Anda di halaman 1dari 23

GERAKAN PEMIKIRAN PEMBAHARUAN SAYYID AKHMAD KHAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemikiran Modern Dalam Islam

Dosen pengampu: Drs. H. Karsidi Diningrat, M.Ag.

Disusun Oleh:

Meisya Sania Salsabila (1204010089)

Milati Juanita Mujamil (1204010091)

Rahmasari Aisyah Fitri (1204010123)

Semester/ Kelas: 5/C

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.,

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kami meminta pertolongan-Nya,
petunjuk-Nya, dan ampunan hanya kepada-Nya, kami bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT, tidak akan ada lagi
Nabi setelahnya. Shalawat dan salam semoga senantiasa ditujukan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan siapa saja yang Mengikuti beliau
dengan baik hingga akhir zaman.

Berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan


makalah yang berjudul "Gerakan Pemikiran Sayyid Akhmad Khan". Dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan Jazaakumullahu Khairan Katsiiraa terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Pemikiran Modern Dalam Islam Drs. H. Karsidi Diningrat,
M.Ag. yang telah memberikan arahan, serta rekan-rekan mahasiswa sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Hal ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan saran untuk menjadikan
makalah ini lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi ladang pahala yang
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Bandung, 23 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Biografi Sayyid Ahmad Khan ............................................................................ 3

B. Ide Gagasan Pemikiran dan Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan ...................... 8

C. Pengaruh Pemikiran Sayyid Ahmad Khan ....................................................... 12

BAB III ....................................................................................................................... 19

PENUTUP ................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah mencatat pada sekitar abad 18-19an dua peristiwa penting terjadi yang
menjadi bagian penting sejarah islam dan negara India, yaitu runtuhnya kerajaan
Mughal secara perlahan dan semakin kokohnya kekuasaan dan kedudukan orang
Inggris di India. India sendiri adalah negara besar di benua asia yang merupakan bagian
dari sejarah peradaban islam. Bagaimanapun islam adalah Agama terbesar kedua di
India setelah hindu.

Kondisi umat islam menjadi buruk pada akhir abad 18-an, hal ini dikarenakan
kekacauan politik yang parah. Runtuhnya kerajaan Mughal juga menjadi salah satu
faktor kondisi buruk yang islam setelah terjadi pemberontakan pada tahun 1857. Maka,
pada masa itu periode politik kaum muslim di India runtuh.

Dibalik kekacauan dan runtuhnya kaum muslim, terdapat banyak tokoh yang
pengaruh dan perkembangannya menjadi alasan kaum muslim kembali bangkit di India,
salah satunya Sir Sayyid Ahmad Khan. Sayyid Ahmad Khan ini adalah seorang tokoh
muslim yang berasal dari keluarga terhormat dengan sejumlah karya dan pemikiran
yang baik bagi India masa itu hingga sekarang. Sayyid Ahmad Khan juga merupakan
tokoh pembaharu bidang agama dan memiliki jasa yang sangat besar di bidang
pendidikan di India.

Banyak pikiran-pikiran dari Ahmad Khan yang saat ini masih menyisakan
banyak pengaruh di India modern. Sayyid Ahmad Khan mengalami banyak lika-liku
dalam memperjuangkan kemerdekaan India dari penjajah Inggris, mencoba
membangkitkan jiwa semangat umat Islam pada penjajahan dan mencoba
memperjuangkan umat Islam India.

1
Dalam makalah ini akan dipaparkan berbagai hal yang terkait dengan gerakan
pemikiran pembaharuan Sayyid Ahmad Khan. Memaparkan mengenai biografi Sayyid
Ahmad Khan, ide dan gagasan pemikiran bahkan pembaharuan yang dilakukan Sayyid
Ahmad Khan, dan pengaruh pemikirannya di dunia islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Sayyid Ahmad Khan?
2. Bagaimana ide gagasan pemikiran dan pembaharuan Sayyid Ahmad Khan?
3. Bagaimana pengaruh pemikiran Sayyid Ahmad Khan di dunia Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Sayyid Ahmad Khan.
2. Untuk mengetahui ide gagasan pemikiran dan pembaharuan Sayyid Ahmad
Khan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemikiran Sayyid Ahmad Khan di dunia Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan memiliki nama lengkap Sayyid Ahmad Khan Ibnu al-
Muttaqi Ibnu al-Hadi al-Hasani as-Dahlawi. Sayyid Ahmad Khan lahir pada tanggal
17 Oktober 1817 di Delhi dan meninggal dunia pada 27 Maret 1898 M, dalam usia 81
tahun setelah menderita sakit beberapa bulan lamanya. Ia dimakamkan di Aligarth.
Banyak rakyat India ikut mengantarkan jenazahnya ke peristirahatan yang
terakhir yang terdiri dari berbagai Agama, Bangsa dan Kasta.

