Anda di halaman 1dari 10

KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA

A. Konsep Hak dan Kewajiban dan Warga Negara

Hak dan kewajiban merupakan istilah yang sangat familiar kita dengar,
namun sebenarnya konsep dan pemahaman hak dan kewajiban tidaklah
sederhana. Menurut Sastry, hak secara teminologi berasal dari inggris kuno
yakni reht atau right. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu
yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak lain mana pun juga yang
pada prinsip nya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Menurut Sastry (2011) setidaknya ada 5 elemen hak yaitu: (1)


pemegang hak, (2) substansi/isi hak, (3) pihak yang menuntut atau menikmati
hak, (4) berhadapan dengan orang atau kelompok lain (yang memiliki
kewajiban), dan (5) pembenaran atau legalitas hak.

Kewajiban adalah sisi lain yang tidak dapat dilepaskan. Hampir setiap
pembahasan tentang hak selalu menyaratkan konsep kewajiban. Kewajiban
dapat diartikan sebagai suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh
warga negara. Kewajiban suatu Tindakan atau sikap yang harus diambil atau
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kemampuannya. Dengan kata lain,
jika tidak ada keharusan maka sesuatu yang dilakukan tersebut belum bisa
dikatakan kewajiban.

Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh


Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahannya sendiri. Adapun
pengertian penduduk adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan.

Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.


Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh pengikut utilitarianisme, ada
hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut mereka, setiap
kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
sebaliknya, menurut pendapat mereka kita baru dapat berbicara tentang hak
dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban
yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak. Hal ini sejalan dengan filsafat
kebebasannya Mill (1996) yang menyatakan bahwa lahirnya Hak Asai Manusia
dilandasi dua hak paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak
kebebasan.

Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia menjadi amat
penting untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita sedang
menumbuhkan hidup demokrasi. Hak asasi manusia maupun hak dan
kewajiban negara sebagai salah satu elemen penting dari demokrasi
disamping supremasi hukum, telah diatur dalam UUD 1945.

Sebagai contoh hak dan kewajiban warga negara yang bersifat timbal
balik atau resiprokalitas adalah hak warga negara mendapat pekerjaan dan
penghidupan yang layak Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945. Atas dasar hak ini, negara
berkewajiban memberi pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi warga
negara tersebut.

B. Hak Asasi Manusia (HAM)

HAM pertama kali diperkenalkan oleh Roosevelt Ketika Universal


Declaration of Human Rights dirumuskan pada tahun 1948, sebagai pengganti
istilah the Rights of Man. Di Indonesian umumnya digunakan istilah hak asasi
manusia yang merupakan terjemahn dari basic rights dalam Bahasa inggris
dam fundamentele rechten dalam bahasa Belanda.

Menurut John Locke, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Karena
sifatnya yang demikian, maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mecabut atau mengambil hak asasi setiap manusia.

Hak asasi manusia dibagi dalam dua jenis yakni: hak asasi individual
dan hak asasi sosial. Hak asasi individual sebagai hak fundamental yang
melekat pada pribadi manusia individual ialah hak hidup dan melanjutkan
hidup. sedangkah hak asasi sosial merupakan hak yang melekat pada pribadi
manusia sebagai makhluk soial yang meliputi hak ekonomis, sosial dan
kultural.
Berdasarkan pemahaman mengenai HAM, perlu diuraikan prinsip-
prinsip utama HAM yang diakui secara internasional, yakni:

1. Inheren: orang-orang memiliki hak asasi manusia karena mereka umat


manusia.
2. Universal: berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Oleh karena
persamaan merupakan salah satu dari prinsip hak asasi manusia yang
mendasar.
3. Tidak diingkari: tidak dapat dicabut atau diresahkan.
4. Tidak dapat dibagi: semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak itu hak sipil, ekonomi, politik, sosial dan budaya.
5. Saling tergantung: penikmatan salah satu hak dipengaruhi oleh
penikmatan hak-hak lainnya, penikmatan hak sipil dan politik
memungkinkan untuk menikmati hak ekonomi dan sosial yang baik dan
memungkingkan juga untuk menikmati hak politik dan sipil yang lebih baik.

