Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMBARUAN ISLAM DI INDIA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs. E. Hamdan Ridwan, M.Pd.I.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Saepul Rohimi
2. Imam Maulana Taufik
3. Siti Nuraisah Rohbiah
4. Mas Dedeh

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL AZAMI CIANJUR
Jl. KH Moh. Syuja’i KM 09, Sukasari – Kec. Cilaku Kab. Cianjur, Jawa Barat 43285
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa Kami panjatkan ke hadirat Allah


swt. karena atas rahmat dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini di buat untuk menambah wawasan baik bagi Kami maupun
bagi para pembaca, selain itu makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Pendidikan.
Terima kasih Kami ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan juga kepada
dosen Pengampu (Drs. E. Hamdan Ridwan, M.Pd.I.) yang telah memberikan
support demi lancarnya pembuatan makalah ini.
Kami sangat menyadari akan banyaknya kekurangan dari makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah
Kami harapkan, demi perbaikan di makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Kondisi Sosial Keagamaan di India..........................................................................................5
B. Pembentukan Pemerintahan Muslim di India.........................................................................7
1. Pemerintahan Muslim pada masa Permulaan.....................................................................7
2. Masa Kejayaan Pemerintahan Muslim................................................................................9
3. Masa Kemunduran Pemerintahan Muslim di India.........................................................11
C. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Mughal...................................................................12
D. Lembaga Pendidikan (Madrasah, Sekolah, Universitas) di India Pada Masa Pembaharuan
15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................21
A. Kesimpulan...............................................................................................................................21
B. Kritik dan Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammada saw.
Mengandung misi dakwah yang harus disebarkan kepada seluruh manusia. Hal ini terbukti
dengan adanya peradaban dan sejarah yang cemerlang pada masa lalu. Kita dapat melihat
perjuangan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya dalam melakukan ekspansi atau
perluasan wilayah yang begitu hebat dalam penyebaran agama Islam, sehingga perdaban
Islam pada masa lalu sangat maju dan pesat.
Diantara wilayah yang pernah ditaklukan dan diislamisasikan adalah kawasan Asia
Selatan. Negara-negara di Asia Selatan salah satunya adalah India. Islam diperkenalkan di
wilayah ini dalam bentuk peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya
pertanian, perdagangan, dan keagamaan yang terorganisasi secara mapan. Islam bukan
kekuatan pertama yang dapat menguasai kawasan ini, melainkan dengan masuk dan
berkuasanya Islam pada wilayah tersebut selama tiga abad, ternyata Islam mampu
memberikan kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri atas berbagai
macam ras, keturunuan dan golongan, mengakibatkankan wilayah ini mudah dikuasai oleh
kekuatan dari luar.
Wilayah Asia Selatan memiliki karakteristik dan ciri tersendiri terutama dalam
hubungan antar Negara. Jika di Asia Tenggara telah tercipta sebuah mekanisme diplomasi
melalui ASEAN, sejauh ini di Asia Selatan belum ada bentuk yang jelas dan pasti. Hal ini
dikarenakan konflik antar Negara yang besar penduduknya masih berlangung dengan
Pakistan dan Sri Lanka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi sosial keagamaan di India saat awal Islam masuk ?
2. Bagaimana sejarah pembentukan pemerintahan muslim di India?
3. Bagaimana sejarah Pendidikan Islam di India?
4. Bagaimana Sejarah Pendidikan islam pada masa pembaharuan di india?

C. Tujuan
5. Untuk mengetahui kondisi sosial keagamaan di India saat awal Islam masuk.
6. Untuk mengetahui sejarah pembentukan pemerintahan muslim di India.
7. Untuk mengetahui sejarah Pendidikan Islam di India.
8. Untuk mengetahui Pendidikan Islam di India.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Sosial Keagamaan di India
Sejak zaman Nabi Muhammad saw. Asia Selatan tepatnya India telah memiliki sejumlah
pelabuhan besar sehingga terjadi interaksi antara India dengan Muslim di Arab. Perdagangan
dan dakwah menyatu dalam suatu kegiatan sehingga Raja Kadangalur dan Cheraman Perumal
masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Tajudin. 1 Pada zaman Umar bin Khaththab,
Mughirah berusaha menaklukan Sin (India), tetapi usahanya gagal (643-644 M). Pada zaman
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dikirim utusan untuk mempelajarai adat-istiadat dan
jalan-jalan menuju Asia Selatan (India). Pada zaman Muawiyah I, Muhammad Ibnu Qasim
berhasil menaklukan India dan diangkat menjadi Amir Sind dan Punjab. Kepemimpinan di
Sind dan Punjab dipegang oleh Muhammad Ibnu Qasim setelah ia berhasil memadamkan
perampokan terhadap umat Islam di sana. Pertikaian internal antara Hajjaj dengan Sulaeman
menyebabkan dinasti ini melemah, ketika dalam keadaan melemah, dinasti ini ditaklukan oleh
dinasti Gazni.
Pada masa pemerintahan Al-Ma`mun (Khalifah Dinasti Bani Abbas) telah dilakukan
penaklukan ke wilayah Asia Selatan dengan diangkatnya sejumlah amir utnuk memimpin
daerah-daerah. Di antara yang dipercaya untuk menjadi amir adalah Asad Ibnu Saman untuk
daera Transixiana. Ia diangkat menjadi Amir setelah berhasil membantu Khalifah Bani Abbas
menaklukan Dinasti Safari yang berpusat di Khurasan.

Dinasti Saman (874-999 M) mengangkat Aliptigin menjadi amir di Khurasan.


Aliptigin kemudian digantikan oleh anaknya, Ishak. Ishak dikudeta oleh Baligtigin kemudian
Baligtigin digantikan oleh Firri dan Firri dijatuhkan oleh Subuktigin. Subuktigin menguasai
Gazna kemudian mendirikan dinasti Gaznawi (963-1191 M). Dinasti Gaznawi ditaklukan oleh
Guri (1191 M). Setelah meninggal Muhammad Guri diganti oleh panglimanya, Quthbuddin
Aibek (karena Muhammad Gurii tidak memiliki anak laki-laki). Quthbuddin Aeibek adalah
budak yang sudah dibebaskan oleh Muhammad Guri dan ia menjadi sultan sejak tahun 1206
M. Sejak itu, berdirilah Kesultanan Delhi (India). Kesultanna Delhi terdiri atas Dinasti
Mamluk di Delhi (1206-1290 M), Dinasti Khalji (1290-1320 M), Dinasti Tughkuq (1320-
1414 M), Dinasti Sayyed (1414-1451 M) dan Dinasti Lodi (1451-1526 M).
1
Siti Maryam, dkk., Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Mingga
Modern, IAIN Sunan Kalijaga, 2003. 215
Selain itu, Islam datang ke India sebelum invasi Muslim. Pengaruh Islam pertama kali pada
awal abad ke-7 dengan munculnya pedagang Arab. Mereka yang datang ke Asia selatan
mengunjungi daerah di Malabar, yang merupakan daerah yang menghubungkan antar mereka
dengan pelabuhan di Asia Tenggara.
Gambaran umum masyarakat India saat Islam memasuki wilayah ini, seperti dijelaskan al-
Biruni dikutip dalam perkembangan peradaban di kawasan Dunia Islam, menunjukan dustu
indikasi yang sangat menyulitkan bagi proses islamisasi. Untuk melihat hal itu, ada lima hal
yang menjadi titik perhatiannya sekaligus yang menjadi ciri khas masyarakaat India saat itu,
yakni bahasa, agama, tradisi, kebencian terhadap orang asing, fanatisme dan keangkuhan
budaya yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Orang-orang india memiliki bahasa yang jauh berbeda dengan bahasa yang umunya
dimiliki kaum muslimin saat itu, yaitu Arab dan Persia. Mereka memiliki bahasa Sansekerta,
yang terbentuk oleh pengalaman sejarah yang sangat panjang dan memiliki berbagai nuansa
psikologis dan filosofis yang sangat dalam dan rumit. Mereka sering menamai suatu benda
sama dengan nama yang berbeda. Orang-orang hindu sangat membanggakan kebiasan dan
kebesaran ini. Bahasa mereka juga terbagi pada berbagai bahasa kelompok kasta, dan yang
tetap terpelihara hanyalah di sekitar kelompok terdidik dan terlatih. Bagi orang-orang Arab
dan Persia sulit membedakan kata-kata yang diucapkan mereka sehingga pernyataan-
pernyataannya hampir tidak mungkin untuk dinyatakan dalam tulisan.
2. Mereka berbeda secara mutlak dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat. Sekalipun
di antara mereka sendiri ada perselisihan dalam persoalan pokok ketuhanan, namun hanya
sebatas berperang melalui kata-kata saja. Mereka tidak pernah berkorban harta atau jiwa
dalam pertentangan agama. Namun sebaliknya semua kefanatikan agama diarahkan untuk
melawan orang-orang asing yang mereka anggap najis. Mereka dilarang untuk berhubungan
dengannya, baik dalam perkawinan, duduk bersama atau minum dan sebagainya.bagi mereka
yang terkena orang asing sama najisnya, sekalipun tersentuh air dan api yang dipakai orang
asing yang saat itu adalah bangsa Arab dan Persia. Bahkan bagi orang asing yang hendak
memeluk agama mereka (Hindu) harus dicurigai. Yang jelas orang-orang hindu di India sulit
diajak hidup bersama karena pandangan dan tradisi agamanya yang sangat arogan.

3. Di kalangan mereka ada sikap yang sangat radikal yang selalu diarahkan pada setiap
generasinya seperti menakut-nakuti anak mereka pada setiap pendatang.
4. Dengan mengatakan pada anak-anak bahwa cara adat istiadat kehidupan
pendatang adalah keturunan setan.
5. Begitupun orang Buddha juga menaruh kebencian yang dalam pada setiap orang yang
datang dari Negara-negara sebelah barat. Karena pengalaman dulu, agama Buddha terusir dari
Balkh, Khurasan, Irak dan Persia; dan pengikut- pengikutnya meninggalkan tempat itu saat
Zarasuthra mendominasi Negara-negara belahan Barat.
6. Kesombongan orang-orang hindu disebabkan adanya anggapan dari mereka bahwa
hanya dirinya yang terbaik. Mereka percaya tidak ada Negara seperti milik mereka. Tidak ada
bangsa seperti mereka. Kesombongan itu telah sedemikian rupa sehingga apabila ada
penduduk berkata, “Ada pakar di Khurasan atau Persia”, segera tokoh-tokoh mereka bilang,
“orang-orang yang berkata begitu adalah bodoh dan penipu.

Gambaran Al-Biruni tentang masyarakat India ini membenarkan adanya teori “resistansi
kaum Hindu” terhadap Islam.
B. Pembentukan Pemerintahan Muslim di India
1. Pemerintahan Muslim pada masa Permulaan

Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Kerajaan
Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di
wilayah India terjadi pada masa Khalifah al-Walid, dari Dinasti Bani Umayyah. Penaklukkan
wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim. 2
Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan
cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India,
dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Dinasti Mughal di India
didirikan oleh seorang peziarah dari Asia tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-
1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis.

Mongol, keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia
Tengah pada abad ke 15. Kerajaan ini berdiri pada saat di Asia kecil berdiri tegak sebuah
kerajaan Turki Usmani dan di Persia kerajaan Safawi. Ketiganya pada saat yang sama menjadi
sebuah negara-negara adikuasa di dunia. Mereka juga menguasai perekonomian, politik serta
militer dan mengembangkan kebudayaan.3 Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11
tahun. Setelah naik tahta ia mencanangkan obsesinya untuk menguasai seluruh Asia Tengah,
sebagaimana Timur Lenk tempo dulu. Namun, ambisinya itu terhalang oleh kekuatan
Uzbekiztan, dan mengalami kekalahan. Namun berkat bantuan Ismail I (1500-1524 M), raja

2
Syed Mahmudunnasir, Islam: Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung, Rosdakarya, 2005, h. 163
3
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Volume 3, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1993, h. 239
Safawi, Babur dapat menguasai Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki
Kabul, ibukota Afganistan.

Dari sini ia memperluas kekuasaannya ke sebelah Timur (India). Saat itu, Ibrahim Lodi,
penguasa India, di landa krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Daulah Khan,
Gubernur Lahore dan Alam Khan, paman Ibrahim sendiri melakukan pembangkangan pada
tahun 1524 terhadap pemerintahan Ibrahim Lodi, dan meminta bantuan Babur untuk merebut
Delhi. Tiga kekuatan itu bersatu untuk menyerang kekuatan Ibrahim, tetapi gagal memperoleh
kemenangan. Mereka melihat bahwa Babur tidak sungguh-sungguh membantu mereka.4

Ketidak seriusan Babur menimbulkan kecurigaan di mata Daulah Khan dan Alam Khan,
sehingga keduanya berbalik menyerang Babur. Kesempatan itu tidak disia-siakan Babur, ia
berusaha keras untuk mengalahkan gabungan dua kekuatan tersebut. Daulah Khan dan Alam
Khan dapat dikalahkan, Lahore dikuasainya pada tahun 1525 M. Dari Lahore ia terus bergerak
ke selatan hingga mencapai Panipat. Di sinilah ia berjumpa dengan pasukan Ibrahim maka
terjadilah pertempuran yang dahsyat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam
pertempuran itu.5 Babur memperoleh kemenangan yang amat dramastis dalam pertempuran
Panipat I (1526 M) itu, karena hanya dengan didukung 26.000 personel angkatan perang, ia
dapat melumpuhkan kekuatan Ibrahim yang di dukung oleh 100.000 personel dan 1.000
pasukan gajah. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan
pemerintahannya di sana.

Dengan demikian berdirilah kerajaan Mughal di India. Kemenangannya yang begitu cepat
mengundang reaksi dari para penguasa Hindu setempat. Proklamasi 1526 M yang
dikumandangkan Babur mendapat tantangan dari Rajput dan Rana Sanga didukung oleh para
kepala suku India tengah dan umat Islam setempat yang belum tunduk pada penguasa yang
baru tiba itu, sehingga ia harus berhadapan langsung dengan dua kekuatan sekaligus.
Tantangan tersebut dihadapi Babur pada tanggal 16 Maret 1527 M di Khanus dekat Agra.
Babur memperoleh kemenangan dan Rajput jatuh ke dalam kekuasaannya.

Setelah Rajput dapat ditundukkan, konsentrasi Babur diarahkan ke Afganistan, yang saat
itu dipimpin oleh Mahmud Lodi saudara Ibrahim Lodi. Kekuatan Mahmud dapat dipatahkan
oleh babur tahun 1529 M sehingga Gogra dan Bihar jatuh ke bawah kekuasaannya. Pada tahun

4
Dewan redaksi Ensiklopedi Islam...,h.239
5
P.M. Holt Ann K.S. Lambton and bernard Lewis, The Cambridge History of Islam, London: Cambridge
university Press, 1970, h.22
1530 M Babur meninggal Dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun,
dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang
oleh anaknya Humayun. Humayun, putra sulung Babur dalam melaksanakan pemerintahan
banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaannya selama sembilan tahun (1530-
1539 M) negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara
tantangan yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang
memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan. Bahadur Syah melarikan
diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di
Kanauj. Dalam pertempuran ini Hamayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke
Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian
dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia, Tahmasp. Humayun
dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi.
Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun
setelah itu (1556 M) ia meninggal Dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaanya, Din
Panah.6 Sepeninggalnya kerajaan Mughal diperintah oleh anaknya yang bernama Akbar.

