Anda di halaman 1dari 7

People power 

adalah istilah bagi suatu gerakan aksi demonstrasi massa


yang ingin menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa

Pengertian People Power

Ilustrasi demonstran sedang melakukan aksi massal

Mungkin Grameds masih bertanya-tanya apa itu people power? People


power adalah istilah bagi suatu gerakan aksi demonstrasi massa yang ingin
menggulingkan kekuasaan presiden secara paksa. Upaya gerakan ini dilakukan
dengan cara aksi demonstrasi masa yang melibatkan banyak rakyat turun ke jalan.
Tujuan aksi ini adalah memaksa presiden melepaskan jabatannya yang dianggap
telah melanggar konstitusi negara atau penyimpangan yang berbahaya bagi negara.
Istilah people power  dapat disama artikan dengan kekuatan rakyat. Hal ini karena
rakyat berupaya mengumpulkan kekuatan untuk melawan dan melakukan protes
terhadap kesewenangan yang dilakukan penguasa. Lazimnya pengertian people
power  merujuk pada gekan masa yang non-kekerasan untuk menggulingkan
pemerintahan yang diktator dan otoriter.
Sebenarnya people power  seharusnya memiliki landasan hukum yang kuat. Namun
di beberapa negara aksi gerakan rakyat belum diatur jelas dalam hukum. Salah
satunya di Indonesia belum ada landasan hukum yang jelas tentang people power.
Namun jika people power  mengacu pada demonstrasi, maka telah diatur dalam
Peraturan KAPOLRI No.09 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Pelayanan, Pengamanan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum.
Berbeda halnya jika people power  di artikan sebagai makar, upaya ini justru akan
mengacu pada Undang-undang Hukum Pidana Pasal 104, 106, dan 107 pada
putusan MK No.7/PUU-XV/2017 tentang Perbuatan Makar. Atas asumsi tersebut,
menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) people power  menjadi haram hukumnya jika
dilakukan secara paksa untuk mengubah sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan
nasional dan sah dimata UUD 1945.
Fatwa MUI tersebut tidak bisa menjadi landasan hukum yang kuat untuk
mengarahkan masa yang bergerak menjatuhkan kekuasaan pemimpin negara.
Sebenarnya people power  bukanlah hal yang baru, namun hukum Indonesia masih
gamang mengaturnya secara sah. Itulah sebabnya beberapa aksi demonstrasi di
Indonesia masih banyak menimbulkan masalah, misalnya berkaitan dengan HAM.

Hingga saat ini banyak peristiwa yang mengarahkan upaya people power di dunia
maupun di Indonesia.  People power  pertama kali populer sejak rakyat Filipina turun
ke jalan melakukan protes besar-besaran dan berhasil meruntuhkan kekuasaan
Presiden Ferdinand Marcos pada tahun 1986.
Di Indonesia sendiri, istilah people power   mulai populer sejak demonstrasi besar-
besaran yang dilakukan rakyat Indonesia yang berhasil memaksa MPRS
memberhentikan Presiden Soekarno pada tahun 1966. Selanjutnya rakyat
melakukan demonstrasi lebih besar lagi ketikan berhasil melengserkan kekuasaan
Presiden Soeharto pada tahun 1998.
People power  memiliki sejarah panjang dalam dunia sejarah demokrasi suatu
negara. Teman-teman Grameds tentu harus mengetahui sejarah people
power  karena banyak ilmu dan pengetahuan terutama keadilan dan hak
berpendapat. Dalam sebuah rezim kekuasaan, kita harus menjadi rakyat yang
cerdas untuk selalu skeptis terhadap pemerintahan.
Kunci keberhasilan dari upaya people power  adalah rakyat yang kompak dan
bersatu. Agar lebih yakin lagi, Grameds bisa simak sejarah people power  berikut ini.
Pemilu 1987-Memburu Suara Massa

Sejarah Adanya People Power 

Berdasarkan catatan sejarah, selain di Filipina people power  juga pernah terjadi di


negara Jerman, Georgia, Cekoslovakia, dan beberapa negara timur tengah,
termasuk Indonesia. People power  sebenarnya sudah terjadi sejak zaman Yunani
Kuno dengan berunjuk rasa di depan senat pada waktu itu. Aksi rakyat ini biasanya
mereka lakukan jika ada kebijakan senat yang dianggap tidak sesuai dan
menyimpang.
Sejarah people power  kemudian tidak pernah lepas dari revolusi sosial damai yang
terjadi di Filipina tahun  1986 untuk menggulingkan Presiden Ferdinand Marcos yang
berkuasa 20 tahun lamanya.
Peristiwa people power  itu dimulai dari protes anti kekerasan untuk menggulingkan
Marcos yang dilakukan oleh Corazon Aquino, istri dari pemimpin oposisi saat itu,
yakni Benigno Aquino Jr.   Saat itu Aquino mulai melancarkan kampanye protes
sebagai konsekuensi dari deklarasi kemenangan Marcos pada pemilihan Presiden
Filipina tahun 1986.
Sejak saat kejadian itu, people power  dikenang sebagai perlawanan damai dengan
demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat Filipina di Epifanio de los Santos Avenue
(Edsa). Peristiwa people power  ini juga dianggap melahirkan kembali demokrasi di
Filipina. Melalui momen ini pula, banyak orang menganggap people power  yang
sukses di negara lain (termasuk di Indonesia) mengacu pada revolusi people
power  di Filipina.

Hal yang menyebabkan kemarahan rakyat Filipina sampai mengadakan demonstrasi


besar-besaran adalah masa kepemimpinan Marcos yang diktator dan otoriter. Marcos
telah menjabat dua periode sebagai presiden dalam keadaan darurat tahun 1972 di
Filipina sebagai respon terhadap gangguan keamanan yang dipicu oleh kelompok
Komunis dan pemberontak muslim. Sebelumnya Marcos sudah menjabat menjadi
Presiden Filipina sejak tahun 1965, kemudian menjabat lagi di tahun 1969, dan terus
memerintah sampai dekrit periode 1973-1986.

Dari pemerintahannya itu, Marcos dianggap melakukan suap dan korupsi serta
kontroversi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Atas pelanggaran itulah rezim
Marcos ditentang oleh Senator Benigno “Ninoy” Aquino Jr (Pemimpin golongan oposisi
Marcos), yang dibunuh pada tahun 1983. Marcos telah membentuk komite untuk
menyelidiki kasus tersebut, tetapi justru menghasilkan laporan akhir berisi tuduhan
partisipasi militer dalam kasus pembunuhan tersebut.
Atas tekanan kondisi politik yang kacau ini memaksa Marcos membuat pemilihan
presiden kilat pada tanggal 7 Februari 1986. Dari sinilah Corazon “Cory” Aquino, janda
dari “Ninoy” memberanikan diri untuk mencalonkan diri melawan Marcos meskipun
kurang pengalaman politik. Secara resmi Komisi pemilihan Umum Filipina (COMELEC)
menyatakan bahwa Marcos Lah pemenangnya. Namun Gerakan Nasional untuk
Pemilihan bebas (NAMFREL) sebuah organisasi independen menyatakan bahwa
Aquino lah pemenangnya.

Dari sinilah kepercayaan masyarakat mengarah ke Aquino yang dianggap pemenang.


Akhirnya jutaan rakyat Filipina turun ke jalan mendukung tentara pemberontak untuk
menggelar demonstrasi damai yang saat ini disebut dengan people power.  Pada
tanggal 25 Februari 1986 Aquino bersumpah sah menjadi presiden, begitu pula dengan
Marcos, namun di dua tempat yang berbeda.
Sejak saat itu Aquino lah yang diakui oleh rakyat Filipina sebagai seorang presiden.
Sedangkan Marcos mengasingkan diri ke Hawaii atas bantuan Amerika serikat bersama
para sekutunya. Akhirnya Aquino menjadi penguasa di Filipina di bawah pemerintahan
demokratis yang ia bangun kembali.

