Anda di halaman 1dari 2

Tugas HAM 1

1. Coba anda jelaskan sejarah perkembangan HAM


Perkembangan HAM di indonesia terbagi dalam dua periode ;
1.    Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Lahirnya HAM pada periode ini tidak lepas dari penyebab pelanggaran HAM oleh penjajahan
kolonial Belanda dan Jepang sehingga muncul pergerakan-pergerakan yang membela HAM.
Boedi Oetomo yang mengawali organisasi pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan
kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petis-petisi yang ditujukan kepada
pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.  

2.    Periode setelah kemerdekaan


a.   1945-1950
Pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan pada wacana hak merdeka, hak
kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan, serta hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama di parlemen. wacana HAM bisa dicirikan pada bidang sipil
politik dan bidang ekonomi, sosial, dan budaya

b.  Periode 1950-1959 (masa perlementer).


Masa ini adalah masa yang sangat kondusif sesuai dengan prinsip demokrasi liberal yaitu
kebebasan mendapat tempat dalam kehidupan politik nasional.

c.    Periode 1959-1966 (demokrasi terpimpin)


Masa ini merupakan bentuk penolakan presiden Soekarno terhadap sistem Demokrasi
Parlementer yang di nilai sebagai produk barat karena tidak sesuai dengan karakter bangsa
Indonesia yang telah memiliki cara tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pada sistem Demokrasi terpimpin kekuasaan terpusat di tangan Presiden.

d.    Periode 1966-1998 (Orde Baru)


Sama halnya dengan Orde Lama, Orde Baru juga memandang HAM dan demokrasi bsebagai
produk Barat yang individualisme dan bertentangan dengan bangsa Indonesia terutama Pancasila
dan UUD 1945 yang lebih dulu ada dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM. Selain itu,
isu HAM sering kali digunakan olah negara-negara barat untuk memojokkaan negara
berkembang seperti Indonesia. Pelanggaran HAM Orde Baru dapat dilihat dari kebijakan politik
Orde Baru yang bersifat Sentralistik dan anti segala gerakan politik yang berbeda dengan
pemerintah .

 e.  Periode pasca Orde Baru


Berakhirnya kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia dan
datangnya era baru demokrasi dan HAM. Pada masa ini, perhatian pemerintah terhadap
pelaksanaan HAM mengalami perkembangan yang sangat signifikan yang ditandai dengan Tap
MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM, pengesahan UU tentang HAM, pembentukan Kantor
Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian di gabung dengan Departeman Hukum dan
Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan HAM, penambahan pasal-pasal
khusus tentang HAM dalam amandemen UUD 1945, pengesahan
UU tentang pengadilan HAM.

2. Coba sebutkan 2 tokoh HAM dan teorinya.


HAM menurut John Locke.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999
tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).
HAM menurut Jack Donnely
hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat
manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum
positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

3. Coba anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !
Kekuasaan politik kita perlu melihat pada kedua elemennya, yakni kekuasaan dari akar
kata kuasa dan politik yang berasal dari bahasa Yunani Politeia (berarti kiat memimpin kota (polis)).
Sedangkan kuasa dan kekuasaan kerap dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat gerak yang
tanpa kehadiran kuasa (kekuasaan) tidak akan terjadi, misalnya kita bisa menyuruh adik kita berdiri
yang tak akan dia lakukan tanpa perintah kita (untuk saat itu) maka kita memiliki kekuasaan atas adik
kita. Kekuasaan politik dengan demikian adalah kemampuan untuk membuat masyarakat dan negara
membuat keputusan yang tanpa kehadiran kekuasaan tersebut tidak akan dibuat oleh mereka.

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam konvenan internasional. Hak-hak sipil dan politik
dengan singkat.
Hak Sipil dan Politik dalam Kovenan Internasional
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (Komisi HAM PBB) menyelesaikan
rancangan Kovenan sesuai dengan keputusan Majelis Umum PBB pada 1951. Pengesahan kovenan
tersebut dilakukan melalui Resolusi No. 2200 A (XXI) setelah mengalami pembahasan yang sangat
panjang. Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil dan Hak Politik (International Covenannt on Civil
and Political Rights) mulai berlaku pada 23 Maret 1976.
Kovenan International Tentang Hak Sipil dan Hak Politik (ICCPR) bertujuan untuk
mengukuhkan  dan menegaskan pokok-pokok HAM di bidang sipil dan politik yang sudah tercantum
dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (DUHAM).  Kovenan ini menjadi ketentuan-
ketentuan yang mengikat yang penjabarannya mencakup pokok-pokok lain yang terkait.  Kovenan ini
terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal  yang meliputi 6 BAB dan 53 Pasal.
Indonesia sendiri telah meratifikasi kovenan ini pada 28 Oktober 2005 melalui Undang-
Undang Nomnor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political
Rights. Undang-Undang tersebut disertai dengan deklarasi terhadap Pasal 1 tentang Pengesahan
Kovenan Internasional  Hak Sipil dan Politik. Kovenan ini mencakup pengertian hak asasi manusia,
cakupan hak sipil dan politik, perbedaan hak sipil dan politik.

5. Berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak azasi manusia dan upaya penegakan ham
dan beri komentarnya.
Contoh pelanggaran HAM :
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan
oposisi.
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai
tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.
5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan kekerasan/anarkis terhadap rakyat dan
oposisi di manapun.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

Anda mungkin juga menyukai