2. Masa Kejayaan Pemerintahan Muslim

Masa kejayaan pemerintahan muslim yaitu Mughal dimulai pada masa pemerintahan
Akbar (1556-1605) dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan
(1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak
dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. Akbar menggantikan ayahnya, pada saat ia
berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Kahan, seorang
Syi’i. Pada masa pemerintahannya, Akbar melancarkan serangan untuk memerangi
pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang berkuasa di Punjab. Pemberontakan
lain dilakukan oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pemberontakan tersebut
disambut oleh Bairam Khan sehingga terjadilah peperangan dahsyat, yang disebut Panipat I
tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap kemudian dieksekusi. Dengan demikian,
Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.7
Setelah Akbar dewasa, ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah
mempunyai pengaruh kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam

6
Syed Mahmudunnasir, Islam: Konsepsi…, h. 265-266

7
Syed Mahmudunnasir, Islam: Konsepsi…, h. 265-266
Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561
M. Setelah persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia
dapat menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang
sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.8

Hal itu membuat kerajaan Mughal menjadi sebuah kerajaan besar. Wilayah Kabul
dijadikan sebagai gerbang ke arah Turkistan dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah
Persia. Akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik
yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat
dibedakan oleh etnis atau agama. Keberhasilan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh
penerusnya yang bernama Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb yang mana mereka memang
terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Segala macam pemberontakan dapat dipadamkan,
sehingga rakyat merasa aman dan damai.

Pada masa Syah Jehan banyak pendatang Portugis yang bermukim di Hugli Bengala,
menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka dengan jalan menarik pajak
dan menyebarkan agama Kristen. Kemudian Syah Jehan meninggal pada tahun 1658 M dan
terjadinya perebutan tahta kerajaan di kalangan istana. Mughal terpecah menjadi beberapa
bagian. Shuja menobatkan dirinya sebagai Raja di Bengala. Murad menobatkan dirinya
sebagai Raja di Ahmadabad. Shuja bergerak memasuki pemerintahan di Delhi. Namun
pasukan Aurangzeb berhasil mengalahkannya pada tahun 1658 M. kemudian Aurangzeb
memerangi pasukan Murad dan dimenangkan oleh Aurangzeb. Oleh karena itu, Aurangzeb
secara resmi dinobatkan menjadi Raja Mughal. Langkah pertama yang dilakukan oleh
Aurangzeb menghapuskan pajak, menurunkan bahan pangan dan memberantas korupsi,
kemudian ia membentuk peradilan yang berlaku di India yang dinamakan fatwa alamgiri
sampai akhirnya meninggal pada tahun 1707 M. Selama satu setengah abad, India di bawah
Dinasti Mughal menjadi salah satu negara adikuasa. Ia menguasai perekonomian Dunia
dengan jaringan pemasaran barang- barangnya yang mencapai Eropa, Timur Tengah, Asia
Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga memiliki pertahanan militer yang tangguh yang
sukar ditaklukkan dan kebudayaan yang tinggi.

Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar


membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan
8
M. Mujib, The Indian Muslim, London: George Alen,1967, h. 254-255
Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan
tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di samping
untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia dan Asia
Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan
gordiyn yang banyak di produksi di Bengal dan Gujarat. Untuk meningkatkan produksi,
Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan
hasil pertanian di Surat.9

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang.
Karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya sastra gubahan penyair istana,
berbahasa Persia dan India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi,
dengan karyanya berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan
kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl
dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal
berdasarkan figure pemimpinnya. Karya seni yang dapat dinikmati sampai sekarang dan
merupakan karya seni terbesar yang dicapai oleh kerajaan Mughal adalah karya-karya
arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar di bangun istana Fatpur Sikri di
Sikri, Villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

3. Masa Kemunduran Pemerintahan Muslim di India

Sepeninggal Aurangzeb tahun 1707 M, kesultanan Mughal diperintah oleh generasi-


generasi yang sampai tahun 1858 M, sultan-sultan Mughal tidak mampu lagi mengendalikan
wilayah yang cukup luas dan kekuatan lokal hindu yang cukup dinamis, disamping karena
konflik di anatar mereka sendiri yang berebut kekuasaan, di antara sultan-sultan itu adalah
bahadur Syah (1707-1719 M.) Muhammad Syah (1719-1748 M.). Sekalipun periode ini
dilakukan restotarsi, tetapi tidak bisa mengembalikan kewibawaan Ahmad Syah (1748-1754
M.) Alamghir II (1754-1759 M.), Syah Alam (1761-1806 M.) dan Akbar II (1806-1837 M.)

Pada masa Akbar II, diberikan kesempatan pada koloni dagang Inggris (BEIC), untuk
menggunakan tanah-tanah yang merdeka dengan jaminan para sultan mendapat dana utnuk
menghidupi kegiatan istana. Ketika organisasi dagang ini mengalami berbagai kerugian, pihak
Inggris mengambil pajak langsung kepada seluruh rakyat India atas jaminan sultan. Akhirnya
9
M. Mujib, The Indian…, h. 256
terjadi pemberontakan di berbagai wilayah. Pengganti Akbar II adalah Bahadur Syah II (1837-
1858 M) tidak menerima kebijakan ayahnya dan ia mengorganisasi rakyat untuk koloni
Inggris, akan tetapi karena bantuan raja-raja hindu, Inggris dapat mematahkan perlawanan
mereka yang berakhir dengan ditawan dan diasingkannya Bahadur Syah II pada tahun 1858.10

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Mughal mundur pada setengah abad
terakhir dan membawa kehancurannya, yakni :

1. terjadinya stagnasi dalam membina kekuatan sehingga kehadiran Inggris tidak


bisa terkontrol;
2. kemerosotan moral di kalangan istana sehingga menimbulkan berbagai
kecemburuan di kalangan pada politisi dan rakyat bawahan;
3. ide-ide Aurangzeb menjadi boomerang bagi sultan-sultan yang lemah yakni
menimbulkan kembali fanatisme non-muslim, terutama Hindu;
4. semua sultan pada periode ini mengalami krisi kepemimpinan.

C. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Mughal


1. Lembaga Pendidikan

Pada masa kerajaan Islam Mughal, pendidikan memperoleh perhatian yang cukup besar.
Untuk keperluan ini pihak kerajaan mendorong untuk menjadikan masjid selain sebagai
tempat ibadah juga sebagai tempat belajar agama bagi masyarakat. Di masjid memang telah
tersedia ulama yang akan memberikan pengajaran berbagai cabang ilmu agama. Bahkan, di
masjid juga telah disediakan ruangan khusus bagi para pelajar yang ingin tinggal di masjid
selama mengikuti pendidikan. Karena itu, hampir setiap masjid merupakan pengembang ilmu-
ilmu agama tertentu dengan guru-guru spesialis. Dalam perkembangannya, masjid raya telah
berkembang menjadi sebuah universitas. Seorang ilmuwan muslim, Sidi Gazalba bahkan
mengatakan bahwa di masa Kerajaan Mughal pendidikan didorong dengan hadiah uang untuk
masjid. Semua masjid selalu mempunyai sekolah rendah.
Ini berarti perhatian sejumlah penguasa Mughal terhadap pembinaan agama dengan
membangun sejumlah masjid misalnya amat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan
Islam dan ajaran Islam di kalangan masyarakat. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan bagi orang-orang kaya, pihak kerajaan juga telah menyediakan madrasah-
madrasah khusus. Pendidikan atau sekolah khusus ini juga disediakan bagi orang Hindu yang
disebut Pat Shala. Namun demikian, di samping sekolah khusus bagi kelompok agama
tertentu pihak kerajaan juga menyediakan sekolah tempat anak-anak muslim dan Hindu
10
Badri Yatim, 159-162
belajar bersama.

Selain masjid, juga terdapat khanqah (pesantren) yang dipimpin ulama atau wali, yang
secara umum ada di daerah-daerah pedalaman. Khanqah pada era ini merupakan pusat studi
Islam yang dinilai baik.

2.Kurikulum
Di masjid diajarkan dan disiapkan pengajar dari berbagai spesialisasi, dan di khanqah
diajarkan berbagai ilmu pengetahuan seperti matematika, mantik/logika, filsafat, tafsir Qur’an,
hadits, fiqih, sejarah, dan geografi. Bahasa Persia pada masa itu merupakan bahasa pengantar
dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan yang diselenggarakan ini
diikuti oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Karena itu sejumlah kaum wanita
dari keluarga terdidik, misalnya Gulbadan Begum, Maham Anga, Nur Jahan, Mumtaz Mahal,
Jahan Ara Begum, dan Zaibun Nisa yang kemudian menjadi penulis terampil.11
Selain itu, pihak kerajaan juga menyediakan perpustakaan yang bisa dimanfaatkan oleh
siapa saja. Akbar dikenal sebagai raja yang gemar membaca dan mengoleksi buku. Pada era
ini juga banyak buku-buku terjemahan yang diterbitkan. Diantaranya buku terjemahan kisah
Mahabaratha dan Ramayana yang dibuat oleh Badayuni ke dalam bahasa Persia. Raja lainnya,
Jahangir dikenal sebagai raja pelindung para ilmuwan. Ia juga menulis biografinya sendiri
dengan judul Tuzk-i-Jahangiri.12

Di masa Syah Jahan didirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat
pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh
seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Sedangkan Aurangzeb
dikenal banyak orang sebagai lelaki yang saleh, adil, keras dan energetik yang menjadi
teladan kerajaan Islam. Hidupnya ditandai kesederhanaan dan tenaga yang tak terbatas.
Dialah yang paling terpelajar di antara semua penguasa Mughal. Berbagai kegiatan tulis
menulis dalam masalah agama, sejarah, maupun syair, ikut melengkapi koleksi perpustakaan
kerajaan sekaligus penyebaran ilmu pengetahuan. Karena itu tidak sedikit dijumpai
perpustakaan yang ada di berbagai wilayah kerajaan Mughal. Pada tahun 1641 misalnya,
terdapat sebuah perpustakaan di Agra yang memiliki koleksi 20.000 buku. Karena itu,
semangat dan perkembangan agama Islam yang telah berkembang di kalangan kerajaan

