Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“Pembaharuan Pemikiran Islam di India atau Pakistan”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Perk. Pemikiran Modern Islam
Dosen Pembimbing: Fatkhur Roji M.Pd

Disusun Oleh:

Lia Apriani (202100071)

SEKOLAH TINGGI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH


JAKARTA
2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur


kepada Allah SWT, yang telah memberikan beribu nikmat terutama nikmat iman
dan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Perkembangan Pemikiran Modern Islam tepat pada waktunya. Yaitu membuat
makalah yang berjudul “Pembaharuan Pemikiran Islam di India atau Pakistan”.
Sholawat serta salam selalu kita panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak dosen
Fatkhur Roji M.Pd selaku pemegang mata kuliah Perkembangan Pemikiran
Modern Islam. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kepada pembaca dimohon saran dan kritikannya yang bersifat
membangun untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 24 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1.................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Sejarah Islam Di India atau Pakistan..................................................................3
B. Keadaan India Sebelum Masuk Islam.................................................................4
C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di India atau Pakistan.................................6
D. Pengaruh Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Islam Di India Atau Pakistan
Pada Penyelenggara Pendidikan Di Dunia Islam............................................16

BAB III.............................................................................................................18

PENUTUP........................................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB 1

1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan kesadaran keagamaan umat Islam di dunia tidak bisa
dilepaskan dari munculnya gerakan pembaruan pemikiran sejak abad ke-19
lalu. Dimana gerakan pembaharuan ini dilatarbelakangi oleh kemunduran
dunia Islam pada abad ke 10, kemudian tenggelam berabad-abad lamanya.
Faktor yang menjadi penyebab utama kemunduran dunia Islam adalah
mundurnya spirit yang menimpa kaum muslimin yang ditampilkan dalam
bentuk khurafat, umat Islam tidak lagi menggunakan pikirannya sebagaimana
para pemikir-pemikir sebelumnya melakukan ijtihad, untuk menggali sumber
yang asli kepada Al-Qur’an dan Hadist Nabi,
praktek bermazhab dan bid’ah telah subur. Setelah berabad-abad lamanya
masa kemunduran islam, muncullah gerakan pemikiran yang
dikumandangkan oleh pelopor-pelopor pembaharuan.
Istilah gerakan yang disebut pembaharuan ini memberi arah dan
perspektif keagamaan yang relatif berbeda dari pusat-pusat peradaban Islam
di Timur Tengah.  Diantara beberapa negara yang melakukan gerakan
pembaharuan adalah India dan Pakistan. Dimana keduanya memiliki
keterkaitan sejarah, bahkan merupakan satu kesatuan dalam sejarahnya.
Negara ini termasuk negara yang besar, luas daerahnya maupun kebudayaan
dan peradabannya, akhirnya menjadi suram dan bahkan hancur dengan
kedatangan orang-orang kulit putih.
Yang menjadi latar belakang pembaharuan pemikiran Islam di India
atau Pakistan Antara lain:
1. Ajaran Islam sudah bercampur baur dengan paham dan praktek
keagamaan dari Persia, Hindu atau Animisme.
2. Pintu ijtihad tertutup.
3. Kemajuan kebudayaan dan peradaban Barat telah dapat dirasakan oleh
orang-orang India, baik orang Hindu maupun kaum Muslimin, namun
orang Hindu-lah yang banyak menyerap peradaban Barat, sehingga orang
Hindu lebih maju dari orang Islam dan lebih banyak dapat bekerja di
Kantor Inggris.

2
4. Kesemenah-menahan Pemerintahan Inggris.
5. Kekacauan Kepemimpinan Mughal dan para Amirnya.
6. Terjadinya keributan antara Islam dan Hindu.

Kajian-kajian mengenai pembaharuan pemikiran Islam di India atau


Pakistan sangat relevan sekali untuk dipelajari. Dalam makalah ini penulis
akan memuat sekilas tentang gerakan pembaharuan umat muslim di India /
Pakistan, tokoh-tokoh serta pemikiran mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah masuknya islam di India atau Pakistan?
2. Bagaimana keadaan India sebelum masuk islam?
3. Siapa saja tokoh-tokoh pembaharuan islam di India dan apa saja bentuk
pemikirannya tentang pembaharuan islam di India atau Pakistan?
4. Bagaimana pengaruh pembaharuan pemikiran Pendidikan islam di India
atau Pakistan pada penyelenggara Pendidikan di dunia islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah masuknya islam di India atau Pakistan.
2. Untuk mengetahui keadaan India sebelum masuk islam.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan islam di India dan apa saja
bentuk pemikirannya tentang pembaharuan islam di India atau Pakistan.
4. Untuk mengetahui pengaruh pembaharuan pemikiran Pendidikan islam di
India atau Pakistan pada penyelenggara Pendidikan di dunia islam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Islam Di India


Menurut para ahli sejarah, Islam menduduki negeri Sind dan bagian
Selatan Punjab, India, pada tahun 712 M 5 di bawah pimpinan Muhammad
bin Qasim al-Thaqafi panglima perang Bani Umayyah di masa Khalifah
Walid bin ‘Abd Malik (388-421 H) 1 dan berhasil mendirikan sebuah kerajaan
yang kuat di sekitar wilayah Pakistan hari ini serta bertahan sampai
kesultanan Delhi pada abad ke 13.2 Namun demikian, sesungguhnya di masa
Umar bin Khattab telah dilakukan ekspedisi laut untuk menaklukkan India
pada sekitar tahun 633-637 M. Usman Sakifi, Gubernur Bahrain dan Oman
kala itu, mengirimkan tentera menyeberangi laut Tana. Pada tahun yang sama
ekspedisi dilanjutkan menuju Broaach dan Dabul, 3
kemudian diteruskan
kembali pada tahun 644 M.