Fakta People Power di Filipina 1986

Atas sejarahnya yang panjang, people power  di Filipina mencuri perhatian dunia.


Berikut ini fakta-fakta people power  di Filipina yang perlu Grameds ketahui dan
sayang jika dilewatkan:
1. People Power  yang terjadi di Filipina pada 1986 menyatakan bahwa rezim
Ferdinand Marcos memimpin secara diktator dan kerap melakukan tindakan represif
terhadap aktivis dan oposisi.
2. Dibawah kepemimpinan Marcos, Filipina memiliki utang sebesar 25.000.000.000
dollar AS tahun 1983.
3. Mantan Senator Benigno Aquino Jr (Pemimpin golongan oposisi Filipina) dibunuh
pada 21 Agustus 1983.
4. Ferdinand Marcos dianggap melakukan kecurangan pada pemilu 1986 yang
memenangkannya kembali menjadi presiden pada tahun 1986.
5. Menurut Susan F. Quimpo untuk menggulingkan Marcos tidak hanya dengan
peristiwa people power  dalam 3 hari saja, namun butuh puluhan tahun lamanya.
6. Kekuasaan diktator Marcos didukung oleh Amerika Serikat yang sangat kuat dan
didukung oleh militer, anggota kongres, senat, dan kroninya. Jadi pada saat itu
negara Filipina benar-benar dalam kekacauan murni yang menyamar sebagai
kedamaian.
7. Susan Quimpo mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Subversive
Lives  bahwa kekalahan militer adalah termasuk 75.730 korban HAM. Angka ini
kemudian dipecah lagi menjadi 70.000 tahanan politik, 34.000 korban penyiksaan,
389 desaparecidos, dan 3.240 adalah korban yang selamat (atau eksekusi ringan).
Angka-angka ini baru diperoleh dari tahun 1972 sampai 1981 setelah ada laporan
tentang penyiksaan dan penahanan ilegal. Namun pelanggaran HAM sebelum tahun
1972 masih banyak pelanggaran HAM yang tidak tertangani.

1. Catatan pembunuhan para pekerja Ham, seperti pendeta, pemerhati lingkungan, dan
jurnalis adalah kebenaran yang tidak terbantahkan di rezim Marcos.
2. People power  di Filipina adalah pemberontakan yang spontan dan sangat berbeda dari
sebuah revolusi yang direncanakan secara sistematis dengan ideologi yang sesuai.
3. Rakyat Filipina dari kelas menengah dimotivasi oleh aktivis sosial dan pembela HAM,
Gereja Katolik dan Protestan yang didanai oleh dinasti politik di pengasingan.
4. Selama revolusi EDSA, orang Filipina menyerahkan hidup mereka untuk mengakhiri dua
dekade lebih kediktatoran. Di mana kebebasan berekspresi dan pers dikendalikan, dan
sistem peradilan hampir tidak diizinkan untuk berfungsi.
5. Corazon Aquino adalah wanita Asia pertama yang tampil menjadi presiden di Dunia.
Pada tahun 1986 itu pula ia dinobatkan sebagai Woman of the Year oleh Majalah Time.
6. Pada tahun 2003, Siaran Radio Revolusi Kekuatan Rakyat Filipina tercatat dalam daftar
memori dunia UNESCO yang terdaftar sebagai warisan dokumenter resmi dari badan
pendidikan dan ilmiah Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB).

