Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian Perang Saudara

Perang Saudara di Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1861 – 1865 di dalam lembaran

sejarah Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan istilah The Civil War. Istilah ini jika

diterjemahkan secara harfiah adalah Perang Warga Negara 1861 – 1865, namun seringkali

diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Perang Saudara 1861 – 1865 atau Perang

Budak 1861 – 1865. The Civil War 1861 – 1865 diartikan sebagai Perang Warga Negara antara

bangsa atau warga negara yang tinggal di 11 negara bagian yang berada di wilayah selatan yang

memproklamasikan dirinya sebagai negara konfederasi dibawah pimpinan Presiden Jefferson

David berhadapan dengan warga negara yang berdiam di 23 negara bagian yang berada di

wilayah utara dengan menyebut dirinya sebagai pihak Union di bawah pimpinan Presiden

Abraham Lincoln. The Civil War juga sering disebut dengan Perang Saudara, karena sebenarnya

peperangan ini terjadi antara sesama warga negara Amerika yang sebelum perang meletus

sama – sama mengakui sebagai bangsa Amerika Serikat.

Peperangan antara bangsa Amerika Serikat yang tinggal di 23 negara bagian di wilayah utara

berhadapan dengan bangsa "Amerika Serikat" yang tinggal di 11 negara bagian di wilayah

selatan. Lantas mengapa dikatakan sebagai Perang Budak? Hal ini karena secara substansi

peperangan initerjadi antara pihak Union (Utara) yang menghadapi penghapusan sistem

perbudakan yang dianggap melanggar Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, berhadapan

dengan pihak Konfederasi (Selatan) yang tetapmempertahankan sistem perbudakan sebagai

inti tenaga perkebunan yang merupakan basis perekonomian di pihak Konfederasi.

1
2. Latar Belakang Perang Saudara

Terdapat dua faktor penting yang saling terjalin satu sama lain. Adapun faktor itu adalah

masalah perbudakan dan upaya penghapusan perbudakan di Amerika Serikat. Sejarah

perbudakan yang berlangsung di Amerika Serikat sudah terjadi sejak wilayah itu menjadi koloni

inggris,berlangsung selama dua setengah abad (1619 – 1865). Di Amerika Serikat sikap orang

kulit putih terhadap perbudakan antara orang – orang utara berbeda dengan orang – orang

selatan. Wilayah Utara menentang terjadinya perbudakan, sedangkan wilayah Selatan pro

terhadap perbudakan. Masalah perbudakan menjadi salah satu faktor penyebab meletusnya

Perang Saudara di Amerika Serikat.

Masalah perbudakan menjadi fokus perdebatan politik yang sengit diantara kedua wilayah

tersebut. Sikap orang kulit putih di Utara yang antiperbudakan itu menggunakan berbagai

alasan, diantaranya bahwa perbudakaan sesama umat manusia jelas bertentangan dengan

Declaration of Independence. Segala hak manusia mendapat hak yang sama dalam

memperoleh pendidikan, politik, dan kehidupan ekonomi. Demikian pula hak – hak

kemerdekaan berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Perbedaan sikap orang kulit putih

terhadap perbudakan di kedua wilayah tersebut pada hakekatnya tidak terlepas dari

kepentingan politik dan ekonomi di kedua wilayah tersebut.

Konstitusi Amerika Serikat mengamanatkan kepada seluruh warganya untuk hidup

berdemokrasi tanpa memandang ras, status social, kepercayaan maupun bahasa yang

digunakan dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Praktik – praktik kehidupan rakyat

Amerika Serikat di negara – negara bagian di wilayah Selatan dalam memperlakukan orang –

2
orang Negro telah bertentangan dengan prinsip – prinsip demokrasi. Rakyat wilayah Utara tidak

menginginkan orang Negro tetap menjadi budak tanpa pendidikan, sebaliknya ingin

memberikan hak – hak sebagai warga negara seperti halnya orang – orang kulit putih.

Penunjang – penunjang gerakan Abolisi Putih di wilayah Utara diantaranya terdiri dari ahli – ahli

politik seperti Lloyd Garrison, William Ellery Channing, disampimg itu pula terdapat pengarang

terkenal, misalnya James Pauding, James G. Bierny, Samuel May, dan Beriah Green.

