Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Sejarah Peradaban Islam Masa Mughal India

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam)


Dosen Pengajar : Zakaria, M.Ag.

Disusun oleh : Kelompok 12

Azzahra Elvina Sari 112205400000011


Ilham Giffari 112205400000025
Riyanda Lastthio 11220540000005

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban
Islam Masa Mughal India” ini tepat pada waktunya.
Tujuan kami dari penulisan makalah ini dikhususkan untuk penyelesaian tugas pada
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
semester satu. Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini untuk berbagi ilmu dan
pengetahuan, baik kepada pembaca ataupun penulis sendiri.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Zakaria, M.Ag. selaku dosen
pengajar mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberi banyak pengarahan
atas materi dan pembuatan makalah ini.
Kepada pihak tim penulis juga kami ucapkan terima kasih atas kerjasamanya dalam
penyusunan makalah ini dengan pengorbanan waktu, tenaga, dan juga pikiran secara
maksimal.
Pintu kritik serta saran atas kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini
kami buka selebar-lebarnya dan akan kami terima dengan lapang dada. Mengingat tim
penulis juga memiliki keterbatasan dalam banyak hal dan masih sama-sama dalam tahap
pembelajaran, sehingga dapat begitu banyak kesalahan ataupun kekurangan yang tertulis
disini.

Tangerang, 24 September 2022

Pemakalah

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Islam Masuk Ke India....................................................................................................
2.2 Asal Usul Kerajaan Mughal...........................................................................................
2.3 Perkembangan dan Kemajuan Kerajaan Mughal...........................................................
2.4 Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal...........................................................
2.5 Peninggalan Kerajaan Mughal........................................................................................
2.6 Raja-raja Kesultanan pada Masa Mughal.......................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah Islam di India menurut Harun Nasution terbagi menjadi tiga periode yaitu
periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Awal mulanya kekuasaan
Islam di India muncul pada periode klasik yakni pada masa Bani Umayyah dibawah
kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode 705-715 M.Dari ketiga
periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di India adalah
pada periode pertengahan. Pada periode inimuncul tiga kerajaan Islam yang besar
yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di
India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut,
berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan
Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu
segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat
bangsa laintercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan
sultan-sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur
dunia.

Kerajaan Mughal merupakan kerajaan islam yang ada di anak benuaIndia, mempunyai
ibu kota yang bernama Delhi. Kerajaan Mughal ini merupakan salah satu peninggalan
dari peradaban Islam di India. Dengan berdirinya kerajaan ini telah menjadi motivasi
untuk membangkitkan kembali peradaban tua di anak benua India yang nyaris
tenggelam dan hilang. India merupakan tempat atauwilayah tumbuh dan
berkembangnya agama Hindu, maka dengan munculnya Kerajaan Islam di India
menyebabkan tenggelamnya peradaban hindu yang memang sudah lama berdiri.

Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan.
Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agamaIslam. India yang
sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kayadengan peradaban yang
dipengaruhi oleh agama Islam.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam Masuk Ke India ?
2. Apa Asal Usul Kerajaan Mughal ?
3. Bagaimana Perkembangan dan kemajuan kerajaan Mughal ?
4. Bagaimana Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal?
5. Apa saja Peninggalan Kerajaan Mughal?
6. Siapa saja Raja-raja Kesultanan pada Masa Mughal?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui Islam Masuk Ke India
2. Untuk mengetahui Asal Usul Kerajaan Mughal
3. Untuk mengetahui Perkembangan dan kemajuan kerajaan Mughal
4. Untuk mengetahui Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
5. Untuk mengetahui Peninggalan Kerajaan Mughal
6. Untuk mengetahui Raja-raja Kesultanan pada Masa Mughal?
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Islam Masuk Ke India