Dampak Adanya People Power di Filipina

lustrasi dampak dari people power


Dari uraian di atas, tampak bahwa people power  bukanlah hal yang sepele dan
sederhana. Banyak pihak dan sesuatu hal yang terlibat di dalamnya. Bahkan
momen people power   bukan sesuatu yang mudah dilakukan secara bersih tanpa
tendensi tertentu.
People power  secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak di
berbagai bidang, misalnya ekonomi, politik, hingga tatan sosial di sebuah negara.
Berdasarkan sejarah, berikut ini beberapa dampak yang muncul setelah adanya people
power  di Filipina, bahkan berpengaruh pula bagi negara-negara lain.
1. Revolusi di EDSA yang terjadi 35 tahun yang lalu memberikan dampak positif di
panggung dunia atas kebebasan manusia. People power  di Filipina menunjukan bahwa
transisi demokrasi juga merupakan transisi menuju kehormatan yang lebih besar
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
2. People power  di Filipina berdampak pada gerakan demokrasi di beberapa negara
seperti Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa negara di Asia yang menerapkan asas
demokrasi, termasuk Indonesia. Dari sinilah banyak orang mengklaim gerakan
demonstrasi yang mereka lakukan mengacu pada people power  di Filipina.
3. Adanya pemulihan kebebasan pers sejak people power  berhasil di Filipina.
4. Penghapusan Undang-undang yang dianggap represif pada rezim sebelumnya.

5. Terjadinya adopsi Konstitusi 1987

6. Adanya subordinasi militer ke pemerintahan sipil, meskipun ada beberapa upaya


kudeta yang dilakukan selama pemerintahan Corazon Aquino.

7. Setelah people power  berhasil pada 1986, revolusi ini menyediakan pemulihan


lembaga-lembaga demokrasi setelah 13 tahun diperintah oleh kekuasaan yang totaliter.
Lembaga-lembaga ini kemudian digunakan untuk menentang keluarga politik yang
mengakar untuk memperkuat demokrasi Filipina.
8. Pertumbuhan ekonomi mulai meningkat sejak people power  EDSA pada tahun 1986.
Meskipun tetap jatuh beberapa kali sejak krisis keuangan lain, namun kegagalan yang
terjadi setelah revolusi tidak pernah melebihi angka jatuh yang tercatat selama darurat
militer.
9. Standar hidup rata-rata orang Filipina juga jauh lebih baik daripada sebelum hukum
perang. Hal ini diukur oleh dengan PDB per kapita negara tau output ekonomi negara
per orangnya.

10. Gerakan massa yang dikenal sebagai “Revolusi Kekuatan Rakyat” tidak hanya
penting bagi transisi demokrasi di Filipina. Melainkan juga menjadi inspirasi bagi
gerakan massa berikutnya yang mengarah pada transisi demokrasi lebih lanjut di
seluruh dunia ketiga dan bekas blok Komunis di Timur Eropa dan Uni soviet.

11. “Kekuatan Rakyat” adalah hadiah dari Filipina kepada dunia. People power  di
Filipina membuka jalan bagi pembongkaran Tembok Berlin  secara damai dan
kembalinya demokrasi di Korea Selatan dan Rumania.
o Tembok Berlin membagi Jerman dari tahun 1961 hingga 1989. Akhirnya Jerman kembali
bersatu saat merayakan ulang tahunnya yang ke 25 bersamaan dengan runtuhnya
Tembok Berlin. Dari peristiwa ini Pemerintah Jerman memberikan Filipina bagian dari
tembok karena perannya.
o Berdasarkan catatan, demonstrasi besar-besaran menentang Chun Doo-hwa, penguasa
di Korea Selatan dilakukan setahun setelah EDSA. Aksi ini akhirnya mengarah pada
reformasi demokrasi, diantaranya adalah pemilihan presiden secara langsung.
o Penggulingan rezim komunis di Rumania juga bagian lain dunia yang terjadi beberapa
tahun setelah EDSA.
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu people power,  mulai dari pengertian, sejarah,
fakta, sampai dampak-dampaknya. Gerakan people power  akan terwujud jika
mendapatkan banyak dukungan oleh masyarakat luas. Syarat pertama harus ada
musuh bersama (common enemy), kedua ada friksi di tubuh militer. Jadi memang harus
benar-benar ada desakan yang besar untuk meruntuhkan satu kekuasaan yang
menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai