Anda di halaman 1dari 27

Harmoni Hak dan

Kewajiban
Kelompok 4
● Nadjla Shayfa Arlalia
● Najzeela Tayyima Elhikma
● Naysilla Rose Fajriya Taufiq
● Rahma Mia Satwika
● Rifka Afifah Efi Aulia Fauzi
● Roy Bima Ahimsa
● Sabina Ardhia Pramesty S
● Sangkanurdi
● Sinta Anggraeni Sulistyo
Konsep & Urgensi Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara
Warga Negara
Dalam tradisi kerajaan-kerajaan Nusantara, konsep tentang kewajiban lebih dikenal daripada konsep tentang
hak. Namun, saat masa penjajahan Belanda dan Jepang, konsep tentang hak perlahan mulai diketahui dan dipahami
oleh para pejuang kemerdekaan.

HAK Hak dan kewajiban tidak KEWAJIBAN


dapat dipisahkan
Hak adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan
sesuatu yang semestinya
sesuatu yang harus
diterima atau dilakukan
dilakukan.
oleh pihak tertentu Menurut teori korelasi,
terdapat hubungan timbal
balik antara hak dan
kewajiban.
Kebebasan menurut John S. Mill dibagi 3 yaitu,
a. Kebebasan untuk berpikir dan merasakan dan kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya
b. Kebebasan menentukan pilihan
c. Kebebasan yang dimiliki orang lain.
Kebebasan seseorang mengimplikasikan adanya sebuah pertanggungjawaban baik bagi dirinya sendiri
dan secara kolektif dalam masyarakat, karena pada dasarnya individu tidak terlepas dari hubungan sosial
kemasyarakatannya. Dalam lingkup negara, negara memiliki kekuasaan atas rakyatnya, tetapi rakyat sebagai
individu memiliki kebebasan untuk menuntut kekuasaan negaranya.
Hak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak
(Pasal 27 Ayat 2, UUD 1945)
Hak dan Kewajiban, Warga Warga negara dapat menuntut negara untuk memeberikan
Negara dan Negara pekerjaan dan penghidupan yang layak, negara
berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut.

Mengakui hak manusia tidak sama dengan


menolak masyarakat atau mengganti
masyarakat itu dengan suatu kumpulan
individu tanpa hubungan satu sama lain. Kewajiban membayar Pajak (Pasal 23A, UUD 1945).
Negara mengakui hak warga negaranya saat
tuntutan kewajiban-kewajibannya sebagai Agar pemenuhan hak warga negara dapat terealisasi oleh negara, maka
warga negara sudah dipenuhi karena warga negara memiliki kewajiban membayar pajak sebagai pemasukan
hubungan warga negara dan negara bersifat negara karena pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar
timbal balik (diatur dalam UUD 1945). dalam membiayai pengeluaran pembangunan, 83,54% dari total
pendapatan negara (APBN 2020).
MENANYA ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN HARMONI
KEWAJIBAN & HAK NEGARA dan WARGA NEGARA INDONESIA

