DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1. Sebab Umum Perang Sepoy.......................................................................................................2
2. Jalannya Pemberontakan Mutiny...............................................................................................4
3. Kasus Belli The Indian Mutiny..................................................................................................5
4. Medan Pergolakan Prajurit........................................................................................................6
5. Pengaruh Pergolakan Sepoy......................................................................................................7
6. Dampak Pemberontakan Mutiny...............................................................................................9
7. Reaksi Muslim Pasca Pemberontakan Mutiny.........................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
Kesimpulan :....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
i
KATA PENGANTAR
Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai bahan mata
kuliah Asia Selatan pendidikan di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dan atas dasar
itulah kami harapkan semoga makalah ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran di
masa yang akan datang.
Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan
dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah individu ataupun masalah
kelompok. Mudah-mudahan makalah ini besar manfaatnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan
dalam belajar.
Banda Aceh, 28-Maret-2018
Penyusun,
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1500-an, Inggris mulai melakukan perluasan wilayahnya untuk mencari
daerah koloni agar mendapatkan rempah-rempah dan dapat menyediakan bahan industri dan
dapat menjual produknya ke pasaran dunia. Dengan menggunakan semboyan Imperialisme
kuno yaitu gold, gospel, dan glory inggris mulai mengontrol daerah koloni di bawah
kekuasaannya. Pada saat Inggris datang ke India, di sana telah dikuasai oleh sebuah dinasti
Islam, yaitu dinasti Mughal.
Pengambilalihan kekuasaan oleh inggris ini, terutama EIC, yang meliputi kekuasaan
ekonomi, keamanan, dan pemerintahan menimbulkan pemberontakan yang dilakukan oleh
tentara India dalam kemiliteran Inggris pada tahun 1857, yang disebut pemberontakan Sepoy
atau Great Indian Mutiny.
B. Tujuan
Pembuatan makalah yang berjudul Perang Kemerdekaan India yang Pertama 1857
(Perang Sepoy) adalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah ”Perang Sepoy” ada yang menyebut dengan ”Pemberontakan Sepoy” atau ”The
Indian Mutiny”. Perbedaan itu dikarenakan perbedaan sudut pandang, menyangkut siapa
pelakunya dan melibatkan pihak-pihak yang mana dalam pergolakan. Istilah “Mutiny” dapat
diartikan pemberontakan atau memberontak. Istilah “The Indian” menunjukkan pelakunya
yakni orang India. Sehingga pengertian The Indian Mutiny dapat diartikan pemberontakan
oleh orang-orang India, dalam skala yang luas.
Alasan orang Inggris diberontak, karena mereka telah durhaka, dan tidak adil. Jadi,
pantaslah jika orang-orang India melakukan pemberontakan. Sedangkan Istilah ”Sepoy” atau
”Sipahi” artinya prajurit. Dalam pasukan militer Inggris diberlakukan tentara upahan dari
orang India. Dari tentara upahan tersebut ada yang beragama Islam dan Hindu. Sedangkan
pengertian “Perang Sepoy” menurut orang Inggris karena prajurit orang India ( Islam dan
Hindu) menentang pimpinannya yang tidak adil, maka gerakan itu disebut “Pemberontakan
Sepoy”.
Robert Clive menggunakan taktik adu domba akhirnya mendapatkan hak diwani di
Benggala. Lord Wallen Hastings berhasi merampas daerah Surat, Mysore, Carnatic, dan
Oudh. Sedangkan Lord Dalhousie berhasil merampas daerah Jhansi, Sikkim, Nagpur secara
2
militer dan diplomasi. Tindakan ekspansi itu dilengkapi dengan peraturan pemilikan tahah.
Peraturan itu dapat menjerat mereka yang menunggak membayar atau tidak mampu
membayar pajak, maka tanahnya akan dilelang.
