Anda di halaman 1dari 27

01

HARMONI KEWAJIBAN
DAN HAK NEGARA DAN
Kelompok 4 PKN

WARGA NEGARA
dalam demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan
rakyat dan musyawarah untuk mufakat
02

Anggota Kelompok

Agustiani Prasetyaningrum Astrid Rizky Dwi Wulandari Atalla Rahadewi Neta Dyah Pradjna Paramitha
20/461473/GE/09433 20/455016/GE/09250 20/461476/GE/09436 20/458660/GE/09343

Intan Jastia Candra Dewi Kunastya Mulya Pinta R Lalu Firman Ulung Aswili Yuyun Desta Sari
20/461485/GE/09445 20/461487/GE/09447 20/461489/GE/09449 20/458677/GE/09360
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni
3
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara
Dinamika Pemahaman Masyarakat Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak
Pada masa jauh sebelum merdeka, terutama saat - Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat
wilayah Nusantara dipimpin oleh para raja, masyarakat dipisahkan
cenderung lebih peka terhadap konsep kewajiban yang -Kewajiban yang diemban oleh seseorang akan berkaitan
nantinya berbalik arah ketika terjadi gerakan dengan hak orang lain dan begitu juga sebaliknya.
emansipatoris. - Apabila harmoni kewajiban dan hak tidak terlaksana,
maka dipastikan berbagai persoalan dan pertentangan
Konsep Hak dan Kewajiban akan muncul beriringan dengan itu.

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu


yang semestinya diterima, sedangkan Kewajiban dengan
demikian merupakan sesuatu yang harus dilakukan.
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan
Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara Indonesia?

Alasan diperlukannya harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara berkaitan erat
dengan adanya urgensi penerapan.
Guna terciptanya kehidupan bernegara yang harmonis dan sejahtera, keseimbangan terkait
penuntutan hak dan penunaian kewajiban harus terpenuhi. Hal ini memerlukan kontribusi
dari kerja sama antara negara dan warga negara.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik
tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara
dan Warga Negara Indonesia

Sumber Historis
a. Magna Charta (1215)
b. Revolusi Amerika (1276)
c. Revolusi Perancis (1789)
a. kebebasan untuk beragama (freedom of religion),
b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech),
c. kebebasan dari kemelaratan (freedom from want), dan
d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).
a. Magna Charta (1215) c. Revolusi Perancis (1789)

Magna Charta merupakan bentuk perlawanan dari Revolusi Perancis merupakan bentuk
kaum bangsawan atas kesewenang-wenangan raja perlawanan rakyat Perancis kepada raja Louis
Inggris pada saat itu. Esensi Magna Charta ini adalah XVI yang bertindak sewenang-wenang dan
supremasi hukum diatas kekuasaan dan berisi tentang absolut. Hasil dari Revolusi Perancis adalah
pemberian jaminan beberapa hak raja kepada para Declaration des droits de I’homme et du citoyen
bangsawan dan keturunannya, seperti hak untuk tidak (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga
dipenjarakan. Negara) dengan tiga gagasan yang tekandung
di dalamnya, yaitu kebebasan (liberté),
b. Revolusi Amerika (1276) kesamaan (egalité), dan persaudaraan
(fraternité).
Revolusi Amerika Serikat dilatarbelakangi oleh
kesewenang-wenangan koloni Inggris beserta
kebijakan-kebijakannya. Deklarasi kemerdekaan
Amerika ini menyatakan bahwa manusia diciptakan
sama dan sederajat oleh penciptanya.
Seiring berjalannya waktu, pemahaman konsep HAM semakin
meluas dengan ditandai adanya empat konsep kebebasan
(The Four Freedoms) yang diperkenalkan oleh Franklin D.
Rooselvelt.

a. kebebasan untuk beragama (freedom of religion),


b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of
speech),
c. kebebasan dari kemelaratan (freedom from want), dan
d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).
Atas segala perjuangan yang telah dilakukan, HAM akhirnya
diakui seluruh dunia dan bersifat universal.
Sejarah HAM di Indonesia

Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia dibagi dalam dua periode (Manan,
2001), yaitu periode sebelum kemerdekaan (1908–1945) dan periode setelah kemerdekaan
(1945–sekarang).
Perjuangan menegakkan HAM dimulai sejak adanya penjajahan di Indonesia. Oleh karena itu,
rakyat Indonesia berusaha untuk menegakkan HAM dengan cara melakukan perlawanan
kepada penjajah, serta menghapuskan adanya strata social yang merupakan produk dari
kolonialisme.
Selain Hak Asasi Manusia, bagaimana
perkembangan Kewajiban Asasi Manusia?
Tahun 1997, Interaction Council mencanangkan
suatu naskah, berjudul Universal Declaration of
Human Responsibilities (Deklarasi Tanggung
Jawab Manusia) yang menyatakan adanya
tradisi menjunjung tinggi kebebasan dan
individualism di Barat, dan menjunjung konsep
tanggung jawab dan komunitas di Timur.
Munculnya konsep tanggung jawab inilah yang
kemudian menjadi penyeimbang antara
kebebasan dan tanggung jawab.
Hak lebih terkait dengan kebebasan,
sedangkan kewajiban terkait dengan
tanggung jawab. Tanggung jawab
merupakan pengendali alamiah dan
kesukarelaan terhadap kebebasan yang
dimiliki manusia lain. Prinsip dasar deklarasi
ini adalah tercapainya kebebasan sebanyak
mungkin, tetapi pada saat yang sama
berkembang rasa tanggung jawab penuh
yang akan memungkinkan kebebasan itu
tumbuh.
Sumber Sosiologis
Beberapa gejolak sosiologis sosial dan budaya yang tumbuh di masyarakat saat ini dapat dianalisis
faktor penyebab fundamentalnya (Wirutomo, 2001). Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Pasca tumbangnya “otokrasi” Orde Baru memunculkan permainan oligarki baru


b. Kebencian sosial budaya terselubung (sociocultural animosity) menjadi penyebab utama gejolak
masyarakat
c. Gesekan destruktif yang terjadi sudah pada level horizontal masyarakat
d. Proses integrasi bangsa tidak mengedepankan integrasi normatif

Entitas bangsa multikultur hanya dapat dibangun dari keseimbangan hak individu dan kelompok
masyarakat (individual and collective rights) dengan didukung upaya partisipatif sosial seluruh
rakyat Indonesia (Latif, 2011).
Sumber Politik
Dinamika kewajiban dan hak negara serta warga negara Indonesia dimulai sejak munculnya
tuntutan reformasi pada awal era reformasi ini. Tuntutan-tuntutan reformasi ini, antara lain:

1. Amandemen UUD NRI 1945


2. Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI
3. Penegakan Supremasi Hukum, Penghormatan HAM, serta Pemberantasan KKN
4. Desentralisasi yang adil antara pusat dan daerah
5. Otonomi daerah
6. Manifestasi kebebasan pers
7. Manifestasi kehidupan demokrasi
Tuntutan dasar kebutuhan bersama bangsa Indonesia tersebut berujung pada dilakukannya
Amandemen UUD NRI 1945 oleh MPR RI yang dilakukan secara bertahap dan sistematis
sebanyak 4 kali perubahan pasca Orde Baru.

Amandemen UUD NRI 1945 tersebut mengisyaratkan pemenuhan, penghormatan, serta


penegakan HAM di Indonesia. Hak atas demokrasi dan pemberdayaan rakyat pun menjadi
harapan baru bangsa Indonesia. Amandemen UUD NRI 1945 juga menutup potensi praktik
KKN, pemerintahan yang otoriter dan sentralistik, serta menghindarkan bangsa dari krisis
multidimensional. Hal ini dapat terjadi karena amandemen UUD NRI 1945 yang dilakukan
menghilangkan pasal-pasal multitafsir.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika
dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara
Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Aturan Dasar Ihwal Perekonomian Nasional dan
Kebudayaan, serta Ilmu Pengetahuan dan Kesejahteraan Sosial
Teknologi
PSebelum perubahan UUD NRI 1945, perekonomian
Pada mulanya, ketentuan mengenai hak warga negara di nasional diatur dalam Bab XIV dengan judul
bidang pendidikan diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD “Kesejahteraan Sosial” dan terdiri atas Pasal 33 dengan 3
NRI 1945 mengalami perubahan. ayat dan Pasal 34 tanpa ayat. Setelah perubahan, judul
Perubahan UUD 1945 juga memasukkan ketentuan baru bab berganti menjadi “Perekonomian Nasional dan
tentang upaya pemerintah dalam memajukan ilmu Kesejahteraan Sosial” yang terdiri atas Pasal 33 dengan 5
pengetahuan dan teknologi yang tercantum dalam Pasal ayat dan Pasal 34 dengan 4 ayat.
31 Ayat (5) UUD NRI 1945
Aturan Dasar Ihwal Usaha Pertahanan dan Aturan Dasar Ihwal Hak dan Kewajiban Asasi
Keamanan Negara Manusia
Setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945, ketentuan Perihal hak-hak dasar warga negara yang diatur dalam
mengenai hak dan kewajiban dalam usaha pertahanan UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30,
dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945] 31, 32, 33, dan 34, setelah Amandemen keempat UUD NRI
merupakan penerapan dari ketentuan Pasal 27 Ayat (3) 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut diatur tersendiri
UUD NRI 1945. di bawah judul Hak Asasi Manusia (HAM).
Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI 1945 menegaskan sebagai
berikut: “Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
komponen utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung”. Dalam hal ini kedudukan rakyat adalah
sebagai kekuatan pendukung, sedang TNI dan Polri
sebagai kekuatan utama.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi
Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara

Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara dapat
dipahami melalui pendekatan kebutuhan warga negara itu sendiri yaitu:
1. Kebutuhan akan agama;
2. Kebutuhan akan pendidikan dan kebudayaan;
3. Kebutuhan akan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat; serta
4. Kebutuhan akan pertahanan dan keamanan
1. Kebutuhan Akan Agama

Kepercayaan warganegara Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa telah ada semenjak zaman
prasejarah atau sebelum datangnya pengaruh agama-agama besar ke tanah Indonesia. Cita-cita
bersama untuk mewujudkan kehidupan beragama ini telah diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 29.
Sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar dari sila-sila
Pancasila lainnya (bersifat hierarkis piramidal).

Dengan demikian, adanya Pasal 29 Ayat 1 UUD NRI 1945 dapat menegaskan bahwa Ketuhanan
Yang Maha Esa/ jiwa keberagamaan harus diwujudkan dalam kerangka kehidupan bernegara
yang tersusun dalam UUD NRI 1945. Penjaminan kebebasan beragama oleh negara telah diatur
juga dalam Pasal 29 Ayat 2 dan Pasal 28E ayat 1 UUD NRI 1945.
2. Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua istilah yang satu sama lain saling berkorelasi.

Pendidikan nasional Indonesia telah diatur dalam Pasal 31 ayat 3 UUD NRI 1945. Pasal ini
bermakna bahwa proses mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa harus
dilakukan dengan meningkatan keimanan, ketakwaan, serta akhlak mulia. Pasal tersebut
juga menjelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional.
3. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat

Perekonomian nasional yang berasas kekeluargaan telah diatur dalam Pasal 33 Ayat 1
UUD NRI 1945. Asas kekeluargaan diartikan sebagai kerja sama yang memberikan
manfaat yang lebih baik dan hasil kerjasamanya dapat dinikmati secara adil.

Sementara itu, sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi nasional yang berasas
kekeluargaan, berkedauatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan
yang sungguh pada ekonomi rakyat. Sektor ekonomi rakyat ini melibatkan rakyat banyak
dan memberikan manfaat pula bagi rakyat banyak.
4. Pertahanan dan Keamanan

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Sishankamrata) oleh Tentara Nasional Indonesia(TNI) dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri), sebagai komponen utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung
(Pasal 30 Ayat 2 UUD NRI 1945).

Pasal 30 ayat 5 UUD NRI 1945 (Kedudukan dan susunan TNI dan Polri lebih lanjut diatur dengan
undang undang.) menjadi dasar hukum bagi DPR dan presiden untuk membentuk undang-undang.
Pengadaan undang-undang mengenai pertahanan dan keamanan negara merupakan konsekuensi
logis dari prinsip yang menempatkan urusan pertahanan dan keamanan sebagai kepentingan
rakyat.
CONTOH
05

KASUS
Analisis Kasus
Video tersebut menampilkan salah satu bentuk pelanggaran HAM berupa pelarangan
melakukan kegiatan peribadatan dan melakukan tindakan sewenang-wenang dalam
bentuk kekerasan.
Sebagai warga negara Indonesia, kita memilki kebebasan untuk memeluk agama dan
keyakinan masing-masing. Kebebasan beragama dan menjalankan agamanya sepenuhnya
dijamin oleh undang-undang, yaitu dalam Pasal 29 UUD 1945

Sedangkan sebagai manusia, kita berhak untuk hidup dan tidak mendapatkan kekerasan dari
manusia lain.
Rangkuman
01 ______________
02 ______________

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari
yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh hubungan warga negara dengan negara. Hak dan
pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya
olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga
yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh negara.
pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain
mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh yang berkepentingan.
03 ______________
04 ______________

Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya
diatur dalam UUD NRI 1945 mulai pasal 27 sampai 34, lebih sedikit jika dibandingkan dengan aspek hak asasi
termasuk di dalamnya ada hak asasi manusia dan manusia sebagaimana tertuang dalam UUD NRI 1945,
kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanya
kewajiban tersebut bersifat garis besar yang pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak
penjabarannya dituangkan dalam suatu undang-undang. dapat berjalan tanpa dibarengi kewajiban asasi.
05 ______________
06 ______________

Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan
dinamika terbukti dari adanya perubahan-perubahan negara dengan segala dinamikanya diupayakan
dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI 1945 melalui berdampak pada terpenuhinya 144 keseimbangan yang
proses amandemen dan juga perubahan undang-undang harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga
yang menyertainya. negara.
Terima
kasih!
17

Anda mungkin juga menyukai