Ayahnya al-Muttaqi adalah seorang yang saleh. Ia mempunyai pengaruh besar


di kerajaan Mughal pada masa pemerintahan Akbar Syah II (1806-1837 M). Sedangkan
kakeknya Sayyid Hadi pernah menjabat komandan militer pada masa pemerintahan
Alaghir II (1754-1759). Dan kakek dari pihak ibu, Khawaja Fariduddin pernah menjadi
perdana menteri pada raja Mughal Akbar Syah II selama kurang lebih 8 tahun. Ahmad
Khan dari pihak bapaknya masih mempunyai pertalian darah dengan Nabi Muhammad
Saw melalui Husen R.a dari keturunan Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Oleh
karena itulah, ia bergelar sayyid dan ibunya adalah seorang wanita cerdas dan pandai
mendidik anak-anaknya. Nenek moyangnya berasal dari semenanjung Arabia dan
kemudian hijrah ke Herat dan dari sana ia ke India selama pemerintahan rezim Akbar
Shah.

Pada masa-masa berikutnya, keturunannya dapat menduduki pos-pos jabatan


tertentu di kerajaan tersebut dari generasi ke generasi. Kakek Sayyid Ahmad Khan,
pada masa Alamgir II, adalah seorang pembesar kerajaan yang diberi gelar-gelar
kehormatan dengan nama Jowahid Ali Khan dan Jowadud Dawla. Gelar tersebut
diberikan kepada seorang yang menduduki jabatan panglima perang.

Orang tuanya, Sayyid Mutaqi seorang yang dalam ilmu pengetahuan agamanya
serta pengikut terekat adalah orang penting yang memiliki hubungan akrab dengan para

3
pembesar istana dan sebagai teman baik Akbar II. Mengingat kondisi kesehatannya
yang semakin menurun, pada masa-masa selanjutnya hubungannya dengan para
penguasa semakin menurun pula kemudian mewakilkan kepada Sayyid Ahmad Khan.

Dari latar belakang keturunan keluarganya tersebut maka tidaklah


mengherankan jika Khan muda dibesarkan dengan suasana istana. Khan muda sering
mengikuti ayahnya menghadiri berbagai upacara dan jamuan kerajaan, bahkan
mengikuti pertemuan pribadi antara raja dan ayahnya. Begitupula di saat-saat kurang
kehadiran ayahnya di kerajaan, Khan muda mewakilinya.

Sebagai keturunan keluarga yang terhormat, Khan muda selalu mendapat


perhatian pendidikan dari orang tuanya.Pendidikan yang diperolehnya merupakan
pendidikan tradisional dalam bidang agama dan dimulai dari membaca al-quran. Ia
belajar di siang hari di madrasah lalu mengulangi pelajarannya pada ibunya di malam
hari. Sebagai lelaki yang perkasa ia pun tidak luput dari didikan ayahnya. Dari ayahnya
ia belajar memanah dan berenang. Di madrasah ia belajar bahasa Persia, Arab dan
Matematika. Disamping itu ia juga mempelajari geometri dan ilmu kedokteran.
Pendidikan formalnya berakhir ketika ia berusia 18 tahun. Ia rajin membaca buku dan
suka memperluas pengetahuan dengan membacara buku dari disiplin ilmu dengan
bekal beberapa bahasa asing yang ia kuasai.

Ketika menginjak usia 19 tahun, tepat pada tahun 1838 M. sang ayah
meninggalkannya menuju peristirahatan terakhir. Disebabkan ibunya enggan
menerima pensiunan dari Istana, maka untuk menyambung keberlangsungan
kehidupan keluarganya, Sayyid Ahmad Khan mulai "membanting-tulang" dengan
bekerja di EIC (The East India Company) agar dapurnya tetap mengepul.

Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, Sayyid Ahmad Khan juga bekerja


sebagai juru tulis/ketik di departemen pemasyarakatan (Criminal Departement) di
Delhi. Pekerjaan yang terakhir, mendapat kritikan dari keluarganya yang sangat anti-
Inggris. Bekerja dan belajar terus digelutinya sepanjang jalan masa mudanya, hal ini

4
bisa disaksikan pada umur 24 tahun, tepatnya pada tahun 1841 M, ia diangkat sebagai
Munshif (pembantu Hakim) di Patibpur Distrik Agra.

Pada tahun 1846 M, Sayyid Ahmad Khan yang berumur 29 tahun kembali ke
Delhi untuk meneruskan studinya. Tiada kata lelah untuk menambah pengetahuan.
Tidak ada kata letih dalam hidupnya untuk terus menuntut pengetahuan, hingga
beberapa tahun sesudah itu, ia pun diangkat lagi sebagai Munshif di Bignaur dan di
sanalah, ia berada ketika terjadi peristiwa 1857. Peristiwa "pemberontakan sisa-sisa
kekuatan kerajaan Mughal terhadap tentara Inggris, yang membuat Inggris marah besar,
hingga "membabat-habis" para pejuang Mughal.