Peraturan ini sangat memukul para zamindar (lawdowners). Para petani juga terkena
pengaruhnya sehingga ada petani yang lari ke Dekkan. Pemerintah EIC kurang
memperhatikan adat-istiadat, peraturan-peraturan penguasa pribumi dan hak milik bangsa
India. Suasana panas ini ikut menyebabkan pemerintah EIC menghapuskan kerajaan,
diantaranya kemaharajaan Sikh di Punjab, karena berani menentang kekuasaan Inggris.1
Ditinjau dari aspek kebudayaan, bangsa India menyadari bahwa budaya Timur yang
religius, kekeluargaan dengan segala adat-istiadatnya akan tenggelam oleh budaya Inggris
yang rasional, universal, religius, dan materialistik. Munculnya tuduhan bahwa Pemerintah
EIC berusaha mengubah pola pikir bangsa India menjadi bangsa berperadaban barat. Mereka
menyebut tindakan Inggris itu mengkristenkan India. Itu sama artinya dengan penjajahan
kebudayaan.
Keadaan di India ketika Lord Dalhousie meninggalkan negeri itu amat buruk. Kuasa raja-
raja india dan pegawai-pegawai mereka tidak berarti lagi. 2 Ratus ribuan orang dalam negara-
negara yang di perintah raja ( indian states ) kehilangan pencahariannya. Perubahan-
perubahan yang di adakan orang Inggris terlalu cepat dijalankan ,lagi pula tidak
mengindahkan adat-istiadat dan agama bangsa india . Rakyat India gelisah, sebab merasa
bahwa inggris seakan-akan hendak mengganti kebudayaan Hindu dan Islam dengan
kebudayaan barat. Tetapi yang tidak tersembunyi lagi bagi pemerintah inggris adalah keadaan
serdadu-serdadu India. Tentara itu bersatu dengan rakyat, dan sama-sama menderita tekanan
dan kemegahan militer Inggris.
Perbedaan di antara serdadu Inggris dan India amat besar, pengangkatan di tingkat atas
terlalu sukar. Lagi pula mereka dikirim kemana-mana dan setelah kembali kebanyakan
dilepaskan. Pusat pimpinan tentara Inggris tidak mempunyai keterangan yang cukup tentang
keadaan dalam bagian-bagian tentara di seluruh India. Jikalau diketahuinya, tentu
3
perbandingan antara banyak serdadu Inggris dan India akan diubahnyasupaya jangan sampai
kejadian seperti pada permulaan pemberontakan itu, disuatu tempat penuh serdadu Inggris,
ditempat lain terdapat serdadu India saja.
4
2. Jalannya Pemberontakan Mutiny
Pada tanggal 10 Mei 1857, satu pasukan Sepoy di Meerus suatu kota yang terletak
kira-kira 60km di sebelah utara Delhi, mulai melakukan perlawanan. Setelah membunuh
perwira-perwira Inggris yang memimpin pasukan itu, mereka keluar ke jalanan lengkap
dengan senjata dan berbaris menuju Delhi. Delhi berhasil dikuasai dan Bahadur Syah
diangkat sebagai raja India. Kemenangan di Delhi diikuti pemberontakan lain.
Pemberontakan Sepoy meluas menjadi pemberontakan Besar India (Great Indian
Mutiny) 1857-1858.
Dalam pemberontakan Mutiny muslim dan Hindu saling bekerjasama menyerang
pemukiman Inggris di seluruh India. Pemberontakan ini dipimpin oleh Bakht Khan dan Nana
Sahib. Selain itu, Gerakan Mujahidin juga turut ikut serta dalam pemberontakan ini. Pejuang
muslim menyebut pemberontakan ini sebagai jihad, dan serangan-serangan mereka yang
efektif membuktikan pemberontakan ini telah terorganisir dengan baik. Pasukan Sepoy
akhirnya berhasil menguasai beberapa daerah Inggris.
5
Gambar : Eksekusi tahanan Pribumi
Meskipun telah melakukan persiapan yang cukup lama, namun pemberontakan ini pada
akhirnya berkahir dengan kegagalan. Akhir 1857, Inggris mulai bangkit untuk mendapatkan
wilayahnya kembali. Pada 1858, Inggris berhasil menghancurkan perlawanan itu dan
akhirnya melakukan penindasan yang lebih brutal kepada rakyat India.
Mereka menjarah kota di India selama sekitar satu bulan, menyeret penduduk setempat
yang ketakutan keluar rumah, dan membantai mereka di jalanan. Salah satu kasus, mereka
menjejerkan tahanan pribumi di sepanjang sebuah lubang dan menembaki mereka dalam satu
kelompok, sehingga ketika ketika mereka meninggal mereka akan langsung jatuh ke dalam
lubang kuburan mereka.
Kebencian masyarakat Inggris sudah meningkat ditahun 1857. Suasana mata keruh, hanya
tinggal menunggu saat meletusnya pergolakan saja. Tiba-tiba pemimpin tentara Inggris
menyuruh supaya ujung patron buatan baru dijilat dulu sebelum dimasukkan dalam senapan
untuk membersihkan ujungnya dari semacam munyak.3
Serdadu Hindu berkeberatan, sebab menyangka minyak itu minyak lembu yang dilarang
oleh agama dimakan. Masyarakat India sangat menghormati agama, dimana setiap kegiatan
yang dilakukan sehari-hari selalu membutuhkan bimbingan dari kaum rohaniawan. 4 Saudara
muslimin menyangka bahwa minyak yang dipakai itu adalah minyak babi yang dilarang oleh
agama Islam. Serdadu-serdadu minta supaya keberatan mereka dipertimbangkan. Akan tetapi,
Pemerintah EIC hanya mendiamkan saja hal tersebut.
3 ibid
4 Abu Su’ud, Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan. (Jakarta: Depdikbud), 1988, hal. 17
6
Para serdadu Muslimin dan serdadu Hindu akhirnya mulai berani menentang perintah
opsirnya. Pembakaran perbuatan-perbuatan merusak alat-alat yang penting terjadi pada
beberapa tempat lakukan oleh para serdadu. Melihat hal itu, tentara Inggris belum insyaf akan
bahaya yang mengancam. Saat pemberontakan umum dapat dirahasiakan. Pimpinan tidak
tahu apa-apa dan mengirim sebagian dari tentara India ke negeri Tiongkok dan Iran. Lagi
pula Inggris pada masa itu harus berperang di Krim (tanah Rus).
Dari praduga itu kemarahan prajurit India memuncak dan menyebut pimpinan prajuritnya
melakukan rasdiskriminasi. Sementara itu, Pemerintah EIC berusaha memperbaiki suasana
dengan mengeluarkan pernyataan, bahwa peluru untuk latihan tidak perlu dijilat terlebih
dahulu.5 Namun niat baik dar pemerintah Inggris itu tidak mampu meredakan niat para
prajurut India untuk menentang atasannya.
Pergolakan prajurit dimulai tanggal 10 Mei 1857 di kota Meerut. Sekitar 85 orang prajurit
melakukan pembakaran gedung dan merusak alat-alat penting di Barakpoer . di kota Meerut
ini terdapat markas militer Inggris berkekuatan 2.200 personal dipimpin oleh jendral Hewitt.
Jendral Hewitt ditugaskan untuk mengawasi jalannya pemerintahan Dinasti moghul di Delhi.
Dari kota kecil di Punyab Selatan ini tersiar kabar bahwa para pembangkang dalam waktu
singkat dapat ditangkap, dimasukkan dalam penjara tanpa proses peradilan.
Pengaruhnya prajurit India pimpinan Mongol Pande marah dan membunuhi prajurit
Inggris yang dijumpai termasuk Mayor Prazer. Kemudian mereka bergerak menyebar dan
menyerang penjara untuk membebaskan prajurit India yang ditahan. Sementara itu prajurit
Inggis di Meerut belum menguasai keadaan di India. Prajurit tambahan itu baru saja bertugas
dalam perang Krim ( 1853-1856 ).