11
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), Ensiklopedi Tematis…, h. 297-298.
12
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), Ensiklopedi Tematis…, h. 298.
maupun masyarakat pada umumnya sebetulnya bersamaan dengan tumbuhnya lembaga-
lembaga keagamaan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.13
Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh:
Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda,
tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan
Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola
Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab,
substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-
aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik. Akbar
telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia
dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain.
Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga
tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut
Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa
Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak
“redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini
patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun,
perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan
tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran
Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-
jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan
terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh
pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah
merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan mulai
melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada 1757 M.
serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan Islam di masa kerajaan Islam Mughal
memang tidak segemilang masa Islam klasik sebelumnya. Hal ini didasari oleh beberapa
alasan;
1) metode berpikir dalam bidang teologi di masa ini adalah metode berpikir tradisional

13
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), Ensiklopedi Tematis…, h. 298-299.13
setelah metode berpikir rasional Mu’tazilah padam.
2) Kebebasan berpikir ala pemikiran filsafat Yunani menurun setelah al-Ghazali
melontarkan kritik terhadap filsafat dan di sisi yang lain ajaran tasawuf yang
mengesampingkan kehidupan dunia berkembang pesat.
3) Sarana-sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran, seperti perpustakaan
dan karya ilmiah asing banyak yang hancur di masa Islam klasik, sehingga di masa
Mughal seperti ada rantai pengetahuan yang terputus.
Sumbangan peradaban Islam kepada kebudayaan bangsa India teramat penting. Dalam
bangunan sosial budaya masyarakat India yang berbeda-beda, banyak ciri yang maju, seperti
penghormatan kepada wanita dan hak-hak mereka. Tidak salah kalau dinyatakan bahwa
setelah fajar Islam, bangsa India berhutang budi kepada Islam dan kaum muslimin.

D. Lembaga Pendidikan (Madrasah, Sekolah, Universitas) di India Pada Masa


Pembaharuan
1. Madrasah Dar Al-‘Ulum di India
a. Kurikulum Pendidikan Madrasah Dar Al-‘Ulum di India.
Para siswa mengikuti pendidikan selama enam tahun, mengikuti silabus, menempuh ujian
formal, dan ikut pertemuan. Sekolah ini terutama terkenal karena karyannya dalam Hadis, dan
pada abad ini membangun jaringan sekolah yang masih terus tumbuh hingga sekarang.
Ulama Doeband berupaya apolotis dan sepenuhnya menyebarkan tuntunan yang benar
melalui pendidikan guru, imam sholat, pengelola wakaf, penulis, dan sebagainya.
Ajaran yang dibawa Syah Waliyullah dan yang kemudian yang diteruskan oleh anaknya
Syah Abdul Aziz, dan selanjutnya Sayyid Ahmad Syahid serta pengikutnya untuk
melaksanankannya banyak mempunyai perserupaan dengan ajaran Wahabiah dari Arabia. Dan
yang banyak dilaksanakan ada pula ajaran pemurnian praktek umat Islam dari berbagai
macam bidah.14
2. Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India
a. Sejarah Berdirinya
Latar belakang didirikannya Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di
India adalah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari
“Pemberontakan 1857” serta hasil pemikiran oleh pendirinya yaitu Sayyid Ahmad Khan.
Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal dari
keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid hadi
adalah pembesar istana zaman Alamghir II (1754-1759). Ia mendapat didikan tradisional

14
Syed Mahmudunnasir, Islam: Konsepsi…, h. 265-266
dalam pengetahuan agama agama dan disamping bahasa Arab ia juga belajar bahasa Persia. Ia
orang yang rajin membeca dan banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia 18 tahun ia masuk pekerja pada
serikat India Timur kemudian ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi di tahun 1846 ia pulang
kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.
Dimasa “Pemberontakan 1857” ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan
dan dengan demikian banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris
menganggap ia telah banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya, tetapi hadiah
yang dianugerahkan Inggris kepadanya ia tolak. Gelar Sir kemudian kemudian di berikan
kepadanya dapat ia terima. Hubungan dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini ia
pergunakan untuk kepentingan umat Islam India.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India,
dapat diwujudkan hanya dengan bekerjasama dengan Inggris. Inggris merupakan penguasa
yang terkuat di India, dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat
Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan
dari masyarakat Hindhu India.
Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan Barat, termasuk di dalamnya Inggis, ialah
ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Untuk dapat maju, umat Islam harus pula
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh umat Islam
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan bukanlah bekerjasama
dengan Hindhu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik
dengan Inggris.
Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam “Pemberontakan 1857”, umat tidak
memainkan peranan utama. Untuk itu ia keluarkan pamflet yang mengandung penjelasan
tentang hal-hal yang membawa pada pecahnya “Pemberontakan 1857”. Di antara sebab-sebab
yang ia sebut adalah sebagai berikut:
1) Intervensi Inggris dalam soal keagamaan, seperti pendidikan agama Kristen yang
diberikan kepada yatim piatu di panti-panti yang diasuh oleh orang Inggris,
pembentukan sekolah-sekolah misi Kristen dan penghapusan pendidikan agama di
perguruan- perguruan tinggi.
2) Tidak turut sertanya orang-orang India, baik Islam maupun Hindu, dalam lembaga-
lembaga perwakilan rakyat, hal yang membawa kepada:
a) Rakyat India tidak mengetahui tujuan dan niat Inggris, mereka anggap Inggris datang
untuk mengubah agama mereka menjadi Kristen.
b) Pemerintah Inggris tidak mengetahui keluhan-keluhan rakyat India.
c) Pemerintah Inggris tidak berusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat India,
sedang kestabilan dalam pemerintahan bergantung pada hubungan baik rakyat. Sikap tidak
menghargai dan tidak menghormati rakyat India, membawa kepada akibat yang tidak baik.
Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa umat Islam mundur karena mereka tidak mengikuti
perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di
Barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan sebagai telah
disebut diatas inilah yang menjadi sebab utama bagi kemajuan dan kekuatan orang barat.
Ilmu dan pengetahuan dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh
karena itu akal mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang
Islam yang percaya kepada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas.
Karena ia percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sungguhpun mempunyai batas, ia
percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menetukan kehendak dan
melakukan perbuatan. Dalam kata lain, ia mempunya paham qadariah (free will and free act)
dan tidak paham jabariah atau fatalisme. Manusia, demikian pendapatnya, dianugrahi Tuhan
daya-daya, diantaranya daya berpikir, yang disebut akal, dan fisik untuk mewujudkan
kehendaknya.Manusia mempunyai kebebasan untuk mempergunakan daya-daya yang
diberikan Tuhan kepadanya itu.
Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam.
Ide-ide yang dikemukakannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di
Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi pada akal
manusia, sama-sama menganut paham qadariah, sama- sama percaya kepada hukum alam
ciptaan Tuhan, sama-sama menetang taqlid dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang
dianggap tertutup oleh umat Islam pada umumnya diwaktu itu.
Sebagai telah disebut diatas, jalan bagi umat Islam India untuk melepaskan diri dari
kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi modern Barat. Dan agar yang tersebut akhiri ini dapat di capai, sikap mental umat
yang kurang percaya kepada kekuatan akal, kurang percaya kepada kebebasan manusia dan
kurang percaya pada adanya hukum alam, harus diubah terlebih dahulu.
Perubahan sikap mental itu ia usahakan melalui tulisan-tulisan dalam bentuk buku dan
artikel dalam majalah Tahzib al-Akhlaq. Usaha melalui pendidikan juga ia tidak lupakan,
bahkan pada akhirnya ke dalam lapangan inilah ia curahkan perhatian dan pusatkan usahanya.
Jalan yang efektif untuk merubah sikap mental memanglah pendidikan. Di tahun 1861 ia
dirikan sekolah Inggris di Muradabad. Di tahun 1876 ia minta berhenti sebagai pegawai
pemerintahan Inggris dan sampai akhir hayatnya di tahun 1898, ia mementingkan pendidikan
umat Islam India. Di tahun 1878, ia mendirikan Sekolah Muhammedan Anglo Oriental
College (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang besejarah dan berpengaruh
dalam cita-citanya untuk memajukan umat Islam India.
b. Dasar dan Tujuan Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di India

Menurut penulis I.H. Qureshi, sekolah Sekolah itu mempunyai peranan penting dalam
kebangkitan umat Islam India, dan sekiranya tidak karena sekolah itu, umat india di pakistan
sekarang akan lebih jauh ketimggalan dari umat-umat lain.15
Sebelumnya di tahun 1869/70 Sayyid Ahmad Khan telah berkunjung ke Inggris, antara
lain untuk mempelajari sistem pendidikan Barat. Sekembalinya dari kunjungan itu ia
membentuk panitia peningkatan pendidikan umat Islam. Salah tujuan panitia ialah menyelidiki
sebabnua umat Islam India sedikit sekali memasuki sekolah-sekolah pemerintah. Disamping
itu di bentuk lagi panitia dana pembentukan perguruan tinggi Islam. Di tahun 1886 ia bentuk
Muhammadan Educational Conference dalam usaha mewujudkan pendidikan nasional dan
seragam untuk umat Islam India. Progam dari lembaga ini adalah menyebarluaskan
pendidikan Barat dikalangan umat Islam, menyelidi pendidikan agama yang diberikan di
sekolah- sekolah Inggris yang didirikan oleh golongan Islam dan menunjang pendidikan
agama yang diberikan oleh sekolah-sekolah swasta.
Perhatian Sayyid Ahmad Khan terhadap umat Islam memang besar, tetapi pengaruhnya
tidak terbatas dalam pendidikan saja. Melalui buku karangannya dan tulisannya di Tahzib al-
Akhlaq ide-ide pembaharuan yang dicetuskannya menarik perhatian golongan terpelajar Islam
India. Penafsiran-penafsiran baru yang diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat
diterima golongan pelajar ini dari pada tafsiran-tafsiran lama.
c. Kurikulum Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di
India
MAOC dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa yang dipakai
di dalamnya ialah bahasa Inggris. Sedang guru dan stafnya banyak terdiri atas orang
Inggris. Ilmu pengetahuan modern merupakan sebagian besar dari mata pelajaran yang
diberikan. Pendidikan agama tidak di abaikan. Dalam hubungan ini baik disebut bahwa di
15
Hamka, Sejarah Umat Islam 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1981, Cetakan VI, h. 163
sekolah-sekolah inggris yang diasuh pemerintah, agama tidak di ajarkan. Di MAOC
pendidikan agama Islam dan ketaatan siswa menjalankan ajaran agama diperhatikan dan
di pentingkan. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi
juga bagi orang Hindu, Parisi, dan Kristen.16
Viqar al-Mulk sebagai seorang ulama, keras pendirian dan pegangan terhadap
agama. Hidup keagamaan di MAOC ia perkuat. Pelaksanaan ibadat, terutama salat dan
puasa, ia perketat pengawasannya. Lulus dalam ujian agama menjadi syarat untuk dapat
naik tingkat. Hal-hal tersebut di atas membuat MAOC menjadi lebih populer dikalangan
ulama India.

