Anda di halaman 1dari 12

KEMERDEKAAN INDIA DAN PAKISTAN

Oleh :
1.YOGIAN
2.NUR HASANAH
3.ELI PUTRIANI

Dosen pembimbing :

DEKA MAITA SANDI Spd.M.pd

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)


TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, Dosen pembimbing, beserta
teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah yang
sederhana ini.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini, dan juga
menjadi faktor koreksi bagi penulis guna menyusun makalah-makalah yang akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan syukur dan terima kasih, semoga bermanfaat. Amin.

Padangsidempuan, / 2021

Penulis
DAFTAR ISI

  
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pemberontakan Sepoy ................................................................... ..............
B. Kongres versus Liga Muslim ........................................................................
C. Pemisahan India ............................................................ ...........................
D. Kemerdekaan yang di ikuti pembantaian.........................................................
E. India-Pakistan pasca kerusuhan...................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


A. Kesimpulan...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Jika kita melihat peta Asia Selatan, kita bakal mendapati India & Pakistan sebagai 2 negara
terbesar di wilayah tersebut. Kalau kita mundur hingga seabad sebelumnya, kita bakal tahu
kalau India & Pakistan (serta Bangladesh) di masa lampau ternyata pernah menyatu sebagai
koloni Inggris dengan nama "Raj Inggris" (British Raj). Namun rangkaian peristiwa yang
terjadi sejak paruh awal abad ke-20 menyebabkan India & Pakistan harus merdeka di tahun
1947 sebagai 2 negara terpisah.
Lahirnya India & Pakistan sebagai 2 negara berbeda tidak lepas dari semakin memanasnya
hubungan antar golongan agama setempat. Untuk mengakomodasi kepentingan masing-
masing komunitas agama, Inggris pun memerdekakan Raj menjadi 2 negara berbeda. Jika
mayoritas penduduk India menganut agama Hindu, maka mayoritas penduduk Pakistan
menganut agama Islam. Di masa kini, peristiwa pecahnya Raj menjadi India & Pakistan juga
dikenal dengan istilah "Pemisahan India" (Partition of India).

Rumusan Masalah
1.Bagaimana Proses kemerdekaan India-Pakistan ?
2.Bagaimana proses Pemisahan India-Pakistan ?
3.Bagaimana India-Pakistan pasca kemerdekaan ?
BAB II.
PEMBAHASAN
A.PEMBERONTAKAN SEPOY
Sejak rombongan pelaut Portugis pimpinan Vasco da Gama mencapai India pada tahun
1499, bangsa Eropa berlomba-lomba melakukan pelayaran ke India demi mengamankan hak
dagang di kawasan tersebut. Dalam perkembangannya, Inggris lewat perantaraan serikat
dagang East India Company (EIC; Perusahaan Hindia Timur) menjadi negara Eropa yang
paling berhasil mendominasi aktivitas dagang di India.
Sebagai perusahaan swasta, EIC diperbolehkan memiliki angkatan bersenjatanya sendiri.
EIC lantas merekrut orang-orang asli India untuk mengisi keanggotaan pasukannya. Karena
India merupakan wilayah dengan komposisi penduduk yang beragam, tentara EIC yang
direkrut dari India pun memiliki latar belakang suku & agama yang beragam. Mereka terdiri
dari penganut Hindu, Islam, hingga Sikh. Para tentara pribumi ini dikenal dengan sebutan
"Sepoy".
Tahun 1857, pecah pemberontakan oleh para tentara pribumi EIC yang di masa sekarang
dikenal sebagai "Pemberontakan Sepoy" (Sepoy Mutiny / Rebellion). Pemberontakan
tersebut dipicu oleh beredarnya kabar kalau peluru baru pasukan EIC menggunakan minyak
pelumas yang terbuat dari lemak sapi & babi dalam proses pembuatannya. Namun selain
disebabkan oleh hal tadi, Pemberontakan Sepoy juga bisa dipandang sebagai puncak
akumulasi rasa tidak suka orang-orang pribumi India terhadap cara EIC dalam menguasai
wilayah India.

Lukisan mengenai Pemberontakan Sepoy. 


Ketika Pemberontakan Sepoy akhirnya berhasil dipadamkan,
pemerintah Inggris memutuskan untuk mencabut wewenang yang dimiliki oleh EIC untuk
mengelola India. Peristiwa ini sekaligus menandai dimulainya kekuasaan pemerintah Inggris
atas India secara langsung. Di pihak yang berseberangan, Pemberontakan Sepoy
memunculkan sentimen di kalangan penduduk asli India kalau sudah waktunya mereka
diperbolehkan menentukan hak-haknya sendiri di tanah airnya.
Supaya penduduk asli India memiliki wadah untuk memperjuangkan aspirasinya lewat
jalur politik, pada tahun 1885 para cendekiawan India mendirikan organisasi bernama
Kongres Nasional India (Indian National Congress) di kota Bombay (sekarang bernama
Mumbai). Dari organisasi inilah, kelak muncul tokoh-tokoh nasionalis India yang termahsyur
seperti Jawaharlal Nehru & Mahatma Gandhi.
Kendati Kongres mengklaim kalau organisasi mereka mewakili seluruh penduduk pribumi
India tanpa memandang suku & agamanya, golongan Muslim India tidak mempercayai klaim
tersebut begitu saja karena jumlah penganut Hindu di India mencapai 70 persen lebih.
Mereka khawatir bahwa jika India nantinya benar-benar merdeka dengan Kongres sebagai
pemegang kekuasaannya, warga Muslim yang notabene merupakan golongan minoritas
terbesar di India nantinya hanya akan diperlakukan layaknya warga kelas dua.
Atas pertimbangan tersebut, pada tahun 1906 sejumlah tokoh Muslim India mendirikan
organisasi bernama Liga Muslim Seluruh India (All-India Muslim League) dengan tujuan
memperjuangkan hak-hak golongan Muslim India lewat jalur politik sambil tetap menjaga
hubungan baik dengan pihak Inggris. Dalam perkembangannya, Liga Muslim juga memiliki
wacana kalau India sebaiknya dipecah menjadi negara khusus Muslim & negara khusus non-
Muslim.

B.KONGRES VERSUS LIGA MUSLIM

Wacana mengenai konsep negara khusus Muslim India pertama kali dikeluarkan oleh
Muhammad Iqbal dalam rapat di Allahabad pada tahun 1930. Menurut Iqbal, daerah-daerah
berpenduduk mayoritas Muslim seperti Sindh, Balochistan, Punjab, Kashmir, & Provinsi
Perbatasan Barat Laut sebaiknya menjadi negara-negara tersendiri. Kemudian pada tahun
1933, tokoh Liga Muslim yang bernama Chaudhry Rehmat Ali mencetuskan nama "Pakistan"
untuk menyebut kawasan-kawasan tadi.
Tahun 1937, koloni India menggelar pemilu daerah. Dalam pemilu tersebut, Kongres
berhasil keluar sebagai pemenang di 6 daerah berbeda. Kongres kemudian mendirikan
pemerintahan baru di daerah-daerah tadi tanpa melibatkan perwakilan dari Liga Muslim.
Keputusan Kongres tersebut jelas menuai rasa tidak suka dari Liga Muslim, sehingga wacana
supaya penduduk Muslim India sebaiknya memiliki negaranya sendiri menjadi semakin
menguat. Muhammad Ali Jinnah menjadi tokoh Liga Muslim yang paling gigih mendukung
wacana ini.
Tahun 1939, pecah Perang Dunia II di Eropa setelah militer Jerman menginvasi wilayah
Polandia. Inggris langsung menanggapi invasi tersebut dengan menyatakan perang kepada
Jerman, sekaligus menandai dimulainya keterlibatan Inggris dalam Perang Dunia II. Inggris
juga turut melibatkan daerah-daerah koloninya (termasuk India) untuk ikut serta dalam
perang.
Tindakan Inggris tersebut ganti menuai rasa tidak suka dari Kongres yang merasa kalau
Inggris menyeret masuk India ke dalam perang tanpa berkonsultasi dengan Kongres terlebih
dahulu. Sebagai akibatnya, muncullah gelombang aksi protes & sabotase di India oleh para
simpatisan Kongres. Kemudian pada tahun 1942, Kongres memulai gerakan "Keluar dari
India" (Quit India) supaya Inggris segera angkat kaki dari India.

Demonstrasi anti-Inggris di India.

Jika Kongres bersikap antipati terhadap Inggris semasa berlangsungnya Perang Dunia II,
maka tidak demikian halnya dengan Liga Muslim yang mendukung penuh keterlibatan
Inggris dalam perang. Liga Muslim berharap, jika pihaknya tetap menunjukkan sikap loyal
kepada Inggris, maka Inggris bersedia mengabulkan keinginan Liga Muslim supaya daerah-
daerah berpenduduk mayoritas Muslim dijadikan negara tersendiri. Namun keinginan
tersebut nyatanya tidak terwujud karena Inggris tidak mau menyinggung perasaan Kongres
yang ingin supaya India tetap utuh.
Tahun 1945, Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan Inggris & sekutunya. Namun
kemenangan tersebut bukanlah tanpa pengorbanan karena seusai perang, ekonomi Inggris
berada dalam kondisi lemah. Karena mengelola wilayah seluas India membutuhkan biaya
yang tidak sedikit, Inggris yang awalnya hanya ingin memberikan otonomi luas kepada India
kini mulai berpikir untuk sekalian memberikan kemerdekaan penuh kepada India.
Atas pertimbangan tersebut, Inggris mengumumkan pada bulan Maret 1946 kalau koloni
India bakal diberikan kemerdekaan selambat-lambatnya pada tahun 1948. Sementara
periode antara tahun 1946 hingga 1948 bakal dimanfaatkan oleh Inggris untuk menemukan
solusi terbaik mengenai bagaimana sebaiknya India merdeka. Jika Kongres ingin supaya
seluruh koloni India merdeka sebagai 1 negara, maka Liga Muslim ingin supaya koloni India
merdeka sebagai negara Muslim & negara Hindu.
Saat upaya untuk menemukan jalan tengah antara Kongres & Liga Muslim tampak semakin
rumit, hubungan antara penduduk Hindu & Muslim di India semakin lama semakin
memanas. Puncaknya adalah ketika pada bulan Agustus 1946, pecah kerusuhan besar di
kota Kalkutta yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Bak api yang menyala di timbunan
jerami, kerusuhan yang terjadi di Kalkutta kemudian menjalar ke wilayah-wilayah lain di
seantero India hingga setahun berikutnya.

Suasana kota Kalkutta saat kerusuhan berlangsung.

C.DIMULAINYA PEMISAHAN INDIA

Untuk mengatasi masalah sengketa kemerdekaan India yang kian berlarut-larut, pada
bulan Februari 1947 Louis Mountbatten ditunjuk menjadi gubernur jenderal baru wilayah
India. Setelah bertemu dengan tokoh-tokoh Kongres & Liga Muslim, Mountbatten
menyimpulkan kalau India bakal dimerdekakan sebagai 2 negara berbeda : negara Pakistan
di sebelah barat & timur, serta negara India di tengah-tengahnya.
Mountbatten merasa yakin kalau Kongres bakal menerima opsi ini karena sebagai akibat
dari maraknya kerusuhan berbau agama yang terjadi di India, India kini sudah terlanjur
berada dalam kondisi terpecah & tidak mungkin lagi merdeka sebagai 1 negara. Satu
masalah sudah berhasil diatasi, sekarang hal berikutnya yang harus dilakukan oleh
Mountbatten adalah menentukan wilayah mana saja yang nantinya bakal menjadi bagian
dari negara India & Pakistan.
Jammu & Kashmir menjadi salah satu provinsi yang menjadi sumber kontroversi. Pasalnya
wilayah tersebut berpenduduk mayoritas Muslim. Namun Hari Singh selaku maharaja /
pemimpin wilayah Jammu & Kashmir sendiri menganut agama Hindu. Untuk mengatasi
masalah tersebut, Inggris lantas memberikan kebebasan kepada wilayah Jammu & Kashmir
perihal apakah mereka mau bergabung ke dalam India atau Pakistan.
Di sebelah selatan Jammu & Kashmir, terdapat provinsi Punjab yang oleh Inggris dibagi
menjadi daerah barat (Pakistan) & daerah timur (India). Tujuan pembagian ini adalah
sebagai antisipasi bahwa jika kelak Jammu & Kashmir memutuskan untuk bergabung ke
India, maka wilayah tersebut akan terhubung ke wilayah India yang lain karena Jammu &
Kashmir berbatasan langsung dengan Punjab Timur.
Provinsi lain yang dipecah oleh Inggris menjelang kemerdekaan India adalah Benggala /
Bengal yang lokasinya berada jauh di sebelah timur. Kendati lokasinya terpisah dari wilayah
Pakistan, wilayah Benggala tetap dianggap sebagai bagian dari wilayah Pakistan karena baik
Pakistan maupun Benggala sama-sama berpenduduk mayoritas Muslim. Sementara wilayah
Benggala bagian barat yang banyak dihuni oleh penganut Hindu dimasukkan ke dalam
wilayah India. Saat Pakistan akhirnya benar-benar merdeka, wilayah Benggala yang
termasuk dalam wilayah Pakistan kelak dikenal juga sebagai "Pakistan Timur".

Jawaharlal Nehru & Muhammad Ali Jinnah. 

D.KEMERDEKAAN YANG DIIKUTI PEMBANTAIAN

Bulan Agustus 1947, Pakistan & India akhirnya resmi memperoleh kemerdekaannya.
Muhammad Ali Jinnah menjadi kepala negara Pakistan hingga ajal menjemputnya pada
tahun 1948. Sementara di sebelah timur, Jawaharlal Nehru mendapat kehormatan untuk
menjadi perdana menteri pertama India. Dibandingkan dengan Jinnah, nasib Nehru jauh
lebih beruntung karena ia bisa menjadi kepala pemerintahan India hingga tahun 1964,
tahun yang juga merupakan tahun kematiannya.
Suasana penuh kegembiraan yang melingkupi India & Pakistan pasca kemerdekaan tidak
berlangsung lama setelah batas-batas resmi antara India & Pakistan akhirnya terungkap ke
publik. Di Punjab Timur, penduduk Muslim setempat merasa terkejut begitu mengetahui
kalau wilayah yang mereka tinggali bukanlah wilayah milik Pakistan, melainkan India.
Akibat masih kuatnya sentimen kebencian bermotif agama & kebangsaan, orang-orang
Sikh & Hindu di Punjab Timur kemudian beramai-ramai menyerang warga Muslim setempat.
Di Punjab Barat, tindakan serupa dilakukan oleh orang-orang Muslim setempat kepada
penduduk Hindu & Sikh. Akibatnya, timbullah aksi saling serang di seantero Punjab,
sehingga banyak penduduk setempat yang terpaksa mengungsi.
Jika orang-orang Muslim di Punjab Timur mengungsi ke arah barat, maka orang-orang
Hindu & Sikh di Punjab Barat mengungsi ke arah timur. Saat jumlah orang-orang Punjab
yang bermigrasi semakin banyak, jalur kereta api yang beroperasi di wilayah Punjab nyaris
mengalami kelumpuhan. Polisi perbatasan Punjab yang berjumlah 23.000 personil tidak bisa
berbuat banyak untuk meredam kerusuhan tersebut karena jumlah mereka terlalu sedikit
untuk mengawasi wilayah seluas Punjab.
Memburuknya situasi di Punjab lantas mendorong orang-orang Muslim & Hindu di wilayah
lain untuk bermigrasi ke negara tetangga supaya mereka tidak menjadi sasaran
penyerangan akibat masalah perbedaan agama. Di Benggala / Pakistan Timur, orang-orang
Hindu setempat bermigrasi ke India. Sementara orang-orang Muslim di India timur
bermigrasi ke Pakistan Timur.
Di Jammu & Kashmir, Hari Singh selaku penguasa wilayah tersebut awalnya ingin supaya
Jammu & Kashmir menjadi negara tersendiri yang merdeka. Namun menyusul serangan
yang dilakukan oleh milisi-milisi asal Pakistan, Singh mengumumkan pada bulan Oktober
1947 kalau wilayahnya akan bergabung ke India. Peristiwa ini sekaligus menandai
dimulainya Perang India-Pakistan Pertama yang berlangsung hingga tahun 1948.
Di India selatan, terdapat kerajaan bernama Hyderabad yang mayoritas penduduknya
beragama Hindu, namun rajanya beragama Islam. Saat India & Pakistan merdeka,
Hyderabad ikut memproklamasikan kemerdekaannya secara sepihak pada akhir Agustus
1947. Namun kemerdekaan tersebut tidak berlangsung lama setelah militer India
menginvasi Hyderabad pada tahun 1948. Pasca invasi tersebut, Hyderabad menjadi wilayah
India & penduduk Muslim Hyderabad menjadi sasaran pembantaian oleh warga Hindu
setempat

E.INDIA & PAKISTAN PASCA KERUSUHAN

Kemerdekaan India & Pakistan menimbulkan salah satu gelombang migrasi terbesar yang
pernah terjadi di dunia selama seabad terakhir. Di Punjab saja, sebanyak 6 juta warga
Muslim mengungsi dari Punjab Timur (India) ke Punjab Barat (Pakistan). Dari sisi sebaliknya,
sebanyak 4 juta warga Hindu & Sikh pergi meninggalkan Punjab Barat untuk mengungsi ke
Punjab Timur. Banyak dari para pengungsi tersebut yang keburu tewas sebelum berhasil
tiba dengan selamat di daerah tujuannya.
Tidak diketahui secara pasti jumlah korban tewas yang terjadi akibat kerusuhan di India &
Pakistan. Perkiraan jumlah korban tewas berkisar antara 200.000 hingga 1,5 juta jiwa.
Banyak dari para korban tersebut yang tewas dengan cara dipukuli hingga mati atau dibakar
hidup-hidup. Nasib mengenaskan juga turut dialami oleh kaum wanita yang menjadi sasaran
pemerkosaan massal karena pelakunya ingin menodai kehormatan dari golongan
saingannya.
Kerusuhan yang terjadi pasca kemerdekaan India & Pakistan menjadi penyebab utama
kenapa India & Pakistan memiliki hubungan yang kurang baik hingga sekarang. Kedua
negara juga masih terlibat dalam sengketa wilayah Kashmir. Sebagai akibatnya, India &
Pakistan pun dalam sejarahnya sudah beberapa kali terlibat perang. Kedua negara sekarang
bahkan sama-sama melengkapi dirinya dengan senjata nuklir supaya tidak merasa inferior
dari negara tetangganya.
Sejak tahun 1971, wilayah Pakistan mengalami penyusutan menyusul timbulnya
pemberontakan di Pakistan Timur karena penduduk setempat tidak mau lagi berada di
bawah kendali pemerintah pusat Pakistan. India yang melihat hal tersebut lantas
memutuskan untuk ikut campur dengan cara menyatakan perang kepada Pakistan &
membantu kelompok pejuang kemerdekaan Pakistan Timur. Seusai perang, wilayah
Pakistan Timur berubah menjadi negara merdeka dengan nama Bangladesh. 

BAB III.
PENUTUP
Kesimpulan
India dan Pakistan pernah dijajah Inggris selama puluhan tahun. Hingga akhirnya India
merdeka pada Agustus 1947. Inggris rilis kendalinya atas India, kemudian India terpecah
menjadi Hindu dan Pakistan dengan kekuatan Islam. Dahulu Pakistan masih Pakistan Timur
dan Pakistan Barat, kini Bangladesh.Setelah kemerdekaan, India dan Pakistan menjalin
hubungan diplomatik. Namun terjadi kepergian yang penuh kekerasan dan banyaknya klaim
teritorial terus membayangi hubungan mereka.
Pemisahan India muncul pada masa pasca Perang Dunia II, saat Britania Raya
dan Kemaharajaan Britania berhadapan dengan tekanan ekonomi akibat perang
dan demobilisasinya. Adalah maksud mereka, yang berharap untuk berdirinya sebuah
negara muslim khilafah, untuk datang dari Kemaharajaan Britania untuk mendapat
pemisahan yang bebas dan setara antara "Pakistan" dan "Hindustan" saat kemerdekaan
muncul.
Pemisahan tersebut, menurut politisi terkemuka seperti Muhammad Ali
Jinnah (pemimpin Liga Muslim India) dan Jawaharlal Nehru (pemimpin Kongres Nasional
India), seharusnya menghasilkan hubungan yang damai. Namun, Pemisahan Kemaharajaan
India menjadi India dan Pakistan pada tahun 1947 tidak memisahkan dua bangsa melalui
agama secara bersih. Hampir sepertiga populasi muslim Kemaharajaan India tetap tinggal di
India. Kekerasan antar-masyarakat, antara pengikut Hindu, Sikh dan Islam, menghasilkan
korban sekitar 500 ribu sampai 1 juta jiwa.
Pemisahan India, Pembagian India, atau Partisi India adalah pembagian Kemaharajaan
Britania yang menyebabkan didirikannya Pakistan pada 14 Agustus 1947 dan India pada 15
Agustus 1947.
Pembagian ini merujuk tidak hanya pada pembagian provinsi Benggala menjadi Pakistan
Timur dan Benggala Barat, dan pembagian provinsi Punjab menjadi Punjab (Pakistan Barat)
dan Punjab (India), tetapi juga pembagian aset lainnya, seperti Angkatan Bersenjata
India, Indian Civil Service, dan pelayanan administratif lainnya, juga jalur kereta api dan
keuangan.

Daftar pustaka
Ali, M. 1992. Alam Pikiran Islam Modern Di India dan Pakistan. Yogyakarta: Penerbit Mizan Collins dan
Lapierre. 1977. Freedom at Midnight. New Delhi: Vikas Publishing House PVT Ltd.Easwaran, E. 2014. Gandhi
the Man. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.Fischer, L. 1967. Gandhi Penghidupannya dan Pesannya Untuk
Dunia. Jakarta: PT. Pembangunan.Gandhi, M.K. 1985. Gandhi Sebuah Otobiografi Jakarta: PT. Sinar Agape
Press.Gandhi, M. 2009. Semua Manusia Bersaudara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Hamzah, A. 1952.
Pakistan. Jakarta: Penerbit Djambatan.Koch, D.M.G. 1951. Sejarah Perjuangan India. Bandung: Yayasan
Pembangunan. Mehta, V. 2011. Ajaran-Ajaran Mahatma Gandhi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulia, T.S.G.
1959. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.Musidi, B. 2012. India.
Yogyakarta: Senata Dharma University
Press.http://www.academia.edu/4154759/Kashmir_Dalam_Hubungan_India-Pakistan

Anda mungkin juga menyukai