Prajurit Inggis meninggalkan Meerut menuju Delhi dan mulai mendatangkan bantuan dari
luar kota. Setelah menguasai Meeerut prajurit India menyerang kota Delhi. Akhirnya kota
Delhi jatuh. Sukses ini ikut mempengaruhi Sultan Bahadur Shah II. Setelah dibujuk ,
akhirnya Sultan Bahadur Shah II menerima untuk diangkat sebagai Sultan di Hindustan dan
sekaligus pimpinan Sepoy. Bahadur Shah II ingin mengulang kejayaan Islam seperti kejayaan
semasa Akbar, Shah Jahan dan Aurangzeb. Prajurit Islam berusaha melibatkan rakyat untuk
ikut berjuang dengan pedoman : ”perang suci membasmi Inggris yang Tiran ”.
5 Supriyadi, Sejarah Asia Selatan. (Yogyakarta: Kalika), 2004, hal.125
7
Pimpinan prajurti Inggris Letnan Willeugby tidak mampu menahan gerak maju Sepoy,
akhirnya mundur dan Sepoy berkesempatan membakar gudang senjata EIC. Tugas
kemiliteran Inggris selanjutnya diambil alih oleh Lord Canning. Langkah pertama yaitu
pembenahan militer dan mendatangkan prajurit dari Birma ( berkait berakhirnya perang
Birma- Inggris, 1852 ). Juga mendatangkan tentara Inggris dari Parsi dan Tiongkok ( setelah
menyelesaikan Perang Candu ). Dengan kekuatan yang besar dan senjata modern kota Delhi
dapat dikuasai Inggris. Untuk sementara orang Sikh memihak Inggrid. Korban dipihak
prajurit India cukup besar dan Sultan Bahadur Shah II berhasil ditangkap, ditahan dalam
pembuangan di Ranggon ( 1857 ) sampai kematiannya.
Gerak prajurit India terus meluas memasuki daerah Lucknow, Cownpore, Rohilkand,
terus melebar ke Agra, Gwalior, Jhansi, dan Kotah. Di bawah pimpinan Henry Lowrence ,
The Chief Commissioner of the Punyab, prajurit Inggris bertempur mati-matian
mempertahankan Lucknow. Akhirnya Lucknow jatuh , namun membawa korban dipihak
Inggris Henry Lowrence terbunuh.
Peristiwa yang disebut orang Inggris ”The Indian Mutiny” amat besar pengaruhnya.
Pendapat umum mengatakan bahwa keadaan India harus berubah dengan secepat-
cepatnya.6 Adapun pengaruh-pengruh yang disebabkan oleh peristiwa The Indian Mutiny
adalah sebagai berikut :
a. Dinasti Moghul yang berdiri sejak 1526 akhirnya runtuh dengan kematian Bahadur
Shah II di Rangoon dan pewarisnya ditembak mati oleh Inggris.
b. Hubungan antara pemerintah Inggris di India dengan kaum Muslimin menjadi
renggang. Inggris menganggap bahwa penyebab terjadinya pergolakan prajurit India
karena dukunag pimpinan Bahadur Shah II yang bermimpi ingin mengembalikan
kejayaan kerajaan Islam. Impian Bahadur Shah II ini akan menjadi tumpuan awal
perjuangan kaum muslimin untuk mendirikan negara Islam ( Pakistan ).
6 T.S.G Mulia, India Sejarah Politik dan Pergerakan Kemerdekaan. (Jakarta: Balai Pustaka), 1952,
hal.9
8
c. Pemerintah Inggris di London menyadari kelemahan pemerintahan EIC yang kurang
memperhatikan keadaan rakyat India. Pemerintahan yang otokratis berkesan rapi dan
loyal, namu`n tetap mendatangkan permusuhan terhadap Inggris.
d. Akibat administrasi yang buruk, dan akibat besarnya dana untuk perang ,akhhirnya
keuangan kongsi dagang kosong. Selanjutnya pemerintah Inggris di London
menyatakan EIC dibubarkan 1858 dan seluruh administrasi-keuangan diambil alih
oleh kerajaan Inggris.