1 Jamal al-Din al-Shiyali (1968), Tarikh Dawlah ’Abatirah al-Mughul al-Islamiyah,


Iskandariyah : Mansha‟ah al-Ma‟arif, h. 9
2 Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in Medieval India : A Historical Sketch” di dalam
Zafar Imam (ed.), Muslims in India, New Delhi : Orient Longman, h. 1
3 Tara Chand (1954), Influence of Islam on Indian Culture, Allahabad : The Indian Press
(Publication) Ltd, h. 31

4
Pada masa Khalifah Usman juga ada ekspedisi ke India di bawah
komander ‘Abdullah bin ‘Amar, namun ekspedisi ke benua India baru
berhasil pada tahun 699 M., di bawah kepemimpinan al-Haris dan al-
Muhabbab. 4
Akan tetapi, fakta sejarah membuktikan bahwa yang paling
berjasa dalam mengembangkan Islam ke seluruh India adalah bangsa Turki
pada akhir abad ke 10 Masehi.5 Adapun puncak kejayaan Islam di India
berada pada masa kerajaan Mughal yang dimulai oleh Babur (1526-1530),
Humayun (1530-1556), Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar yang Agung
(1556-1605), Jahaghir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb
Alamgir (1658-1707) dan terakhir pada masa Bahadur Shah II (1837-1857).
Sultan ini dipecat dan dibuang oleh penjajah Inggris ke Rangon dan
meninggal di sana tahun 1862.6
Sementara kejatuhan kerajaan Islam (Mughal) di India, sejatinya
dimulai sejak kematian Aurangzeb. Kenyataan ini setidaknya disebabkan oleh
tiga persoalan utama. Pertama, sudah tidak ada lagi Sultan yang kuat dan
berwibawa. Kedua bahwa kekuatan Hindu di bawah kepimpinan Maratha
semakin meningkat,7 ditandai dengan banyaknya wilayah kekuasaan Islam
yang melepaskan diri dari kerajaan pusat. Ketiga, penjajah Inggris semakin
kuat mencengkeram kuku-kuku jajahannya di India. Posisi seperti ini
membuat kerajaan Mughal berada di dalam suasana dilema dan harus
memilih satu di antara dua jalan yang sama pahitnya; berjuang bersama
kalangan Hindu untuk menolak penjajahan Inggris atau bekerjasama dengan
Inggris untuk melawan kekuatan Hindu. Namun pada kondisi tertekan seperti
itulah kemudian umat Islam India mulai menyadari kemunduran dan
kelemahannya8 sehingga muncul keinginan untuk bangkit semula.

4 Vidya Dhar Mahajan (1965), Early Histori Of India, India : S.Chand, h. 17


5 R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran (1994), Pengantar Tamaddun India, Kuala Lumpur
: Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd, h. 116
6 Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit., h. 301
7 Khalid B. Sayeed (1968), Pakistan the Formative Phase 1857-1948, London : Oxford
University Press, h. 3
8 Harun Nasution (1986), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press., h.
106

5
B. Keadaan India Sebelum Masuk Islam
India ialah anak benua di Asia Barat Daya, terpisah dari bagian
terbesar benua Asia oleh pegunungan Himalaya yang tinggi. Dalam wilayah
tersebut terdapat Pakistan dan Republik India secara resmi disebut Barat (luas
3. 301 516 km² penduduk di perkirakan 397. 500.000) anggota
persemakmuran Inggris, ibu Kota Delhi. 9
India juga dikenal sebagai anak
benua India sebelum terpecah menjadi India, Pakistan dan Bangladesh adalah
sebuah wilayah yang terletak di kawasan Asia Selatan yang mencakup luas
kira-kira 2.075 mil dari Utara ke Selatan dan 2.120 mil dari Timur ke Barat.
Di sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan wilayah Tibet (Cina)
dan Afghanistan, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan laut
(Samudra Indonesia) di sebelah Timur berbatasan dengan Burma dan di
sebelah Barat berbatasan dengan Persia (Iran).10
Situasi India secara kultural saat Islam masuk sebenarnya sedang
berada dalam titik lemah akibat konflik yang berkepanjangan antar kekuatan
agama dan politik, yakni antara kasta Brahmanik-Hinduisme dan keyakinan
Budha, serta munculnya berbagai elit politik terutama dominannya elit Rajput
dengan elit-elit politik Hindu. Dalam kondisi demikian pemerintahan lokal
mengambil peran yang lebih dominan dalam menanamkan pengaruhnya
terhadap rakyatnya. Tidak hanya sebesar itu berbagai kewenangan yang
berlebihan dalam penggunaan kekuasaannya-pun hampir mudah ditemukan di
setiap wilayah. 11
Karakteristik masyarakat India pada umumnya berbeda dengan bangsa
lain dan dapat dilihat dari segi bahasa, budaya, fanatisme (radikal) tidak
terbuka terhadap adat budaya luar dan tradisi keagamaan. Kebiasaan yang
melekat itu membuat orang-orang Hindu di India sulit selalu diajak hidup
bersama karena pandangan dan tradisi agamanya yang arogan.12

9 Depertemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Ensiklopedia umum, (Jakarta: Peningkatan


Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi, 1980), hal. 545.
10 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 301.
11 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 301.
12 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam.... hal. 301.

6
Fakta sejarah menunjukkan sebelum Islam masuk sekitar tahun 6000-
5000 SM bangsa Dravida berdatangan dari Asia Barat ke India dengan
membawa serta kepercayaan terhadap adanya Tuhan secara abstrak, pada
abad ke 6 SM bangsa Aria dari Persia juga berdatangan yang kemudian
menguasai Punjab dan Benarus (India Utara) dengan membawa serta
kepercayaan mereka tentang adanya Tuhan secara nyata. Pada tahun 599 S.M.
Lahirlah Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jain. Pada tahun 557
SM lahirlah Sidharta Gautama Budha di Kapilabastu di kaki gunung
Himalaya dan menjadi pelopor lahirnya agama Budha. 13
Namun tekanan yang besar dari kelompok kasta Brahmana terhadap
penganut agama Budha menyebabkan mereka mengharapkan datangnya
kekuatan lain yang bisa memberikan perlindungan, dan menghindari
kekejaman penguasa Hindu. Namun ajaran Budha tidak diterima di India, dan
lebih berkembang di luar kawasan India seperti Nepal, Burma, dan Thailand.

C. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di India atau Pakistan


1. Syaikh Waliyullah (1114 H/1702 M sampai 1176 H/ ll76 M)
Nama lengkapnya adalah Qutb al-Din ibn Abdul al-Rahman yang
umumnya dikenal dengan nama Syaikh Waliyullah. Ia dilahirkan di Delhi
pada tahun 1114 H/1702 M dan wafat di sana tahun 1176 H/ ll76 M.
Ayahnya bernama Syaikh Abdul- Rahman, seorang ulama besar dan
pemimpin tarekat Naqsyabandiyah di Delhi, dan pemimpin sebuah
madrasah yang setelah ayahnya meninggal dikenal dengan nama
Madrasah Rahimiyah.14
Ide-ide Gerakan Syaikh Wliyullah
Sebagai tokoh dan pemikir Islam India, Syaikh Waliullah memberikan
beberapa gagasan dan usaha untuk memajukan masyarakat Islam India
dari keterbelakangan-nya serta memberikan gagasan bahwa sistem
pemerintahan absolut harus dihapuskan yang kemudian diganti dengan
sistem pemerintahan yang demokratis, yakni dengan menghidupkan
kembali sistem pembaruan yang demokratis yang terdapat di zaman
13 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam... hal. 301.
14 Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008), h.89.

7
Khulafaur Rasyidin.15 Ide pembaruannya dapat diikuti dalam beberapa
bidang, yaitu:
a. Hukum Islam (Fiqih)
Sebab kedua yang membuat gagalnya umat Islam, menurut
Syaikh Waliyullah, adalah masuknya adat istiadat dan ajaran bukan
Islam ke dalam kerukunan umat Islam India, termasuk ajaran Hindu.
Oleh karena itu, kenyakinan umat Islam harus dibersihkan dari hal-
hal yang asing. Mereka harus dibawa kembali pada ajaran Islam
yang sebenarnya. Dan sumber asli ajaran Islam hanyalah Al-Quran
dan Hadis. Menurut Syaikh Waliyullah, untuk mengetahui ajaran
Islam sejati, umat Islam harus kembali kepada kedua sumber itu,
bukan kepada selainnya, seperti buku tafsir, fiqih, dan ilmu kalam.
Syaikh Waliyullah sangat menentang taqlid dengan cara mengikuti
dan patuh kapada penafsiran dan pendapat ulama di masa lampau. Ia.
menyadari bahwa masyarakat tetap berkembang dan dinamis.16
Penafsiran yang sesuai untuk satu zaman belum tentu sesuai dengan
zaman sesudahnya.
b. Teologi
Kelemahan umat Islam lainnya adalah pengaruh filsafat
Yunani. 17
Para ulama telah tenggelam dengan persoalan teologi
dialektik. Hampir tidak ada satu pun yang terpengaruh dengan
perdebatan dalam polemik, yang menimbulkan perpecahan dan
pertentangan golongan seperti Syiah dan Sunni, Mu’tazilah dan
Asy’ariyah serta Muturidiyah. Demikian pula pertentangan antara
kaum Syari’ah dan kaum sufi. Perbedaan ini kemudian berkembang
kepada saling mengkafirkan antar golongan. Syaikh Waliyullah
menentang pandangan seperti ini. Menurutnya, Syiah, Sunni, dan
golongan lainnya masih tetap orang Islam selama mereka masih

15 Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008), h.90.


16 Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008), h.92.
17 Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-
Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), h.78.