Menyaksikan peristiwa ini, Sayyid Ahmad Khan melakukan kritik terhadap


para pejuang yang anti-Inggris yang selalu melancarkan penyerangan. Beliau
menyarankan agar konfrontasi diakhiri diganti dengan kompromi antara pejuang anti-
Inggris dan Inggris, yang hanya menimbulkan banyaknya jiwa yang melayang, di satu
sisi, hanya akan melahirkan dendam kesumat. Ada baiknya melakukan kompromi saja,
mencari jalan tengah sebagai solusi dari perseteruan ini. Ia pun mulai melakukan
kompromi dengan duduk perkaranya bahwa pejuang anti-Inggris, bukanlah Muslim
yang menjadi aktor utamanya, para pejuang muslim "marah" kepada Inggris karena
dianggap melakukan Kristenisasi di India. Di samping itu, para tentara Inggris sering
melakukan tindakan dan perbuatan yang memicu penyerangan dan konfrontasi."

Sayyid Ahmad Khan yang melakukan kompromi atas dua kubu yang saling
menyerang, sehinga karena jasanya terhadap Inggris dalam peristiwa 1857 M. maka
diberikan penghargaan dari penguasa kerajaan Inggris. Penghargaan tersebut berupa
gelar kehormatan kebangsawanan Inggris, yaitu Sir serta diajak ke Inggris untuk
diperkenalkan segala kemajuan Inggris utamanya di bidang ilmu dan teknologi.

Sayyid Ahmad Khan yang terpesona dengan kemajuan pendidikan dan sains di
Barat, pada tahun 1863 membuatnya mendirikan Majelis Sains di Aligarh yang
bertujuan untuk memotivasi generasi muda Islam untuk menyukai dan cinta terhadap

5
ilmu pengetahuan Barat, Selang tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1866,
Sayyid Ahmad Khan membuka biro penerbitan yang diberi nama Aligarh Institute.
Atas capaian yang dicapai, pihak kerajaan Inggris pada tahu 1869 memberikan sebuah
"hadiah" yakni berkunjung ke Inggris untuk memelajari sistem, metode dan cara
pendidikan Barat, di Oxford University dan Cambridge Universty. Sekembalinya, dari
Inggris tahun 1870, ia pun berusaha menyebarkan informasi tentang kemajuan yang
telah dicapai Inggris di bidang ilmu dan teknologi.

Cita-cita luhur untuk meningkatkan kualitas umat muslim India, tercetuslah ide
pada Mei 1875 Sir Sayyid Ahmad Khan mendirikan sekolah modern yang diberi nama
"Muhammadan Anglo-Oriental College" (MAOC) atau dikenal dengan nama
"Madrasah Al-Ulum Musalmanan di Aligarh dan Lord Lytton (raja muda Inggris)
menjadi orang yang pertama kali meletakkan dalam pembangunan gedung ini
dilaksanakan pada bulan Januari 1877. Pendirian sekolah ini mempunyai visi dan misi
untuk mengangkat pendidikan dasar pendidikan modern yang mengkhususkan kepada
rekonstruksi dan pembaharuan Pendirian lembaga pendidikan ini merupakan upaya
memadukan sistem pendidikan modem dengan nilai-nilai Islam. Model kurikulumnya
sebagian mengacu pada Oxford University dan Cambridge University.

"Muhammadan Anglo-Oriental College" (MAOC) inilah kurang-ke 6/20 tahun


kemudian, pada tahun 1920 berubah statusnya menjadi Aligarh Mus University (AMU)
12 Maka tak heranlah, jika Sir Sayyid Ahmad Khan, selain dikenal sebagai pembaharu
pemikiran Islam, juga dikenal di seantero dunia sebagai pelopor pendidikan Islam di
India yang cita-citanya untuk memajukan umat Islam India.

Lembaga pendidikan MAOC yang telah didirikan ini dibentuk sesuai dengan
model sekolah di Inggris dengan memakai bahasa pengantar adalah bahasa Inggris,
kepala sekolah berkebangsaan Inggris, guru serta para stafnya juga kebanyakan orang
Inggris. Sebagian besar dari mata pelajarannya adalah ilmu pengetahuan modern. Akan
tetapi, pendidikan agama juga tidak diabaikan, bahkan ketaatan siswa menjalankan

6
ajaran agama diperhatikan dan dipentingkan. Sekolah ini terus mengalami
perkembangan dan pada tahun 1920 menjadi perguruan tinggi yang dikenal dengan
Universitas Islam Aligarh. Tujuan Universitas ini adalah memadukan antara
pendidikan agama dengan kajian-kajian sains modern. Oleh karena itu, dalam
pengembangan lembaga pendidikan di India-Pakistan nama Sayyid Ahmad Khan
patutlah dicatat dengan tintas emas peradaban.

