ILMU KALAM
AHMADIYAH
DOSEN PENGAMPU : SYAMSYUDDI MUIR ,H.lc.M.A
Disusun oleh :
1. Nurdiki (12220711292)
2. Izrah putra (12220714531)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH Subhanahu Wa Taa’ala yang telah
memberikan segala limpahan Rahmat, dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
makalah ini. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami berdua harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................1
C. tujuan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Ahmadiyah ....................................................3
B. Ajaran Ahmadiyah ..................................................................5
C. Ahmadiyah Diindonesia ..........................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah ini adalah sebagai
berikut:
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Islam masuk ke India lewat jalur politik oleh khalifah Al Walid bin Abdul
Malik dari dinasti Umayyah pada awal abad ke-8. Saat itu dinasti Umayyah sedang
melakukan agresi militer ke daerah Sind, hingga akhirnya Islam menyebar disana
dengan dimulainya dinasti Ghazni di Afganistan tahun 961 M yang kemudian
dilanjutkan oleh dinasti Ghuri hingga kesultanan Delhi. Setelah kesultanan Delhi
runtuh, berdiri dan berkuasalah dinasti Mughal yang merupakan tanda berakhirnya
kekuasaan politik Islam di India. Runtuhnya dinasti Mughal kala itu menandakan
lemahnya politik Islam di India akibat berkuasanya industri Inggris yang menjadikan
perekonomian di India semakin miskin. Belum pula kerajaan-kerajaan Hindu yang
berhasil mengalahkan dinasti Mughal, salah satunya kerajaan Maratha yang memiliki
visi misi menjadikan India sebagai negara Hindu. Tentu hal tersebut menjadikan
konversi besar-besaran dari agama Islam ke agama luar Islam. 1
Nama resmi organisasi sekte Ahmadiyah pertama kali ialah al-Jama’ah al-
Islamiyah al-Ahmadiyah (Jamaah Islam Ahmadiyah). Akan tetapi, sebagai sebuah
organisasi resmi, Ahmadiyah baru berjalan sejak tanggal 4 November 1900. Sejak
saat itu nama organisasi ini dimasukkan dalam catatan resmi pemerintah kolonial
Inggris dan para pengikutnya.6 Setelah wafatnya pendiri sekte Ahmadiyah, Mirza
Ghulam Ahmad. Para ahmadi mengalami perbedaan pemahaman atas pemikiran
pendirinya tersebut. Mereka terpecah menjadi dua golongan yaitu Ahmadiyah Qodian
yang semula berada di India yang kemudian di pindah ke Rabwah, Pakistan dengan
pimpinannya bernama Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (putera Mirza Ghulam
Ahmad) dan Ahmadiyah Lahore yang berada di Lahore, Pakistan dengan
pimpinannya bernama Maulana Muhammad Ali.
Selain kedua golongan meyakini bahwa pendirinya adalah al-Masih dan al-
Mahdi. Namun, keduanya memiliki pokok perbedaan yaitu mengenai kenabian Mirza
Ghulam Ahmad. Ahmadiyah Qodian meyakini bahwa setelah Nabi Muhammad
SAW, pintu kenabian masih terbuka bagi siapapun yang menyerukan ajaran Islam.
Selain menganggap Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaru),
mereka juga menganggapnya sebagai nabi dan rasul. Jadi, golongan ini mempercayai
adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan golongan Ahmadiyah Lahore
bahwa setelah Nabi Muhammad SAW, pintu kenabian telah tertutup, sebab pula Nabi
Muhammad SAW merupakan khattamul anbiya. Golongan ini hanya menganggap
2
Ahmad, M. B. (1997). Silsilah Ahmadiyah. Kemang: Jemaat Ahmadiyah Indonesia
4
pendirinya sebagai mujaddid (pembaru) saja. Jadi, mereka tidak mempercayai adanya
nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
B. Ajaran ahmadiyah
Mirza Ghulam Ahmad menganggap bahwa dirinya
seorang mujaddid (pembaharu) dan pengikut NabiMuhammad Saw. meskipun ia juga
menerima wahyu. Kedudukannya tidak sama dengan kedudukan Nabi Muhammad
Saw. karena Nabi Saw. sendiri adalah Nabi terakhir dan tidak ada nabi lain setelahnya
yang membawa syari'at. Tetapi tidak menutup kemungkinan, Allah Swt. mengutus
lagi Nabi yang tidak membawa syariat. Di antara nabi-nabi yang tidak membawa
syariat tersebut adalah Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani. Dialah nabi dibawah
naungan Nabi Muhammad Saw.
