"Tak pernah sekali pun saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini
kubaktikan pada peristiwa-peristiwa di sekitar, bagi generasi dan
jamanku, semata-mata agar diriku terjalin dengan sesuatu yang penting
bagi sesamaku". [ english ]
Nyatanya, Lincoln tak bisa berhenti terlalu lama dari dunia politik. Pada
tahun 1854, isu perbudakan membuatnya terjun kembali ke dunia politik.
Taampaknya ia harus bersaing dengan Stephen Douglas, yang mencoba
menundukkan wilayah Selatan Amerika yang mendukung perbudakan,
sementara wilayah Utara menentangnya. Lincoln tak menyangka bahwa
setengah dari negeri ini mempertahankan praktek perbudakan ketika
separuh saudara sebangsanya menentang. Ia berfkir, tak mungkin
bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Bagaimanapun,
ternyata Lincoln terpukul pada putaran pertama melawan Douglas, dalam
memperebutkan kursi Senat AS.
Meski kali ini ia kalah, pada bulan Mei 1860, Lincoln terpilih sebagai calon
presiden dari Partai Republik. Sementara itu, Partai Demokrat
menyerangnya habis-habisan, dan mereka menyebutnya sebagai
'pengacara kacangan', 'tak becus berbahasa Inggris' dan sebagainya.
Namun akhirnya, ia ternyata terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Empat hari setelah ia menjadi Presiden, negara bagian Selatan itu keluar
dari Federasi Amerika Serikat. Negara-negara Selatan itu kemudian
membentuk sebuah Konfederasi sendiri. Lincoln merasa sedih karenanya,
dan berusaha mengupayakan diakhirinya pemisahan tersebut. Tetapi,
konflik antara Utara dan Selatan itu malah semakin memuncak dan
menjadi Perang Sipil. Lincoln terus berusaha menghentikan konflik
tersebut sekuat tenaga meskipun tak berhasil.
Sebenarnya banyak segi yang bisa dilihat dari isu ini. Pertama, apakah
memperbudak manusia juga adalah sebuah hak? Saat ini, perbudakan
sudah tidak dibenarkan di banyak negeri lain di seluruh dunia. Semua
orang setuju bahwa jelas tidak dibenarkan mengekang kebebasan orang
lain. Namun orang-orang Selatan telah mengeluarkan banyak uang untuk
membeli budak-budak. Kehidupan social, ekonomi, dan politik mereka
berjalan di atas dasar kepemilikan budak-budak. Jadi, sesungguhnya tak
sulit memahami betapa pentingnya praktik perbudakan bagi mereka.
Ada pula sisi politisnya dalam problem kepemilikan budak bagi negeri-
negeri Selatan. Bagaimana menjalankan sebuah 'Union States' bila
beberapa wilayah terdiri dari 'orang-bebas' sementara lainnya adalah
'budak'? Meski, memang ini yang diinginkan pesaing Lincoln, Douglas.
Jelas negeri-negeri Selatan khawatir bila semakin banyak wilayah Federasi
yang 'jadi-bebas', maka perbudakan akan jadi benar-benar dihapuskan.
Mereka pikir bila ini terjadi, mereka akan bangkrut, baik secara sosial
maupun politik. Jalan satu-satunya mungkin harus membentuk dua
federal yang terpisah. Tetapi ini pun ternyata tak mungkin.
Abraham Lincoln
Abraham Lincoln adalah Presiden Amerika Serikat yang ke 16. Beliau dikenang jasa-jasanya
karena telah menghapus perbudakan dan menyatuka Amerika Utara dan Selatan sehingga
menjadi negara federasi yang bersatu. Abraham Lincoln adalah anak dari seorang petani,
beliau dilahirkan di Hardin County, Kentucky pada tanggal 12 Februari 1809.
Meskipun kehidupannya penuh kesulitan namun sejak kecil beliau telah mengenal apa itu
kemerdekaan dan perdamaian. Beliau yakin bahwa semua orang memiliki hak untuk hidup
merdeka dan damai.
Lincoln memiliki kekurangan dalam hal bicara yaitu jika ngomong gagap. Ibunya khawatir
akan masa depannya karena kegagapannya ini. Walau begitu Lincoln tumbuh menjadi
pemuda yang sangat sadar akan kebenaran.
Di Amerika ada perbedaan besar dalam filosofi, ekonomi, dan politik antara Utara dan
Selatan. Warga Utara lebih modern pemikirannya namun lebih miskin. Sedangkan selatan
terutama terdiri dari kaum imigran yang merupakan bangsawan dan kaya-raya, mereka terdiri
dari tuan tanah yang sangat mengandalkan budak berkulit hitam untuk mengolah lahannya.
Sebuah kelompok ekstrem di Selatan bahkan diam-diam membentuk Ku Klux Klan untuk
melancarkan kekerasan terhadap warga berkulit hitam dan mengancam warga berkulit putih
yang menunjukkan simpati terhadap warga berkulit hitam.
Abraham Lincoln yang menyaksikan itu tak bisa tinggal diam. Ia ingin memberontak namun
saat itu ia masih kecil. Dalam hatinya hanya bisa mengucap, memperjualbelikan manusia itu
salah, namun bagaimana caranya aku mengubah ini. Aku hanyalah bocah gagap, bagaimana
caranya aku bisa meyakinkan mereka jika itu adalah salah. Aku harus bisa berbicara fasih
agar dapat membela budak berkulit hitam.
