Anda di halaman 1dari 11

REFORMISME ISLAM DAN GERAKAN

WAHABI DI ARABIA ABAD XVIII

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Dosen Pengampu
KADIR MUNIR, M.Pd
Disusun Oleh
KELOMPOK 12
1) Siti Fatimah
2) Zaidatul Husna

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Reformisme Islam dan Gerakan Wahabi di Arabia”. Sholawat beriringkan salam
penulis persembahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terselesaikannya makalah ini bukan hanya kemampuan penulis semata tetapi dengan
bantuan Allah SWT, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritikan dan saran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Tanjung Pura, Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah....................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Masalah.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
A. Pengertian Reformisme Islam...........................................................5
B. Tokoh-tokoh Reformisme Islam
1. Ahmad Sirhindi ( 1565-1624 M).................................................6
2. Shah Waliullah (1703-1762 M)...................................................7
C. Gerakan Wahabi Abad XVIII............................................................8
D. Ajaran Wahabi...................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagasan dan pengertian Reformisme islam, kata yang lebih dikenal untuk pembaharuan
adalah modernisasi. Kata moderniasi lahir dari Dunia Barat, adanya renaisans terkait dengan
masalah agama. Modernisme dalam masyarakat Barat mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan
usaha untuk mengubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya agar
semua itu dapat disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Sebagai halnya di Barat, didunia Islam juga timbul pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan
faham-faham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
pengetahuan dan teknologi modern. Dengan jalan demikian pemimpin-pemimpin islam modern
mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa
kepada kemajuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa gagasan dan pengertian Reformisme Islam ?
2. Apa sebab munculnya Gerakan Reformisme ?
3. Siapa tokoh-tokoh dalam Gerakan Reformisme ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar memahami gagasan dan pengertian Reformisme Islam !
2. Agar mengetahui tokoh-tokoh Reformisme Islam !

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Reformisme Islam
Dalam bahasa Indonesia, pengertian Reformisme adalah perubahan radikal untuk
perbaikan bidang sosial politik atau agama disuatu masyarakat atau negara. Modernisasi
atau pembaharuan bisa pula disebut dengan “reformasi”, yaitu membentuk kembali atau
mengadakan perubahan kepada yang lebih baik, dapat pula diartikan dengan perbaikan.
Dalam bahasa Arab sering diartikan dengan Tajdid yaitu memperbaharui, sedangkan
pelakunya disebut Mujaddid yaitu orang yang melakukan pembaharuan.
Pengertian reformisme Islam adalah merubah pemahaman agama umat islam yang
menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Istilah lain dari reformisme islam adalah upaya-
upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi modern. Konsep pembaharuan itu
sendiri telah ada dalam Al-Qur’an seperti dalam Q.S Ad-Dhuha:4. “Dan sungguh
kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang dahulu”. Kemudian lebih tegas Hadits
Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Hakim, dari Abu Hurairah
yaitu: ”Sesungguhnya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana akan membangkitkan
mujaddid-mujaddid bagi ummat (Islam) pada setiap seratus tahuan yang akan
memperbaharui ( jiwa dan semangat) agama mereka”. (H.R Abu Daud).
Reformisme Islam merupakan proyek historis ulama yang dimulai pada abad ke-17
dalam usaha untuk menata kembali umat muslim dan memperbaharui perilaku individu.
Proyek historis ini didasarkan pada gagasan pemurnian kepercayaan dan praktek Islam
dengan kembali kepada sumber yang autentik, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah serta memiliki
kecendrungan kuat untuk menolak kebudayaan Barat.
Ciri utama dari reformisme Islam ialah semangat puritanisme yaitu penekanan kepada
ajaran Islam yang murni, ada semacam persamaan dengan aliran tradisionalisme yang
menekankan ortodoksi atau keaslian ajaran Islam bertolak dari semangat puritanisme.
Aliran reformisme sangat menekankan Ishlah dan Tajdid.