Lloyd Garrison dalam menentang perbudakan yang terjadi di wilayah Selatan, mengatakan

bahwa dalam programnya menentang perbudakan bersumber pada Declaration of

Independence. Perbudakan bertentangan dengan hukum – hukum alam dan berlawanan

dengan prinsip moral manusia. Peraturan – peraturan yang dibuat oleh negara – negara bagian

di Selatan jelas melindungi dan menjamin perbudakan. Salah satu hasil karya Lloyd Garrison

yang berjudul The Liberator diterbitkan pada tahun 1831. Fitzhugh menggunakan sistem

"Laissez Faire" dalam ekonomi politik yang sesuai dengan kehendak manusia dan alam.Sistem

persaingan bebas seperti yang terjadi di wilayah Utara lebih menitikberatkan pada kepentingan

individu dengan sistem perbudakan sebagai suatu bentuk sosialisme yang terbaik sebab

sosialisme menekankan pada kepentingan negara untuk menjamin kebutuhan warganya.

James Fenimore Cooper, salah seorang pengarang terkenal di wilayah Selatan, ikut juga

menyumbangkan pendapatnya dalam memperkuat sistem perbudakan. Ia mengemukakan

pikirannya bahwa perbudakan tetap dipertahankan sebagai sumber tenaga kerja didaerah

perkebunan di wilayah Selatan. Mereka akan dididik ke arah kemajuan, mengingat orang –

orang Negro masih rendah derajatnya.

3
Kegiatan dari gerakan antiperbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad XVIII.

Beberapa orang tokohnya antara lain Johns Wolman dan Anthony Benezet masing –masing dari

wilayah New Jersey dan Philadelphia.setelah perang kemerdekaan dipelopori oleh kelompok

Quaker, gerakan Abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulai tersbar luas di wilayah Utara.

Sebelum 1800, orang – orang abolisi hitam Prince Hall, Benyamin Banneker, Absolom Jenes dan

Richard Allan mulai menyuarakan atiperbudakan dan mendirikan The Free African Society of

Philadelphia. Pada masa itu belum terdapat suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan

baik.

Beberapa orang tokoh dari gerakan Abolisi Hitam diantaranya James G. H. Barbadoss, Robert

Purvis, James Mc, Grammel dan Frederick Douglass. Gerakan itu sangat aktif didalam

mengorganisasikan masyarakat Negrobangsa Amerika Serikat yang antiperbudakan. Pusat dari

gerakan Abolisi hitam terdapat didaerah Philadelphia, merupakan organisasi yang bersifat lokal

dan regional yang didirikan XIX. Dalam membantu membebaskan para budak, pemimpin –

pemimpin dari gerakan tersebut memerlukan dana – dana (uang) yang diperoleh dari anggota –

anggotanya.tokoh – tokoh pembicara dari gerakan Abolisi hitam dalam mencari dukungan

untuk kepentingan menentang perbudakan dan emansipasi Negro melawat ke negara – negara

Inggris, Skotlandia, Prancis, dan Jerman. Mereka dapat dukungan dan sambutan baik dari

negara –negara tersebut. Kegiatan lain dari gerakan Abolisi hitam, misalnya yang telah dirintis

oleh Samoel Cornish telah menerbitkan surat kabar orang – orang kulit hitam yang pertama,

berjudul Freedom's Journal pada tahun 1827.

4
Pemimpin – pemimpin orang kulit putih maupun orang – orang kulit hitamdi wilayah Utara

mendirikan suatu gerakan Abolisi yang terorganisasi baik, terkenal dengan nama The

Underground Railroad. Pada awal abad XIX, gerakan ilegal ini terdapat didaerah Indiana, Illinois,

Ohio, dan Pennsylvania. Gerakan tersebut lebih aman di dalam melakukan kegiatannya

membantu melarikan budak – budak selalu pada waktu malam. Budak – budak didalam

usahanya untuk melarikan diri sering mengambil persediaan makanan milik tuannya. Jika

dirasakan penting, mereka menyamar. Ada diantaranya budak – budak Mulatto yang

menyammar sebagai orang kulit putih dan kadang sebagai pemilik budak. Pada saat – saat yang

kritis, budak – budak menyamar sebagai pengasuh anak – anak dengan cara membawa bayi –

bayi kulit putih agar tidak dicurigai. Sering pula terdapat budak laki –laki menyaar sebagai

wanita dan sebaliknya.

