NIM : 857932236
MATA KULIAH : HAK ASASI MANUSIA
TUGAS 1
4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional Hak-Hak SipiL dan Politik
dengan singkat !
Jawab :
Dalam kovenan hak sipil dan politik tidak memberikan pengertian secara definitif
tentang hak sipil dan politik. Namun menurut Ifdhal Kasim dalam bukunya yang berjudul hak
sipil dan politik, cetakan pertama tahun 2001, beliau menyimpulkan bahwa hak-hak sipil dan
politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap manusia yang dijamin
dan dihormati keberadaannya oleh negara agar manusia bebas menikmati hak-hak dan
kebebasannya dalam bidang sipil dan politik yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab
negara
Hak-Hak Sipil Dan Politik Meliputi
1. Hak hidup
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
7. Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama
8. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
Perbedaan Hak Sipil Dan Politik
Hak sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai hakikat dari
keberadaan seorang manusia
Hak politik ialah hak dasar dan bersifat mutlak yang melekat di dalam setiap warga Negara
yang harus dijunjung tinggi dan di hormati oleh Negara dalam keadaan apapun
5. Berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia dan upaya penegakan HAM dan
berikan komentarnya. (cari di berbagai media dan jangan lupa kutip sumbernya).
Jawab :
a) Contoh kasus pelanggaran HAM
Peristiwa Trisakti
Merupakan satu kasus pelanggaran HAM yang paling terkenal di Indonesia yaitu
penembakan mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 mei 1998.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang
Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 -
1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan,
dan dada.
Pembunuhan Marsinah (1993)
Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivitas di zaman Orde Baru yang
ditemukan tewas akibat penyiksaan yang amat parah.
Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah dan rekan-rekannya melakukan demonstrasi,
karena pabrik tempat mereka bekerja tidak meningkatkan upah sesuai edaran
gubernur Jawa Timur. Pada siang tanggal 5 Mei 1998, 13 rekan Marsinah ditangkap
oleh Kodim Sidoarjo atas tuduhan penghasutan kepada para buruh agar melakukan
mogok (tidak masuk kerja) masal. Rekan-rekannya itu bahkan dipaksa untuk
mengundurkan diri. Merasa bertanggung jawab, Marsinah pun mendatangi Kodim
untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya.Malamnya, Marsinah menghilang
dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Wanita malang itu baru ditemukan
pada tanggal 8 Mei 1993 di dalam keadaan tak bernyawa. Berdasarkan hasil autopsi,
ia meninggal usai mengalami penyiksaan yang berat.
Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Penculikan Aktivis 97/98 adalah operasi penghilangan orang secara paksa,
terutama para aktivis pro-demokrasi menjelang Pemilu 1997 dan Sidang Umum
MPR 1998. Tragedi ini mengakibatkan tewasnya seorang aktivis, disiksanya 11
aktivis, hilangnya 23 aktivis, dan dirampasnya kemerdekaan fisik 19 aktivis.
Kasus peledakan bom di Bali pada tahun 2002
Kasus Tanjuk Priok (1994)
Terjadinya kejahatan terorisme internasional
b) Upaya Penegakan HAM
Upaya secara terorganisir berarti penegakan hak asasi manusia dilakukan melalui
organisasi-irganisasi atau lembaga yang bergerak di dalam penegakan HAM. Seperti
yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi non pemerintah (NGO), dan media masa
Upaya secara personal warga negara berarti bahwa setiap warganegara dapat
berperan langsung dalam menegakkan kewajiban dan hak asasi manusia. Seperti
dengan memberikan informasi yang benar dan akurat tenatang pelanggaran hak asasi
manusia. Upaya lainnya yaitu :
- Membuat peraturan dan perundang-undangan yang melindungi HAM.
- Membuat lembaga penegak dan perlindungan HAM.
- Supremasi hukum. Penegak hukum harus memenuhi kewajiban dan adil.
- Memberikan edukasi tentang HAM.
- Meningkatkan lembaga keamanan dan pertahanan negara.
- Melibatkan masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan HAM.
- Mematuhi instrumen-instrumen HAM.
c) Komentar
Jaminan hak asasi manusia yang telah dilanggar dalam kasus diatas adalah
jaminan hak untuk hidup. Jaminan hak asasi tersebut tercantum pada UUD 1945 Pasal
28A. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28A yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.” Dalam pasal 28A
tersebut jelas diterangkan bahwa pasal tersebut menjamin hak seseorang untuk hidup.
Kita tidak bisa membiarkan kasus-kasus seperti itu terjadi lagi dan lagi. Oleh karena itu,
sebaiknya hak asasi manusia untuk hidup perlu adanya peningkatan jaminan
perlindungan, pemenuhan, pemajuan, dan penegakkannya. Tanpa adanya jaminan yang
lebih menjamin, seperti penegakkan hukum, maka kasus-kasus tersebut akan terus
terjadi. Karena jika penegakkan hukum tidak dilakukan, khawatir nantinya akan banyak
orang yang tidak segan untuk melanggarnya.
d) Sumber
http://humas.trisakti.ac.id/museum-tragedi-12-mei-1998/sejarah
https://kumparan.com/berita-terkini/3-kasus-pelanggaran-hak-asasi-manusia-di-
indonesia-paling-fenomenal
Buku materi pokok PKNI4317/2SKS/MODUL 6