Suatu hari saat ia mendengar khotbah di gereja, ia mendengar pendeta berkata , Allah
memberi peluang yang sama kepada semua manusia. Itulah sebagian isi khotbah. Lincoln
tertegun mendengar khotbah itu, baik isinya, cara penyampaiannyaserta ekspresinya sangat
mengesankan, membuat jemaat gereja terpukau.
Mulai sat itu Lincoln bertekad untuk melatih bicaranya agar bisa membuat orang terpesona,
karena dari pandai berorasi itulah ide dan pemikirannya bisa sampai dan mendapat dukungan
orang banyak terutama tentang kebenaran. Maka setiap kali ada orang berpidato entah itu di
gereja atau di forum masyarakat , ia selalu memperhatikan dan mempelajarinya.
Ia membaca prosa dan bacaan-bacaan yang sulit diucapkan agar lancar. Ia pun mengasah
bicaranya dengan ber adu argumen dengan sesama temannya.
Lincoln pun kemudian berhasil menjadi pengacara terkenal sesuai dengan keinginannya. Ia
sering memenangkan kasus yang membela kaum lemah dan kaum yang benar. Ia menjadi
pribadi yang sangat dinamis, cerdas serta sangat fasih berbicara berbeda dengan Lincoln yang
dulu.
Lincoln masih memegang teguh cita-citanya yang dulu yaitu ingin memebebaskan
perbudakan pada orang berkulit hitam. Ia kemudian mencalonkan diri menjadi senat. Ia
terpilih menjadi anggota senat dan di parlemen ia terus memperjuangkan untuk
memerdekakan budak. Lincoln mendapat perlawanan keras dari perwakilan pihak Selatan
yang merupakan daerah yang melakukan perbudakan.
Para perwakilanan dari Selatan berargumen bahwa budak-budak itu adalah miliknya, asetnya,
jika budak dihapus sama saja merampas hak-hak para tuan tanah. Akan tetapi Lincoln tetap
kuat dengan pendiriannya. Baginya argumen tuan tanah itu hanya mengada-ada saja,
bagaimana mungkin manusia disamakan dengan barang, di hak-i dan dijadikan aset. Lincoln
sangat tidak setuju dengan hal itu.
Menurut Lincoln, selama masalah perbudakan tidak di selesaikan, negara ini (Amerika-red)
tak akan menikmati perdamaian dan keadilan. Dengan keyakinan yang mendalam Lincoln
terus berpidato tentang masalah perbudakan. Hal ini membuat ia menjadi banyak dikenal
orang.
Lincoln pun kemudian mencalonkan diri sebagai presiden. Beliau bukan mengincar jabatan
presiden untuk kepentingan pribadinya namun untuk tujuan mulianya yaitu membebaskan
perbudakan.
Menjadi Presiden AS
Karena tujuannya mulia, banyak orang yang kemudian memilih Lincoln. Akhirnya Lincoln
terpilih menjadi Presiden Amerika ke 16 pada tanggal 6 November 1860. Warga Selatan yang
memiliki budak pun akhirnya ketar-ketir. Banyak yang tidak mengakui Lincoln sebagai
presiden terutama warga Selatan.
Warga Selatan akhirnya ingin memisahkan diri. Mereka membentuk federasi Selatan.
Akhirnya perang sipil pun pecah. Pada awal perang, pihak utara kekurangan pemimpin
handal. Pabrik-pabrik ditutup, lahan pertanian berhenti berproduksi, orang banyak yang
menyalahkan Lincoln.
Lincoln pun merenung, kalau negara ini dis-integrasi karena ku maka aku akan dianggap
penjahat dalam sejarah. Tetapi Lincoln tetap kuat memegang mimpinya untuk memerdekakan
budak. Akhirnya Lincoln pun membuat sejarah. Pada tanggal 1 Januari 1863, Lincoln
mengumumkan bahwa tidak boleh ada lagi perbudakan dan budak-budak dinyatakan
merdeka. Sedangkan perang sipil akhirnya dimenangkan oleh pihak utara. Maka mau tak mau
pihak selatan akhirnya harus tunduk dibawah kepemimpinan Lincoln.
Semua orang menjadi individu yang merdeka hari ini. Anda harus memperbaiki nasib anda
sendiri dan memberitahu dunia bahwa Anda adalah bangsa berbakat. Itulah pidato Lincoln
saat mengumumkan proklamasi kemerdekaan perbudakan.
Semua orang bersuka cita hari itu. Popularitas Lincoln pun meningkat . Ia telah menorehkan
sejarah bagi Amerika. Jika tidak ada Lincoln mungkin sampai saat ini perbudakan bakal
merajalela secara terang-terangan di Amerika.
Lincoln akhirnya terpilih kembali sebagai Presiden Amerika untuk yang kedua kalinya pada
tahun 1864. Namunsayang sekali , Walaupun Lincoln telah berbuat baik tapi masih banyak
yang tidak menyukainya terkait dengan kebijakan pembebasan budak.
Hal ini memicu sekelompok orang untuk mencelakai Lincoln. Pada saat Abraham Lincoln
menghadiri pertunjukan teater, Beliau ditembak oleh seorang yang bernama John Wilkes
Booth yang merupakan salah satu pemain teater. Entah karena suruhan orang yang tidak suka
pada Lincoln atau motif pribadi, sampai saat ini tak bisa terbukti. Lincoln ditembak pada
tanggal 14 April 1865 dan meninggal keesokan harinya pada usia 56 tahun.
Presiden Lincoln di kenang karena jasa-jasanya sebagai pejuang demokrasi dan beliau
dimakamkan di Springfield AS.