Adapun tempat – tempat pelarian para budak di antaranya terdapat di daerah – daerah

Virginia, Mississippi, dan Tenesse. Para pelarian yang menuju ke wilayah Utara sering melewati

pegunungan – pegunungan , sungai – sungai seperti Ohio atau sungai – sungai yang lain.

Gubernur Quitman dari negara bagian Mississippi menyatakan bahwa selama periode 1800 –

1850, wilayah Selatan tercatat kehilangan seratus ribu budak yang seharga tidak kurang dari

tiga puluh juta dolar.

Reaksi orang – orang Selatan dalam menghadapi gerakan The Underground Railroad,

diantaranya mulai dikeluarkan peritah – perintah penangkapan terhadap tokoh – tokoh dan

anggota – anggota gerakan tersebut yang telah menyeludup ke wilayah Selatan. Hal ini

terbuktibahwa dewan legislatif negara bagian Georgia bersedia memberikan hadiah uang $

5
40.000 kepada siapa saja yang dapat menangkap Garrison (John Hope Franklin, 1958). Demikian

pula barang siapa dapat menangkap Arthur Tappan disediakan hadiah $ 20.000 oleh daerah

New Orleans. Negara bagian Carolina Selatsn memberikan $ 1.500 bagi siapansaja yang dapat

menangkp seseorang yang kedapatan menyebarkan buku The Liberator atau Appeal karangan

David Walker.

Para pemimpin di Selatan dalam usahanya menentang The Underground Railroad sering

melakukan pengejaran terhadap budak – budak yang telah melarikan diri ke wilayah Utara. Ada

diantaranya yang menyamar sebagai pembicara antiperbudakan berhasil menyelidiki keadaan

masyarakat Indiana dan Ohio. Ia berhasil menemuian tempat persembunyian para pelarian.

Akhirnya pemilik – pemiliknya meminta kembali budak – budak itu. Permintaan dari orang

tersebut ditolak oleh keputusan pengadilan setempat atas pertimbangan bahwa ia kedapatan

berada dilingkungan masyarakat yang menentang perbudakan dan daerah – daerah tersebut

telah membebaskan budak – budak.

Konflik di wilayah Utara dan Selatan selain menyangkut masalah perbudakan juga berhubungan

dengan masalah hak – hak negara bagian. Menurut pandanganpara negarawan Utara, bentuk

pemerintahaan Utara harap tetap dipertahankan.. Artinya, tidak ada alasan apa pun dari suatu

negara bagian Amerika Serikat yang menginterprestasikan bahwab bentuk pemerintahan

federal bersifat sukarela. Siapa pun, dari negara manapun yang tidak taat sesuai dengan

konstitusi Amerika, bagi wilayah Utara, bentuk pemerintahan federal Amerika merupakan

sesuatu yang sudah final, tidak dapat diganggu gugat.

6
Masalah penafsiran hak negara bagian dalam konteks Amerika telah terjadi sejak lama antara

Golongan Federal yang dipimpin oleh Alexander Hamilton dari negara bagian New Jersey, dari

Golongan Anti-Federal yang dipimpin oleh Thomas Jefferson dan William Randolp dari Virginia.

Bagi Hamilton, Perserikatan atau Union itu merupakan hasil final bagi bentuk pemerintahan

Republik Federal Amerika. Sebaliknya, Thomas Jefferson berkeyakinan bahwa Perserikatan itu

merupakan hal yang bersifat sukarela antara negara – negara bagian yang berdaulat dan

konstitusi merupakan hasil paduan sukarela dari negara – negara bagian tersebut. Pada

hakekatnya, akut dan khawatir pihak Selatan terhadap Interferensi Utara dalam masalah

perbudakan.namun, pendapat dari tokoh – tokoh Selatan ditentang oleh orang – orang dari

pihak Utara. Sosok menteri Keuangan Alexander Hamilton dari kubu Federalis (wilayah Utara)

dengan Menteri Luar Negeri Thomas Jefferson dari kubu demokrat (wilayah Selatan).