5
TOKOH-TOKOH GERAKAN REFORMISME

1. Ahmad Sirhindi ( 1565-1624 M)


Ahmad Sirhindi lahir pada tanggal 14 Syawal 971 M di Sirhindi. Syeikh
Ahmad Sirhindi hidup pada zaman kejayaan kerajaan Islam Moghgul, yaitu Sultan
Akbar Agung. Pada zaman nyalah keemasan kekuasaan Islam Moghgul di India.
Akbar berasal dari seorang komandan militer ahli strategi yang sangat sukses. Dia
melakukan reformasi sosio kultural di kawasan kekuasannya, namaun langkah-langkah
nya sangat kontraversial. Maka usaha reformis nya gagal bahkan menimbulkan
kontraversi dibidang reformasi keagamaan dengan “ pluralisme keagamaan” yang
menimbulkan ketidak harmonisan antar agama (saling curiga). Dalam keadaan seperti
inilah keadaan masyarakat, negara yang dilindungi Syeikh Ahmad Sirhindi. Beliau
dikenal juga sebagai Mujahid Alfi Tsani ( pembaharu, alenium kedua).
Ahmad Sirhindi adalah seorang ulama, cendikiawan muslim yang reformis.
Beliau termasuk pengikut sunnah Rasul yang ketat. Syeikh Ahmad Sirhindi dilahirkan
dikota Sirhin terletak di negara bagian punjab India dari keluarga cendikiawan muslim
dan wali sufi terhormat. Ayahnya bernama Syah Abdullah Akhad sebagai seseorang
cendikiawan ternama yang mengklaim sebagai keturunanan Khalifah Umar bin
Khattab melalui putranya Abdullah bin Umar sebagai cendikiawan dan perawi hadits
ternama.
Dalam usia 10 tahun menghafal Al-Qur’an dan belajar bahasa arab dan
persia, sastra, fiqih, hadits, sejarah islam, dan sebagainya dari ayahnya. Setelah
menamatkan pendidikan dasar, dia meneruskan pendidikan selanjutnya ke kota Lahore
dan Sialkot, sebagai dua kota pendidikan yang ternama di india kala itu. Dia
menerima pendidikan lanjutan tafsir Al-Qur’an, hadits, fiqih, logika, filsafat,
theologhy. Setelah selesai menempuh pendidikan lanjutan dia kembali ke kampung
halamannya dan mengajar di madrasah lokal.
Dalam usia 17 tahun dia menentang dengan keras segala tradisi jahiliah yang
berlaku dikalangan umum dan membentuk suatu pergerakan yang terdiri di atas sendi-
sendi syari’at melalui sistem bai’at dan irsyad beribu-ribu pengikutnya yang berjalan
menelusuri pelosok dunia untuk berjuang memperbaiki akhlak dan akidah umum.
Pemikiran Ahmad Sirhindi juga mempengaruhi tokoh-tokoh pembaharu islam
berikutnya seperti Syah Waliullah dan para putranya, Syah Ismail Syahid, Sayyid

6
Ahmad Bahrelvi, Muhammad Ilyas, Sir Muhammad Iqabal, Abdul Kalam Yazid,
Abdul A’la Maududi dan sebagainya.
Perjuangannya menegakkan islam berbenturan keras dengan langkah-langkah
reformis Raja Mughol Akbar Agung yang liberal dan cenderung merusak ajaran Islam.
Beliau menyalurkan pembaharuan pemikirannya lewat madrasah-madrasah dan
pondok-pondok sufi dan mengirim muridnya diberbagai kota untuk perjuangannya
yang berat tersebut.