Usaha besar Sayyid Ahmad Khan dapatlah diibaratkan sebagai penerang di


ujung lorong kegelapan umat Islam India. mempunyai besar pengaruhnya terhadap
pembaharuan Islam di India adalah melalui jalur pendidikan. Hal ini bisa disaksikan,
tindakan Sayyid Ahmad Khan dalam membangun lembaga pendidikan yang bergengsi
di daratan India-Pakistan, sejak tahun 1859 hingga akhir hayatnya.

Di samping itu, Sayyid Ahmad Khan selain menuangkan gagasannya lewat


tindakan dan perbuatan, ia juga menuangkannya dalam pikiran karya tulis yang secara
garis besar, meliputi tiga bidang, yakni sejarah, agama dan pendidikan, sebagai berikut:

a. Asrar al-Sanadid (1847) tentang arkeologi di India


b. Jam i-Jam (1940) berbicara tentang sejarah raja-raja Mughal serta komentar
kritis terhadap keruntuhannya
c. Silsilar ul-Muluk (1852)
d. The Loyal Muhammadans of India (1860). Buku ini memuat nama-nama orang
Islam terkemuka yang memihak kepada Inggris pada saat terjadinya
pemberontakan Mutiny
e. The Causes of Indian Revolt
f. Tarikh I-Firuz Shahi
g. Tuzuki i-Jahangiri
h. Tafsir al-Qur'an (tujuh jilid) yang ditulisnya pada periode 1880-1904
i. Risalah Ibral al-Ghulami (1893) yang menyuarakan pandangan Islam tentang
penghapusan sistem perbudakan.

7
j. Tabyin al-Kalam fi Tafsir al-Taurat wa al-Injil ala Mullat al-Islam yang
mempersoalkan bagaimana Injil memandang Nabi Muhammad
k. Taltzib al-Akhlaq, yang berisi kumpulan tulisan dalam majalah-majalah.

B. Ide Gagasan Pemikiran dan Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan


1. Ide Pemikiran

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa meningkatkan kedudukan umat Islam


India, hanya dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan Inggris. Sebab saat itu,
Inggris merupakan penguasa yang menjajah India dan masih mempunyai kekuasaan
yang kuat. Menentang kekuasaannya tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam
India, bahkan akan membuat mereka tetapmundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan
dari masyarakat Hindu India.

Selain dasar ketinggian dan kekuasaan Barat, termasuk yang dimiliki Inggris
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modern. Bagi umat Islam, untuk dapat
maju, juga dapat menguasai IPTEK seperti mereka. Jalan yang harus ditempuh umat
Islam untuk memperolehIPTEK yang diperlukan itu bukan bekerja sama dengan Hindu
dalam menentang Inggris, tapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan
mereka.

Ia berusaha menyakinkan pihak Inggris bahwa dalam penberontakan 1857,


umat Islam tidak memainkan peranan utama. Untuk itu, ia mengeluarkan pamflet yang
mengandung penjelasan tentang hal-hal yang membawa pada pecahnya
pemberontakan 1857. di antara sebab-sebab yang ia sebut adalah sebagai berikut:

a) Intervensi Inggris dalam soal keagamaan, seperti pendidikan kristen yang


diberikan kepada yatim piatu di panti-panti yang diasuh oleh orang Inggris,
pembentukan sekolah-sekolah missi Kristen, dan penghapusan pendidikan
agama dari perguruan-perguruan tinggi.

8
b) Tidak turut sertanya orang-orang India, baik Islam maupun Hindu, dalam
lembaga-lembaga perwakilan rakyat. Hal ini akan membawa kepada rakyat
India tidak mengetahui niat dan tujuan Inggris. Mereka menganggap Inggris
datang untuk mengubah agama mereka menjadi kristen. Pemerintah Inggris
tidak mengetahui keluhan-keluhan rakyat India.
c) Pemerintahan Inggris tidak berusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat
India, sedang kestabilan dalam pemerintahan bergantung pada hubungan baik
dengan rakyat. Sikap tidak menghargai dan menghormati rakyat India,
membawa kepada akibat yang tidak baik terutama umat Islam.

Pemikiran Ahmad Khan di bidang keislaman antara lain, ia melihat bahwa umat
Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban
Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di barat. Dasar peradaban
baru adalah IPTEK Barat dan bangsa Eropa yang mengolah demikian rupa IPTEK
untuk memudahkan mewujudkan keinginan-keinginan mereka, termasuk dalam
menaklukkan umat Islam. Penaklukan dapat dilakukan dengan mudah, karena umat
Islam tidak memiliki kelebihan di bidang yang dikuasai Bangsa Barat.

IPTEK modern adalah hasil olah pemikiran manusia, karena itu dunia barat
mendapat penghargaan yang tinggi. Kalau umat Islam mau maju harus mau
menghargai akal pikiran. Sayyid Ahmad Khan sangat menghargai akal pikiran rasional,
walaupun ia percaya bahwa kekuatan dan kebebasan serta kemerdekaan manusia dalam
menentukan kehendak dan perbuatan, akan diserahkan sepenuhnya kepada manusia itu
sendiri. Dengan kata lain, ia mempunyai paham Qadariah (free will and free act) dan
tidak berpaham Jabariah atau fatalisme.

