Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DWI MARYANINGSIH

NIM : 857932236
MATA KULIAH : HAK ASASI MANUSIA

TUGAS 1

1. Coba Anda jelaskan, sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)!


Jawab :
Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).Serorang Filsuf
Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak alamiah (natural right) yang
melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak kebebasan dan hak milik. Pada masa
itu,hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan bidang politik. Sejarah perkembangan
HAM ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna
Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.
A. Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian anatara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut Magna
Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan
beserta keturunannya,seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan
pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang
telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu,jaminan hak tersebut berkembang dan
menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
B. Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat saat melawan penjajahan Inggris disebut
Revolusi Amerika. Declarational of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi itu.
C. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis
XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Dalam perkembangannya,
pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi
berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four Freedom). Konsep ini pertama
kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt. Keempat macam
kebebasan itu meliputi :
a. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion);
b. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech);
c. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want);
d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).

Perkembangan HAM di Indonesia


A. Periode sebelum Kemerdekaan (1908-1945)
Pemikiran HAM pada masa sebelum kemerdekaan dapat dilihat dalam sejarah kemunculan
organisasi. Pergerakan Nasonal Budi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indesche Partij
(1912), Perhimpunan Indonesia (1925), Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya
pergerakan–pergerakan yang menjunjung berdirinya HAM seperti ini tak lepas dari
pelangaran HAM yang dilakukan oleh penguasa (penjajah). Dalam sejarah pemikiran HAM
di Indonesia Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama yang menyuarakan kesadaran
berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang di tunjukan ke pada
pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.
B. Periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang)
Perdebatan tentang HAM berlanjut sampai periode paska kemrdekaan :
1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode ini menekankan wacana untuk merdeka (Self
Determination), hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik mulai
didirikan, serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di Parlemen.
2. Periode 1950-1959
Periode ini dikenal dengan periode parlementer, menurut catatan Bagir Manan, masa
gemilang sejarah HAM di Indonesia tercrmin dalam empat indikator HAM:
munculnya partai politik dengan berbagai idiologi, adanya kebebasan pers, pelaksanan
pemilihan umum secara aman, bebas dan demokratris, kontrol parlemen atas eksekutif.
3. Periode 1959-1966
Periode ini merupakan masa berakhirnya demokrasi liberal dan digantikan dengan
demokrasi terpimpin yang terpusat pada kekuasan persiden Seokarno, demokrasi
terpimpin (Guided Democracy) tidak lain sebagai bentuk penolakan presiden Seokarno
terhadap demokrasi parlementer yang dinilai merupakan produk barat.
Melalui sistem demokrasi terpimpin kekuasan terpusat di tangan persiden. Persiden
tidak dapat dikontrol oleh parlemen. Sebaliknya parlemen dikendalikan oleh persiden.
Kekuasaan persiden Sokarno bersifat absolut, bahkan dinobatkan sebagai persiden
seumur hidup. Dan akhir pemerintahan peresiden Seokarno sekaligus sebagai awal Era
pemerintahan orde baru yaitu masa pemerintahan persiden Seoharto.
4. Periode 1966-1998
Pada mulanya Orde Baru menjanjikan harapan baru bagi penegakan HAM di Indonesia.
Janji–janji Orde Baru tentang HAM mengalami kemunduran pesat pada tahu 1970-an
hingga 1980-an. Setelah mendapat mandat konstitusional dari siding MPRS. Orde Baru
menolak ham dengan alasan HAM dan Demokrasi merupakan produk barat yang
individualistik yang militeristik. Bertentangan dengan prinsip lokal Indonesia yang
berprinsip gotong-royong dan kekeluargaan.
5. Periode Paska Orde Baru
Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah perkembangan HAM di Indonesia,
setelah terbebas dari pasungan rezim Orde baru dan merupakan awal datangnya era
demokrasi dan HAM yang kala itu dipimpin oleh Bj.Habibie yang menjabat sebagai
wakil presiden. Pada masa pemerintahan Habibie misalnya perhatian pemerintah
terhadap pelaksanan HAM mengalami perkembangan yang sangat segnifikan, lahirnya
TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM merupakan salah satu indikator
pemerintah era reformasi.
Komitmen pemerintah juga ditunjukan dengan pengesahan tentang salah satunya, UU
No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pengesahan UU No.23 Tahun 2004
tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Sebutkan 2 tokoh hak asasi manusia beserta teorinya!


Jawab :
a) Munir Said
Pendidikan politik rakyat hanya akan berhasil dalam sistem yang demokratis dan adanya
jaminan atas HAM.
Artinya : rakyat membutuhkan hukum jaminan atas HAM untuk meningkatkan kualitas
politik rakyat.
b) John Locke
Menyatakan adanya hak kodrati (natural right) yang melekat pada setiap diri manusia,
yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik.
3. Coba Anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !
Jawab :
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga
tingkah-laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai
kekuasaan itu.
Kekuasaan Politik adalah “kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum
(pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan
pemegang kekuasaan sendiri”.
Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa menunjang sektor kekuasaannya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Sumber-sumber tersebut bisa berupa media massa, media
umum, mahasiswa, elit politik, tokoh masyarakat ataupun militer.
Jenis-jenis kekuasaan yang kita ketahui pada umumnya sekiranya dapat dibagi beberapa jenis
kekuasaan sebagai berikut:
 Kekuasaan eksekutif, yaitu yang dikenal dengan kekuasaan pemerintahan dimana mereka
secara teknis menjalankan roda pemerintahan,
 Kekuasaan legislatif, yaitu sesuatu yang berwenang membuat, dan mengesahkan
perundang-undangan sekaligus mengawasi roda pemerintahan,
 Kekuasaan yudikatif, yaitu sesuatu kekuasaan penyelesaian hukum, yang didukung oleh
kekuasaan kepolisian, demi menjamin law enforcement/ pelaksanaan hukum.