3. Universitas Muslim Aligarh di India


a. Sejarah berdirinya
Ide-ide pembaharuan yang di cetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan
disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan
gerakan Aligarh. Pusatnya ialah Muhammedan Anglo Oriental College yang didirikan
pemimpin pembaharuan Islam itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas,
dengan nama Universitas Islam Aligarh di tahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan
tradisi sebagai pusat gerakan
pembaharuan Islam India.
Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya
pembaharuan dikalangan umat Islam India. Tanpa adanya gerakan ini, ide-ide
pembaharuan selanjutya seperti yang di cetuskan Amir Ali, Muhammad Iqbal,
Muhammad Abul Kalam Asad, dan sebagainya.
b. Dasar dan Tujuan Universitas Muslim Aligarh di India
Pada tahun 1875, Sayyid Ahmad Khan mendirikan Kolese Anglo Oriental
Mohammadan yang kemudia menjadi Unversitas Muslim Islam Aligarh, dengan model
Oxford dan Cambrige, dan bertujuan melahirkan kaum berpendidikan Inggris. Sayyid

Ahmad Khan mendapati bahwa warisan intelektualnya adalah dari para pembaharu Wali
Allah. Namun, dia bertujuan menunjukan keselarasan fundamental antara wahyu Al-
qur’an dan sains modern, dengan menyingkirkan dari Islam unsur-unsur yang bergantung
pada ruang dan waktu tertentu serta hanya mempertahankan yang esensial. Dia
menggunakan ijtihad untuk menggantikan penafsiran historis.17
c. Kurikulum Universitas Muslim Aligarh di India.
Kemajuan Gerakan Aligarh disebabkan adanya mata pelajaran umum, seperti ilmu alam,
16
Hamka, Sejarah Umat …, h. 164

17
Taufik Abdullah, et.al, (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid 2, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 297
filsafat, humaniora dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gambaran umum masyarakat India saat Islam memasuki wilayah ini, seperti
dijelaskan al-Biruni dikutip dalam perkembangan peradaban di kawasan Dunia
Islam, menunjukan dustu indikasi yang sangat menyulitkan bagi proses islamisasi.
Untuk melihat hal itu, ada lima hal yang menjadi titik perhatiannya sekaligus yang
menjadi ciri khas masyarakaat India saat itu, yakni bahasa, agama, tradisi,
kebencian terhadap orang asing, fanatisme dan keangkuhan budaya
2. Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai,
merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Mughal merupakan kerajaan
Islam di anak benua India, dengan Delhi sebagai ibukotanya, berdiri antara tahun
1526-1858 M. Dinasti Mughal di India didirikan oleh seorang penziarah dari Asia
tengah bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530 M), Dinasti ini berada
pada masa kejayaan ketika dipimpin pemerintahan dan tiga raja penggantinya,
yaitu jehangir, Syah Jehan, Aurangzeb. Dan setelah empat raja tadi dinasti
Mughal
mengalami masa kemunduruan.
3. Pendidikan islam di India pada masa dinasti Mughal bermula dari masjid,
kemudian pesantren. Di masjid diajarkan disiapkan pengajar dari berbagai
spesialisasi, dan di khanqah diajarkan berbagai ilmu pengetahuan seperti
matematika, mantik/logika, filsafat, tafsir Qur’an, hadits, fiqih, sejarah, dan
geografi.
4. Pada masa pembaharuan pendidikan islam di india, terbentuknya madrasah dar al-
ulum, Sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC), dan Universitas
Muslim Aligarh. Kurikulum di madrash dar al-ulum pendidikan selama enam
tahun mengikuti silabus, ujian formal. Sedangangkan Sekolah Muhammedan
Anglo Oriental College (MAOC)materi pelajaran yang diberikan ilmu modern
tanpa meninggalkan pendidikan agama. Sedangkan di Universitas Muslim Aligarh
mengikuti mengikuti ilmu umum seperti ilmu alam, humaniora dan filsafat.

B. Kritik dan Saran


Kami sangat menyadari akan kekurangan dari makalah ini, untuk itu Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah-makalah
selanjutnya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, et.al, ed. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2002.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam Volume 3. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1993.
Hamka. Sejarah Umat Islam 1. Jakarta: Bulan Bintang, 1981.
Holt, P. M., Ann K.S. Lambton and Bernard Lewis. The Cambridge History of Islam.
London : Cambridge University Press, 1970.
Ikram, S.M.. Muslim Civilization in India. New York : Columbia University Press, 1965.
Mahmudunnasir, Syed. Islam: Konsepsi dan Sejarahnya . Bandung : Rosdakarya, 2005.
Mujib, M. The Indian Muslim. London: George Alen, 1967.
Soebardi dan Harsojo. Pengantar Sejarah dan Ajaran Islam. Bandung : Binacipta, 1986.
Sulasma, Suparman. Sejarah Islam di Asia dan Eropa. Bandung: CV. Pustaka Setia,2013.
Thohir, Ajid. Sejarah Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : Raja Grafindo, 2004.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000.

Anda mungkin juga menyukai