Ekspedisi muslim untuk mecapai India sebenarnya tidak dilakukan sekali saja, tetapi
terjadi beberapa kali. Pada abad I H, ketika umat Islam dipimpin khalifah Umar bin al-
Khattab, Islam telah masuk ke India. Kesuksesan umat islam mencapai India ditandai
dengan keberhasilan Muawiyah I merebut lembah Sind di bawah pimpinan Muhallab bin
Abi Sufrah yang maju dengan pasukan besarnya dari Basrah pada tahun 663 M. Pasukan
Islam ke India berikutnya terjadi pada zaman al-Walid, di mana muhammad al-Qasim al-
Tsaqaf (705 M), pada waktu itu atasnama wali negeri Irak meneruskan ekspedisi Islam
sebelumnya. Ada yang menyebutkan bahwa tujuan al-Qasim ke India untuk membebaskan
pedagang muslim yang dirampok oleh kawanan perampok India yang waktu itu berada
dalam perlindungan raja Dahar. Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa ia keIndia
waktu itu adalah karena diutus oleh khalifah di Damaskus (al-Walid) untuk memadamkan
pemberontakan yang dilakukan oleh Zahir bin Shasha, wali negeriSind. Setelah al-Qasim
berhasil memadamkan kudeta yang dilancarkan olehZahir bin Shasha,al-Qasim kemudian
diangkat menjadi wali negeri Sind.
Ketika pemerintahan umat Islam berpindah ke dinasti Abbasiyah,Khalifah al-Mansur
(760 M) juga melakukan ekspansi ke India, dia mengutus panglima Hisyam bin Amru al-
Tighlabi bersama pasukan dari Baghdad untuk memadamkan pemberontakan wali negeri
Sind, yaitu Uyainah bin Musa. Halyang sama juga dilakukan oleh laksamana Abdul Malik
bin Syihab al-Masmai pada masa pemerintahan khalifah al-Mahdi, ia berhasil merebut
bandar Veraval,Khatiawar. Sedang angkatan daratnya merebut bandar Gujarat, bandar
Broaeh dan menumbangkan dinasti Maitraka (766 H). Meskipun sudah dilakukan
beberapa kali ekspansi oleh umat Islam tetapi hal tersebut belum mampumencapai pusat
kekuasaan negeri India tersebut.

2.2 Asal Usul Kerajaan Mughal


Asal mula didirikannya Kerajaan Mughal di India, melewati proses yang sangat panjang.
Dilatar belakangi dari runtuhnya kesultanan Delhi (1192-1525 M), lebih tepat pada masa
Khaljidan Tughluq. Setelah itu dilanjutkan oleh keluarga Sayyid (1414- 1451M), serta 27
keluarga Lodi (1451-1512 M) dan yang terkhir adalah kesultanan mughal sendiri.
Pergantian kekuasaan dari Kesultanan Delhi tidaklah mulus dan banyak terjadi
pertumpahan darah akibat para penguasa yang saling menjatuhkan satu sama lain. Ibrahim
Lodi yang merupakan keturunan ke-3 dari keluarga Lodi dianggap kurang bagus daram
memerintah kesultanan Delhi. Paman Ibrahim Lodi yang bernama Dhaulad Khan dan
Alam Khan menjalin kerjasama dengan bangsa Mongol Sultan Babur dari Kabul (timur
Afghanistan) untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi. Kelompok Sultan Babur ini telah lama
masuk Islam, dan mereka ahli dalam melakukan peperangan.
Sultan Babar/Babur adalah seorang keturunan bangsa Turki (pihak ayah) dan bangsa
Padang Pasir Lodi/ Jengis Khan (pihak ibu).6 Sebagai seorang keturunan Mongol,
Babar memiliki sifat bawaan pemberani dan ahli dalam perang. Ia berpandangan bahwa
India akan berhasil dibangun menjadi imperium yang kuat mengingat kekayaan yang
dimilikinya.

Pada saat Babur berkuasa di Kabul, situasi di India sedang dalam masa kekacauan pada
masa pemerintahan Ibrahim Lodi. Kesempatan ini sebagai pintu bagi Babur untuk
merealisasikan impiannya memperluas imperium sampai di India. Sultan Babur segera
menyiapkan pertempuran untuk menjatuhkan raja Lodi. Pada tahun 1526 terjadi
pertempuran besar di kota Panipat. Sultan Ibrahim Lodi dapat dikalahkan oleh tentara
Sultan Babur, dan berakhirlah kerajaan Delhi. Sultan Babar kemudian mendirikan
kerajaan Moghul dan pemerintahannya terkenal dengan nama kesultanan Moghul dengan
ibu kotanya di kota Agra.