Hak dan kewajiban selalu berjalan beriringan, tetapi kerapkali tidak


seimbang. Hal tersebut dapat menyebabkan kesenjangan dalam masyarakat. Oleh
karena itu, penting untuk mewujudkan harmonisasi hak dan kewajiban agar
tercipta kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan antara
kepentingan rakyat dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh negara.
SUMBER HISTORIS
Menurut John Locke terdapat 3 hak alamiah yang
dimiliki manusia, yaitu hak hidup, hak kebebasan, dan
hak milik.
HAK ASASI MANUSIA
MAGNA CHARTA REVOLUSI REVOLUSI PRANCIS
1215 AMERIKA 1789
1276
Perjanjian Raja John dari Inggris Perang kemerdekaan rakyat Bentuk perlawanan rakyat
dengan para bangsawan yang berisi tentang Prancis terhadap Raja Louis XVI
Amerika Serikat melawan
yang sewenang-wenang. Revolusi
pemberian jaminan beberapa hak oleh raja penjajahan Inggris. Revolusi
Prancis menghasilkan Declaration
kepada para bangsawan dan keturunannya, ini menghasilkan Declaration des droits de I’homme et
seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa of Independence. du citoyen (Pernyataan Hak-
adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu Hak Manusia dan Warga Negara).
berkembang dan menjadi bagian dari sistem Pernyataan ini memuat 3 hal, yaitu
konstitusional Inggris. liberty, egality, dan fraternite.
HAK ASASI MANUSIA KEWAJIBAN
• Pada tanggal 10 Desember 1948 PBB mencanangkan • 1997, Interaction Council mencanangkan naskah berjudul
Universal Declaration of Human Rights. Universal Declaration of Human Responsibilities.
• Pada awal abad ke-20, konsep hak asasi manusia yang • Deklarasi ini lahir karena di Barat ada tradisi menjunjung
diperkenalkan oleh Franklin D. Roosevelt berkembang tinggi kebebasan dan individualis, sedang di dunia Timur,
menjadi empat kebebasan, yaitu: konsep tanggung jawab dan komunitas lebih dominan.
- kebebasan untuk beragama (freedom of religion) Konsep kewajiban berfungsi sebagai penyeimbang antara
- Kebebasan untuk berbicara (freedom of speech) kebebasan dan tanggung jawab.
- Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want) • Prinsip dasar deklarasi ini adalah tercapainya kebebasan
- Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear) sebanyak mungkin, tetapi pada saat yang sama
• Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia berkembang rasa tanggung jawab penuh yang akan
dibagi dalam dua periode, yaitu: memungkinkan kebebasan itu tumbuh.
- sebelum kemerdekaan (1908-1945)
- setelah kemerdekaan (1945-sekarang)
SUMBER
SOSIOLOGIS
• Belakangan ini telah muncul karakter buruk dalam masyarakat yang ditandai dengan perubahan drastis kondisi sosial
budaya bangsa kita. Kondisi seperti ini dapat dijelaskan secara sosiologis karena berkaitan dengan struktur sosial dan
sistem budaya yang telah terbentuk di masa lalu.
• Pasca Reformasi, terdapat banyak gejala sosiologis fundamental yang menjadi sumber terjadinya gejolak dalam
masyarakat (Wirutomo, 2001).

1. Kenyataan bahwa setelah lepas dari kekuasaan otokrasi Orde Baru ternyata yang didapatkan bukan demokrasi
melainkan oligarki
2. Gejolak yang terjadi sebagai dampak kebencian sosial budaya terselubung (socio-cultural animosity). Pola konflik
pasca Reformasi yang awalnya terjadi antara pendukung Orde Baru dengan pendukung Reformasi justru melebar
menjadi konflik antarsuku, agama, kampung, dan kelas sosial. Konflik yang terjadi pun lebih sering terjadi secara
horizontal, sehingga konflik yang terjadi bukan korektif melainkan destruktif (bukan fungsional, tetapi
disfungsional). Hal ini menjadikan bangsa yang menghancurkan diri sendiri (self destroying nation).
• Ciri konflik di Indonesia selain bersifat terbuka (manifest conflict) terdapat konflik yang lebih berbahaya yaitu
konflik tertutup (latent conflict) antargolongan.
• Socio-cultural animosity adalah kebencian sosial yang didasarkan pada perbedaan budaya atau nasib yang
diberikan oleh sejarah masa lalu sehingga terkandung rasa balas dendam. Konflik ini bersifat laten karena terdapat
mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung hampir di seluruh pranata sosial masyarakat (mulai dari
keluarga, sekolah, kampung, organisasi massa, dan media massa).
• Jika melihat kembali pada proses integrasi, inti permasalahan terletak pada kurangnya mengembangkan
kesepakatan nilai secara alamiah dan partisipatif (integrasi normatif) dan lebih mengandalkan pendekatan
kekuasaan (integrasi koersif).
• Entitas negara persatuan Indonesia yang multikultural hanya dapat bertahan kokoh jika dilandaskan pada
pengelolaan pemerintahan yang dapat menjamin keseimbangan pemenuhan prinsip kebebasan, kesetaraan,
persaudaraan bagi segenap warga dan elemen bangsa
• Tuntutan bukan hanya tentang pemenuhan hak individu dan kelompok, tetapi juga kewajiban mengembangkan
solidaritas sosial (gotong royong) dalam rangka kemaslahatan dan kebahagiaan hidup bangsa secara keseluruhan
(Latif, 2011)
SUMBER POLITIS
• Dasar dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara Indonesia adalah proses dan hasil
perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi. Pada awal era Reformasi masyarakat
menuntut untuk mengamandemen UUD NRI 1945.