Ia juga berkata :
"Aku telah menyebutkan berkali-kali bahwa apa yang aku baca merupakan
firman Allah Swt. seperti halnya al-Qur'an dan Taurat. Aku adalah seorang nabi
bayangan yang di utus Allah Swt. Setiap Muslim wajib taat kepadaku dan wajib
mengimani bahwa aku adalah Al-Masih yang dijanjikan akan datang. Karena itu,
barangsiapa yang telah mengetahui dakwahku, tetapi ia tidak beriman kepadaku,
maka sikapnya itu akan dihisab di akhirat, meskipun ia telah bersaksi tiada ada Tuhan
selain Allah."
5
Sebaliknya, ia berpendapat penduduk bangsa Inggris tersebut justru dapat
memberikan jaminan keamanan kepada kaum Muslimin India. Dalam pandangannya,
jihad mempertahankan tanah air adalah tidak wajib. Sebab, jihad hanya boleh
dilakukan dalam rangka mempertahankan akidah saja.
Aliran Ahmadiyah mengkafirkan orang yang tidak percaya kepada al-
Qadiyani atau Mirza Ghulam Ahmad, meski ia seorang Muslim sekalipun. Aliran ini
juga tidak membolehkan shalat jenazah atas orang-orang yang tidak mempercayai
Mirza Ghulam Ahmad.
Sepeninggalan Mirza Ghulam Ahmad, para pengikut aliran Qadiyani ini pecah
menjadi dua kelompok :
C. Ahmadiyah diindonesia
Sejarah Jemaat Muslim Ahmadiyah di Indonesia dimulai pada tahun 1925,
pada masa penjajahan belanda di kepulauan Indonesia, kurang lebih dua dekade
3
Buku - Artikel Islam dan Khutbah Jumat - Ahmadiyah.Id
6
sebelum revolusi diindonesia. Namun, kontak dengan orang-orang Indonesia dan
Muslim Ahmadi di india dimulai beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1922,
untuk melanjutkan studi agamanya, tiga santri Indonesia, Abubakar Ayyub,
Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlan, dari Sumatra thawalib, sebuah pesantren
di sumatra, pada awalnya berencana untuk melakukan perjalanan ke lembaga-
lembaga Islam di mesir, yang pada masa itu dikenal untuk reputasi mereka
di dunia islam.
Namun, guru mereka menyarankan mereka untuk melakukan perjalanan ke
India, yang menurut mereka semakin menjadi pusat pemikiran Islam. Telah di
kemukakan bahwa sejumlah jurnal dan buku Muslim Ahmadi yang diterbitkan
sekitaran diIndia dan diedarkan secara luas di negara – negara asia tenggara saja
contoh seperti singapura, malaysia dan Indonesia, pada tahun 1920-an. Selain itu,
pada bulan Oktober 1920, khwaja pemimpin kelompok sempalan Gerakan
ahmadiyah lahore melakukan tur ke Asia Tenggara di mana ia berhasil berhasil
mendapatkan kepercayaan di antara beberapa Muslim Indonesia. Ia
menyampaikan sejumlah pidato di surabaya dan batavia yang menjadi tajuk utama
di beberapa surat kabar terkemuka. Telah didalilkan bahwa ini mungkin menjadi
pemicu bagi para guru untuk merekomendasikan perjalanan ke India.