e. Muncul kesadaran pemerintah Inggris bahwa EIC tidak mungkin dipertahankan, maka
sejak 1 November 1858 mulailah pemerintahan Inggris di India di bawah Ratu
Victoria ( Empressof India ) dan wakilnya di India yaitu Lord Canning.
f. Rakyat India sadar bahwa penjajah Inggris tidak dapat disingkirkan dari India secara
Kemiliteran. Dari pergolakan prajurit India telah jatuh korban cukup besar, baik harta
dan jiwa. Dari kesadaran itu menyemangati tokoh terpelajar untuk membentuk
organisasi perjuangan bersifat sosio-politik, yaitu All Indian National Congress 1885
yang dirintis oleh A O Hume.
Lord Canning berusah menarik simpati rakyat India dengan cara memberi amnesti umum
kepada para prajurit yang bergolak, kecuali mereka yang menjadi otak dan penggerak
pergolakan. Juga memperhatikan pangkat dalam kemiliteran atau kepegawaian akan
ditentukan berdasarkan jasa, tidak berdasarkan ras. Sejarawan India, Dr. RC Majumdar,
memberikan ulasan tentang pergolakan prajurit. Perlengkapan persebjataan jauh di bawah
kelengkapan prajurit Inggris. Prajurit India belum siap berorganisas dan berkomunikasi.
Sementara itu, pemerintah dan bangsa Inggris panda mempengaruhi penguasa-penguasa
lokal.
Sebagian besar dari penduduk sipil India tidak tahu menahu dengan perang sepoy,
sehingga tidak membantu perjuangan, bahkan ada yang membantu Inggris. Hal ini
membuktikan kelincahan pemerintah Inggris di India untuk mengisolasir wilayah perjuangan
prajurit India. R.C. Majumdar juga mengakui bahwa pihak prajurit India belum ada opsir
yang pandai kemiliteran dan berorganisasi. Sementara itu, pihak Inggris tampil sejumlah
pakar militer.7 Selain itu, R. Couplan menyatakan bahwa peristiwa itu merupakan perjuangan
India Islam dan kasta Ksatria yang digerakkan oleh kasta brahmana dari Calcutta untuk
9
menentang penjajahan di Hindustan. Perjuangan militer ini digerakkan oleh kepentingan
keagamaan.
Pendapat umum nasionalis dan ahli sejarah India menyebutkan peristiwa 1857-1858 itu
sebagai perjuangan pertama secara kemiliteran untuk mencapai kemerdekaan. Bila dicermati
pelakunya hanya prajurit Hindu dan Islam yeng menuntun kebebasan dan persamaan hak.
Maeskipun unsur nasionalisme revolusioner belum tampak jelas, baru keinginan menuntut
kemerdekaan dan persamaan hak dalam jiwa serta arah perjuangannya. Semua itu masih
didasari kebencian perseorangan opsir Inggris. Peristiwa itu lebih tepat disebut gerakan
pranasionalisme.
Perjuangan Sepoy ini belum didasari konsep untuk mengusir penjajah, belum ada
keinginan untuk mendirikan negara merdeka, lebih bersifat keagamaan, usaha menentang
pimpinan yang tidak adil dan wilayahnya baru meliputi Hindustan dan Jammu-Kashmir, serta
belum melibatkan seluruh lapisan masyarakat India. Peristiwa ini sebanding dengan
pemberontakan Pambela Tanah Air yang dipimpin oleh Supriyadi, Muradi, dkk menentang
Bala Tentara Jepang di Blitar yang terjadi pada bulan Februari 1945. Disebut
sebanding karena pengaruhnya cukup besar dalam menumbuh suburkan nasionalisme. Kalau
peristiwa Blitar Februari 1945 ikut mempercepat terjadinya kemerdekaan Indonesia, tetapi di
India peristiwa 1857-1858 menumbuh suburkan nasionalisme dan mempercepat lahirnya
organisasi kebangsaan All India National Congress 1885 yang dirintis Allan Octavian Hume
Setelah pemberontakan berhasil dipadamkan dengan cara yang kejam. Pihak inggris
kemudian mengorganisir pemerintahan India. Mereka secara resmi menghapuskan imperium
Mughal dengan membuang Sultan Mughal terkahir Bahadur Syah, menjadikan East Indian
Company dirubah menjadi perusahaan swasta, dan Inggris berhasil mengkonsolidasikan
rezim India mereka dengan pengawasan yang lebih ketat.
Pihak Inggris juga menyempurnakan pemberlakuan beberapa kitab hukum, seperti Kitab
Hukum Pidana tahun 1860, Undang-Undang Pidana dan Prosedur Sipil tahun 1961, dan
mereorganisir sistem administrasi peradilan. Antara tahun 1871 dan 1882 mereka
menciptakan suatu sistem finansial baru, memberntuk beberapa provinsi yang
mempertanggungjawabkan pendapatan dan pengeluaran mereka.
10
Pasukan militer diorganisir kembali dengan proporsi bangsa Inggris dengan tentara India
dari 1:5 menjadi 1:2. Dalam setengah abad pasca pemberontakan Mutiny, pihak Inggris
membentuk sebuah birikrasi imperial terbesar sepanjang sejarah bangsa India. Pada periode
yang sama, mereka juga melancarkan modernisasi ekonomi India, produksi pertanian
meningkat, hibingan perdagangan diperluas di bawah hukum perdagangan bebeas yang
diberlakukan antara 1882 dan 1894, dan kegiatan industri mulai dikembangkan beriringan
dengna revolusi Industri yang sedang gencar dilaksanakan di negara asalnya.
11
7. Reaksi Muslim Pasca Pemberontakan Mutiny
Reaksi muslim terhadap Pemberontakan Mutiny, juga sama-sama mengandung resiko.
Pada saat itu elite keagamaan dan elitie politik qasbah tidak memikirkan diri mereka sebagai
sebuah badan politik yang tunggal, melainkan masing-masing mereka mengakui bahwa jihad
yang mereka lakukan menemui kegagalan karena kolonialisme pemerintahan Inggris masih
berlangsung.
Mereka sepakat kepentingan terbesar mereka terletak pada pengembangan urusan
keagamaan, pendidikan, dan kulural dan bersandar pada penguatan internal komunitas
muslim. Meskipun sepakat dalam pertimbangan yang bersifat umum, mereka berselisih
dalam berbagai urusan praktikal. Dalam hal praktikal ini Muslim terpecah menjadi tiga
golongan. Pertama, beberapa kalangan yang berpendapat mereka harus melibatkan diri dalam
rezim baru dengan mengharapkan pembentukan sebuah pemerintahan bersama Inggris-
Muslim untuk memerintah India.
Kedua, sebagian laiannya tetap bersikukuh dengan sikap diam namun dengan sentimen
anti Inggris dan sentimen Pan-Islamisme yang sangat kuat. Ketiga, golongan yang sama
sekali tidak menaruh kepedulian terhadap masalah politik.
Respon kedua di kalangan muslim adalah kebangkitan reformis di India utara dan Bengal. Di
India utara program reformasi agama pra-Mutiny tetap bertahan ditengah kekalah politik.
Bahkan pasca-Mutiny muslim dapat mendirikan perguruan pembaharuan Deoband pada
tahun 1867 oleh Maulana Muhammad Qasim Nanautawi. Kurikulum perguruan Deoband
menggabungkan studi terhadap ilmu-ilmu Islam dengan sejumlah mata pelajaran rasional.
Pada sisi lain, perguruan perguruan Deoband berorientasi Sufi dan berafiliasi dengan tarekat
Chisti.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ntanta.wordpress.com/2009/11/29/kolonialisme-di-india-sampai-abad-xix-british-raj-
kemaharajaan-britania-di-india/ diakses tanggal 2 april 2010 pukul 13:31.
http://gommu.wordpress.com/2009/11/01/dinamika-pemerintahan-di-india-tahun-1858-1879/
diakses tanggal 2 April 2010 pukul 13:40
14