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional Hak-Hak SipiL dan Politik
dengan singkat !
Jawab :
Dalam kovenan hak sipil dan politik tidak memberikan pengertian secara definitif
tentang hak sipil dan politik. Namun menurut Ifdhal Kasim dalam bukunya yang berjudul hak
sipil dan politik, cetakan pertama tahun 2001, beliau menyimpulkan bahwa hak-hak sipil dan
politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada setiap manusia yang dijamin
dan dihormati keberadaannya oleh negara agar manusia bebas menikmati hak-hak dan
kebebasannya dalam bidang sipil dan politik yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab
negara
 Hak-Hak Sipil Dan Politik Meliputi
1. Hak hidup
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
7. Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama
8. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
 Perbedaan Hak Sipil Dan Politik
Hak sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai hakikat dari
keberadaan seorang manusia
Hak politik ialah hak dasar dan bersifat mutlak yang melekat di dalam setiap warga Negara
yang harus dijunjung tinggi dan di hormati oleh Negara dalam keadaan apapun

5. Berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia dan upaya penegakan HAM dan
berikan komentarnya. (cari di berbagai media dan jangan lupa kutip sumbernya).
Jawab :
a) Contoh kasus pelanggaran HAM
 Peristiwa Trisakti
Merupakan satu kasus pelanggaran HAM yang paling terkenal di Indonesia yaitu
penembakan mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi pada tanggal 12 mei 1998.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang
Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 -
1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan,
dan dada.
 Pembunuhan Marsinah (1993)
Marsinah adalah seorang buruh pabrik dan aktivitas di zaman Orde Baru yang
ditemukan tewas akibat penyiksaan yang amat parah.
Pada tanggal 3-4 Mei 1998, Marsinah dan rekan-rekannya melakukan demonstrasi,
karena pabrik tempat mereka bekerja tidak meningkatkan upah sesuai edaran
gubernur Jawa Timur. Pada siang tanggal 5 Mei 1998, 13 rekan Marsinah ditangkap
oleh Kodim Sidoarjo atas tuduhan penghasutan kepada para buruh agar melakukan
mogok (tidak masuk kerja) masal. Rekan-rekannya itu bahkan dipaksa untuk
mengundurkan diri. Merasa bertanggung jawab, Marsinah pun mendatangi Kodim
untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya.Malamnya, Marsinah menghilang
dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Wanita malang itu baru ditemukan
pada tanggal 8 Mei 1993 di dalam keadaan tak bernyawa. Berdasarkan hasil autopsi,
ia meninggal usai mengalami penyiksaan yang berat.
 Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Penculikan Aktivis 97/98 adalah operasi penghilangan orang secara paksa,
terutama para aktivis pro-demokrasi menjelang Pemilu 1997 dan Sidang Umum
MPR 1998. Tragedi ini mengakibatkan tewasnya seorang aktivis, disiksanya 11
aktivis, hilangnya 23 aktivis, dan dirampasnya kemerdekaan fisik 19 aktivis.
 Kasus peledakan bom di Bali pada tahun 2002
 Kasus Tanjuk Priok (1994)
 Terjadinya kejahatan terorisme internasional
b) Upaya Penegakan HAM
 Upaya secara terorganisir berarti penegakan hak asasi manusia dilakukan melalui
organisasi-irganisasi atau lembaga yang bergerak di dalam penegakan HAM. Seperti
yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi non pemerintah (NGO), dan media masa
 Upaya secara personal warga negara berarti bahwa setiap warganegara dapat
berperan langsung dalam menegakkan kewajiban dan hak asasi manusia. Seperti
dengan memberikan informasi yang benar dan akurat tenatang pelanggaran hak asasi
manusia. Upaya lainnya yaitu :
- Membuat peraturan dan perundang-undangan yang melindungi HAM.
- Membuat lembaga penegak dan perlindungan HAM.
- Supremasi hukum. Penegak hukum harus memenuhi kewajiban dan adil.
- Memberikan edukasi tentang HAM.
- Meningkatkan lembaga keamanan dan pertahanan negara.
- Melibatkan masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan HAM.
- Mematuhi instrumen-instrumen HAM.

c) Komentar
Jaminan hak asasi manusia yang telah dilanggar dalam kasus diatas adalah
jaminan hak untuk hidup. Jaminan hak asasi tersebut tercantum pada UUD 1945 Pasal
28A. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28A yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.” Dalam pasal 28A
tersebut jelas diterangkan bahwa pasal tersebut menjamin hak seseorang untuk hidup.
Kita tidak bisa membiarkan kasus-kasus seperti itu terjadi lagi dan lagi. Oleh karena itu,
sebaiknya hak asasi manusia untuk hidup perlu adanya peningkatan jaminan
perlindungan, pemenuhan, pemajuan, dan penegakkannya. Tanpa adanya jaminan yang
lebih menjamin, seperti penegakkan hukum, maka kasus-kasus tersebut akan terus
terjadi. Karena jika penegakkan hukum tidak dilakukan, khawatir nantinya akan banyak
orang yang tidak segan untuk melanggarnya. 
d) Sumber
 http://humas.trisakti.ac.id/museum-tragedi-12-mei-1998/sejarah
 https://kumparan.com/berita-terkini/3-kasus-pelanggaran-hak-asasi-manusia-di-
indonesia-paling-fenomenal
 Buku materi pokok PKNI4317/2SKS/MODUL 6

Anda mungkin juga menyukai