8
mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad adalah rasul-Nya.
Ajaran 'yang mereka anut tidak membuat mereka keluar dari Islam.
c. Penerjemahan Al -Qur’an
Syaikh Waliyullah merupakan orang pertama yang secara
terus menerus menyuruh untuk kembali kepada Al Quran dan sunnah
Nabi Saw. sebagai rujukan sekaligus petunjuk dalam menyelesaikan
segala masalah yang dihadapi. Umat Islam India dapat memahami
pesan-pesan yang ada dalam Al-Quran, dan dalam menerjemahkan
Al-Quran ini pada mulanya mendapat hambatan yang cukup keras
dari masyarakat. Bahkan ia dituduh telah menjadi kafir, karena
dalam pandangan umat Islam India saat itu menerjemahkan Al-
Quran ke dalam bahasa selain bahasa Arab merupakan dosa besar.
Dalam proses selanjutnya, umat Islam semakin menyadari
pentingnya apa yang dilakukan oleh Waliyullah. Bahkan putranya
sendiri kemudian menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Urdu,
bahasa yang lebih umum dipahami ojeh masyarakat India saat itu.
Di antara alasan yang dapat di kemukakan adalah walaupun
pembaruan yang digagaskan oleh Syaikh Waliullah mencangkup
bidang yang luas, pemurnian agama dan kepercayaan dan praktik
yang tak islami, serta langkah kembali kepada ajaran Islam yang
murni lebih mendapat tekanan dalam ajarannya.18
2. Sayyid Ahmad Khan (1817 M-1898 M)
Sayyid Ahmad Khan adalah seorang putra India yang dilahirkan pada
tahun 1817 M. Berdasarkan suatu keterangan, ia mempunyai pertalian
darah dengan Husein bin Ali bin Abdul Muthalib, cucu nabi dari putrinya
Fatimah. 19
Ia pada mulanya dididik dengan sistem pendidikan tradisional
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, di antaranya pengetahuan
agama, bahasa Arab, dan pelajaran bahasa Persia. Sayyid Ahrnad Khan
yang sangat memerhatikan keadaan umat Islam menambah dorongan

18 Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008), h.93.


19 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1992), h.167.

9
umatnya untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dengan jalan
membaca.20
Bentuk-bentuk Pembaharuannya antara lain:
a. Agama
Sayyid Akhmad Khan termasuk pemikir rasionalitas.
Sebagian besar pemikiranya cenderung lebih besar atas daya pikir
logis sehingga sesuatu yang dianggap kurang logis tidak dapat
diterimanya begitu saja. Begitu juga cara Ia menelaah dan memberi
interpretasi terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadis, cenderung mengarah
pada pemikiran rasionalitas.21 Mengenai sumber hukum Islam tersebut
ia sangat kritis, lebih-lebih terhadap hadis, yang kedudukanya sebagai
sumber kedua dalam hukum Islam, ia sangat selektif. Menurutnya,
hadis banyak yang palsu, yang sahih saja kalau bertentangan dengan
Al-Qur’an perlu dipertimbangkan lagi untuk dipakai. Dari sinilah ia
memunculkan konsep ijtihad baru dan rasionalisme.
Paradigma dalam memahami ajaran agama sebagaimana
diatas telah melahirkan fatwa-fatwa sebagai berikut:
 Kaum perempuan boleh tidak memakai purdah
 Hukum perempuan dibenarkan untuk agresi dalam perang suci
(jihad).
 Bank modern, transaksi perdagangan, pinjaman, serta perdagangan
internasional yang meliputi ekonomi modern, meskipun disitu ada
pembayaran bunga, tidaklah dianggap sebagai riba karena hal itu
tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur’an.
 Hukum pemotongan tangan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan
As-Sunnah bagi, pencuri, rajam serta cambukan seratus kali bagi
pezina adalah biadab dan hanya sesuai dengan masyarakat primitif
yang kekurangan tempat penjara.
 Jihad adalah sesuatu yang dilarang, kecuali dalam keadaan yang
memaksa.

20 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1992), h.96.


21 Abdul Hamid Dan Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam (Bandung:Pustaka Setia,
2010),h.177.

10
 Tujuan dari do’a yang sebenarnya adalah merasakan kehadiran
Tuhan.

Secara teologis Sayyid Akhmad Khan menganut paham


Qadariyah. Menurutnya manusia telah dianugrahi Tuhan daya
kekuatan, diantaranya daya berfikir yang disebut dengan akal, dan
daya fisik untuk mewujudkan kehendaknya.22
Di samping itu, pokok-pokok sumbangsih pemikiran akhmad
Khan tentang pembaharuan dalam Islam adalah mengenai taqlid. Ia
sangat menentang adanya taqlid.23
b. Pendidikan
Sayyid akhmad Khan melihat bahwa umat Islam India
mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Oleh
karena itu menurutnya, satu-satunya cara untuk mengubah umat Islam
India dari keterbelakangan adalah pendidikan.24
Dengan pendidikan akan tercerahkan bisa merubah sikap
mental yang kurang percaya pada kekuatan akal, kebebasan manusia,
dan hukum alam. Setiap bangsa bisa berhasil jika melakukan usahanya
sendiri. Sintesa yang memadukan antara pendidikan berbasis sains
modern dan prinsip-prinsip ajaran Islam yang di inginkan Akhmad
Khan dapat diwujudkanya sehingga tahun 1870 berdirilah sebuah
perkumpulan yang perduli pada peningkatan pendidikan umat Islam
India, tahun1875 berdiri Muhammaden Anglo Oriental College (1925)
berubah menjadi Aligarh Muslim University.25
Tujuan dari pendirian lembaga pendidikan di Aligarh ini adalah:
 Memberikan pendidikan liberal.

22 Abdul Hamid Dan Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam (Bandung:Pustaka Setia,
2010),h.99.
23 Abdul Hamid Dan Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam (Bandung:Pustaka Setia,
2010),h.100.
24 Abdul Hamid Dan Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam (Bandung:Pustaka Setia,
2010),h.176.
25 Taufiqqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Islam Abad Modern dan
Kontemporer (Surabaya:Dian Ilmu,2007),h.98-99.

11
 Menghilangkan tradisi masa lalu yang menyesatkan dan
menghambat kemajuan seserta prasangka buruk.
 Mendamaikan sains modern barat dengan pengajaran Islam.
 Memperkenalkan peradaban barat yang unggul.
 Mengangkat martabat umat Islam sengan ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan Inggris.26
Dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
seragam untuk umat Islam di India, Akhmad mendirikan Mohammaden
Educational Conference (1885) dengan program:
 Mempromosikan pendidikan Barat.
 Memperkaya bahasa Urdu dengan penerjemahan.
 Menekankan pentingnya pendidikan wanita.
 Menyusun kebijakan orang Islam untuk belajar di Eropa.
Dalam mengembangkan pendidikanya, Akhmad Khan
melengkapinya dengan lembaga-lembaga penerjemah (the translation
society) untuk menerjemahkan buku-buku seni dan sains. Lembaga
penerjemah ini didirikan di Moradabad (1559) dan Grazipur (1863).
Tujuan kedua lembaga ini untuk menyebarkan pengetahuan modern,
baik dalam bidang sejarah, ekonomi maupun sains serta
menerjemahkan berbagai buku bahasa Inggris yang berkaitan dengan
permasalahan penting kedalam bahasa Urdu.27
Berdirinya lembaga pendidikan MAOC atau dengan
sebutan Aligarh yang digagas Ahmad Khan mempunyai tujuan penting
dalam bidang pendidikan dengan Tujuan untuk melahirkan satu
generasi Muslim yang menguasai ilmu-ilmu modern Barat namun tetap
mempertahankan komitmen yang tinggi terhadap Islam. Sedangkan
dalam bidang kurikulum diajarkan ilmu-ilmu agama islam dan ilmu-
ilmu modern.

26 Taufiqqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Islam Abad Modern dan


Kontemporer (Surabaya:Dian Ilmu,2007),h.99.

27 Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008), h.102.

12
3. Muhammad Iqbal (1877-1938)
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot Punjab (Pakistan) dari keluarga
kasta Brahmana yang mendiami lembah kasymir, tetapi sudah masuk
Islam sejak tiga abad sebelum kelahirannya. Kakek Iqbal adalah seorang
sufi.
Bentuk-bentuk pembaharuanya
a. Keagamaan
Iqbal memandang bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan oleh; Pertama, kehidupan mistisisme aksetik, iqbal
mensinyalir bahwa terdapat kesalahan pemahaman umat Islam
terhadap ajaran Islam. Karena percampuranya dengan ajaran
Brahmaisme, sufisme Isyraqisme.28 Masyarakat Muslim menjalani
kehidupan keagamaan mereka telah jauh dari nilai keagamaan yang
murni seperti diajarkan Nabi. Kedua, hilangnya semangat induktif, un
tuk menegmbalikan kejayaan Islam, harus setia pada semangat agama
sendiri dengan menempuh cara induktif dan empiris dalam
penyelidikan. Dengan demikian umat Islam akan maju menjadi
penemu dan pemimpin dunia dalam ilmu pengetahuan. Ketiga,
otoritas perundang-undangan yang melumpuhkan perkembangan
pribadi dan menyebabkan hukum Islam praktis tidak bergerak. Untuk
itu harus dibangun kehidupan yang dinamis dengan upaya ijtihad
menemukan kembali kebenaran baru dan membangun kembali
wawasan moral, sosial, dan politik.
Pembaharuan keagamaan yang disodorkan Iqbal bukan
dalam bentuk reformasi keagamaan, tetapi membangun kembali
pemikiran keagaam Islam. Membangun kembali pemikiran
keagamaan adalah gerakan penyadaran eksisitensi diri mereka
sekaigus eksistensi kebenaran ajaran Islam.
Nasionalisme Iqbal dalam hal ini bisa diadopsi dari Barat
tapi bukan dalam artian tertanam benih-benih materialisme dan
28 Donohue Jhon J dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi Masalah-
Masalah, terj. Machnun Husein, Judul Asli: Islam in Transition, Muslim Perspectives (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1994),h.135.