• Tuntutan didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup memuat landasan bagi
kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan HAM.

• Selain itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran beragam
(multitafsir) dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang otoriter, sentralistik, tertutup, berpotensi
tumbuhnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyelenggaraan negara seperti ini menyebabkan
terjadinya krisis dalam berbagai aspek kehidupan (multidimensional).

• Tuntutan perubahan UUD NRI 1945 merupakan terobosan besar karena pada era sebelumnya terdapat
kehendak sikap politik pemerintah yang diperkuat oleh MPR untuk tidak mengubah UUD NRI 1945. Jika
muncul keinginan untuk UUD NRI 1945 harus dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat) dengan
persyaratan yang sangat ketat dan kecil kemungkinan untuk berhasil.
PERUBAHAN UUD NRI 1945
Perubahan Perubahan
1999 Kedua 2001 Keempat

Perubahan 2000 Perubahan


2002
Pertama Ketiga

Perubahan dilakukan oleh MPR hasil Pemilu


1999, sesuai dengan kewenangannya yang
diatur dalam Pasal 3 dan Pasal 37 UUD NRI
1945
Dinamika dan Tantangan
Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara
1. Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan,
Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Perubahan pada bidang pendidikan terletak pada Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945. ‘Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran” menjadi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Kata pengajaran
berubah menjadi pendidikan karena arti pengajaran lebih sempit dibandingkan dengan pengertian pendidikan.
Pendidikan adalah proses menanamkan nilai-nilai, sedangkan pengajaran adalah proses mengalihkan pengetahuan.
b. Penambahan ketentuan baru pada IPTEK terdapat dalam Pasal 31 Ayat (5) UUD NRI Tahun 1945: “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Hal tersebut agar upaya memajukan
IPTEK tetap menjunjung nilai-nilai agama dan memperkukuh persatuan bangsa.
c. Perubahan ketentuan kebudayaan diatur dalam Pasal 32 UUD NRI 1945 yang menjadi 2 ayat. Dari Pasal 32:
“Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia” menjadi Pasal 32, (1) “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. (2) “Negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Strategi kebudayaan nasional Indonesia sebagai berikut:

• menerima unsur budaya asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa


• menolak unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
• menerima secara selektif: unsur budaya asing yang belum jelas kesesuainnya.
2. Aturan Dasar Ihwal Perekonomian Nasional dan
Kesejahteraan Sosial
a. Perekonomian setelah perubahan, judul bab menjadi
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, terdiri atas
dua pasal, yaitu Pasal 33 (5 ayat) dan Pasal 34 (4 ayat). b. Perubahan mengenai kesejahteraan rakyat
Perubahan sebagai berikut: terletak pada Pasal 34 menjadi memiliki 4
ayat. Dalam Pasal 34 UUD NRI 1945 upaya
1. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas
memajukan kesejahteraan umum lebih
kekeluargaan; dijabarkan lagi, ke dalam fungsi-fungsi
2. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang- negara untuk:
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai 1. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara; seluruh rakyat;
3. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan 2. memberdayakan masyarakat yang lemah dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus tidak mampu;
3. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
dikuasai negara.
yang layak;
4. Pasal 33 Ayat (4) UUD NRI 1945 menegaskan tentang prinsip- 4. menyediakan fasilitas pelayanan umum yang
prinsip perekonomian nasional untuk melengkapi ayat layak.
sebelumnya.
3. Aturan Dasar ihwal Usaha Pertahanan Negara
Ketentuan pertahanan negara awalnya menggunakan konsep pembelaan terhadap
negara (Pasal 30 ayat (1) UUD NRI 1945). Namun akhirnya dengan sedikit perubahan redaksional, konsep pembelaan
negara dipindahkan menjadi pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945. Adanya perubahan UUD NRI 1945 juga memuat
ketentuan mengenai hak dan kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 3 ayat 1 NRI UUD 1945)
menjadi penerapan dari ketentuan pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945.
Pasal 30 ayat (2) UUD NRI 1945 menjelaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai komponen utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Hal ini sesuai dengan dipilihnya
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

4. Aturan Dasar Ihwal Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca Amandemen UUD NRI 1945 mengalami perubahan yang
besar. Sebelumnya perihal hak-hak dasar kewarganegaraan diatur dalam UUD 1945 pada pasal 27 - 34. Namun,
setelah amandemen keempat hal tersebut diatur tersendiri di bawah judul Hak Asasi Manusia. Di samping mengatur
perihal hak asasi manusia, diatur juga ihwal kewajiban asasi manusia.
Esensi dan Urgensi
Harmoni Kewajiban dan
Hak Negara dan Warga
Negara
Untuk mengetahui Esensi dan urgensi adanya harmoni kewajiban dan hak negara dan
warga negara, maka kita perlu menggunakan pendekatan kebutuhan warga yang meliputi

01
AGAMA Lalu mengapa negara berdasar
Kepercayaan bangsa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa telah
atas Ketuhanan Yang Maha
ada semenjak zaman prasejarah, sebelum datangnya pengaruh Esa?
agama-agama besar ke tanah air kita. Karenanya rakyat bangsa
Indonesia menganut berbagai agama berdasarkan kitab suci urut-urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu
yang diyakininya. rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi dalam sifatnya
yang merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya
dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar dari 4
sila yang lain

Jadi, paham Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pandangan dasar dan bersifat primer yang
secara substansial menjiwai keseluruhan wawasan kenegaraan bangsa Indonesia.
02
Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan saja
ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan dikembangkan sehingga mencapai derajat tertinggi
berupa peradaban. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan adalah hal yang sangat penting. Dalam Pasal 31 Ayat (3)
dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, harus dilakukan dengan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
3. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat
Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 asas perekonomian nasional adalah kekeluargaan. Asas
kekeluargaan ini merupakan asas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan
yang salah satunya kegiatan perekonomian nasional. Asas kekeluargaan juga diartikan sebagai kerja sama
yang dilakukan lebih dari satu orang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun umum guna mempercepat pekerjaan dan manfaatnya dinikmati secara adil.

Penerapan asas kekeluargaan dalam perekonomian nasional terlihat dalam sistem


ekonomi kerakyatan. Di mana arti dari sistem tersebut ialah sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sunguh-sungguh pada ekonomi
rakyat. Sistem ekonomi tersebut juga bertumpu pada kekuatan mayoritas rakyat. Sistem ini juga tidak
dapat dipisahkan dari pengertian “sektor ekonomi rakyat”, yaitu sektor ekonomi baik sektor produksi,
distribusi, maupun konsumsi yang melibatkan rakyat banyak, memberikan manfaat rakyat banyak, serta
pemilikan dan penilikannya oleh rakyat banyak.
4. Pertahanan dan Keamanan

Berdasar pada aturan dasar ihwal pertahanan dan keamanan Negara Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, bahwa
usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata) oleh TNI dan Polri sebagai komponen utama serta rakyat sebagai kekuatan pendukung. Sesuai Pasal 30 Ayat
(5) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa kedudukan dan susunan TNI dan Polri diatur dengan undang-undang,
merupakan dasar hukum bagi DPR dan presiden untuk membentuk undang-undang. Pengaturan dengan undang-undang
mengenai pertahanan dan keamanan negara merupakan konsekuensi logis dari prinsip yang menempatkan urusan pertahanan
dan keamanan sebagai kepentingan rakyat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai