Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

M. IQBAL DAN ALI JINAH

Dosen pengampu :

Sa’adah Mardliyati, M.A

Disusun Oleh :

Dika Aprilianti (2111440006)

Ersa Enzelita (2111440013)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI FATMAWATIH SUKARNO
TAHAN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang telah
dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “M. Iqbal dan Ali Jinah” .

Dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami banyak mendapat


bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas mengenai “M. Iqbal dan Ali Jinah” sehingga pengetahuan
kami makin bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini sangat jauh dari


kesampurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami . Akhir
kata berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Daftar Isi ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................5
B. Rumusan Masalah ..........................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Geografi dan Periodesasi Gerakan Pembaharuan di India


dan Pakistan............................................................................................7
B. Biografi Tokoh-tokoh Pembaharuan di India dan Pakistan....................8
C. Pemikiran Tokoh-tokoh Pembaharu di India-Pakistan...........................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan kesadaran keagamaan umat Islam di dunia tidak bisa
dilepaskan dari munculnya gerakan pembaruan pemikiran sejak abad ke-19
lalu. Dimana gerakan pembaharuan ini dilatarbelakangi oleh kemunduran
dunia Islam pada abad ke 10, kemudian tenggelam berabad-abad lamanya.
Faktor yang menjadi penyebab utama kemunduran dunia Islam adalah
mundurnya spirit yang menimpa kaum muslimin yang ditampilkan dalam
bentuk khurafat, umat Islam tidak lagi menggunakan pikirannya sebagaimana
para pemikir-pemikir sebelumnya melakukan ijtihad, untuk menggali sumber
yang asli kepada Al-Qur’an dan Hadist Nabi, praktek bermazhab dan bid’ah
telah subur. Setelah berabad-abad lamanya masa kemunduran islam,
muncullah gerakan pemikiran yang dikumandangkan oleh pelopor-pelopor
pembaharuan.
Istilah gerakan yang disebut pembaharuan ini memberi arah dan
perspektif keagamaan yang relatif berbeda dari pusat-pusat peradaban Islam
di Timur Tengah. Diantara beberapa negara yang melakukan gerakan
pembaharuan adalah India dan Pakistan. Dimana keduanya memiliki
keterkaitan sejarah, bahkan merupakan satu kesatuan dalam sejarahnya.
Negara ini termasuk negara yang besar, luas daerahnya maupun kebudayaan
dan peradabannya, akhirnya menjadi suram dan bahkan hancur dengan
kedatangan orang-orang kulit putih.
Terkait pembahasan mengenai konseptor, maka tidak bisa dilepaskan
dari pembahasan tentang gerakan pembaharuan umat muslim di India dan
Pakistan, tokoh-tokoh serta pemikiran mereka, oleh karena itu dalam makalah
ini akan dibahas tentang tokoh yang berperan besar terkait dengan
terbentuknya negara Pakistan, yaitu Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal yang
dikenal sebagai Bapak Pakistan dan Muhammadi Ali Jinnah yang dikenal
sebagai tokoh yang mewujudkan terbentuknya Negara Pakistan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Geografi dan Periodesasi Gerakan Pembaharuan di India dan Pakistan?
2. Biografi Tokoh-tokoh Pembaharuan di India dan Pakistan?
3. Pemikiran Tokoh-tokoh Pembaharu di India-Pakistan ?

BAB II

5
PEMBAHASAN
A. Geografi dan Periodesasi Gerakan Pembaharuan di India dan Pakistan
1. Geografi India
India adalah sebuah negara di Asia yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu milyar
jiwa, dan adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah
geografis dengan luas wilayah 3.287.590 km².
Disebelah timur India berbatasan dengan Myanmar yang dibatasi
oleh kaki Pegunungan Himalaya. Pada bagian ini India mengelilingi
hampir seluruh bagian negara Bangladesh. Di sebelah barat India
berbatasan dengan Pakistan dan laut barat. Di bagian utara, India
berbatasan dengan Nepal, Rusia, dan China. Di sebalah selatan, negara ini
berbatasan dengan Samudra Hindia.
India terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000
km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute
perdagangan penting dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan
Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar. Banglades, Nepal, Bhutan, dan
Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan
yang bersebelahan.
2. Geografi Pakistan
Pakistan adalah negara terbesar ke 36 dengan luas 796.095 km
persegi. Pakistan berbatasan langsung dengan India di selatan, China di
timur, Afghanistan di utara, dan Iran di barat. Pakistan merupakan
perpaduan pemandangan yang bervariasi seperti padang pasir, hutan,
bukit, dan dataran tinggi mulai dari wilayah pesisir laut Arab di selatan ke
pegunungan dari kisaran Karakoram di utara.
3. Latar Belakang Gerakan Pembaharuan di India dan Pakistan
Gerakan pembaharuan dilatarbelakangi oleh faktor kesenjangan
perlakuan Inggris terhadap umat Hindu dan umat Islam dalam sistem
pemerintahan, serta kesemenah-menahan Inggris terhadap rakyat.
Penguasaan Inggris pada mulanya seiring dengan kultur masyarakat

6
disana. Namun, pada tahun 1830-an kalangan misionaris Inggris menjadi
semakin aktif, dan para pejabatan Inggris mulai menindas praktik
keagamaan baik agama Islam maupun agama Hindu, dan mereka sering
menjatuhkan hukuman secara kejam.
Sejak awal abad XVIII kekuasaan Islam Mongol yang berpusat di
Delhi semakin merosot. Lemahnya kemampuan serta kewibawaan sultan
tidak dapat mengahalangi kehendak para amir akan melepaskan diri dan
berkuasa penuh di wilayah mereka. Selain itu kaum Brahmana mulai
bergerak ingin membangun kembali kerajaan Hindu. Rakyat Maratha yang
sebelumnya telah berulangkali memberontak dan bergerilya, akhirnya
berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka
di India Barat. Demikian pula golongan Sikh memenangkan
pemberontakannya.
Bangsa Inggris semenjak permulaan abad XVII telah datang
sebagai pedagang dengan angkatannya yang bernama “The East India
Company.” Mengetahui pertentangan-pertentangan antara sesama wilayah
bawahan kesultanan Islam di satu pihak, dan antara Kesultanan Islam dan
bekas kerajaan Hindu sebagai taklukannya di pihak lain, akhirnya bangsa
Inggris melaksanakan politik mengail di air keruh. Selera mereka tumbuh
hendak menguasai wilayah, terutama di sekitar pabrik-pabrik yang telah
mereka dirikan.
Dengan politik adu domba yang lihai, mereka berhasil. Madras
dikuasai pada tahun 1639. Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan
mereka. Demikianlah selanjutnya dengan kekuatan bedil, politik adu-
domba dan senjata uang, dilumpuhkannya kekuasaan hakiki kesultanan
Islam Mongol. Walupun sesekali memberontak, tetapi tetap bisa
dikalahakan oleh Inggris. Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja
Hindu, seperti kerajaan Maratha, yang mencoba melawan Inggris pada
tahun 1817-1818.
Terjadi kesenjangan antara Islam dan Hindu dan kesemenah-
manahan Inggris terhadap masyarakat memunculkan gerakan

7
pembaharuan dari umat Islam diantaranya gerakan mujahidin dan lahirlah
tokoh-tokoh pembaharuan seperti: Abdul Azis (1746-1823), Sayid Ahmad
Syahid (1786-1831), Sayid Ahmad Khan (1817-1898), Syeh ahmad
sirhindi dan Imam Waliyullah dimana secara umum mereka meyuarakan
persamaan derajat antara umat muslim dan umat hindu di dalam
pemerintahan kolonial Inggris.
B. Biografi Tokoh-tokoh Pembaharuan di India dan Pakistan
1. Muhammad Iqbal
a) Riwayat Singkat Muhammad Iqbal
Terdapat perbedaan pendapat tentang tahun lahirnya
Muhammad Iqbal, ada yang mengatakan Muhammad Iqbal (1877-1938
M) lahir tahun 1877M, semetara menurut Harun Nasution tahun 1876
dan menurut Mukti Ali tahun 1873 di Sialkot, Punjab, wilayah Pakistan
(sekarang). Perbedaan pendapat antar Harun Nasution juga menyangkut
latar belakang keluarganya, Menurut Harun Nasution Ia berasal dari
keluarga golongan menengah, sementara menurut Mukti Ali Berasal
dari keluarga Miskin, Ayahnya, Muhammad Nur adalah seorang tokoh
sufi, sedang ibunya juga dikenal sebagai muslimah yang saleha.
Pendidikan formalnya dimulai di Scottish Mission School,
Sialkot, di bawah bimbingan Mir Hasan, seorang guru yang ahli sastra
Arab dan Persia. Kemudian ia mendapatkan biasiswa untuk
melanjutkan ke Goverment College, di Lahore, sampai mendapat gelar
MA. Di kota lahore ia berkenalan dengan Thomas Arnold dan
sekAligus menjadi pembimbingya, seorang orentAlis yang menurut
keterangan mendorong Iqbal untuk studi ke Ingris. Setelah selesai
menempuh pendidikan di lahore Iqbal diangkat menjadi staf dosen di
Goverment College dan mulai menulis syair-syair dan buku.
Akan tetapi, profesinya sebagai dosen tidak berlangsung lama,
karena pada tahun 1905, atas dorongan Arnold, Iqbal berangkat ke
Eropa untuk melanjutkan studi di Trinity College, Universitas
Cambridge, London, sambil ikut kursus advokasi di Lincoln Inn. Di

8
lembaga ini ia banyak belajar pada James Wird dan JE. McTaggart,
seorang neo-Hegelian. Juga sering diskusi dengan para pemikir lain
serta mengunjungi perpustakaan Cambridge, London dan Berlin. Untuk
keperluan penelitiannya, ia pergi ke Jerman mengikuti kuliah selama
dua semester di Universitas Munich yang kemudian mengantarkannya
meraih gelar doctoris philosophy gradum, gelar doctor dalam bidang
filsafat pada Nopember 1907, dengan desertasi The Development of
Metaphysics in Persia, di bawah bimbingan Hommel. Selanjutnya,
bAlik ke London untuk meneruskan studi hukum dan sempat masuk
School of Political Science.
b) Ide Pembaharuan Menurut Muhammad Iqbal
Setelah Iqbal menyelesaikan studinya di eropa, pada tahun 1908
ia kembAli ke lahore, disana ia kembAli menjadi dosen, sekAligus
menjadi pengacara, selain itu ia juga masuk ke arena politik, dan pada
tahun 1930 ia ditunjuk sebagai presiden Liga Muslimin yang
berlangsung di Allahabad, yang menelorkan gagasan untuk mendirikan
negara Pakistan sebagai alternatif atas persoalan antara masyarakat
muslim dan Hindu. Selama Di lahore Iqbal juga sering melakukan
ceramah-ceramah di berbagai universitas di India. Dan sejak itulah ide
pembaharuannya terkait dengan kondisi Islam ia sampaikan.
Suatu hal yang menarik tentang ide pemabaharuan iqbal ialah
meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan eropa ia tidak
berpendapat bahwa baratlah yang harus dijadikan contoh, menurutnya
yang harus diambil umat Islam dari barat hanyalah ilmu
pengetahuannya. Sementara kapitAlisme dan imperiAlisme barat
ditentangnya, karena Barat menurutnya sangat dipengaruhi oleh
matereAlisme dan telah meninggalkan agama.
Pemikiran Iqbal yang dikenal sebagai seorang filosof sekAligus
penyair perihal kondisi Islam mempunyai pengaruh yang luas terhadap
gerakan pembaharuan dalam Islam. Sebagaimana para pembaharu lain,
Iqbal juga beranggapan bahwa kemunduran umat Islam yang

9
berlangsung sangat panjang disebabkan oleh: Pertama kebekuan dalam
pemikiran umat Islam, hukum dalam Islam telah bersifat statis, padahal
menurutnya Hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan pintu
ijtihad tidak pernah tertutup. Kedua, angagapan kaum konservatif yang
menganggap rasionAlisme yang dipelopori kaum mu’tazilah membawa
kepada dis-intergrasi yang dapat mengganggu kestabilan Islam sebagai
kesatuan politik. Iqbal mengkritik pendapat ini dengan menyatakan
bahwa menurutnya Islam, pada hakikatnya mengajarkan dinanisme, dan
sangat menganjurkan pemakaian akal. Paham dinamisme Islam yang
ditonjolkan iqbal menjadikannya mendapat kedudukan penting dalam
pembaharuan di India.
Ketiga, Iqbal juga menyatakan bahwa hancurnya bagdad sebagai
pusat kemajuian pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke-3 adalah
faktor dominan yang menyebabkan kemundura umat Islam, ia juga
menyatakan bahwa Zuhd yang terdapat dalam ajaran tasawuf yang
hanya mengharuskan pemusatan perhatian kepada Tuhan dan apa yang
berada dibAlik alam materi menjadikan umat Islam kurang
mementingkan soal kemasyarakatan dalam Islam. Oleh karena itu, iqbal
dalam ceramahnya sering menganjurkan agar ditingkatkan solidaritas
antar umat dan persaudaraan Muslim untuk bisa melepaskan dari
jajahan asing, ide ini didukung oleh ssebagian besar rakayat negerinya,
baik umat Islam maupun Hindu.
Akan tetapi, ide iqbal terkait nasionAlisme yang berupa
solidaritas antar agama mengalami perubahan, nasionAlisme India yang
mencakup Muslim dan Hindu sangat bagus, tetapi sulit sekAli untuk
dapat diwujudkan, bahkan ia curiga akan adanya konsep new-
hinduisme dibAlik “NasionAlisme” yang mendapat dukungan dari umat
Hindu. Menurut iqbal, di India terdapat dua umat besar, dan dalam
pelaksanaan demokrasi barat di India, kenyataan itu harus diperhatikan,
karena nasionAlisme ala barat menurutnya akan melahirkan

10
materiAlisme dan atheisme yang dapat mengancam bagi peri
kemanusiaan.Hal itu selain disebabkan penulakan iqbal terhadap ide-ide
barat, juga dikarenakan adanya tuntutan umat Islam untuk membentuk
sebuah pemerintahan sendiri. Sehingga kemudian terbentuklah
pemerintahan Pakistan yang secara resmi merdeka pada tahun 1947.
Terkait dengan berdirinya Pakistan, Iqbal adalah seorang tokoh
politik dan pembaharu yang memiliki peran besar bahkan disebut
sebagai Bapak Pakistan, karena sejak ia menjabat sebagai presiden liga
Muslimin, ia banyak memaparkan tentang perlunya membentuk negara
muslim, bahkan dalam pidato kpredsidennya ia menyatakan bahwa
terbentuknya negara muslim itulah yang menjadi tujuan akhir umat
Islam. Mukti Ali mengutip pidoto kpresidenan tersebut sebagai berikut :
“Saya ingin melihat Punjab, Propinsi Nort-West Frontier, Sindh
dan Baluchistan, bergabung menjadi satu negara. Berpemerintahan
sendiri dalam kerajaan inggris atau diluar kerajaan inggris,
pembentukan negara Muslim Barat laut India tampaknya mejadi tujuan
akhir umat muslim, pAling tidak bagi umat Islam India Barat Laut”.
Ide tentang Pembentukan negara muslim yang menjadi harapan
Muhammad Iqbal diteruskan dan diperjuangkan serta diwujuskan oleh
Muhammad Ali Jinnah dan baru terwujud 9 tahun setelah iqbal
meninggal (1938), yaitu pada tahun 1947
2. Muhammad Ali Jinnah
Muhammad Ali Jinnah lahir pada tanggal 25 Desember 1876 di
Karachi, orang tuanya adalah seorang saudagar. Sejak kecil ia dikenal
sebagai seorang yang memiliki kecerdasan pikiran yang lebih dari pada
teman-temannya, sehingga teman ayahnya yang merupakan orang inggris
menganjurkan agar Jinnah melanjutkan pendidikannya ke inggris. Atas
nasehat tersebut, pada umur 16 tahun ia berangkat ke inggris untuk
melanjutkan pendidikannya, dan baru kembali ke India pada tahun 1896,
dan bekerja sebagai pengacara di Bombay.

11
Sepulang dari Inggris, Ali Jinnah memulai kariernya dengan
menjadi seorang advokat di Bombay. Pada tahun 1906, Ali Jinnah
bergabung dengan partai Kongres Nasional India, akan tetapi politik patuh
dan setia kepada Inggris yang terdapat dalam partainya tidak sesuai dengan
pendiriannya yang menginginkan penentangan terhadap Inggris untuk
kepentingan nasional India. Ia juga menjauhkan diri dari Liga Muslim
sampai dengan tahun 1913, yaitu ketika organisasi tersebut merubah sikap
dan menerima ide pemerintahan sendiri bagi India sebagai tujuan
perjuangan. Pada saat itu ia masih mempunyai keyakinan bahwa
kepentingan umat Islam India dapat dijamin melalui ketentuan-ketentuan
tertentu dalam undang-undang Dasar, ia juga masih sepakat dengan ide
nasionAlisme India, sehingga ia masih mengadakan perundingan dan
pembicaraan dengan pihak kongres nasional India terkait dengan
nasionalisme India.
Akan tetapi, kemudian ia melihat bahwa untuk memperoleh
pandangan yang sama antara umat Islam dan hindu amat sangat sulit,
bahkan ia menolak dan menentang konsep nasionAlisme India Gandhi
yang didalamnya umat Islam dan Hindu bergabung menjadi satu Bangsa,
yang pada akhirnya mengharuskan ia keluar dari partai kongres.
Setelah ia mengikuti Konferensi Meja Bundar di London ia
memutuskan untuk keluar dari arena politik dan menetap di inggris. Di
sana ia menjadi advokat, tetapi pada tahun tahun 1934 atas permintaan
teman-temannya termasuk Iqbal ia kembali ke India, dan pada tahun itu
juga ia terpilih sebagai ketua tetap liga Muslimin. Sekarang ini muslimin
dibawah pimpinan Jinnah memiliki semangat baru, dan berubah menjadi
gerakakan yang kuat. dengan adanya perkembangan ini umat Islam India
mulai sadar, bahwa apa yang dikhawatirkan ulama terdahulunya telah
menjadi kenyataan, diamana kekusaan hindu mulai terasa, umat Islam di
daerah mayoritas mulai melihat perlunya adanya barisan kuat umat islam
diseluruh Indonesia.

12
C. Pemikiran Tokoh-tokoh Pembaharu di India-Pakistan
1. Pemikiran Muhammad Iqbal
Satu hal yang menarik tentang ide pembaharuan Iqbal ialah
meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan Eropa ia tidak
berpendapat bahwa Barat-lah yang harus dijadikan contoh, menurutnya
yang harus diambil umat Islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
Sementara kapitalisme dan imperialisme barat ditentangnya, karena Barat
menurutnya sangat dipengaruhi oleh materealisme dan telah meninggalkan
agama.
Pemikiran Iqbal yang dikenal sebagai seorang filosof sekaligus
penyair, perihal kondisi Islam mempunyai pengaruh yang luas terhadap
gerakan pembaharuan dalam Islam. Sebagaimana para pembaharu lain,
Iqbal juga beranggapan bahwa kemunduran umat Islam yang berlangsung
sangat panjang disebabkan oleh: Pertama, kebekuan dalam pemikiran
umat Islam, hukum dalam Islam telah bersifat statis, padahal menurutnya
hukum dalam Islam sebenarnya tidak bersifat statis, tetapi dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, dan pintu ijtihad tidak
pernah tertutup. Kedua, angagapan kaum konservatif yang menganggap
rasionalisme yang dipelopori kaum mu’tazilah membawa kepada
disintergrasi yang dapat mengganggu kestabilan Islam sebagai kesatuan
politik. Iqbal mengkritik pendapat ini dengan menyatakan bahwa
menurutnya Islam, pada hakikatnya mengajarkan dinanisme, dan sangat
menganjurkan pemakaian akal. Paham dinamisme Islam yang ditonjolkan
Iqbal menjadikannya mendapat kedudukan penting dalam pembaharuan di
India.
Iqbal juga menyatakan bahwa hancurnya Baghdad sebagai pusat
kemajuan pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke-3 adalah faktor
dominan yang menyebabkan kemundura umat Islam, ia juga menyatakan
bahwa zuhud yang terdapat dalam ajaran tasawuf yang hanya

13
mengharuskan pemusatan perhatian kepada Tuhan dan apa yang berada
dibalik alam materi menjadikan umat Islam kurang mementingkan soal
kemasyarakatan dalam Islam. Oleh karena itu, Iqbal dalam ceramahnya
sering menganjurkan agar ditingkatkan solidaritas antar umat dan
persaudaraan Muslim untuk bisa melepaskan dari jajahan asing. Ide ini
didukung oleh semua rakyatnya baik dari agama Islam maupun agama
Hindu. Akan tetapi, ide Iqbal terkait nasionalisme yang berupa solidaritas
antar agama mengalami perubahan, nasionalisme India yang mencakup
Muslim dan Hindu sangat bagus, tetapi sulit sekali untuk dapat
diwujudkan, bahkan ia curiga akan adanya konsep new-hinduisme dibalik
“Nasionalisme” yang mendapat dukungan dari umat Hindu.
Menurut Iqbal, di India terdapat dua umat besar, dan dalam
pelaksanaan demokrasi Barat di India, kenyataan itu harus diperhatikan,
karena nasionalisme ala Barat menurutnya akan melahirkan materialisme
dan atheisme yang dapat mengancam bagi peri kemanusiaan. Hal itu selain
disebabkan penolakan Iqbal terhadap ide-ide Barat, juga dikarenakan
adanya tuntutan umat Islam untuk membentuk sebuah pemerintahan
sendiri. Sehingga kemudian terbentuklah pemerintahan Pakistan yang
secara resmi merdeka pada tahun 1947. Terkait dengan berdirinya
Pakistan, Iqbal adalah seorang tokoh politik dan pembaharu yang memiliki
peran besar bahkan disebut sebagai Bapak Pakistan, karena sejak ia
menjabat sebagai presiden Liga Muslimin, ia banyak memaparkan tentang
perlunya membentuk negara muslim, bahkan dalam pidato
kepresidenannya ia menyatakan bahwa terbentuknya negara muslim itulah
yang menjadi tujuan akhir umat Islam.
Tujuan membentuk negara tersendiri ini, ia tegaskan dalam rapat
tahunan Liga Muslimin tahun 1930. “Saya ingin melihat Punjab, daerah
perbatasan Utara, Sindi dan Balukhistan bergabung menjadi satu negara.”
Disinilah ide dan tujuan membentuk negara tersendiri diumumkan secara
resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat Islam India.
2. Pemikiran Muhammad Ali Jinnah