Pertentangan mengenai hak – hak negara bagian muncul kembali ketika menjelang meletusnya

Perang Saudara (1861 – 1865). Bagi Selatan jika kepentingan dari suatu negara bagian

terabaikan, tidak terpenuhi, merasa dirugikan, mereka bisa saja keluar dari negara Federal

Amerika. Pemerintahan federal harus menghormati adanya suatu undang – undang yang

berlaku di negara – negara bagian, meskipin dalam pandangan pemerintah federal hal itu

dianggap bertentangan dengan konstitusi. Setiap negara bagian mempunyai hak otonomi untuk

mengatur urusan pemerintah sendiri. Pemerintah federal khusus hanya menangani mengenai

urusan – urusan politik luar negeri, membuat mata uang, dan mengatur sistem

pertahanan.konflik antara Utara dan Selatan telah lama terjadi sejak Amerika menyatakan

kemerdekaannya. Konflik itu tampak pada keinginan Golongan Federal dan Anti – Federal

mengenai bentuk pemerintahan.

7
3. Peran Presiden Abraham Lincoln

Abraham Lincoln terkenal sebagai sosok yang antiperbudakan. Ia berasal dari Partai Republik,

sebagai partai baru setelah mengalami berbagai perubahan, terpilih sebagai anggota badan

legislatif di wilayah Illinois. Pada awal tahun 1860, ia pernah berdebat dengan senator Douglass

dari negara bagian Virginia yang cenderung menyetujui perbudakan, bahwa perbudakan jelas

bertentangan dengan makna konstitusi dan demokrasi. Ia menyerukan pada Pemerintah

Federal dan Kongres harus mengalahkan kaum Kolonis dan pembesar – pembesar setempat

yang menghendaki pemisahan.

Berkat karier politiknya yang sangat mananjak, ia dicalonkan oleh Partai Republik sebagai calon

presiden bersama Douglass. Kubu partai Demokrat mencalonkan Thomas Bell dan Buckinridge.

Dalam pemilihan presiden pada akhir 1860, Lincoln terpilih menjadi presiden Amerika. Setelah

Lincoln menempati Gedung Putih pada Maret 1861, dengan berani presiden tersebut

menyatakan anti terhadap perbudakan dan bersumpah demi mempertahankan Persatuan

dalam kerangka Negara Federal Republik Amerika.

Pada masa Lincoln, meletus Perang Saudara, ketika pada 4 Februari 1861 wilayah menyatakan

keluar dari negara Federal membentuk Pemerintahan Konfederasi dengan memilih Presiden

Jefferson Davis, dan negara bagian Virginia ditetapkan sebagai ibu kota Konfederasi.

Negara – negara bagian di wilayah selatan (negara konfederasi) pada 12 April 1861 menyerang

po tentara Amerika Serikat di benteng Fore Sumpter (Virginia). Peristiwa tersebut merupakan

sebab langsung meletusnya Perang Saudara di Amerika selama 4 tahun. Peran Lincoln dalam

Perang Saudara, selain ia dianggap sebagai tokoh, pelopor pembebasan budak di Amerika, juga

8
banyak disebut sebagai seorang negarawan yang berhasil mempertahankan Negara Federal

Amerika. Meskipun ia sendiri tewas dibunuh oleh seorang aktor pengangguran dari simpatisan

konfederasi, bernama John Willkes Booth di Ford's Theater di Washington D.C pada 15 April

1865.

4. Kekuatan yang Mendukung Wilayah Utara dan Selatan

Ketika 11 Negara bagian di selatan (Alabama, Arkansas, Florida, Georgia, Louisiana, Mississipi,

Karolina Utara, Karolina Selatan, Tennese, Texas, dan Virginia) menyatakan dirinya sebagai

negara – negara konfederasi, berarti tidak mengakui keberadaan Negara Federal. Pernyataan

konfederasia pada 4 Februari 1861 itu merupakan penggunaan dan pukulan keras bagi

kesatuan Amerika. Namun, wilayah Utara juga memiliki keyakinan bahwa aksi militer yang

dilakukan oleh pasukan – pasukan Federal segera akan dengan cepat membuat pihak

konfederasi bertekuk lutut.