Sejalan dengan faham kodariyah yang dianutnya ia percaya bahwa bagi tiap
makhluk Tuhan telah menentukan tabi’at atau naturnya. Dan natur yang ditentukan
Tuhan ini dan yang didalam Al-Qur’an disebut sunnah Allah, tidak berobah. Islam
adalah agama yang mempunyai faham hukum alam (hukum alam buatan Tuhan).

9
Antara hukum alam, sebagai ciptaan Tuhan. Dan AL-Qur’an, sebagai sabda Tuhan,
tidak terdapat pertentangan.

Demikian dengan Sayyid Ahmad Khan selanjutnya, berjalan dan beredar sesuai
dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan itu. Segalanya dalam alam terjadi
menurut hukum sebab akibat. Karena kuatnya kepercayaannya pada hukum alam dan
kerasnya ia mempertahankan konswp hukum alam, ia dianggap kafir oleh golongan
Islam yang belum dapat menerima ide diatas.

Bagi mereka percaya kepada hukum alam mesti membawa kepada faham
naturalisme dan materialisme.yang akhirnya membawa pula kepada keyakinan tidak
adanya Tuhan. Kepadanyadiberi nama julukan Nechari, kata Urdu yang berasal dari
kata Inggris, nature dalam laws of nature. Sejalan dengan ide-idenya, ia menolak faham
taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut
pendapatnya hanyalah Al-Qur’an dan hadis. Pendapat ulama’ di masa lampau tidak
mengikat bagi umat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang tidak sesuai lagi
dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan.

2. Pembaharuan

Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan ini


sama-sama memberi penghargaan tinggi pada akal manusia sama-sama menganut
faham qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam ciptaanTuhan, sama-sama
menentang taklid dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang dianggap oleh umat
Islam pada umumnya di waktu itu. Sebagai telah disebut diatas, jalan bagi umat islam
India untuk melepas kan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan,
ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern Barat. Dan agar yang
tersebut akhir ini dapat dicapai sikap mental umat yang kurang percaya kepada
kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang percaya pada
adanya hukum alam, harus dirubah terlebih dahulu.

10
Di tahun 1861 Iadirikan sekolahInggris di Muradabad di tahun 1876 Ia minta
berhenti sebagai pegawai pemerintah Inggris dan sampai akhir hayatnya di tahun 1898,
Ia mementingkan pendidikan umat Islam India. Di tahun 1878, Ia mendirikan sekolah
Muhamme dan Anglo Oriental College (M.A.O.C) di Aligarh yang merupakan
karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan umat
Islam India.

M.A.O.C dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris dan bahasa yang
dipakaididalamnyaialahbahsaInggris.DirekturnyaberbangsaInggrissedang guru dan
staffnya banyak terdiri atas orang Inggris. Ilmu pengetahuan modern merupakan
sebagian besar dari mata pelajaran yang diberikan. Pendidikan agama tidak diabaikan.
Dalam hubungan ini baik disebut bahwa disekolah-sekolah Inggris yang diasuh oleh
Pemerintah, agama tidak diajarkan. Di M.A.O.C pendidikan modern bagi generasi
muda.Kiprah perguruan tinggi inilah yang membuatnya dijuluki sebagai bapak
pendidikan modern India.Sejumlah tokoh penting pernah mempunyai sangkutan
sejarah dengan perguruan tinggi ini.

Perhatian Sayyid Ahmad Khan terhadap pendidikan umat Islam memang besar,
tetapi pengaruhnya tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja. Melalui buku
karangannya dan tulisan-tulisannya di Tahzib Al-Akhlaq ide-ide pembaharuan yang
dicetuskan menarik perhatian golongan terpelajar Islam India. Penafsiran-
penafsiranbaru yang diberikannya terhadap ajran-ajaran Islam lebih dapat diterima
golongan terpelajar ini dari pada tafsiran-tafsiran lama,

Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurutnya pendapat,
adalah sistem monogami, dan bukan sistem poligami sebagaimana dijelaskan oleh
ulama-ulama di zamanitu.Poligami tidak dianjurkan tetapi tetapi hany amerupakan
hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Di samping hukum potong
tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri.

11
C. Pengaruh Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan telah menerbitkan lebih dari 50 buku sepanjang hayatnya.
Karya-karya tokoh pembaru dari India ini meliputi antara lain tiga bidang, yakni
sejarah, agama, dan edukasi. Kontribusinya untuk studi sejarah India mencakup besar.
Beberapa buah pikirnya, seperti, Asrar al-Sanadid (1847) dan Jam i-Jam (1940)
berbicara tentang sejarah raja-raja Mughal serta komentar kritis terhadap
keruntuhannya. Ada lagi Silsilat ul-Muluk (1852), Tarikh I-Firuz Shahi, dan Tuzuk i-
Jahangiri, yang membahas seputar hal yang sama.

Dalam bidang agama Islam, bukunya yang berdampak luas adalah Tafsir al-
Qur’an (tujuh jilid) yang ditulisnya pada periode 1880-1904. Pada 1893, dia menulis
Risalah Ibtal al-Ghulami yang menyuarakan pandangan Islam tentang penghapusan
sistem perbudakan. Adapun dalam dunia pendidikan, sumbangsihnya berupa tulisan
maupun tindakan nyata. Banyak ceramah dan kuliahnya yang kemudian dihimpun
menjadi beberapa buku. Memang, sejak menapaki karier di EIC pada 1840, dia mulai
memanfaatkan waktu luangnya untuk menulis. Satu hal yang mendorongnya adalah
kegelisahan atas nasib kaum Muslim, khususnya di India. Inggris begitu kuat
mendominasi banyak bidang kehidupan masyarakat.

Menurut Ahmad Khan, salah satu penyebab kemunduran Islam adalah


kebodohan dan keterbelakanagan karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. la
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil
pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan dengan itu, al-Qur’an sangat mendorong
umat Islam untuk mempergunakan akal dalam bidang-bidang yang sangat luas,
walaupun jangkauan akal tersebut terbatas. Akal bagi Ahmad menduduki tempat
tertinggi. Rasionalisme atau teologi rasional yang dikembangkanya adalah meletakkan
semangat ilmiah modern atau hukum alam sebagai kriteria dalam menilai diterima dan
ditolaknya suatu Agama. Menurut Ahmad Khan, al-Qur’an dan hukum alam tidak
mungkin bertentangan, karena keduanya adalah ciptaan Allah.

12
Sayyid Ahmad Khan ingin sekali membuktikan bahwa Islam dapat dirubah
menjadi Agama masyarakat yang berbudaya serta maju apabila ide-ide kuno serta
kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan semangat modern ditinggalkan. Maka
dari itu Sayyid Ahmad Khan ini berperan pada:

1. Pendidikan

Pandangan Sayyid Ahmad Khan tentang pentingnya pendidikan telah banyak


mempengaruhi pemikiran dan tingkah lakunya. Menurutnya, pendidikan yang baik
telah mampu memberikan sumbangan dalam upaya membantu meningkatkan,
menumbuhkan serta mengembangkan kemampuan suatu bangsa. Oleh karena itu
menurut Khan, bila suatu bangsa menginginkan kemajuan, pendidikan mesti
diperhatikan oleh para tokoh bangsa tersebut. Agar pendidikan dapat dilaksanakan
dengan baik, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

Demikian pula halnya dengan manusia yang tak tedidik terutama memasuki
zaman kemajuaan teknologi modern tak dapat dipromosikan sebagai tenaga terampil
yang dapat dipekerjakan.

Sayyid Ahmad Khan memandang Inggris sebagai "musuh yang terhormat".


Sebab, di satu sisi Inggris membawa ke India salah satu peradaban yang unggul
terutama dalam bidang sains dan teknologi. Karena itu, bagi sang sayyid, mengusir
Inggris sepenuhnya tidak terlalu menguntungkan bagi situasi umat Islam di India saat
itu. Dia lantas menyarankan adanya saling memahami antara kaum Muslim dan
penguasa Inggris.

Sayyid Ahmad Khan justru bersikap kritis terhadap praktik kekuasaan Inggris.
Dalam setiap kesempatan, dia selalu menyampaikan kepada penguasa kolonial tentang
pentingnya pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang diperuntukkan
bagi masyarakat lokal. Tujuannya agar mereka dapat bebas dari jeratan kebodohan dan
kemiskinan.

13
Maka untuk itu, ia menganjurkan kepada umat islam India untuk memperoleh
keterampilan dan limu pengetahuan modern. Dengan memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan ini, mereka akan mudah bekerja dan bahkan melakukan perjalanan yang
jauh ke luar negeri dalam misi perdagangan untuk kepentingan peningkatan
perekonomian negara. Sebagai usaha uneuk memperoleh pengalaman serta
pengetahuan bagaimana meningkatkan kemampuan masyarakat muslim India, ia telah
melakukan serangkaian perjalanan ke luar negeri, terutama Inggris sebagai tujuan
utama. Dalam lamarannya sebagai tanda izin yang ditujukan ke pemerintah Inggris, ia
menyatakan keinginannya ke Inggris untuk melihat dan meninjau pabrik-pabrik,
perdagangan, rumah sakit-rumah sakit, serta yang utama sistem pendidikan di negeri
itu. Selama berada di Inggris, ia menyaksikan berbagai kemajuan teknologi yang sangat
bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia. Setelah melihat kemajuan peradaban
barat ini dan membandingkannya dengan kemajuan bangsa sendiri, ia merasa sedih dan
prihatin yang mendalam karena ia melihat bangsanya begitu terbelakang dan tertinggal
dari umat-umat lain, terutama di India.