13
ateisme karena berbahaya bagi manusia. Nasionalisme disini adalah
nasionalisme yang membawa keuntungan bagi perkembangan hidup
dan kehidupan umat Islam sebagai sebuah sebuah bangsa. Sedang
patriotisme sebagian dari Nasionalisme adalah berkah yang bersifat
fitri dan mempunyai tempat dan kehidupan moral manusia, dan ini
dapat dipakai sebagai penyemangat kehidupan kemanusiaanya.29
4. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)
Muhammad Ali Jinnah lahir di Karachi, 25 Desember 1876. Dia
adalah seorang politikus muslim India, pendiri negara Pakistan. Ia anak
seorang saudagar. Muhammad Ali Jinnah pernah belajar di Bombay, ketika
ia berusia 10 tahun. Setelah itu ia meneruskan pendidikannya di tempat
kelahirannya, Karakhi, pada salah satu Madrasah al-Islam, semenjak
sekolah menengah. Pada tahun 1891, ketika berusia 15 tahun, ia belajar
pada Mission High School. Ia meneruskan pendidikannya pada University
of Bombay. 30
Karena kecerdasan dan kecemerlangan otaknya sejak dari
kecil, sehingga kawan ayahnya Frederich Leigh Crft (berkebangsaan
Inggris) memberikan nasihat agar mengutus anaknya ke Inggris untuk
belajar ilmu hukum. Oleh karena itu ia menuju Inggris pada usia 16
tahun.5 Di sana ia memilih Lincoln’s sebagai tempat pendidikannya. Di
lembaga pendidikan tersebut para mahasiswa dipersiapkan untuk meraih
keahlian di bidang hukum dan menjadi pengacara. Beliau menyelesaikan
studinya hanya dalam jangka waktu 2 tahun. Dari uraian tersebut di atas
memberi isyarat kepada kita bahwa, Muhammad Ali Jinnah dibekali, dan
diwarnai oleh dua corak. Yaitu corak dari Timur (Bombay) dan corak dari
Barat (Inggris). Kedua corak tersebut terpadu menjadi satu. Namun dengan
menelaah perjalanan pendidikannya maka kemungkinan yang dominan
membentuk kepribadiannya adalah pendidikannya di Bombay.
Bentuk-bentuk pembaharuanya
a. Politik

29 Harun Nasution(1975), Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan,


(Jakarta:Bulan Bintang,1922), h.203.
30 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam. Cet.III. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994. h.
322

14
Untuk mewujudkan ide pembaharuannya di bidang politik,
beliau mencari strategi yang paling tepat. Beliau harus lebih awal
menggabungkan diri dengan partai yang sudah ada pada saat itu, yaitu
partai Kongres Nasional India. 31
Pada tahun 1906, beliau diutus oleh
Presiden Dadabha Pada tahun 1906, beliau diutus oleh Presiden
Dadabhay Naoroji untuk meng- hadiri sidang All India National
Congres Calcutta, dan jabatan beliau waktu itu sebagai Sekretaris
pribadi Presiden. Pada Kongres tersebut, beliau tampil berbicara
mengenai masalah yang berhubungan dengan umat Islam India, yaitu
soal “Waqful-Aulad”. 32
Di kemudian hari ketika ia dipilih menjadi
anggota Dewan Legislatif kerajaan, ia mendukung rencana undang-
undang pengesahan Wakaf (Waqaf Faliditing Bill) yang membawanya
semakin dekat dengan peminpin-peminpin Muslim, dan bantuannya
dalam beberapa hal banyak diminati oleh komunitas Muslim. Ia
bahkan menghadri suatu sidang dari All India Muslim League sebagai
undangan, tetapi ia menolak untuk menandatangani perjanjian menjadi
anggota, karena beliau berfikir bahwa tujuan organisasi tersebut tidak
memperlihatkan sikap permusuhan terhadap penguasa Inggris, bahkan
sebaliknya. Liga itu patuh dan setia kepada pemerintahan Inggris.
Namun pada tahun 1913, Liga Muslim mengubah anggaran dasarnya,
yaitu berusaha untuk memperoleh suatu bentuk pemerintahan sendiri
dari yang tadinya patuh dan setia kepada Inggris kemudian menjadi
anti dan memusuhinya. Pada saat terjadi perubahan tersebut,
Muhammad Ali Jinnah masih berada di Inggris, dan pada akhir tahun
itu juga Sir Sayid Wazir Hasan, Sekretaris Liga Muslim, dan Maulan
Muhammad Ali mengunjungi Inggris dalam hubungannya dengan
masjid Cownpore. Kedua orang tersebut meminta kepada Muhammad
Ali Jinnah agar kembali ke daerahnya dan bergabung ke Liga Muslim
yang sudah diubah anggaran dasarnya. Karena keberatan pokok yang
menyebabkan tidak mau menggabungkan diri pada Liga Muslim pada
31 Umar Syihab, Gerakan Pembaharuan Umat Islam di Indonesia dan di India. Ujung
Pandang , t.tp., 1989. h. 50
32 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Cet. I, Bandung : Mizan,
1993. h.191