Baik dalam jumlah penduduk maupun kekuatan persenjataan, pihak Utara melebihi Selatan

dengan perbandingan sekitar 3:1. Jumlah negara bagian di Utara yang anti perbudakan tercatat

25 negara bagian dengan jumlah penduduk sekitar 22 juta jiwa. Sementara, pihak

Selatandidukung oleh 11 negara bagian dengan jumlah penduduk 9 juta jiwa, 3,5 jiwa

diantaranya para budak merekalah yang menghasilkan makanan – makanan dan teksil yang

paling banyak bagi Selatan, dan mereka pulalah yang paling banyak mencangkul, menarik

gerobak, dan melakukan pembangunan bagi para tentara konfederasi. Suatu hantaman telak

kepada perbudakan akan melumpuhkan pertahanan Selatan dan akan menarik ribuan kaum

9
kulit hitam yang sudah dibebaskan ke Utara, mereka dapat bekerja dan berjuang. Tidak hanya

untuk kemerdekaan mereka sendiri, tetapi juga untuk kepentingan Union.

Sementara kekuatan industri dan manufaktur pihak Utara adalah 9 kali lebih besar daripada

kapasitas yang dimiliki oleh Selatan, yang mengandalkan perekonomian mereka berbasis pada

sektor pertanian dan perkebunan. Demekian pula pihak Utara juga memiliki infrastruktur yang

mendukung berupa jalan kereta api sepanjang kurang lebih ratusan mil dari Utara sampai

wilayah Selatan.

Di wilayah timur, ada ibukota AS, Washington, District of Columbia, dan ibukota Konfederasi di

Richmond. Kedua kota itu hanya berjarak 90 mil. Di daerah ini, pemimpin militer Konfederasi

ialah Robert E. Lee. Lee adalah jenderal yang genius dan banyak memenangkan pertempuran,

termasuk Pertempuran Bull Run Pertana dan Pertempuran Bull Run Kedua dan berhasil

menekankan pasukan Uni mundur, hingga berhasil dihambat oleh pasukan Uni dalam

Pertempuran Antietam. Akan tetapi, Pertempuran Gettysburglah yang merupakan titik balik

perang ini. Pertempuran Gettysburg banyak memakan korban jiwa, baik dari Uni dan

Konfederasi, tetapi jumlah pasukan Konfederasi lebiih sedikit jika dibandingkan pasukan Uni.

Sehingga jelas kerugian berada di Konfederasi. Sejak perang ini, Konfederasi hampir tidak

pernah lagi melancarkan serangan.

Di wilayah barat, daerah Sungai Mississipi. Di wilayah ini, pasukan Konfederasi banyak

mengalami kekalahan. Pasukan Uni yang dipimpin oleh Ulysses Grant (yang kemudian menjadi

Presiden AS) banyak memenangkan pertempuran di sini. Pasukan Uni menduduki hampir

10
semua kota di sungai Mississipi, namun konfederasi menjadi dua bagian dan membuka jalan

untuk menyerang jantung pertahanan dari Konfederasi.

Lincoln memutuskan bahwa Ulysses ialah jenderal terbaiknya. Ia mengangkat Ulysses sebagai

jenderal di bagian Timur. Grant menyerang Lee kembali dalam Operasi Appomattox. Lee

menyadari pasukannya telah kalah banyak. Akhirnya, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal

Grant pada 9 April 1865 di Gedung Pengadilan Appomattox, Virginia. Berbagai faktor

kemenangan pihak Utara diperoleh dari kekuatan militer dengan jumlah personel yang lebih

besar karena mempunyai jumlah penduduk sangat besar. Mereka berhasil mengusai jalur

perdagangan laut, memblokade semua pelabuhan yang berada di Selatan, mengepung pantai

Selatan, sehingga pihak Selatan mengalami kesulitan untuk mencari bantuan keluar.

Seusai Perang Saudara, Presiden Lincoln mempersiapkan pengembalian bentuk Federasi,

membubarkan Konfederasi, serta mengampuni sejumlah tokoh yang terlibat mempertahankan

bentuk negara Konfederasi. Enam hari seusai Perang Saudara, pada 15 April 1865, ketika ia di

tengah – tengah menikmati pertunjukan seni di Ford's Theater Ford, Washington D.C , ia

ditembak oleh John Wilkes Booth hingga tewas.

