Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Dosen Pengampu
KADIR MUNIR, M.Pd
Disusun Oleh
KELOMPOK 12
1) Siti Fatimah
2) Zaidatul Husna
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Reformisme Islam dan Gerakan Wahabi di Arabia”. Sholawat beriringkan salam
penulis persembahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terselesaikannya makalah ini bukan hanya kemampuan penulis semata tetapi dengan
bantuan Allah SWT, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritikan dan saran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagasan dan pengertian Reformisme islam, kata yang lebih dikenal untuk pembaharuan
adalah modernisasi. Kata moderniasi lahir dari Dunia Barat, adanya renaisans terkait dengan
masalah agama. Modernisme dalam masyarakat Barat mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan
usaha untuk mengubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya agar
semua itu dapat disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Sebagai halnya di Barat, didunia Islam juga timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan
faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
pengetahuan dan teknologi modern. Dengan jalan demikian pemimpin-pemimpin islam modern
mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa
kepada kemajuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa gagasan dan pengertian Reformisme Islam ?
2. Apa sebab munculnya Gerakan Reformisme ?
3. Siapa tokoh-tokoh dalam Gerakan Reformisme ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar memahami gagasan dan pengertian Reformisme Islam !
2. Agar mengetahui tokoh-tokoh Reformisme Islam !
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reformisme Islam
Dalam bahasa Indonesia, pengertian Reformisme adalah perubahan radikal untuk
perbaikan bidang sosial politik atau agama disuatu masyarakat atau negara. Modernisasi
atau pembaharuan bisa pula disebut dengan “reformasi”, yaitu membentuk kembali atau
mengadakan perubahan kepada yang lebih baik, dapat pula diartikan dengan perbaikan.
Dalam bahasa Arab sering diartikan dengan Tajdid yaitu memperbaharui, sedangkan
pelakunya disebut Mujaddid yaitu orang yang melakukan pembaharuan.
Pengertian reformisme Islam adalah merubah pemahaman agama umat islam yang
menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Istilah lain dari reformisme islam adalah upaya-
upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi modern. Konsep pembaharuan itu
sendiri telah ada dalam Al-Qur’an seperti dalam Q.S Ad-Dhuha:4. “Dan sungguh
kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang dahulu”. Kemudian lebih tegas Hadits
Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Hakim, dari Abu Hurairah
yaitu: ”Sesungguhnya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana akan membangkitkan
mujaddid-mujaddid bagi ummat (Islam) pada setiap seratus tahuan yang akan
memperbaharui ( jiwa dan semangat) agama mereka”. (H.R Abu Daud).
Reformisme Islam merupakan proyek historis ulama yang dimulai pada abad ke-17
dalam usaha untuk menata kembali umat muslim dan memperbaharui perilaku individu.
Proyek historis ini didasarkan pada gagasan pemurnian kepercayaan dan praktek Islam
dengan kembali kepada sumber yang autentik, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah serta memiliki
kecendrungan kuat untuk menolak kebudayaan Barat.
Ciri utama dari reformisme Islam ialah semangat puritanisme yaitu penekanan kepada
ajaran Islam yang murni, ada semacam persamaan dengan aliran tradisionalisme yang
menekankan ortodoksi atau keaslian ajaran Islam bertolak dari semangat puritanisme.
Aliran reformisme sangat menekankan Ishlah dan Tajdid.
5
TOKOH-TOKOH GERAKAN REFORMISME
6
Ahmad Bahrelvi, Muhammad Ilyas, Sir Muhammad Iqabal, Abdul Kalam Yazid,
Abdul A’la Maududi dan sebagainya.
Perjuangannya menegakkan islam berbenturan keras dengan langkah-langkah
reformis Raja Mughol Akbar Agung yang liberal dan cenderung merusak ajaran Islam.
Beliau menyalurkan pembaharuan pemikirannya lewat madrasah-madrasah dan
pondok-pondok sufi dan mengirim muridnya diberbagai kota untuk perjuangannya
yang berat tersebut.
7
GERAKAN WAHABI ( ABAD XVIII)
Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Umayyah, daerah Najed pada tahun 1115 H
dan wafat pada tahun 1206 H. Gerakan Wahabi muncul di Arab Saudi pada pertengahan abad
ke-18 dari dakwah Muhammad bin Abdul Wahab. Beliau adalah seorang teolog Muslim yang
lahir pada 1703 di Nadj, sisi timur Arab Saudi.
Dalam pengembaraannya ke berbagai daerah untuk menutut ilmu, Muhammad bin
Abdul Wahab menemukan banyak terjadi penyimpangan ajaran islam. Penyimpangannya
tersebut di antaranya berupa praktik bid’ah, syirik dan khurafat. Bidah adalah mengadakan
suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam islam, dibentuk sendiri oleh manusia atau budaya
di sekitarnya. Alhasil Muhammad bin Abdul Wahab mencetuskan pemikiran reformasi islam
yang kemudian menjadi sebuah gerakan. Wahabi dianggap sebagai gerakan yang ultra
konservatif, keras dan berusaha mempertahankan ajaran islam yang mutlak berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadits.
Para penganut paham Wahabi menama kan dirinya sebagai kelompok Muwahiddun,
yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan Allah SWT. Adapun paham dan gerakan
Muhammad bin Abdul Wahab dibidang akidah dan syariah antara lain :
1. Tauhid adalah pemahaman tentang ketuhanan yang paling memadai sebagai jalan
yang mampu memurnikan akidah islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.
2. Tidak ada perkara suatu apapun yang patut dijadikan dalil dalam agama islam,
melainkan firman Allah Swt, dan sunnah Rasulullah Saw.
3. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
4. Pintu ijtihad terbuka sepanjang masa dan tidak pernah tertutup
5. Syirik dalam segala bentuk, khurafat dan takayul harus dikikis habis
6. Ia menghendaki sistem pendidikan diubah dengan sistem yang dinamis dan
kreatif.
Dalam ajarannya, Muhammad bin Abdul Wahab memfokuskan pada beberpa hal, seperti
berikut:
1. Menyembah hanya kepada Tuhan, selain itu musyrik
2. Mengembalikan orang Islam dari kepercayaan kepada Syeikh, Wali atau kekuatan
gaib kepada ajaran Tauhid
3. Menyebut nama Nabi, Syeikh atau malaikat dalam doa termasuk musyrik
4. Meminta syafaat kepada selain Tuhan termasuk menyekutukan Tuhan
8
5. Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Qur’an dan Sunnah merupakan
kekufuran atau paham yang berbeda dengan islam
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian reformisme menurut Islam adalah merubah pemahaman agama umat
islam yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Benih pembaharuan dunia islam
sesungguhnya telah muncul sekitar abad XIII M, ketika dunia islam mengalami
kemunduran diberbagai bidang. Tokoh- tokoh gerakan reformisme yaitu Ahmad
Sirhindi dan Shah Waliullah.
Adapun hal yang menyebabkan kenapa gerakan Wahabiyah digunakan oleh Raja
Abdul Aziz dalam membantu mewujudkan pemerintahannya di Arab Saudi adalah
ketika itu gerakan Wahabiyah ini dibangkitkan kembali pada awal abad ke-20 oleh
Raja Abdul Aziz yang merupakan keturunan dari Ibnu Saud orang yang pertama kali
menjalin hubungan dengan Abdul Wahab yang merupakan pendiri dari gerakan
Wahabiyah ini. Dengan meniru metode nenek moyangnya yaitu menyebarluaskan
ajaran Wahabi serta menggunakannya sebagai alat untuk memperoleh kekuasannya,
akhirnya Abdul Aziz dapat menguasai Jazirah Arab.
B.SARAN
Ketika menemukan lebih awal pemikiran atau tulisan seseorang yang pro terhadap
Wahabi maka anda akan berkata Wahabi itu adalah ajaran yang lurus (baik) namun apabila
anda lebih awal menemukan pemikiran atau tulisan seseorang yang kontra terhadap Wahabi
maka anda katakan Wahabi adalah ajaran yang sesat. Oleh karena itu saran dari penulis
ketika ingin memahami teologi Wahabi jangan langsung menarik kesimpulan tetapi
selanjutnya baca kitab tauhid Muhammad Bin Abdul Wahab dan pahami secara mendalam
dengan cara maknai poin-poin lalu sesuaikan kondisi sosial dan keagamaan pada saat itu.
Disarankan agar kiranya menjaga kemurnian tauhid sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Ketika terdapat adanya ketidaksesuaian dalam
pemikiran maka penulis menyarankan bahwasanya tinggalkan yang menurut anda buruk dan
ikuti yang menurut anda baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. Sejarah Lokal di Indonesia. Cet . IV; Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996.
Algar , Hamid. Wahhabisme: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Demokrasi Project
Yayasan Demokrasi, 2011.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama. Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Ensiklopedi Islam. Jakarta. Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve. 1986.
Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan. 1975.
Bulan Bintang. Jakarta.
Kementrian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemah Perkata. Bandung:
Semesta al-Qur’an, 2013.
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet.
VII; PT Bulan Bintang : Jakarta 1990.
11