2. Shah Waliullah (1703-1762 M)


Shah Waliullah lahir di Phulut India pada tanggal 21 Februari 1703. Syaikh Waliullah
adalah seorang ulama, cendikiawan pembaharuan yang banyak berkecimpungan dalam
dunia pendidikan.
Qutbuddin Ahmad bin Abdurrahim yang lebih dikenal sebagai Syaikh Waliullah
adalah Kutb al-Din anak dari seorang ulama yang disegani dan sangat berwibawa dalam
masyarakat. Karena beliau sangat menguasai dalam bidang keagamaan, maka diberi gelar
Waliullah, nama yang diberikan orang tuanya adalah Abdurrahman. Kerajaan Mughol
setelah Raja Aurang Zeb sebagai Raja Mughol terkuat wafat, pewaris kekuasaannya tidak
sekuat Aurang Zeb, maka kerajaan melemah dan menghadapi berbagai masalah. Langkah
perjuangan Shah Waliullah dalam menghadapi situasi dan kondisi umat islam dan
kerajaan Islam Mughol.
Beliau berjuang lewat tulisan-tulisan dalam bukunya yang mampu membangkitkan
kesadaran umat untuk hidup lebih islami dalam berbagai aspek kehidupan, dimana waktu
itu kehidupan umat islam menjauh dari islam.

7
GERAKAN WAHABI ( ABAD XVIII)

Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Umayyah, daerah Najed pada tahun 1115 H
dan wafat pada tahun 1206 H. Gerakan Wahabi muncul di Arab Saudi pada pertengahan abad
ke-18 dari dakwah Muhammad bin Abdul Wahab. Beliau adalah seorang teolog Muslim yang
lahir pada 1703 di Nadj, sisi timur Arab Saudi.
Dalam pengembaraannya ke berbagai daerah untuk menutut ilmu, Muhammad bin
Abdul Wahab menemukan banyak terjadi penyimpangan ajaran islam. Penyimpangannya
tersebut di antaranya berupa praktik bid’ah, syirik dan khurafat. Bidah adalah mengadakan
suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam islam, dibentuk sendiri oleh manusia atau budaya
di sekitarnya. Alhasil Muhammad bin Abdul Wahab mencetuskan pemikiran reformasi islam
yang kemudian menjadi sebuah gerakan. Wahabi dianggap sebagai gerakan yang ultra
konservatif, keras dan berusaha mempertahankan ajaran islam yang mutlak berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadits.
Para penganut paham Wahabi menama kan dirinya sebagai kelompok Muwahiddun,
yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan Allah SWT. Adapun paham dan gerakan
Muhammad bin Abdul Wahab dibidang akidah dan syariah antara lain :
1. Tauhid adalah pemahaman tentang ketuhanan yang paling memadai sebagai jalan
yang mampu memurnikan akidah islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.
2. Tidak ada perkara suatu apapun yang patut dijadikan dalil dalam agama islam,
melainkan firman Allah Swt, dan sunnah Rasulullah Saw.
3. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
4. Pintu ijtihad terbuka sepanjang masa dan tidak pernah tertutup
5. Syirik dalam segala bentuk, khurafat dan takayul harus dikikis habis
6. Ia menghendaki sistem pendidikan diubah dengan sistem yang dinamis dan
kreatif.
Dalam ajarannya, Muhammad bin Abdul Wahab memfokuskan pada beberpa hal, seperti
berikut:
1. Menyembah hanya kepada Tuhan, selain itu musyrik
2. Mengembalikan orang Islam dari kepercayaan kepada Syeikh, Wali atau kekuatan
gaib kepada ajaran Tauhid
3. Menyebut nama Nabi, Syeikh atau malaikat dalam doa termasuk musyrik
4. Meminta syafaat kepada selain Tuhan termasuk menyekutukan Tuhan

8
5. Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Qur’an dan Sunnah merupakan
kekufuran atau paham yang berbeda dengan islam

Gerakan Wahabi mengambil namanya dari Muhammad Ibnu Wahab (1703-1791),


seorang ulama hukum dan teologi islam di Mekkah dan Madinah. Kecewa dengan
penurunan moral dan kurang pedulian masyarakatnya, Abdul Wahab mencela banyak
kepercayaan dan praktek yang umum sebagai syirik dan kembali pada paganism Arab pra
Islam. Ia menolak peniruan atau mengikuti secara membabi buta (taklid) pada ulama masa
lalu. Ia memandang hukum-hukum lama dari ulama sebagai sesuatu yang dapat salah pada
waktu itu, sebagai inovasi yang tidak diperintahkan atau bid’ah. Abdul Wahab mengajar
suatu penyegaran interprestasi Islam yang kembali pada “dasar-dasar” Islam, Al-Qur’an dan
sunnah( contoh) dari Nabi Muhammad Saw.
Dituding menyimpang dan sesat, Doktrin Wahabi yang sangat konservatif, keras dan
kaku dipicu oleh pemahaman keagamaan yang mengacu dari bunyi harfiah teks Al-qur’an
dan hadits.
Sebenarnya kaum Wahabi termasuk satu kaum yang sangat berjasa terhadap
kemajuan islam. Mereka berani menegakkan sunnah di saat-saat orang takut
menegakkannya. Tidak sampai di batas situ saja kiprah kaum wahabi dalam pembenahan
islam, hampir semua aspek keislaman menjadi perhatian mereka,terutama sekali dalam hal
akidah, lalu syari’ah dan muamalah.
Sangat kita sesalkan bahwa sekarang masih ada umat islam yang masih menganggap
wahabi sebagai golongan khawarij ( ahli bid’ah). Padahal, justru mereka lah yang
menumpas kaum khawarij Najed sampai ke akar-akarnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian reformisme menurut Islam adalah merubah pemahaman agama umat
islam yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Benih pembaharuan dunia islam
sesungguhnya telah muncul sekitar abad XIII M, ketika dunia islam mengalami
kemunduran diberbagai bidang. Tokoh- tokoh gerakan reformisme yaitu Ahmad
Sirhindi dan Shah Waliullah.
Adapun hal yang menyebabkan kenapa gerakan Wahabiyah digunakan oleh Raja
Abdul Aziz dalam membantu mewujudkan pemerintahannya di Arab Saudi adalah
ketika itu gerakan Wahabiyah ini dibangkitkan kembali pada awal abad ke-20 oleh
Raja Abdul Aziz yang merupakan keturunan dari Ibnu Saud orang yang pertama kali
menjalin hubungan dengan Abdul Wahab yang merupakan pendiri dari gerakan
Wahabiyah ini. Dengan meniru metode nenek moyangnya yaitu menyebarluaskan
ajaran Wahabi serta menggunakannya sebagai alat untuk memperoleh kekuasannya,
akhirnya Abdul Aziz dapat menguasai Jazirah Arab.

B.SARAN

Ketika menemukan lebih awal pemikiran atau tulisan seseorang yang pro terhadap
Wahabi maka anda akan berkata Wahabi itu adalah ajaran yang lurus (baik) namun apabila
anda lebih awal menemukan pemikiran atau tulisan seseorang yang kontra terhadap Wahabi
maka anda katakan Wahabi adalah ajaran yang sesat. Oleh karena itu saran dari penulis
ketika ingin memahami teologi Wahabi jangan langsung menarik kesimpulan tetapi
selanjutnya baca kitab tauhid Muhammad Bin Abdul Wahab dan pahami secara mendalam
dengan cara maknai poin-poin lalu sesuaikan kondisi sosial dan keagamaan pada saat itu.
Disarankan agar kiranya menjaga kemurnian tauhid sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Ketika terdapat adanya ketidaksesuaian dalam
pemikiran maka penulis menyarankan bahwasanya tinggalkan yang menurut anda buruk dan
ikuti yang menurut anda baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Sejarah Lokal di Indonesia. Cet . IV; Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1996.
Algar , Hamid. Wahhabisme: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Demokrasi Project
Yayasan Demokrasi, 2011.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama. Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Ensiklopedi Islam. Jakarta. Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve. 1986.
Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan. 1975.
Bulan Bintang. Jakarta.
Kementrian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemah Perkata. Bandung:
Semesta al-Qur’an, 2013.
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet.
VII; PT Bulan Bintang : Jakarta 1990.

11

Anda mungkin juga menyukai