Pada akhir 1862, Pemerintah Federal berhasil menggunakan prajurit – prajurit kulit hitam yang

sebelumnya pada awal 1862 mulai mendaftar untuk menjadi prajurit tentara Union. Hasilnya

sangat menggembirakan. Mereka bersama – sama dengan pasukan Union terjun dalam kancah

perang besar. Keterlibatan pasukan – pasukan kulit hitam Utara sangat mendorong ke arah

proses pembebasan para budak Selata, merampas sumber yang berasal dari Konfederasi dan

menggunakan sumber itu untuk kepentingan Union, tidak hanya untuk menggali lubang

11
pertahanan dan menarik gerobak persediaan pangan seperti yang biasa dilakukan orang kulit

hitam di Selatan, tetapi juga membiarkan mereka memakai seragam ketentaraan untuk

berperang demi Union dan kemerdekaan. Dalam berbagai pertempuran di seluruh wilayah

Selatan selama 1864 – 1865, pasukan – pasukan Negro menunjukkan keberanian dan ketetapan

hatinya. Mereka memperlihatkan kemampuan perang yang luar biasa. Tiga puluh resimen kulit

hitam bertempur di dalam barisan tentara Union yang membantu menghantam serangan nya

sehingga pasukan – pasukan Jenderal Lee menyerah. Pasukan Negrolah yang pertama kali

memasuki Charleston dan Richmond (ibukota Virginia) ketika kubu Selatan itu jatuh pada akhir

perang. Menjelang akhir perang, sekitar 180.000 laki – laki kulit hitam, kebanyakan bekas

budak, telah bertempur di Angkatan Laut. Lebih dari 37.000 serdadu kulit hitam gugur di dalam

mempertahankan Union dari kemerdekaan. Pasukan kulit hitam berjumlah hampir 10% dari

jumlah seluruh angkatan bersenjata Union dan lebih banyak lagi di Angkatan Darat Utara dalam

tahuna terakhir yang menentukan itu. Prestasi tentara kulit hitam mendapatkan kehormatan

bagi bangsa mereka, membantu memastikan datangnya emansipasi, dan membantu

mendorong pihak Utara untuk memperjuangkan persamaan hak. Bantuan Negro terhadap

usaha perang pihak Union menciptakan suatu utang budi yang hanya dapat dilunasi dengan

memberikan rakyat kulit hitam hak menjadi warga negara secara penuh.

5. Akibat Perang Saudara

Perang Saudara di Amerika yang berlangsung selama 4 tahun, membawa berbagai akibat yang

sangat merugikan bagi pemerintah Amerika Serikat. Peperangan berakibat hilangnya sekitar

12
620.000 jiwa, hancurnya ekonomi bagian Selatan, demikian pula rusaknya lingkungan alam

selama perang terjadi.

Selama perang berlangsung, paling tidak pasukan Federal kehilangan 364.511 prajurit tewas,

sedangkan pasukan Konfederasi kehilangan 133.821 prajurit tewas. Hal ini, masih belum

terhitung puluhan ribu pasukan yang hilang, berbagai bangunan telah hancur, dan menelan

kerugian jutaan dollar Amerika.

Akibat perang, perbudakan dihapuskan selamanya di Amerika dan cita – cita Lincoln tentang

suatu negara yang bersatu telah tercapai. Akhir Perang Saudara memunculkan berbagai

gagasan untuk memperoleh kehidupan politik, sosial, dan ekonomi, utamanya di wilayah

Selatan. Setelah selesai perang, dalam sejarah politik Amerika, negara terebut memasuki suatu

era yang dinamakan Masa Rekonstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

IG. Krisnadi (2012), Sejarah Amerika Serikat, Yogyakarta : Penerbit Ombak

John W. Chambers, II, ed. in chief (1999), The Oxford Companion to American Military History,

Oxford University Press.

Francis Whitney, ed. Keith W. Olsen (2004), Garis Besar Sejarah Amerika, Deplu AS

13
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saudara

https://www.academia.edu/25633892/PERANG_SAUDARA_DI_AMERIKA_SERIKAT_TAHUN_186

1-1865

14

Anda mungkin juga menyukai