Perbedaan yang dikemukakannya tersebut menunjukkan betapa tertinggal umat


islam India ketika itu. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi umat islam pada
umumnya ketika itu sedang mengalami kemunduran, kebekuan intelektual, terutama di
abad-abad pertengahan akhir yang terlihat tampak jelas.

Khan menyadari beberapa keberatan yang dirasakan umat islam India untuk
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah pemerintah. Namun demikian di lain
pihak, demikian Khas melanjutkan pendapatnya, pemuda-pemuda muslim
memerlukan kemampuan berbahasa Inggris dan ilmu pengetahuan modern agar dapat
dipekerjakan di kantor-kantor pemerintah dan dapat naik pangkat bagi mereka yang
sudah bekerja94. Dengan demikian kesejahteraan mereka secara material akan lebih
meningkat.

14
Khan mengusulkan idenya, yaitu didirikannya lembaga perguruan tinggi yang
dikenal dengan nama Muhammad Anglo Oriental College membantu kelompok
muslim modern, Sayyid Ahmad Khan mendirikan sekolah modern di Aligarh pada
tahun 1878 yang diberi nama Muhammadan Anglo Oriental Collage (MAOC).
Menyadari ketidak seimbangan antara bahasa Arab, Urdu, Persi serta berbagai bahasa
daerah india lainya, ia menekankan bahasa Inggris sebagai satu-satunya sarana
pengajaran. Dan pada tahun 1920 Aligarh dikembangkan menjadi sebuah Universitas.
Quraisyi Menyatakann bahwa sekolah ini mempunyai peranan penting dalam
kebangkitan umat Islam India. Sekiranya tidak karena sekolah ini, umat islam India
Pakistan sekarang akan lebih jauh lagi ketinggalan dalam umat-umat lain.

Tujuan dari pendirian lembaga pendidikan di Aligarh ini adalah:

1. Memberikan pendidikan liberal.


2. Menghilangkan tradisi masa lalu yang menyesatkan dan menghambat
kemajuan serta prasangka buruk.
3. Mendamaikan sains modern Barat dengan pengajaran Islam.
4. Memperkenalkan peradaban Barat yang unggul.
5. Mengangkat martabat umat Islam dengan ikut berpartisipasi dalam pemerintah
Inggris.
6. Menyadarkan bahwa kesetiaan bukan berasal dari penyerahan dan sikap
merendahkan diri kepada orang asing tetapi berasal dari penghargaan murni
atas pemerintah yang baik.

Sayyid Ahmad Khan sebagaimana dikutip Rahman menyatakan bahwa:

Seperti sebelumnya, sekarang ini kita memerlukan suatu idiologi (ilmu kalam) yang
modern, yang denganya kita mesti menolak doktrin sains-sains modern, atau
meruntuhkan pondasinya ataupun juga menunjukan bahwa sain-sains tersebut adalah
sesuai dengan Islam. Apabila mau menyebarkan sains-sains tersebut dikalangan kaum
muslimin, tentang hal mana, saya baru saja katakan betapa banyak sains yang tidak

15
bersesuaian dengan islam masa kini, maka adalah merupakan tugas saya untuk
mempertahankan Islam sebanyak yang saya mampu, baik secara benar ataupun secara
keliru, dan mengungkapkan kepada masyarakat wajah Islam yang asli dan semerlang.
Hati nurani saya mengatakan bahwa jika saya tidak melakukan hal ini, maka saya akan
menjadi orang yang sangat berdosa dihadapan Tuhan.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam


India, dapat diwujudkan dengan hanya bekerjasama dengan Inggris. Inggris merupakan
penguasa terkuat di India, dan menentang kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi
ummat Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan
jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India. Disamping itu dasar ketinggian dan
kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Untuk dapat maju, ummat Islam harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan
Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik
dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan
1857, ummat Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas
sikap setia yang ia tunjukkan terhadap Inggris.

Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan Ingris


terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu kepada ummat Islam ia anjurkan
supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan
inggris. Cita citanya untuk menjalani hubungan baik antara inggris dan umat islam,
agar demikian ummat islam dapat di tolong dari kemunduran, telat dapat di wujudkan
dimasa hidupnya.

Dia menilai, tidak mungkin suatu kaum bangkit dengan hanya mengandalkan
pertempuran senjata. Mereka mesti dibekali dengan pendidikan yang memadai. Dalam
arti, nilai-nilai agama Islam tetap tertanam dalam diri. Namun, di saat yang sama, alam

16
pikirannya terbebas dari sikap jumud menuju sikap ilmiah yang menerima beragam
perbedaan.