Sesuai dengan saran guru mereka, ketiga siswa berangkat secara terpisah dan
bersatu kembali di kota luknow di India utara. Selama di kota mereka memulai
pendidikan studi Islam di Madrasah Nizhamiyyah Darun Nadwah di bawah
bimbingan Abdul Bari-al Ansari. Merasa tidak puas, dan mengingat kembali
ceramah Khwaja Kamal-ud-Din di jawa mereka segera berangkat menuju
kotanya, lahore lebih dari 500 mil barat laut Lucknow, dan bertemu dengan
anggota Gerakan Ahmadiyah Lahore, yang pada waktu itu sudah berpisah dengan
Jamaah Muslim Ahmadiyah utama, yang masih berbasis di qidan. Terkesan oleh
ajaran Ahmadi di bawah bimbingan Maulana Abdus Sattar, dan sebaliknya,
setelah mengetahui perpecahan Ahmadiyah Lahore, mereka memutuskan untuk
melakukan perjalanan ke Qadian. Banyak teori berlimpah mengenai pembenaran
untuk langkah ini.4
tiba di Qadian untuk melanjutkan studi Islam dan setelah mempelajari ajaran
Ahmadiyah, mereka juga masuk ke gerakan Ahmadiyah. Pada tahun 1924,
4
https://www.wikipedia.orgwikipedia.com
7
khalifah melakukan tur ke timur tengah dan eropa Mengetahui hal ini, sejumlah
santri Indonesia, ketika masih belajar di Qadian, menginginkan agar khalifah
mereka juga mengunjungi Timur, khususnya indonesia. Dalam pidato resmi yang
disampaikan dalam bahasa Arab kepada khalifah, oleh Haji Mahmud, juru bicara
mahasiswa Indonesia di Qadian, para mahasiswa mengungkapkan keinginan
tersebut. Khalifah, meyakinkan mereka bahwa dia sendiri tidak akan dapat
mengunjungi Indonesia tetapi akan segera mengirim perwakilan, seorang
misionaris, ke wilayah tersebut. Selanjutnya, pada musim panas 1925, di bawah
arahan khalifah, Rahmat Ali, seorang misionaris gerakan Ahmadiyah, tiba di aceh,
provinsi utara Pulau Sumatera. Dengan ini, fondasi gerakan Ahmadiyah di
Indonesia diletakkan. Dalam sejarah Jamaah, ketiga mahasiswa tersebut dikenal
sebagai pelopor awal gerakan Ahmadiyah di Indonesia. Melalui upaya perintisan
mereka, dan berbagai misionaris Jemaat, Ahmadiyah menyebar ke seluruh
Indonesia. 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
5
http://idr.uin-antasari.ac.id › ...
8
Sekte Ahmadiyah berdiri pertama kali di daerah Qadian, Punjab, India oleh
pendirinya bernama Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 23 Maret 1889 dan diresmikan
oleh pemerintahan kolonial Inggris pada 4 November 1900. Kemunculannya
dilatarbelakangi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor
internalnya berasal dari Mirza Ghulam Ahmad sendiri yang mengaku sebagai mulham
(orang yang mendapat ilham) untuk menjadi seorang mujaddid (pembaru) dan
menyatakan dirinya adalah nabi, alMahdi, dan al-Masih. Sedangkan faktor
eksternalnya berasal dari kekacuan politik, sosial, ekonomi, dan agama yang terjadi di
India atas kolonial Inggris. Untuk merealisasikan dirinya yang telah mengklaim
mendapat ilham tersebut, serta keberadaannya sebagai pembaru dalam dunia Islam,
mengharuskannya memiliki seorang pengikut untuk mendakwahkan dirinya sebagai
seorang utusan Tuhan. Pembaiatan pertama kali dilakukan padanya sebagai Khalifah
oleh empat puluh orang yang kemudian para pengikutnya dinamakan sebagai ahmadi.
B. Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan, kritikan, dan saran yang
membangun untuk nantinya dapat penulis terapkan dan kembangkan dalam
penyempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam makalah
9
ini. Semoga amal baik dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT dan
mendapat balasan kebaikan darinya.
DAFTAR PUSTAKA
10
11