2.3 Perkembangan dan Kemajuan Kerajaan Mughal


 Perkembangan Kerajaan Mughal
A) Humayyun (1530-1540 M dan 1555-1556 M)
Sepanjang pemerintahannya kondisi negara tidak stabil, karena banyak terjadi
perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan
yang dipimpin oleh Sher Kkhan di Qanuj. Dalam pertempuran ini, Humayun
kalah dan melarikan diri ke Qandahar dan kemudian ke Persia. Atas bantuan
Raja Persia ia menyusun kekuatannya kembali. Setelah merasa kuat ia
melakukan pembalasan dan menguasai India lagi tahun 1555 M.
B) Akbar Khan (1556-1605 M)
Kekuasaan Humayun dilanjutkan oleh anaknya, Akbar Khan. Gelarnya Sultan
Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Sewaktu naik tahta berumur 15 tahun dan
memerintah India selama 50 tahun (1556-1605 M). Sistem pemerintahan Akbar
adalah militeristik. Pemerintahan pusat dipegang oleh raja. Pemerintahan
daerah dipegang oleh Sipah Salar atau kepala komandan. Sedangkan,
subdistrik dikepalai oleh Faudjar atau komandan. Jabatan-jabatan sipil juga
memakai jenjang militer dimana para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan
militer.
C) Jahanghir (1605-1628 M)
Penguasa Mughal ketiga adalah jahanghir, putera Akbar. Masa
pemerintahannya kurang lebih 23 tahun (1605-1628). Jahanghir adalah
pengikut Ahlussunnah wal jama'ah, sehingga Din-i-ilahi yang dibentuk
ayahnya menjadi hilang pengaruhnya. Pemerintahannya diwarnai dengan
pemberontakan, seperti pemberontakan di Ambar yang tidak mampu
dipadamkan. Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin
Kurram, putranya sendiri.
D) Syah Jihan (1628-1658 M)
Syah Jihan tampil menggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai
tumbuh pada pemerintah nya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik
toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh
Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil
dipadamkan. Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang
paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur
dari provinsi bagian selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun
pada tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan di hukum
mati.
 Kemajuan Kerajaan Mughal
A) Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan Perluasan wilayah.
Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat,
Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah. dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung
hingga masa pemerintahan Aurangzeb. Menjalankan roda pemerintahan secara,
militeristik. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala
komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-
jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran.
Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran. Akbar
menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua
rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis
dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah
dipraktekkan oleh penguasa Islam. Pada Masa Akbar terbentuk landasan
institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh
elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar
Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping
sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad. Para pejabat
dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan
mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir
adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa.
Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak
milik pejabat, kecuali hanya hak pakai. Wilayah imperium juga dibagi menjadi
sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh
pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk
mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani.
B) Bidang Ekonomi.
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya
sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil
pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh
seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana
kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada
atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak
kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak
mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya. Sistem pengumpulan
pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini.
Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu
dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya
beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh
tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi
para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran
penting dalam pengumpulan pajak.
Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang
qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan
terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana
(uang pajak) dari zamindar. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian
mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The
British East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur- untuk
menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka
mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan
rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang
besar.
C) Bidang Agama Pada masa Akbar.
Perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang
menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru
dalam beragama, yaitu konsep Dini-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat
kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat
agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama
Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat
beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar
terhadap kekuasaan dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan. Umar
Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan
Pancasila di Indonesia. Penelitiannya menyimpulkan, “Din-i-llahi itu
merupakan semacam Ideologi/ dasar pemerintahan Akbar dan Pancasilanya
bagi bangsa Indonesia. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan
terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah
yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh.
Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia
menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran
budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India
yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.
Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal,
muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi
tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya. Pada masa ini juga
dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap
mazhab hukum, tariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan
wali individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi’i. Pada masa
Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi
hukum Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri. Kodifikasi ini ditujukan untuk
meluruskan dan menjaga syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik
Sulakhul dan Din-i- Ilahi.
D) Bidang Seni dan Budaya. Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti
Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad
Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini
Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya. Kerajaan Mughal
termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj Mahal di Agra merupakan
puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri
peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old
Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar
(1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng
Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja
Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng
Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala
(1405).Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang
harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

2.4 Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal


Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak
mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Tanda-tanda kemunduran sudah
terlihat dengan indikator sebagaimana berikut; Internal; Tampilnya sejumlah penguasa
lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum
Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di
Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC. Dominasi Inggris diduga
sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami
kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC
mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar.
Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun
Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah
untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan
kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan
Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah.
Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak.
Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan
Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan demikian
berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
A. Penyebab Internal
Dari segi internal, berikut ini beberapa penyebab kehancuran Kerajaan Mughal:
1. Adanya perebutan kekuasaan di antara para pemimpin Kesultanan Mughal
Pasca kepemimpinan Aurangzab, tidak ada pewaris tahta kerajaan yang layak.
Hampir sebagian besar merupakan orang-orang yang lemah dalam
kepemimpinan.
2. Meningkatnya gaya hidup mewah serta penurunan moral di kalangan para elite
politik. Hal ini berakibat pada pemborosan penggunaan uang kerajaan.
3. Luasnya wilayah kekuasaan membuat terjadinya disintegrasi, terbukti dari
daerah-daerah yang jauh dari Kota Delhi memilih untuk memisahkan diri.
4. Kesultanan Mughal mengalami kondisi ekonomi dan politik yang lemah
sehingga menyebabkan stagnasi dalam kekuatan militer. Hal tersebut juga
berakibat pada pemantauan operasi militer yang tidak dilakukan secara
optimal.
B. Penyebab Eksternal
Sementara untuk penyebab kehancuran Kerajaan Mughal dari faktor eksternal bisa
dilihat beberapa poin berikut ini:
1. Adanya serangan bertubi-tubi dari Afganistan dan Persia
2. Munculnya gerakan anti Islam dari masyarakat agama Hindu yang tumbuh
semakin pesat
3. Serangan dari Inggris yang menyebabkan melemahnya Kerajaan Mughal
semakin mengalami kehancuran.
Ditambah dengan Sultan terakhir yang diusir dari istana pada tahun 1858 sekaligus
menandai berakhirnya kekuasaan dinasti Mughal di India yang selanjutnya berada di
bawah kekuasaan kolonial Inggris.

2.5 Peninggalan Kerajaan Mughal

A. Benteng Agra
Benteng Agra atau yang dikenal sebagai Agra Fort merupakan salah satu
peninggalan Kesultanan Mughal yang terbentang seluas 94 hektar sejajar
dengan Sungai Yamuna. Lokasinya berada sekitar 2 kilometer arah barat
laut dari Taj mahal, tepatnya ada di wilayah Agra, Uttar Pradesh, India
Utara.Sebenarnya benteng ini sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs,
tapi setelah Sultan Akbar menguasai dinasti Mughal sehingga benteng
dilakukan renovasi secara besar-besaran. Membutuhkan waktu 8 tahun dan
lebih dari 4 ribu pekerja untuk menyelesaikan renovasi benteng Agra.
Pasca renovasi, benteng Agra dijadikan sebagai kediaman utama para
kaisar Kesultanan Mughal hingga tahun 1638.
B. Istana Jahangir
Istana Jahangir juga menjadi peninggalan Kesultanan Mughal yang
merupakan istana milik pangeran Salim, seorang putra dari Raja Jalaludin
Akbar dan Mariam-uz-Zamani. Nama istana yang berada di Paryatan
Bhawan, Orachha, tersebut diambil dari nama pangeran Salim saat dewasa.
C. Istana Ratu Jodha
Istana Ratu Jodha berada di Dadupura, Fatehpur Sikri, Uttar Pradesh, India,
yang juga menjadi peninggalan Kesultanan Mughal. Keberadaan Istana
Ratu Jodha menjadi salah satu bukti bahwa Kesultanan Mughal sudah
mengenal gaya arsitektur modern.
D. Benteng Merah
Peninggalan Kesultanan Mughal lainnya adalah benteng merah yang berada
di di kota berdinding Delhi Lama (di Delhi masa kini). Dahulunya benteng
layak dijadikan sebagai tempat kediaman para kaisar dinasti Mughal.
Pembangunan benteng merah dimulai ketika Shah Jahan memutuskan
untuk memindahkan ibukotanya ke Delhi pada Mei 1639.
E. Taj Mahal
Nama Taj Mahal mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita karena menjadi
salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Tempat ini sebenarnya merupakan
makam Mumtaz Mahal, istri dari Sultan Shah Jahan. Istana Taj Mahal
dibuat dari material marmer putih gading yang berada di tepi Selatan
Sungai Yamuna India. Pembangunan Taj Mahal membutuhkan waktu
bertahun-tahun mulai dari 1632 sampai 1653. Istana ini dianggap sebagai
bukti arsitektur mewah dan merupakan simbol sejarah kekayaan di India.
F. Makam Akbar
Makam Sultan Akbar ini berada diatas tanah seluas 119 hektar yang
dibangun pada tahun 1641 hingga 1613. Lokasinya ada di Sikandra,
pinggiran Agra, Uttar Pradesh, India, yang saat ini dianggap sebagai salah
satu peninggalan sejarah kesultanan Mughal. Sultan Jalaluddin Muhammad
Akbar-lah yang memilih lokasi pemakamannyadan proses konstruksinya
diselesaikan oleh putranya yang bernama pangeran Salim.
G. Makam Humayun
Makam Humayun juga dijadikan sebagai situs bersejarah peninggalan
Kerajaan Mughal yang berada di Delhi India. Berdasarkan asal usul
kerajaan Mughal, Humayun merupakan ayah dari Jalaludin Muhammad
Akbar. Dari peninggalan berupa bangunan bangunan megah di atas menjadi
bukti bahwa dinasti Mughal sangat berjaya pada abad ke-17. Apalagi
material-material yang digunakan untuk mendirikan bangunan tersebut
tidak murah. Hingga saat ini pemerintah India terus melestarikan situs
bersejarah tersebut dan menjadi salah satu sumber pemasukan negara
karena selalu ramai dikunjungi para wisatawan.

2.6 Raja-raja Kesultanan pada Masa Mughal

1) Babur ( 1526 – 1530M )

Babur bernama lengkap Zahiruddin Muhammad Babur. Secara geneologis


Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan keturunan Jenghiz Khan
dari pihak ibu. Ayahnya Umar Mirza, merupakan seorang penguasa Ferghana.57
Masa pemerintahan Babur ditandai oleh dua persoalan besar yakni
bangkitnya kerajaan-kerajaan Hindu yang mencoba melepaskan diri dari
kekuasaan Islam, mereka memberontak antara tahun 1526 dan 1527 M dan munculnya
penguasa muslim yang mengakui pemerintahannya di Afghanistan yang masih setia
kepada keluarga Lodi. Namum Babur dapat menyelesaikan semua persoalan tersebut.

2). Humayun ( 1530-1540M )


Babur digantikan oleh putra sulungnya, Humayun yang bernama lengkap Naseeruddin
Humayun. Namanya berarti "yang disukai oleh keberuntungan". Humayun adalah orang
yang cinta damai, ia adalah orang yang berkualitas, tapi ia tidak bisa menyesuaikan diri
dengan hal-hal yang ada di sekelilingnya. Selain itu adalah seorang raja yang dermawan,
ramah dan suka memaafkan. Pada awal pemerintahannya, Humayun mengalami kesulitan
karena perilaku dari saudara-saudaranya yang menuntut hak untuk memerintah. Dalam
wasiatnya, Babur telah menginstruksikan Humayun untuk bersikap baik kepada saudara-
saudaranya. Humayun memperlakukan saudara-saudaranya dengan ramah, tetapi mereka
mengambil keuntungan dari kebaikan Humayun. Kamran ingin mendirikan pemerintahan
di Kabul. Setelah kematian Babur, Kamran menyerbu Punjab dan menguasainya. Karena
kebaikannya kepada saudaranya, Humayun merestui pendudukan Punjab oleh Kamran.

Meskipun orang-orang Afghan telah dikalahkan di pertempuran Panipat dan Gogra,


namun mereka tidak betul-betul tunduk dan mereka ingin melakukan pembalasan dendam
terhadap Mughal dan mengusir mereka dari tanah India. Setelah kematian Babur, orang-
orang Afghan di bawah Mahmud Lodhi mengajukan tawaran untuk menggulingkan
Kerajaan Mughal. Mahmud Lodhi memimpin pemberontakan di Jaunpur . Humayun
memimpin sendiri pertempuran yang terjadi Jaunpur. Namun, orang-orang Afghan dapat
dikalahkan oleh pasukan Humayun dan Jaunpur dapat direbut kembali oleh Kerajaan
Mughal.