15
saat itu sudah tidak ada, maka Muhammad Ali Jinnah setuju untuk
bergabung dengan Liga Muslim, dan dengan demikian Liga
memperoleh orang yang sangat kuat. 33
Dari uraian tersebut di atas,
dapatlah dipahami bahwa penampilan Muhammad Ali Jinnah dalam
bidang politik India menempuh metode revolusioner dan tegas.
b. Perjuangannya Untuk Mendirikan Negara Pakistan
Setelah bulan Maret 1940, jalan perjuangan Muhammad Ali
Jinnah mulai jelas. Liga Muslim memutuskan berdirinya negara
Pakistan. Keputusan itu diambil setelah melalui pembahasan pada
rapat tahunan Liga Muslim yang diadakan di Lahore atas rekomendasi
dari panitia yang khusus dibentuk untuk itu. Hanya pada waktu itu,
perincian mengenai Pakistan belum ada, baik mengenai daerahnya,
maupun mengenai corak pemerintahannya. Liga Muslim sudah
mempunyai tujuan perjuangan yang jelas. Ia semakin banyak
mendapat sokongan dari umat Islam dan dengan demikian
kedudukannya bertambah kuat. Pemuka-pemuka Islam yang
bergabung dengan partai Kongres Nasional India mulai kehilangan
pengaruh. Sebahagian menggabungkan diri ke Liga Muslim,
sebahagian tetap bertahan di partai Kongres seperti Abul Kalam Azad,
dan sebahagian lagi meninggalkan medan politik. Organisasi-
organisasi Islam India lain, pada akhirnya, juga menyokong Liga
Muslim dalam menuntut pembentukan Pakistan. Partai Kongres juga
mulai melihat kekuatan Muhammad Ali Jinnah dan Liga Muslim yang
dipimpinnya. Di tahun 1944, Gandi melakukan perjumpaan dengan
Muhammad Ali Jinnah mengenai aksi bersama terhadap Inggris. Akan
tetapi karena perbedaan pahan tentang masa depan India masih besar,
perjumpaan itu tak membawa hasil apa-apa. 34
Dalam pada itu
Muhammad Ali Jinnah menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Pakistan. Negara baru itu akan mencakup enam daerah. Daerah
perbatasan Barat laut, Balukhistan, Sindi dan Punjab di sebelah Barat
33 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Cet. I, Bandung : Mizan,
1993. h.192
34 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet. II.
Jakarta : Bulan Bintang, 1996. h. 197-198.

16
serta Bengal dan Assam di sebelah Timur. Penduduk Islam dari daerah
ini, menurut Muhammad Ali Jinnah, berjumah 70 juta dan merupakan
70 persen dari seluruh penduduk. Pemerintah di daerah-daerah itu
akan berada di tangan umat Islam, dengan tidak melupakan turut
sertanya golongan non Islam dalam pemerintahan, dan jumlahnya
akan disesuaikan dengan persentase mereka di tiap-tiap daerah.
Sokongan umat Islam India kepada Muhammad Ali Jinnah dalam Liga
Muslim bertambah banyak dan tambah kuat. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pemilihan umum 1946. Umpamanya di Assam, Liga Muslim
memperoleh 31 dari 34 kursi dan di Sindi 29 dari 34 kursi. 35
Dari
hasil-hasil yang disebutkan itu, maka Muhammad Ali Jinnah semakin
popular dan semakin berwibawa, baik di mata Inggris, maupun di
mata Partai Kongres Nasional India.

D. Pengaruh pembaharuan Pemikiran Pendidikan Islam di India-Pakistan


pada penyelenggara pendidikan di Dunia Islam.
Pada abad modern seperti sekarang ini, kecenderungan pada
pembangunan dan pengkajian agama tetap berlanjut. Hal itu terlihat dalam
pendirian perguruan-perguruan tinggi seperti universitas Baluchistan,
Universitas Pertanian Faisalabad, Government College Lahore. Di samping
itu Pakistan memiliki lembaga pengkajian ilmu-ilmu Islam yang merupakan
sumbangan yang amat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam di
antaranya:
1. Yayasan Ilmu Pengetahuan Pakistan.
2. Akademi Ilmu-ilmu Pengetahuan Pakistan.
3. Pakistan Philosophical Congress.
4. Internasional Islamic Philosophical Association.
5. Internasional Iqbal Forum.
6. Academic Centre.
7. Wes Pakistan Urdu Academy.36
35 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet. II.
Jakarta : Bulan Bintang, 1996. h. 198.
36 Lihat Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jilid IV, (Cet.IV, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve, 1997),h.74.

17
Pengkajian ilmu-ilmu keislaman tersebut masih berlansung sampai
saat ini, dan Pakistan tercatat sebagai pengkajian paling aktif tentang
masalah keislaman dan filsafat. Budaya keilmuan di Pakistan telah
melahirkan sejumlah ilmuan muslim yang berkaliber internasional, Di
antaranya Muhammad Iqbal (1873-1938), Abu A’la al-Maududi (1903-1979)
tokoh pemikir yang cendrung ortodoks dan tradisional; M.M. Syarif (1893-
1965) pendiri Pakistan Philosophical Congress, juga Editor History of
Muslim Philosophy, salah satu buku terbaik untuk sejarah filsafat saat ini.
CA. Qadir (lahir tahun 1909) salah seorang pendiri Pakistan Philoshopical
Congress dan penulis buku Phyloshophy and Science in the Islamic World.
Dr. Abdus Salam (lahir tahun 1926) penerima hadiah nobel di bidang fisika
tahun 1979. Fazlurrahman, guru besar ilmu Agama Islam di Universitas
Chicago Amerika Serikat.37
Dengan demikian Pakistan berperan penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan filsafat serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga
pengkajian dan intelektual muslim, tokoh politik dan ilmuan terkenal yang
memberikan kontribusi positif bukan saja bagi Pakistan namun juga bagi
dunia Islam. Sayyid Qutub, tokoh Ikhwanul Muslim Mesir pernah
mengatakan bahwa kini telah muncul dua kekuatan besar Islam, yakni
Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia Selatan). Kekuatan militer
negara Pakistan ini juga diperhitungkan oleh dunia dengan adanya dugaan
bahwa negara Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir. Bahkan
Amerika menilai Pakistan, sebagai negara “Bom Islam” (Islamic Bomb).

37 Lihat Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jilid IV, (Cet.IV, Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve,
1997),h.74.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
India memiliki posisi penting  dalam sejarah peradaban dan
pembaharuan pemikiran pendidikan di dalam Islam. Benih yang ditanam
Syah Waliullah kemudian dipupuk dan dikembangkan oleh para penerusnya.
Kondisi politik dan sosial pada waktu itu membuat setiap tokoh memiliki cara
tersendiri untuk menghidupkan api Islam di tanah Indus. Maka kenyataan ril
pada waktu itu harus dijadikan bahan utama dalam memberikan penilaian
terhadap pemikiran setiap tokoh yang telah berijtihad. Pemahaman seperti ini
diharapkan dapat menjadi input terhadap perumusan konsep pembaharuan
dalam Islam di masa kini dan akan datang.
Yang menjadi latar belakang pembaharuan pemikiran pendidikan
Islam di India atau Pakistan Antara lain:
1. Ajaran Islam sudah bercampur baur dengan paham dan praktek
keagamaan dari Persia, Hindu atau Animisme.
2. Pintu ijtihad tertutup.
3. Kemajuan kebudayaan dan peradaban Barat telah dapat dirasakan oleh
orang-orang India, baik orang Hindu maupun kaum Muslimin, namun
orang Hindu-lah yang banyak menyerap peradaban Barat, sehingga orang
Hindu lebih maju dari orang Islam dan lebih banyak dapat bekerja di
Kantor Inggris.
4. Kesemenah-menahan Pemerintahan Inggris.
5. Kekacauan Kepemimpinan Mughal dan para Amirnya.
6. Terjadinya keributan antara Islam dan Hindu.

19
7. Tingginya krisis penegtahuan pada kaum perempuan khususnya
umumnya pada masyarakat India-Pakistan.
Adapun pembaruan di negara india dan Pakistan ini merupakan negara
yang mempunyai banyak sejarah dalam perdaban islam, dan mengalamai
pembaruan yang sangat pesat, adapun tokoh dan pembaruannya yaitu:
1. Syaikh Waliyulloh (1114 H/1702 M sampai 1176 H/ ll76 M)
2. Sayyid Ahmad Khan (1817 M-1898 M)
3. Muhammad Iqbal (1877-1938)
4. Muhammad Ali Jinnah (1876-1948)

Islam dan umat Islam di Pakistan telah memberikan kontribusi secara


nyata dalam perkembangan peradaban di dunia Islam. Pakistan merupakan
suatu negara yang mengambil Islam sebagai sumber hukum telah menjadi
fenomena tersendiri dalam kajian tentang hubungan negara dan agama dalam
Islam. Pakistan melahirkan banyak tokoh intelektual muslim diantaranya
Muhammad Iqbal sebagai penggagas utama berdirinya negara Pakistan,
Muhammad Ali Jinnah.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan, kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, untuk
memperbaiki makalah ini penulis meminta kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Jamal al-Din al-Shiyali (1968), Tarikh Dawlah ’Abatirah al-Mughul al-Islamiyah,


Iskandariyah : Mansha‟ah al-Ma‟arif.

Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in Medieval India : A Historical Sketch” di


dalam Zafar Imam (ed.), Muslims in India, New Delhi : Orient Longman.

Tara Chand (1954), Influence of Islam on Indian Culture, Allahabad : The Indian
Press (Publication) Ltd.

Vidya Dhar Mahajan (1965), Early Histori Of India, India : S.Chand.

R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran (1994), Pengantar Tamaddun India, Kuala


Lumpur : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008).

Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008).

Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di


Negara-Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gama Media, 2003).

Khoiriyah(1977), Islam dan Logika Modern, (Yogyakarta:Arruz Media, 2008).

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1992).

21
Abdul Hamid Dan Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam (Bandung:Pustaka
Setia, 2010).

Taufiqqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Islam Abad Modern


dan Kontemporer (Surabaya:Dian Ilmu,2007)

Donohue Jhon J dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi


Masalah-Masalah, terj. Machnun Husein, Judul Asli: Islam in Transition,
Muslim Perspectives (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994)

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam. Cet.III. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994.

Umar Syihab, Gerakan Pembaharuan Umat Islam di Indonesia dan di India. Ujung
Pandang , t.tp., 1989.

Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Cet. I, Bandung :
Mizan, 1993. h.191

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet.
II. Jakarta : Bulan Bintang, 1996. h. 197-198.

Lihat Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jilid IV, (Cet.IV, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Houve, 1997),h.74.

22

Anda mungkin juga menyukai