombia dalam memberantas jaringan perdagangan narkoba kelas dunia di
negaranya. Kelompok-kelompok bersenjata ilegal sangat erat terlibat dalam
perdagangan narkoba di Kolombia dan menggunakan keuntungan untuk
membiayai kegiatan mereka. Sebagian besar kokain asal Kolombia diselundupkan
ke Eropa melalui Afrika Barat, Amerika Serikat lewat Meksiko yang
mengakibatkan peningkatan besar kekerasan berkaitan dengan narkoba.
Karenanya Amerika Serikat menjadi pemberi dana utama dalam program anti-
narkoba Kolombia “Plan Colombia” yang dimulai tahun 2000. Pada tahun-tahun
D. Keamanan
1. Kolombia
Kondisi internal Kolombia sangat rentan akibat adanya konflik intensif
sekalipun dengan skala kecil baik itu dengan pemberontak/gerilyawan FARC,
paramiliter AUC, sindikat perdagangan narkoba, serta tindak korupsi yang terjadi
di berbagai wilayah di Kolombia. Konflik antara pemerintah dengan gerilyawan
Pasukan Militer Revolusioner Kolombia (FARC) dan Pasukan Liberal Nasional
dimulai sekitar tahun 1964-1966. Presiden Andrés Pastrana dan FARC sempat
bernegosiasi untuk mendapatkan solusi mengatasi konflik yang sempat memanas
antara 1998 dan 2002 tapi gagal.
Keberadaan sindikat narkoba di Kolombia secara tidak langsung
mengancam keamanan negara ini, karena sindikat perdagangan narkoba tidak
hanya bekerja sendiri tetapi juga melibatkan kaum militant dan kelompok
bersenjata dalam mengamankan aktivitas illegal mereka. Sebagaimana yang
dilakukan oleh gembong Narkoba Daniel Rendon yang memanfaatkan Pasukan
Militer Revolusioner Kolombia (FARC) yang beraliran “kiri” untuk
mengamankan dirinya dari sergapan polisi setempat. Sehingga konflik yang
terjadi di negara ini semakin kompleks karena saling terkait satu sama lain.
2. Peru
Peru juga mengalami konflik internal yakni adanya pemberontakan
Movimiento Revolucionario Tupac Amaru (MRTA) yakni kelompok revolusioner
yang aktif hingga tahun 1997 di bawah pimpinan Victor Polay Campos dan