C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Mengenai Harmoni kewajiban


dan Hak Negara dan Warga Negara Indonesia
1. Sumber Historis
John Locke merupakan seorang filsuf Inggris pada abad ke-17 yang
pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat
pada setiap diri manusia, yaitu ha katas hidup, hak kebebasan, dan hak
milik.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan adanya tiga peristiwa
penting di dunia Barat, yaitu:
a. Magna Charta (1215)
Isi dari perjanjian antara Raja John dari Inggri dan para bangsawan
ialah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para
bangsawan beserta keturunannya. Jaminan berupa hak untuk tidak
dipenjarakan yang diberikan kepada bangsawan sebagai balasan atas
bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan.
b. Revolusi Amerika (1276)
Perang kemerdekaan yang terjadi antara rakyat Amerika Serikat
dan Penjajahan Inggris disebut Revolusi. Declaration of Independence
(Deklarasi Kemerdekaan) Amerika Serikat menjadi negara merdeka
pada tanggal 4 Juli 1776 yang merupakan hasil dari peperangan
tersebut,
c. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada
rajanya sendiri (Louis XVI) yang bertindak sewenang-wenangnya dan
absolut. Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara inilah yang
dihasilkan dari Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat ha katas
kebebasan, kesamaan dan persaudaraan.
Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang
menjadi empat macam kebebasan yang diperkenalkan oleh Franklin D.
Rooselvelt yang merupakan Presiden Amerika Serikat. Keempat macam
kebebasan itu meliputi:
1) Kebebasan untuk beragama (freedom of religion),
2) Kebebsan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech),
3) Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want) dan
4) Kebebasan dari ketakutan (freedom for fear).

Deklarasi ini muncul karena di Barat ada tradisi menjunjung tinggi


kebebasan dan individualis, sedangkan di Timur, konsep tanggung jawab
dan komunitas lebih dominan. Tanggung jawab merupakan sikap moral
berfungsi sebagai penyeimbang antara kebebasan dan tanggung jawab.
Prinsip dasar deklarasi ini adalah tercapainya kebebasan sebanyak
mungkin, tetapi pada saat yang sama berkembang rasa tanggung jawab
penuh yang akan memungkingkan kebebasan itu tumbuh.

2. Sumber Sosiologis
Wirutomo mengatakan sekarang ini terdapat beberapa gejala sosiologis
fundamental yang menjadi sumber terjadinya berbagai gejolak dalam
masyarakat.
Pertama, tidak dapat dipungkiri setelah tumbangnya struktur kekuasaan
“otokrasi” yang dimainkan Rezim Orde Baru tenyata bukan demokrasi yang
kita peroleh melainkan oligarki dimana kekuasaan terpusat pada
sekelompok kecil elit, sementara sebagian besar rakyat tetap jauh dari
sumber-sumber kekuasaan.
Kedua, sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat sekarang
karena munculnya kebencian sosial budaya terselubung. Gejala ini muncul
dan semakin menjadi pasca runtuhnya rezim Orde baru. Saat rezim Orde
Baru berhasil disingkirkan, pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya
terjadi antara pendukung fanatik Orde Baru, melainkan meluas menjadi
konglik antarsuku, antarumat beragama, kelas sosial, dan sebagainya.
Sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang menghancurkan dirinya sendiri
(self destroying nation). Adapun konflik yang tersembuyi antara berbagai
golongan yaitu suatu kebencian sosial budaya yang bersumber dari
perbedaan ciri budaya dan perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah
masa lalu.
Ada satu pandangan bahwa Indonesia baru harus dibangun dari hasil
perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan masa lalu. Inti dari
cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil demokratis yang mampu
mengharmonikan kewajiban dan hak negara dan warga negara. Tuntutan
bukan hanya tentang pemenuhan hak-hak individu dan kelompok
masyarakat, melainkan juga kewajiban untuk mengembangkan solidaritas
sosial.
3. Sumber Politik
Pada awal era reformasi, muncul berbagai tuntutan reformasi di
masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen
bangsa, terutama oleh mahasiswa dam pemuda pada masa itu. Beberapa
tuntutan reformasi itu adalah:
a. Mengamandemen UUD NRI 1945,
b. Penghapusan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI),
c. Menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
d. Melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan
daerah,
e. Otonomi daerah,
f. Mewujudkan kebebebasan pers,
g. Mewujudkan kehiupan demokrasi.

Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi


kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu, MPR hasil
Pemilu 1999, sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam pasal 3
dan pasal 37 UUD NRI 1945 melakukan perubahan secara bertahap dan
sistematis dalam empat kali perubahan,

D. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Undang-Undang


Hak warga negara merupakan segala sesuatu yang wajib didapatkan
oleh setiap warga negara dari negara dalam hal ini ialah pemerintah. Hak
warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum. Hak
konstitusional adalah hak-hak yang dijamin did dalam dan oleh Undang-
Undang Dasar, sedangkan hak-hak hukum timbul berdasarkan jaminan
Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan di bawahnya. Hak yang
dimiliki warga negara Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Dasar yang
diantaranya:
1. Hak atas hukum dan pemerintahan pada Pasal 27 ayat 1 bahwa segala
warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintah
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak terkecuali.
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak berdasarkan Pasal 27
ayat 2. “Tiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”
3. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan berdasarkan Pasal 28A,
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya”
4. Hak untuk mempertahankan keluarga dn melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah berdasarkan Pasal 28B ayat 1
5. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningktakan kualitas hidupnya. (Pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta Perlakuan yang sama di depan hukum (Pasal 28D ayat 1)
8. Hak untuk memilih agama berdasarkan Pasal 29 ayat 2, “Negara
menajmin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya”.
9. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (Pasal 28I
ayat 1)
10. Hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri
atas hak mendapatkan jaminan Kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas
umum yang layak berdasarkan pasal 34 yang terdiri atas empat ayat yaitu:
a. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
b. Negara mengembangkan system jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memperdayakan yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
c. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
Kesehatan dan fasolitas pelayanan umum yang layak.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Warga negara memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada negara yang ditinggalinya.
Notonegoro mengatakan beban untuk dapat memberikan sesuatu yang
seharusnya diberikan oleh suatu pihak tertentu dan tidak dapat diambil oleh
pihak manapun.
Kewajiban harus dipenuhi warga negara Indonesia diatur olej Undang-
Undang 1945 yang diantaranya:
1. Wajib menaati hukum pemerintahan berdasarkan pasal 27 ayat 1 UUD
1945, “Segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
drngan tidak ada kecualinya”.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Berdasarkan pasal 27
ayat 3 UUD 1945, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Berdasarkan pasal 28J
ayat 1, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain.
4. Dalam menjalankan hak dan kewajibannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasam yang ditetapkan oleh undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tutntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis berdasarkan pasal
28J ayat 2.
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keaman negara. Pasal 30
ayat 1 UUD 1945. Menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan ekaman negara”.

E. Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara
Pelanggaran hak warga negara dapat terjadi akibat warga negara
tersebut tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana
seharusnya diatur oleh Undang-Undang. Pelanggaran hak warga negara
merupakan akibat dari kelalaian atau pengingkaran kewajiban, baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara itu sendiri.
Faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara adalah:
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
2. Rendanhya kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Sikap tidak toleran
4. Penyalahgunaan kekuasaan
5. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
6. Penyalahgunaan teknologi

Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya


pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, antara lain:

1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.


2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
bentuk pelanggaran.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan Lembaga-lembaga
politik terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga
negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara
kepada masyarakat melalui Lembaga Pendidikan formal maupun non
formal.
6. Meningkatkan profesionalisme Lembaga keamanan dan pertahanan
negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan
dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan. 2016. Pendidikan


Kewarganegaraan. Jakarta: RISTEDIKTI.
Moendoeng, N. G. K. 2020. "Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Berdasarkan UUD 1945." Lex Et Societes
7: 44-49.
Pratama, Nurfaizul Imam, and Safari Hasan. n.d. "Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara berdasrkan Pancasila dan UUD 194." 4-10.
Renggong, Ruslan, and Dyah Rachma Ruslan. 2021. HAK ASASI DALAM PERPEKTIF HUKUM
NASIONAL. Jakarta: Kencana.
Yasin, J. n.d. "Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara Dalam Hukum
Positif Indonesia." Bandung Islamic University 3-5.

Anda mungkin juga menyukai