Anda di halaman 1dari 3

Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia

memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.

Berikut penjelasan mengenai ciri-ciri HAM yang meliputi hakiki, universal, tidak dapat
dicabut (permanen) dan tidak dapat dibagi (utuh).
1) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir.
2) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
4) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.

Kewajiban adalah tindakan yang harus diambil seseorang, baik secara hukum maupun moral. Kewaji
ban adalah kendala; mereka membatasi kebebasan. Orang yang berada di bawah kewajiban dapat m
emilih untuk bebas bertindak di bawah kewajiban.

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat (Eropa).Serorang Filsuf I
nggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak alamiah (natural right) yang
melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak kebebasan dan hak milik. Pada ma
sa itu,hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan bidang politik. Sejarah per
kembangan HAM ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Mag
na Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.
 

1. MAGNA CHARTA  (1215)


Piagam perjanjian anatara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut Magna
Charta.  Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan
beserta keturunannya,seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pe
ngadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang
telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu,jaminan hak tersebut berkembang d
an menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
 
1. Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat saat melawan penjajahan Inggris disebut Rev
olusi Amerika. Declarational of Independence  (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika Seri
kat menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil dari revolusi itu.
 

1. Revolusi Prancis (1789)


Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Loui
s XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration droits de fhomme
et du citoyen  (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan Revolusi Pranc
is. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality),
dan persaudaraan (fraternite). Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin lu
as. Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebeb
asan (The Four Freedom). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika
Serikat, Franklin D. Rooselvelt.
Keempat macam kebebasan itu meliputi :
a.Kebebasan untuk beragama (freedom of religion);
b.Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech);
c.Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want);
d.kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).
 

Perkembangan HAM di Indonesia


 

1. Periode sebelum Kemerdekaan (1908-1945)


Pemikiran HAM pada masa sebelum kemerdekaan dapat dilihat dalam sejarah kemunculan or
ganisasi. Pergerakan Nasonal Budi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indesche Parti
j (1912), Perhimpunan Indonesia (1925), Partai Nasional Indonesia (1927). Lahirnya pe
rgerakan–pergerakan yang menjunjung berdirinya HAM seperti ini tak lepas dari pelang
aran HAM yang dilakukan oleh penguasa (penjajah). Dalam sejarah pemikiran HAM di Indo
nesia Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama yang menyuarakan kesadaran berserikat
dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang di tunjukan ke pada pemerintah k
olonial maupun lewat tulisan di surat kabar.

1. Periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang)


Perdebatan tentang HAM berlanjut sampai periode paska kemrdekaan:

1. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode ini menekankan wacana untuk merdeka (Self Determination),
hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik mulai didirikan, serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di Parlemen.

2. Periode 1950-1959
Periode ini dikenal dengan periode parlementer, menurut catatan Bagir Manan, masa gem
ilang sejarah HAM di Indonesia tercrmin dalam empat indikator HAM:

munculnya partai politik dengan berbagai idiologi, adanya kebebasan pers, pelaksanan
pemilihan umum secara aman, bebas dan demokratris, kontrol parlemen atas eksekutif.

3. Periode 1959-1966
Periode ini merupakan masa berakhirnya demokrasi liberal dan digantikan dengan demokr
asi terpimpin yang terpusat pada kekuasan persiden Seokarno, demokrasi terpimpin ( Gui
ded Democracy) tidak lain sebagai bentuk penolakan presiden Seokarno terhadap demokra
si parlementer yang dinilai merupakan produk barat.
 

Melalui sistem demokrasi terpimpin kekuasan terpusat di tangan persiden. Persiden tid
ak dapat dikontrol oleh parlemen. Sebaliknya parlemen dikendalikan oleh persiden. Kek
uasaan persiden Sokarno bersifat absolut, bahkan dinobatkan sebagai persiden seumur h
idup. Dan akhir pemerintahan peresiden Seokarno sekaligus sebagai awal Era pemerintah
an orde baru yaitu masa pemerintahan persiden Seoharto.
 

4. Periode 1966-1998
Pada mulanya Orde Baru menjanjikan harapan baru bagi penegakan HAM di Indonesia. Janj
i–janji Orde Baru tentang HAM mengalami kemunduran pesat pada tahu 1970-an hingga 19
80-an. Setelah mendapat mandat konstitusional dari siding MPRS. Orde Baru menolak ham
dengan alasan HAM dan Demokrasi merupakan produk barat yang individualistik yang mili
teristik. Bertentangan dengan prinsip lokal Indonesia yang berprinsip gotong-royong d
an kekeluargaan.

5. Periode paska orde baru


Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah perkembangan HAM di Indonesia, set
elah terbebas dairi pasungan rezim Orde baru dan merupakan awal datangnya era demokra
si dan HAM yang kala itu dipimpin oleh Bj.Habibie yang menjabat sebagai wakil preside
n. Pada masa pemerintahan Habibie misalnya perhatian pemerintah terhadap pelaksanan H
AM mengalami perkembangan yang sangat segnifikan, lahirnya TAP MPR No. XVII/MPR/1998
tentang HAM merupakan salah satu indikator pemerintah era reformasi.

Komitmen pemerintah juga ditunjukan dengan pengesahan tentang salah satunya, UU No.23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pengesahan UU No.23 Tahun 2004 tentang penghapu
san kekerasan dalam rumah tangga.

Macam macam hak asasi manusia dapat kita lihat sebagai berikut:
1) Hak Asasi Pribadi
a. Kebebasan masuk dan mengikuti organisasi
b. Kebebasan mengeluarkan pendapat
c. Kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agam dan kepercayaan
2) Hak Asasi Politik
a. Hak menjadi warga negara
b. Hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak untuk masuk dan mendirikan partai politik
3) Hak Asasi Ekonomi
a. Hak memiliki, mencari, dan mengumpulkan kekayaan
b. Kebebasan memilih pekerjaan
c. Hak untuk menjual, membeli, dan menyewa
4) Hak asasi hukum
a. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
5) Hak sosial dan budaya
a. Hak untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam kebudayaan
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya cipta
c. Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan
yang lain
6) Hak asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan
Hak untuk mendapatkan peradilan dan perlindungan dalam penahanan, penahanan, penangkapan, p
eradilan, penyitaan, atau penggeledahan

Anda mungkin juga menyukai