14
Terbentuknya negara Pakistan, pemikiran pembaharuan Ali Jinnah
sebenarnya lebih pada ranah politik, pada awalnya ia beranggapan dan
menganjurkan adanya nasionalisme India, untuk melepaskan diri dari
jajahan Inggris, akan tetapi dari hasil realitas dan pengalaman yang ia
rasakan membuatnya merubah haluan politiknya sejak ia menemukan
kekecewaan bersama partai kongres. sejak itulah ia beranggapan bahwa
kepentingan umat Islam di India tidak bisa lagi dijamin melalui
perundingan dan terbentuknya sebuah undang-undang dasar India secara
keseluruhan. Tetapi kepentingan umat Islam akan terjamin hanya melalui
pembentukan negara tersendiri yang terpisah dari negara umat Hindu di
India. Ali Jinnah mulai membahas masalah pembentukan negara Islam di
rapat tahunan Liga Muslimin yang diadakan di Lahore pada tahun 1940,
yang kemudian menghasilkan persetujuan bahwa pembentukan negara
tersendiri bagi umat Islam sebagai tujuan perjuangan Liga Muslimin. Sejak
itulah Jinnah mulai memperjelas tentang negara Islam yang akan dibentuk
(Pakistan). Menurutnya negara tersebut ialah sebuah negara yang berada
dibawah kekuasaan umat Islam, tetapi tidak melupakan peran serta non-
muslim dalam pemerintahan dengan menyesuaikan jumlah mereka disetiap
daerah.
Pembentukan negara Islam (Pakistan) Jinnah dan Liga Muslimin
mendapatkan dukungan umat Islam India, hal itu terlihat dari hasil
pemilihan 1946, dimana Liga Muslimin memperoleh kemenangan di
daerah-daerah yang nantinya masuk Pakistan. Kedudukan Ali Jinnah
dalam perundingan dengan Inggris dan Partai Kongres Nasional India
mengenai masa depan Islam semakin kuat. Dan pada tahun 1947 Inggris
mengeluarkan putusan untuk menyerahkan kedaulatan kepada dua dewan
konstitusi, satu untuk Pakistan dan satu untuk India. Pada tanggal 14
Agustus 1947 dewan konstitusi Pakistan dibuka dan pada tanggal 15
Agustus 1947 diresmikan, Ali Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jendral
atau Pemimpin besar bagi rakyat Pakistan, dan pada hari itulah Pakistan

15
lahir sebagai sebuah Negara umat Islam yang merdeka baik dari inggris
ataupun India.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah india tidak terlepas dari sejarah Pakistan dan begitu juga
sebaliknya, kedua Negara ini sebelum mencapai kemerdekaan merupakan
suatu kesatuan dalam sejarahnya. Negara ini termasuk Negara yang besar,
luas daerahnya maupun kebudayaan dan peradabannya, akhirnya menjadi
suram dan bahkan hancur dengan kedatangan orang-orang kulit putih. Pihak
orang kulit putih telah memasuki anak benua India atau Pakistan pada
permulaan abad ke 17. Kedatangan mereka ini pada mulanya hanya untuk
berdagang, kemudian beralih kepada penjajahan, dan akhirnya orang
Inggrislah yang paling lama bertahan di derah ini sampai menyerahkan
kemerdekaan kepada kedua Negara yaitu India dan Pakistan.
Iqbal mengatakan bahwa umat Islam di India harus membebaskan diri
dan membentuk negara tersendiri agar terlepas dari cengkraman Barat. Dan
tekad untuk mendirikan negara Islam di India akhirnya terwujub setelah Iqbal
memproklamirkan berdirinya negera Pakistan.
Tak jauh berbeda dengan pemikiran Iqbal terkait dengan pembentukan
negara Islam di India, awalnya Ali Jinnah lebih terjun pada ranah politik,
akan tetapi setelah melihat dan merasakan sendiri bahwa kepentingan umat
Islam tak bisa dipenuhi hanya dengan perundingan semata, hanya dengan
pembentukan negara sendiri segala kepentingan umat Islam akan terpenuhi.

16
B. Kritik dan Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyampaian makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi teknik penulisan, isi, maupun yang
lainnya. Maka, kami mengharapkan kepada para pembaca kritik dan sarannya
yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa mendatang.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. 1998. Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Bandung:
Mizan.
Asmuni, Yusran. 1995. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan
dalam Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bilgrami. 1982. Iqbal Sekilas Tentang Hidup dan Pikiran-Pikirannya. terj.
Djohan Effendi. Bulan Bintang.
Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

18

Anda mungkin juga menyukai