2. Tujuan Pendidikan

Setiap kali berbicara tentang pendidikan, pasti ada tujuan yang ingin dicapai.
Usaha pendidikan tanpa mengetahui tujuannya laksana seorang yang menaiki kereta
api tanpa mengetahui arah dan tujuan akan kemana kereta itu. Demikian pula usaha
pendidikan yang diusahakan oleh Khan pasti ada tujuan yang ingin dicapai.

Kamajuan zaman saat ini ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern sebagaimana yang dialami oleh Inggris. Demikian halnya dengan
umat islam harus memilikinya agar dapat mengantisipasi kemajuan zaman ini. Namun
demikiam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tadi harus diimbangi dengan
sinaran ajaran-ajaran agama. Oleh karena itu dalam kurikulum yang dikembangkannya
adalah pengembangan ilmu pengetahuan modern barat ditambah dengan pendidikan
agama.

Melihat apa yang telah dilakukan Khan dalam bidang pendidikan, tampak ada
dua tujuan yang ingin diusahakannya, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang.

Tujuan jangka pendek bersifat praktis, yaitu tujuan agar umat islam India memiliki
keterampilan secara praktis, diantaranya keterampilan perkantoran yang
memungkinkan mereka dapat bekerja di kantor-kantor pemerintah Inggris dan
keterampilan bercocok tanam dengan teknologi maju yang memungkinkan mereka
meningkatkan hasil produksi pertanian. Dengan demikian tarap kehidupan mereka
secara material akan meningkat dengan memperoleh penghasilan tambahan.

Sedangkan tujuan jangka panjang yang ingin ia usahakan adalah perubahan tata
berpikir masyarakat, terutama generasi mudanya. Bagi Khan, program pendidikan
yang diselanggarakannya bukan semata-mata menciptakan manusia-manusia pekerja

17
di kantor-kantor pemerintah, namun yang lebih penting dari itu adalah pengarahan pola
pikir mereka untuk memiliki semangat ilmiah tinggi untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, sehingga produk-produk nasional mereka akan
lebih dapat ditingkatkan lagi.Dengan demikian diharapkan mereka kelak menjadi
bangsa yang mandiri, terhormat dan diperhitungkan diantara bangsa-bangsa lain di
dunia.

Sayyid Ahmad Khan memang berpendapat bahwa pendidikanlah satu satunya


jalan bagi ummat Islam India untuk mencapai kemajuan. Kemajuan tidak akan dicapai
melalui jalan politik. Oleh karena itu ia menganjurkan supaya ummat Islam India
jangan turut campur dalam agitasi politik yang dilancarkan Partai Kongres.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sayyid Ahmad Khan bernama lengkap Sayyid Ahmad Khan Ibnul Muttaqi
Ibnul Hadi Al-Hasan Ad-Dahlawi lahir di Delhi pada 17 Oktober 1817 M dan
meninggal dunia pada 27 Maret 1898 M, dalam usia 81 tahun karena sakit.
Keluarganya berasal dari keluarga terhormat, baik dari keluarga ayah maupun ibunya.
Menurut silsilah Sayyid Ahmad Khan berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi
Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Selain mempelajari agama Islam, Sayyid Ahmad
Khan mempelajari bahasa Arab, Persia, Matematika, Astronomi dan mekanika. Lebih
dari 50 karya dari banyak bidang telah dihasilkan oleh Sayyid Ahmad Khan berkat
pemikirannya yang jenius.

Perhatian Sayyid Ahmad Khan terhadap pendidikan umat Islam memang besar,
tetapi pengaruhnya tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja. Melalui buku
karangannya dan tulisan-tulisannya di Tahzib Al-Akhlaq ide-ide pembaharuan yang
dicetuskan menarik perhatian golongan terpelajar Islam India. Penafsiran-penafsiran
baru yang diberikannya terhadap ajaran-ajaran Islam lebih dapat diterima golongan
terpelajar ini dari pada tafsiran-tafsiran lama. Yang menjadi dasar bagi sistem
perkawinan dalam Islam, menurutnya pendapat, adalah sistem monogami dan bukan
sistem poligami.

Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan Ingris


terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu kepada ummat Islam ia anjurkan
supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan
inggris.

19
DAFTAR PUSTAKA
Akmal. (2015). Sayyid Ahmad Khan Reformis Pendidikan Islam di India. Jurnal
Potensia, 4(1), 5-6.

Nasution, Harun. (1988). Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
Bulan Bintang: Jakarta.

Nasution, Harun. (1992). Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
Bulan Bintang: Jakarta.

Sukirman. (2009). Pembaharuan Sayyid Ahmad Khan dalam Bidang Pendidikan.


Centre for Developing Academic Quality (CDAQ) STAIN Surakarta:
Sukoharjo.

Usman, Muh. Ilham., dan Baharil. (2020). Kontribusi Pemikiran Islam Sayyid Ahmad
Khan di Dunia Islam India. Jurnal Pappasang, 2(2), 55-60.

20

Anda mungkin juga menyukai