Kemudian orang-orang Afghan selanjutnya di bawah kekuasaan Sher Khan, dan


menguasai Chunar. Humayun bergerak ke Chunar. Pertempuran Chunar tidak menentu
dan tidak jelas, dan perjanjian yang dilakukan dengan orang-orang Afghan di lakukan
dengan terburu-buru, yang akhirnya merugikan kerajaan Mughal.
Sementara itu di Gujarat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Bahadur Shah,
penguasa Gujarat. Ia ingin menggulingkan pemerintahan Humayun. Hamayun
meninggalkan istana dan menyelesaikan persoalan Gujarat. Pada tahun 1534, Humayun
menyerang Malwa, bagian timur negara Gujarat. Dalam konfrontasi yang berlangsung,
Bahadur Shah mengalami kekalahan dan mundur. Humayun mengejar sampai ke Gujarat.
Bahadur Shah mengurung diri di benteng Champanir. Bahadur Shah berlindung dengan
Portugis di pulau Diu, dan akhirnya Gujarat di gabung kerajaan Mughal.

Ketika Humayun masih berada di Gujarat, orang-orang Afghan mempunyai


kesempatan untuk mengumpulkan kekuatan. Orang-orang Afghan di bawah pimpinan
Sher Khan dapat menguasai Bengal dan dengan cara ini mereka memperoleh kekuatan.
Sher Khan sekarang menjadi ancaman besar bagi pemerintahan Mughal. Humayun
bergegas dari Gujarat ke Bengal, dan berhasil menangkap Gaur, pimpinan Bengal. Ketika
musim hujan, peperangan dihentikan. Setelah itu, wabah menyerang pasukan Mughal
kemudian Humayun memutuskan untuk kembali ke Agra. Tetapi Sher Khan sudah
memutuskan komunikasi. Akhirnya dua kekuatan antara pasukan Mughal dan pasukan
Sher Khan bertemu, dan terjadilah pertempuran Chausa pada tahun 1539. Tentara Mughal
telah kehilangan semangat dan menderita kekalahan besar. Harta kerajaan Mughal jatuh ke
tangan Sher Khan. Sementara Humayun menyelamatkan dirinya dari kesulitan dengan
melintasi sungai dengan bantuan seorang pembawa air.
Setelah pertempuran chausa, Sher Khan menyatakan dirinya sebagai kaisar. Humayun
melakukan upaya lain dengan mencoba mengadu pedang dengan orang-orang Afghan.
Pada 1540 M, terjadi perang antara Mughal dengan orangorang Afghan di Qanuj. Namun
sayang, keberuntungan tidak lagi berpihak kepada Mughal, dan mereka kalah. Humayun
dikhianati oleh saudara-saudaranya dan ia melarikan diri dan mengembara bagaikan
buronan di padang pasir Sind selama tiga tahun. Selama periode ini ia menikah Hamida
Banu, dan Akbar lahir pada
Oktober 1541. Setelah itu Humayun melanjutkan ke Persia, dan mencari perlindungan
dengan raja Safawi yaitu Shah Tahmasp.58 Di sinilah ia mengenal tradisi Syiah bahkan
sering dibujuk untuk memasukinya, termasuk anaknya Jalaludin Muhammad Akbar. Di
sini pula ia membangun kembali kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat bantuan
Shah Tahmasp yang memberinya pasukan militer sebanyak 12.000 tentara kemudian
terkumpul seluruhnya sebanyak 14.000 orang. Humayun mencoba kembali merebut
kekuasaannya di Delhi.
Pada tahun 1555 M ia menyerbu Delhi yang saat itu diperintah Sikandar Sur (dari
Dinasti Sur 1540-1555). Akhirnya ia ias memasuki kota ini dan ia ias memerintah kembali
sampai tahun 1556 M. Pada tahun 1556 M, ia meninggal dunia dan digantikan oleh
anaknya Jalaludin Muhammad Akbar.

3. Akbar ( 1556-1605M )

Sepeninggal Humayun, tahta kerajaan Mughal dijabat oleh putranya Akbar. Ia bergelar
Sultan Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa
kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India. Akbar
adalah seorang pemberani, berwatak keras, senang berperang, berburuh, dan memanah.
Pada masa kecilnya, ia lebih mengutamakan berburu daripada belajar, sehingga selama
hidupnya ia kurang bisa membaca dan menulis. Walaupun demikian, ia meniru sifat kakek
dan ayahnya yang sangat suka mendengarkan orang-orang yang menuntut ilmu. Akbar
suka membantu perkembangan sastra dan ilmu pengetahuan. Ketika menerima tahta
kesultanan ini, Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan
dipercayakan kepada Bairam Khan, kawan dekat ayahnya, seorang penganut Syiah. Di
awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher
Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam
kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai
Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan
menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang
disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian
dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.

Di samping itu Akbar menerapakan politik “Sulh-e-Kul” atau toleransi universal, yang
memandang semua rakyat sama derajatnya, mereka tidak dibedakan sama sekali oleh
ketentuan agama atau lapisan sosial.63 Di antara reformasi itu adalah :
a. Menghapuskan jizyah bagi non-muslim.
b. Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang sama bagi setiap masyarakat,
yakni dengan mendirikan madrasah-madrasah dan memberi tanah-tanah wakaf bagi
lembaga-lembaga sufi berupa iqtha atau madad ma’asy.
c. Membentuk undang-undang perkawinan baru, di antaranya melarang orangorang nikah
muda, berpoligami, bahkan ia menggalakkan kawin campur antaragama. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan, stabilitas dan integrasi masyarakat muslim dan non-
muslim.
d. Menghapuskan pajak-pajak pertanian terutama bagi petani-petani miskin sekalipun non-
muslim.
e. Menghapuskan tradisi perbudakan yang dihasilkan dari tawanan perang dan menagtur
khitanan anak-anak.

Dalam bidang agama, secara formal ia mengumumkan agama barunya yang bernama Din-
i-Ilahi. Din-i-Ilahi yaitu menjadikan semua agama yang ada di India menjadi satu,
Tujuannya adalah kepentingan stabilitas politik. Dengan adanya penyatuan agama ini
diharapkan tidak terjadi permusuhan antar pemeluk agama

4). Jehangir ( 1605-1627M )


Penerus Akbar, yaitu anaknya Jehangir. Masa pemerintahan Jehangir kurang lebih
selama 23 tahun. Ia adalah penganut ahl al-sunnah wa al jama’ah, sehingga Din-i-Ilahi
yang dibentuk ayahnya menjadi hilang pengaruhnya.
Pemerintahan Jehangir juga diwarnai dengan pemberontakan di Ambar yang tidak
mampu dipadamkan. Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin oleh
Kurram, putranya sendiri. Dengan bantuan panglima Muhabbat Khar, Kurram menangkap
dan menyekap Jehangir. Berkat usaha permaisuri, permusuhan ayah dan anak ini dapat
dipadamkan. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala,
Mewar, dan Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan
mempertegas kenegarawan yang diwarisi oleh ayahnya, Akbar
5). Syah Jehan ( 1627-1658M )

Syah Jehan tampil menggantikan pemerintahan Jehangir. Syah Jehan adalah seorang
yang terpelajar, ia memiliki bakat kepemimpinan dan memiliki jiwa intelektual dan seni.
Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi
ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela
berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja
Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari
Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian selatan.
Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 M, pemberontakan ini
dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.

Pada masa ini pemukim portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di samping
mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik anak-anak untuk
dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 M, Syah Jehan berhasil mengusir para
pemukiman Portugis dan merebut hak-hak istimewa mereka.

Di bidang kebudayaan menunjukkan suatu atmosfer yang sangat gemilang, sebagai


puncak masa kemakmuran antara perpaduan Turki, Mongol, Persia dan India yang terlihat
pada bangunan-bangunan Taj Mahal, masjid-masjid dan lain sebagainya.

Secara umum, pada periode Syah Jehan, terutama di akhir-akhir kekuasaannya, ada dua
kebijakan secara keseluruhan yang dimainkan oleh kedua putranya, Darsyikuh dan
Aurangzeb. Darsyikuh lebih berpikiran universal, yakni lebih banyak menggunakan
hukum-hukum Hindu bila dalam Al-Qur’an tidak ditemukan, dibandingkan hasil-hasil
ijtihad para ulama saat itu. Sedangkan Aurangzeb lebih menekankan tradisi keislaman
(nilai-nilai syari’ah, tradisional) dan pada akhirnya Darsyikuh dibunuh oleh Aurangzeb.
Syah Jehan meninggal dunia pada 1657 M, setelah menderita sakit keras.

6). Aurangzeb ( 1658-1707M )

Aurangzeb bergelar Alamghir Padshah Ghazi. Ia penguasa yang berani dan bijak,
kebesarannya sejajar dengan Akbar, Pendahulunya. Sistem yang dijalankan Aurangzeb
banyak berbeda dari pendahulunya. Kebijakan-kebijakan yang telah dirintis oleh sultan-
sultan sebelumnya banyak diubah, khususnya yang menyangkut hubungan dengan orang-
orang Hindu. Aurangzeb adalah penguasa Mughal pertama yang membalik kebijakan
konsiliasi dengan hindu. Di antara kebijakannya adalah pada tahun 1659 M, melarang
minuman keras, perjudian, prostitusi, dan pengguanaan narkotika. Tahun 1664 M ia juga
mengeluarkan dekrit yang isinya tidak boleh memaksa wanita untuk satidaho, yaitu
pembakaran diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya, tanpa kemauan yang
bersangkutan. Pada tahun 1668 M, Aurangzeb juga melarang pertunjukan musik di istana,
membebani non-muslim dengan poll-tax yaitu pajak untuk mendapatkan hak memilih,
menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu yang disalahgunakan untuk kegiatan-kegiatan politik
dan mensponsori pengkodifikasian hukum Islam yang di kenal dengan Fatawa-I, Alamgiri.
Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang Hindu. Hal inilah yang
akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya. Namun karena Aurangzeb sangat
kuat, pemberontakan itu pun dapat dipadamkan.Pemberontakan terbesar adalah dari
kerajaan Maratha yang dipimpin rajanya sendiri, Shivaji Punsala. Pemberontakan juga
terjadi terjadi pemberontakan dari suku Pathan, suku Afridis karena kecewa dengan
kebijakan pemerintah Aurangzeb. Jaswant Singh, juga memberontak pada saat
pertempuran di Kara. Sementara itu pemimpin Rajput, Durgades, juga memberontak
dengan melakukan perang gerilya. Namun usahanya gagal karena gempuran milter
Mughal terlalu kuat.

Meskipun pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat dipadamkan, tetapi tidak


sepenuhnya tuntas. Ibarat api dalam sekam, semangat perlawanan dari orang-orang Hindu
tetap membara. Hal ini terbukti ketika Aurangzeb meninggal pada 1707 M, banyak
provinsi-provinsi yang letaknya jauh dari pusat kerajaan memisahkan diri
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada makalah diatas dapat disimpulkan bahwa kerajaan mughal
adalah salah satu kerajaan islam terbesar di dunia yang terletak di india. Salah satu yang
menonjol dari masa kejayaan Daulah Mughal di india adalah adanya konsep “Din-Illahi”
yang dimana bertujuan untuk mempersatukan umat beragama di wilayah kekuasaan
daulah mughal sendiri. Kejayaan Daulah Mughal juga dibuktikan dengan adanya
peninggalan-peninggalan yang megah seperti Benteng Agra yang menjadi kediaman
utama para sultan-sultan Daulah Mughal, serta yang paling terkenal hingga masa dan
masuk dalam keajaiban dunia yaitu Taj Mahal. Sayangnya kejayaan Daulah Mughal
sendiri tidak abadi, berbagai macam serangan dari luar serta gerakan pemberontakan dari
dalam negeri membuat Daulah Mughal berangsur-angsur melemah dan lama kelamaan
hancur dan digantikan oleh imperium british.

3.2 Saran
Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
sehingga bisa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Dengan
demikian, kritik, saran, serta koreksi terhadap makalah ini sangat kami nantikan. Semoga
makalah ini dapat membagikan sekiranya sedikit manfaat bagi pembaca maupun tim
penulis.
DAFTAR PUSAKA
https://www.bacaanmadani.com/2017/08/kemajuan-peradaban-islam-masa-mughal.html
https://www.selasar.com/kerajaan-mughal/

10

Anda mungkin juga menyukai