NIM : 858794538
TUGAS 1 PKNI4317
JAWABAN
2. a. Petition of Rights
Yang secara garis besar berisi hak-hak sebagai berikut : (1) Pajak dan pungutan
istimewa harus disertai persetujuan. (2) Warga negara tidak boleh dipaksakan
menerim tentara dirumahnya. (3) Tentara tidak boeh menggunakn hukum perang
dalam keadaan damai.
Adapun isinya adalah : (1) Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu
2 hari setelah penahanan. (2) Alasan seseorang harus disertai bukti yang sah
menurut hukum.
Unsur-unsur kekuasaan, ada tiga komponen dalm rangkaian kekuasaan yang akan
mempengaruhi penguasa atau pemimpin dalam menjalankan kekuasaannya.
4. Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik atau International Covenant On
Civil And Political Rights (ICCPR) merupakan ketentuan internasional utama yang
menjamin Hak Asasi Manusia di bidang sipil dan politik. Kovenan Hak Sipil dan
Politik mengikat secara hukum bagi negara yang meratifikasinya.
Kovenan ini terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal yang mencakup 6 Bab dan 53
Pasal. Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik pada 28
Oktober 2005 melalui UU 12/2005 tentang Pengesahan International Covenant On Civil
And Political Rights (Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik).
Kovenan ini tidak memberikan pengertian secara definitif apa itu hak sipil dan politik.
Namun dapat disimpulkan bahwa hak-hak sipil dan politik adalah hak yang bersumber
dari martabat dan melekat pada setiap manusia yang dijamin dan dihormati
keberadaannya oleh negara, yang pemenuhannya merupakan tanggung jawab negara.
Hak-Hak Sipil dan Politik sebagaimana diatur dalam Kovenan meliputi:
1. Hak hidup
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
7. Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama
8. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan
a. Hak sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai hakikat dari
keberadaan seorang manusia
b. Hak politik ialah hak dasar dan bersifat mutlak yang melekat di dalam setiap
warga Negara yang harus dijunjung tinggi dan di hormati oleh Negara dalam
keadaan apapun
5. 1. Kasus Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang pernah
menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8 Desember 1965.
Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus
pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal
pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang
melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan,
banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh,
serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir
meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat di
dalam pesawat.
Salah satu kasus penculikan aktivis 1997/1998. Kasus penculikan dan penghilangan
secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik.
Yaitu pembantaian yang dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak
warga sipil di Pemakaman Santa Cruz, Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November
1991.
Bermula ketika warga sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi
beserta kerusuhan yang mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan
anggota TNI yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka.
7. Pembantaiaan Rawagede
Pasal 28 UUD NKRI 1945 menjamin adanya hak berserikat, menyatakan pikiran baik secara
lisan maupun tulisan. Pasal ini merupakan salah satu dasar utama adanya kehidupan
kenegaraan yang berdinamika di mana setiap orang bebas mendirikan organisasi dan bebas
pula menyatakan pendapat. Dari penjelasan tersebut mencerminkan bangsa Indonesia
menjamin pelaksanaan HAM, dimana dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan dari
semua pihak seperti tokoh masyarakat, LSM, POLRI, TNI dan kalangan profesi hukum,
ekonomi, politik, serta political will pemerintah Indonesia. Perjalanan bangsa Indonesia
menuju masyarakat yang demokratis tanpa melupakan budaya bangsa yang sudah berakar
beratus-ratus tahun lampau tetap harus berlandaskan pada prinsip supremasi hukum,
transparansi, akuntabilitas, profesionalisme serta prinsip musyawarah dan mufakat. Adapun
langkah-langkah pembentukan sistem hukum yang ditempuh bangsa Indonesia dalam upaya
penegakan HAM adalah sebagai berikut:
a. Prinsip transparansi; yaitu pembahasan naskah RUU harus terbuka, artinya DPR dan
Presiden dalam membuat UU harus terbuka menerima masukan dari masyarakat.
b. Prinsip supremasi hukum; yaitu kepastian hukum, persamaan kedududkan didepan hukum
dan keadilan hukum berdasarkan proporsionalitas.
d. Internalisasi nilai-nilai HAM; yaitu wujud nyata dari pengakuan rakyat dan pemerintah
terhadap hak-hak asasi manusia sehingga diharapkan memberikan karakteristik tersendiri
terhadap setiap produk hukum dan perundang-undangan.
Selanjutnya langkah-langkah hukum yang ditempuh pemerintah Indonesia telah diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan yakni :
2. UU No. 5 Thn 1998 tentang pengesahan konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia